NovelToon NovelToon
Bringing Back My Ex Wife

Bringing Back My Ex Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:50.2k
Nilai: 5
Nama Author: moon

WARNING❗

CERITA INI BUAT YANG MAU-MAU SAJA.

TIDAK WAJIB BACA JUGA BILA TAK SUKA.

⚠️⚠️⚠️

Setelah hampir satu tahun menjalani pernikahan, Leon baru tahu jika selama ini sang istri tak pernah menginginkan hadirnya anak diantara mereka.

Pilihan Agnes untuk childfree membuat hubungannya dengan sang suami semakin renggang dari hari ke hari.

Kesempatan itu tak disia-siakan oleh Debby, sahabat Leon yang sekian lama menaruh rasa yang tak biasa pada Leon.

Badai perpisahan pun tak bisa mereka hindari.

Tapi, bagaimana jika beberapa tahun kemudian, semesta membuat mereka kembali berada di bawah langit yang sama?

Bagaimana reaksi Leon ketika tahu bahwa setelah berpisah dari istrinya, Leon tak hanya bergelar duda, tapi juga seorang ayah?

Sementara keadaan tak lagi sama seperti dulu.

"Tega kamu menyembunyikan keberadaan anakku, Nes." -Leonardo Alexander-

"Aku tak pernah bermaksud menyembunyikannya, tapi ... " -Leony Agnes-

"Mom, where's my dad?" -Alvaro Xzander-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Kembali Setelah 5 Tahun

#16

Setelah sempat mendapatkan omelan dari ART yang mengantar Al ke sekolah, Leon pilih sedikit menjaga jarak agar tidak terlalu menarik perhatian. 

Tapi, rasa penasarannya telah mencapai puncak, akibat pertanyaan singkat Dean. 

“Jika Agnes memiliki anak? Apa yang akan kamu lakukan?”

Pertanyaan itu terus terngiang di kepala Leon, hingga membuatnya tak fokus melakukan apa-apa. 

Ditambah lagi ada begitu banyak kebetulan yang terjadi, kebetulan memiliki bentuk dan warna mata yang sama, rambut yang sama, alergi yang sama, dan Juga nama belakang mereka—

Leon semakin yakin ketika sorot mata membuatnya berdebar, karena sorot mata tersebut, adalah sorot mata mantan istrinya. Leony Agnes. 

Terlalu kebetulan jika Al memiliki ciri-ciri fisik sama dengan dirinya dan juga Agnes. 

Hari ini, setelah berhari-hari menanti kesempatan ini datang, yang ia nantikan pun tiba—

Tak salah lagi, pada akhirnya rasa rindu itu menuntun Leon pada seseorang yang sangat ingin ia jumpai, walau beribu kali coba memungkiri. 

Leon sudah menghentikan mobilnya di tempat strategis, hingga memungkinkannya melihat dengan jelas arah depan sekolah. Hampir satu jam duduk diam dan waspada mengawasi siapapun yang datang, akhirnya yang dinantikannya pun tiba. 

Mobil Agnes tiba menjelang bel masuk sekolah berbunyi, Agnes terlihat turun lebih dahulu, kemudian membukakan pintu untuk Al. Leon tak mau membuang waktu lagi, ia pun turun dari mobil, berlari menyebrangi jalan hingga berhenti tepat di hadapan Agnes dan Al. 

Deg! 

Deg! 

Jantungnya kembali berdetak cepat, bukan karena baru saja berlari, tapi karena tiba-tiba merasakan euforia bertemu dengan wanita yang membuatnya merasakan sesak karena rindu, sekaligus benci dengan keputusan yang dulu ia buat dalam keadaan emosi. 

Dua pasang mata itu saling menatap, dalam sorot mata keduanya ada luka berbalut percikan cinta, ada rindu yang masih menggebu seperti dulu. Tapi jarak sudah jauh berbeda, ada benteng tak kasat mata yang siap menjadi penghalang mereka. 

“Uncle?” sapa Al pada Leon. 

Suara sapaan tersebut membuyarkan kebisuan Agnes dan Leon. Hingga keduanya saling membuang muka sesaat. 

Agnes memutar tubuh Al, hingga berhadapan dengannya, wanita itu merapikan pakaian serta rambut Al yang sedikit berantakan. 

“Al, masuk sendiri, bisa, kan? Mommy harus segera ke toko.” 

“Oke, Mom.” Al kembali berbalik, “Bye, Uncle.” 

Leon hanya bisa tersenyum kaku membalas lambaian tangan kecil Al, anak itu dengan riang berlari kecil masuk ke gerbang sekolah menghampiri Ibu Guru yang menunggunya di depan kelas. 

Jika dihitung sejak perpisahan mereka, hati kecilnya sangat yakin bahwa Al adalah putranya, tapi bagaimana bisa? 

Bukankah dulu Agnes tak menginginkan anak? Atau jangan-jangan itu hanya alasan? Agnes sengaja menyembunyikannya, tapi untuk apa? 

“Siapa, dia?” 

“Anakku.”

“Maksudku siapa ayahnya?!” Leon mempertegas pertanyaannya. Padahal mereka baru saja berjumpa setelah 5 tahun berpisah, tapi Leon merasa tak perlu menanyakan kabar Agnes, karena jelas sekali wanita itu nampak sehat dan bahagia menjalani hidupnya. 

Sementara dirinya terpuruk dalam kesedihan mendalam, karena belum bisa menghapus nama Agnes sepenuhnya. 

“Kamu bertanya atau menuding?” 

“Oh, ayolah, kenapa kamu balas bertanya? Apa susahnya menjawab pertanyaanku?” ulang Leon tak sabar. 

“Menurutmu siapa ayah anakku?” Agnes kembali memberikan teka teki, membuat Leon semakin gemas dengan jawaban mantan istrinya tersebut. 

“K-kamu sudah menikah lagi?” tebak Leon ragu, lebih tepatnya takut dengan jawaban yang akan Agnes kemukakan. 

Tapi pertanyaan itu membuat Agnes tertawa miris, begitu jelas kemiripan antara Leon dan Al, tapi pria itu justru menanyakan hal yang tak pernah Agnes duga. 

“Begitukah menurutmu? Jadi hanya sebatas itu rasa percayamu padaku?” 

Leon menjambak rambutnya dengan kesal, “Kalau begitu jawab!” 

“Jawaban apa yang ingin kamu dengar?” tanya Agnes dengan mata berkaca-kaca. “Bahwa setelah berpisah denganmu aku buru-buru menikahi pria lain? Lalu melahirkan seorang anak untuknya?”

“Tentu saja! Karena selama bersamaku kamu tak lupa mi-num … “

Agnes memberanikan diri menatap kedua mata Leon. “Satu kali, hanya satu kali aku tak meminumnya, kurasa saat itulah Al hadir—”

Leon terbelalak, bukan Agnes yang menangis justru dirinya yang tiba-tiba meneteskan air mata. “Saat terakhir itu, kita berdebat, lalu kamu pergi membawa pil itu—”

“J-ja-jadi, Al—” ucap Leon dengan pelan belum percaya dengan apa yang baru saja Agnes ucapkan. 

Hari itu ia pergi dengan marah ketika Agnes mengakui bahwa selama beberapa bulan pernikahan mereka wanita itu sengaja minum pil pencegah kehamilan. 

Karena tak ingin Agnes meminumnya, maka Leon membawa pergi pil tersebut bersamanya. 

“Kamu bisa menyimpulkannya sendiri.” 

Mereka masih di pinggir jalan, sejujurnya bukan tempat yang nyaman untuk saling bicara berdua, tapi Leon seperti tak mau kehilangan satu-satunya kesempatan. Lagipula ia sudah tak sabar untuk menemukan jawaban atas rasa penasarannya beberapa hari terakhir ini. 

“Tapi kamu bilang tak menginginkannya?” 

“Aku tidak sekejam itu, Leon!” sentak Agnes menaikkan nada suaranya. 

“Maaf, tapi— tak salah, kan, jika aku berpikir demikian? Kamu begitu tegas menolak kehadirannya diantara kita, jadi—”

“Hampir.” Agnes kembali menyela ucapan Leon, “Jika itu yang ingin kamu dengar. Iya, aku hampir menggugurkannya jika saja Mama tak menamparku. Hampir saja aku menggugurkannya, jika tak ingat bahwa dia tidak tahu apa-apa, apa salah dia sampai aku harus membunuhnya?”

Agnes menghapus air matanya dengan kasar.

“Lalu kenapa kamu tega menyembunyikan keberadaan anakku dariku?” 

Agnes kembali tertawa miris. “Jika pertanyaanmu benar, apa mungkin aku datang ke kota ini? Bisa saja aku terus bersembunyi di kota kelahiranku. Agar kamu tak bisa menemukan keberadaanku dan Al.”

Leon membuang nafasnya ke udara, bahagianya mungkin terlambat, tapi ia lega karena Agnes tak menyingkirkan buah hati mereka. 

“Oke aku mengakui itu, tapi kenapa dulu tak menghubungiku? Jika saja kamu menghubungiku aku pasti— berlari menghampirimu, lalu membawa kalian kembali dalam hidupku.” 

Leon hanya mampu melanjutkan kalimat terakhirnya di dalam hati. 

Inilah bagian yang paling membuat Agnes merasa emosional, di saat ia berharap bisa bicara dengan Leon, selalu ada saja penghalangnya. “Bukan aku bermaksud menyembunyikan keberadaan Al, tapi—”

Tiba-tiba ponsel Leon berdering, pria itu mengumpat kesal setelah tahu siapa yang meneleponnya. “Iya—”

“Dok, Anda dimana? Operasi akan segera dimulai?” 

“Haissh, bagaimana aku bisa lupa?” gumam Leon geram pada dirinya sendiri. 

“Iya, aku kesana sekarang.” Leon mengakhiri panggilan tersebut. 

“Masih banyak hal yang ingin aku tanyakan, tapi aku harus pergi.” Terpaksa Leon pamit untuk urusan tanggung jawab moralnya sebagai dokter. 

“Pergilah, aku pun harus kembali ke toko.” 

Agnes tak ingin menghalanginya, karena itu adalah bagian dari kewajiban Leon, lagipula kenapa juga harus ditahan? Toh mereka bukan siapa-siapa lagi, selain orang tua Al. 

Sebelum pergi, Leon menyempatkan diri meminta nomor ponsel Agnes, pria itu tak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Ia ingin Al segera tahu bahwa dirinya adalah ayah kandungnya. 

“Aku ingin Al segera tahu siapa diriku.” 

Agnes menelan ludah, melihat kepergian Leon. “Mungkin perjuanganmu tak akan mudah—”

1
Rahmawati
wAduh gimana ya reaksi al
Rahmawati
km harus gercep Leon sblm Agnes menikah sama rama
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih
!m_mah
tak payah bang,, JD pintar nanti pula kau
Uba Muhammad Al-varo
Leon..... setelah tahu hasil penyelidikan mu,apa yang akan kamu lakukan pada Deby dimulut ular berbisa,jadi nggak sabar menunggu up-nya kembali 🙏❤️💪💪💪
Esther Lestari
deg....deg....nunggu reaksi Al saat tahu eyang dari pihak daddy nya datang
Marlina ☘𝓡𝓳
Semoga Al bisa menerimanya 🥺
Esther Lestari
begitu dong Leon....semangat membongkar rahasia masa lalu.
abaikan Debby
Marlina ☘𝓡𝓳
good job 👍🏻
Sh
siap siap Al...Para Eyang udah turun tangan...ga lama pasti dibawa ke rumah Geraldy..ketemu sepupu yang pada gila dan Meyra bawel tentunya..banyak makanan,banyak mainan dan banyak binatang...banyak uncle dan aunty.. pokoknya penuh cinta dan fun deh
Sh
Ini Leon minta bantuan pawangnya atau ....Agnes.. selamat pusing...Rama mau pulang Cirebon siapkan pernikahan yang berarti keluar duit...kalau misal kena penalti..aman koq..suruh leon bayarin...Jadi mantu keluarga Geraldy enak ..mertuanya baik semua...Keluarga Kevin Andre Juna...semua baik dan...semua kaya😄😄😄
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
semoga Al tidak menolak kedua eyangnya 🥰🥰
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
hehe emang kamu gak peka😅😅
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
ini si centil mayra blm tau klo bestie nya di sekolah, si al.. ternyata sepupunya...bikin mayra tau thor biar seru dg celotehan si centil nya mimi dhela 🤣🤭
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
nah gitu dong Leon🥰🥰
Bunda Idza
mudah2an kehadiran eyang berdua bisa turut menjelaskan pada Al kondisi masa lalu Daddy nya
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
gitu dong singo..jgn oon kelamaan..bisa makin mrepet nih para embok2 yg baca kisahmu 😅🤣🤣🤭
Patrick Khan
deg deg kannya. sampek tembus ke penonton😄😄
Patrick Khan
..demit siap2😤😤😤🤣
DozkyCrazy
bagussss tunjukin usaha kami Daddy leeon
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!