 
                            "Kamu selingkuh, Mas?" 
"Vina, Mas bisa jelaskan! Ini bukan seperti apa yang kamu lihat." 
"Bukan, terus apa? Kamu... kamu berciuman dengan perempuan itu, Mas. Terus itu apa namanya kalau bukan selingkuh?" 
***
"Vina, bukannya kamu mencintai, Mas?"
"Maaf! Aku sudah mati rasa, Mas." 
***
Vina, harus terpaksa pura-pura baik-baik saja setelah suaminya ketahuan selingkuh. Tapi, ia melakukan itu demi bisa lepas selamnya dari suaminya. 
Setelah berhasil mendapatkan apa yang diinginkan, Vina tentu langsung melepaskan pria yang menjadi ayah dari anaknya. 
Kejam? Tindakan Dimas yang lebih kejam karena menghianati cinta sucinya. Padahal Vina selama menjadi istri tidak pernah menuntut apa-apa, ia selalu menjadi istri yang baik dan taat. Tapi ternyata ia malah diselingkuhin dengan mantan suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iindwi_z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak menyesal
Dimas merasa kalau Vina benar-benar sudah berubah sekarang. Meskipun istrinya masih memasak, masih membuatkannya kopi. Menyiapkan perlengkapannya, tapi istrinya itu tidak hangat seperti dulu. Dimas tidak menemukan sosok istrinya yang dulu. Kalau tidak ditanya, Vina tidak akan membuka suaranya. Perempuan itu akan memilih diam, atau hanya ngobrol dengan anaknya saja. Dimas seperti tidak ada dirumah itu.
Malamnya juga, sekarang Vina tidak pernah tidur dengannya, tidak pernah lagi menyambut kalau ia pulang. Dua Minggu ini Dimas memang pulang malam terus, mengingat ia banyak sekali pekerjaan. Sampai dirumah, ia malah melihat istrinya itu tidur di kamar Agam. Awalnya Dimas pikir karena istrinya masih sakit atau kelelahan saja.
Dimas sudah tidak tahan, ia sudah kangen pelukan istrinya. Sudah kangen Vina yang banyak omong seperti dulu lagi. Bahkan, Dimas juga sudah kangen bercinta dengan Vina, ia benar-benar sudah lama tidak mendapatkan jatah dari Vina. Ya, meksipun ia akan mendapatkan dari Lara. Tapikan, ia juga kangen dengan istrinya itu.
Dimas mendekat, duduk di sebelah istrinya yang sedang melipat baju. "Sayang..." panggil Dimas pelan.
Vina membalas panggilan itu hanya dengan deheman kecil nyaris tidak terdengar. Sebenarnya ia tidak ingin kelihatan berubah. Tapi mau bagaimana lagi, perempuan yang menjadi selingkuhan suaminya itu kembali mengirim pesan padanya.
Setiap Dimas menemuinya, pasti perempuan itu langsung mengirim foto dan video mereka. Bagaimana bisa Vina baik-baik saja? Ia bahkan sebenarnya ingin langsung pergi meninggalkan suaminya.
"Kalau mas punya salah itu bilang, jangan diam seperti ini. Mas salah apa sama kamu?" kembali Dimas bersuara.
Mendengar itu Vina terkekeh sinis. Apakah suaminya itu sudah amnesia? Sampai lupa kesalahannya? "Kamu selingkuh, Mas!"
Mendengar kata selingkuh Dimas langsung menegang, tidak menyangka kalau istrinya akan bicara seperti itu. Tapi, ia sebisa mungkin terlihat baik-baik saja, karena tidak mungkin istrinya tahu tentang hubungannya dengan Lara.
"Kamu bicara apa sih, Vin? Siapa yang selingkuh? Aku, aku itu cuma cinta sama kamu, mana ada aku selingkuh!" elak Dimas.
Vina tentu langsung tertawa, tidak menyangka kalau suaminya masih mengelak. ""Kamu selingkuh, Mas!" tukas Vina, perempuan itu langsung memperlihatkan video yang baru ia dapatkan, dimana Dimas sedang berciuman dengan selingkuhannya.
Tangan Dimas gemetaran melihat video itu. "Vina, Mas bisa jelaskan! Ini bukan seperti apa yang kamu lihat."
"Bukan, terus apa? Kamu... kamu berciuman dengan perempuan itu, Mas. Terus itu apa namanya kalau bukan selingkuh?" kekeh Vina. "Asal kamu tahu, perempuan itu yang mengirim foto itu, perempuan simpanan kamu yang memberi tahu apa yang sudah kalian lakukan selama ini!" Vina menjeda ucapannya, air matanya kembali turun, dadanya bergemuruh hebat. "Kamu jahat, Mas. Apa kurangnya aku? Aku sudah pernah bilang, kalau ada yang kurang dari aku, kamu bilang! Jangan malah kamu mencari pada perempuan lain!"
Dimas tidak bisa mengelak lagi, ia tidak menyangka kalau itu semua adalah ulah Lara. Dimas langsung sujud di kaki istrinya, karena yang terpenting sekarang adalah mendapatkan pengampunan dari istrinya itu.
"Sayang, maafkan aku! Aku... aku khilaf. Aku janji tidak akan melakukannya lagi, aku janji akan meninggalkan dia!"
Vina kembali tertawa kecil. Khilaf katanya? Mana ada khilaf sampai berkali-kali, yang ada itu malah keenakan. "Terserah kamu Mas, aku sudah enggak perduli. kamu mau hubungan sama dia atau enggak itu bukan urusan aku!"
Dimas menarik tangan Vina yang hendak pergi. Wajahnya memelas, berharap istrinya mempercayai dan memberinya maaf. "Maaf, mas akan meninggalkan dia. Mas janji tidak akan mengulanginya lagi."
Vina menepis tangan Dimas, lalu pergi meninggalkan suaminya itu. Ia sudah tidak perduli lagi dengan janjinya.
***
Dimas langsung pergi menemui Lara malam itu, padahal harusnya besok ia pergi menemui selingkuhannya itu untuk bercinta seperti biasanya. Tapi, karena masalah ini membuat Dimas ingin memberi pelajaran pada perempuan Sialan itu. Padahal ia sudah memberinya banyak uang, tapi kenapa dia malam mengirim pesan pada istrinya.
Lara baru saja mau tidur, mendengar suara ketukan membuatnya langsung bangun. Bibirnya membentuk senyuman saat melihat Dimas. ia pikir Dimas akan tidur menginap malam ini. "Dimas, kok kamu kesini hari ini?" tanya Lara dengan mata berbinar.
Sorot mata Dimas menyala, ia langsung mendorong tubuh Lara dengan kasar, menutup pintu dengan kakinya. tangannya langsung mencekik leher Lara dengan kuat. "Perempuan Sialan!" teriak Dimas.
Lara kaget dengan apa yang Dimas lakukan, matanya sudah memerah menahan sakit.
"Kenapa kamu bilang pada Vina? kenapa Lara, hah!?" teriak Dimas sambil menghempaskan tubuh kecil lara.
Lara terbatuk-batuk, nafasnya memburu. Jadi kemarahan Dimas karena istrinya, syukurlah semoga mereka cerai dan setelah itu ia yang dijadikan istri sah.
"Istri kamu sudah enggak mau kan? Mending kamu ceraikan saja, setelah itu menikah sama aku."
Dimas tertawa sumbang. "Menikah dengan kamu? Itu tidak akan pernah Lara! Meskipun aku brengsek, aku ingin anak-anakku lahir dari perempuan baik-baik. Bukan perempuan murah seperti kamu!"
Lara marah, ia langsung menghampiri Dimas, tangannya terangkat dan langsung menampar pipi pria itu. "Kamu bilang apa?" tangannya dengan penuh kekecewaan.
Rahang Dimas mengeras, dadanya naik turun, sorot matanya sangat tajam. Tangannya kembali mencengkram perempuan yang sudah menjadi selingkuhannya itu. "Murahan, kamu itu murahan Lara! Kamu yang dulu mengodaku, kamu yang dulu sengaja menciumku duluan. Itu apa namanya kalau bukan murahan?"
Dengan suara terbata-bata Lara membalas ucapan Dimas. "Padahal kamu menikmatinya Dimas, padahal kamu yang setelah itu datang sendiri."
Dimas kembali menghempaskan tubuh Lara, ia juga yang salah karena mudah tergoda dengan perempuan itu.
Tanpa bicara lagi, Dimas pergi meninggalkan perempuan itu. Sekarang ia harus kembali kerumah, harus mengambil hati istrinya. Jangan sampai Vina pergi darinya.
Vina harus tetap menjadi milikku, aku sangat mencintainya. Dia tidak akan aku lepaskan.
***
Vina memilih tidak peduli dengan apa yang Dimas lakukan. Entah suaminya itu kembali menemui selingkuhannya atau mencari mangsa baru. Ia lebih memilih fokus pada tulisannya. Vina bersyukur respon pembaca sangat baik, meskipun ia tergolong masih baru, tulisannya sudah banyak yang baca.
"Alhamdulillah, mudah-mudahan bulan ini ada hasilnya," gumamnya, bibirnya membentuk senyuman tipis melihat sudah menyelesaikan tiga bab sekaligus.
Setelah itu, Vina menatap wajah damai Agam. Kalau ditanya apakah dia menyesal menikah muda, jawabnya tidak. Karena dari pernikahan itu ada Agam. "Bunda tidak menyesal Nak. Bunda malah berterima kasih karena kamu terlah hadir. Maafkan Bunda kalau setelah ini kamu tidak akan mendapatkan keluarga yang utuh. Tapi, Bunda janji akan selalu memberikan kebagian untuk kamu. Bunda juga siap untuk menjadi ayah juga untuk kamu."
Satu tetes airmata Vina jatuh, ia lalu merebahkan tubuhnya di samping Agam. Tempat yang sekarang ternyamannya untuk tidur. Memeluk tubuh kecil itu dengan sayang.
***
Note : Satu kata untuk Dimas dong!
busettt pindah lobang sana sini moga moga tuh burung cepat pensiun dini biar nyaho
bahaya loh kalau kena tetangga ku dah mati dia pipis darah ma nanah terus melendung gede kasihan lihatnya tapi kalau ingat kelakuan nya ga jadi kasihan
aihhh suami mu vin lempar ke Amazon
semoga ntar karmanya persis seperti nama pelakornya "LARA", yang hidupnya penuh penderitaan apalagi dia punya anak perempuan
orang udah mati sekarang