Wilona Anastasia adalah seorang gadis yang dibesarkan di desa. namun Wilona memiliki otak yang sangat jenius. ia memenangkan beberapa olimpiade dan mendapatkan medali emas sedari SMP. dia berniat untuk menjadi seorang dokter yang sukses agar bisa memberikan pengobatan secara gratis di desa tempat ia tinggal. Lastri adalah orang tua Wilona lebih tepatnya adalah orang tua angkat karena Lastri mengadopsi Wilona setelah Putri satu-satunya meninggal karena sakit. namun suatu hari ada satu keluarga yang mengatakan jika mereka sudah dari kecil kehilangan keponakan mereka, yang mana kakak Wijaya tinggal cukup lama di desa itu hingga meninggal. dan ternyata yang mereka cari adalah Wilona..
Wilona pun dibawa ke kota namun ternyata Wilona hanya dimanfaatkan agar keluarga tersebut dapat menguasai harta peninggalan sang kakek Wilona yang diwariskan hanya kepada Wilona...
mampukah Wilona menemukan kebahagiaan dan mampukah ia mempertahankan kekayaan sang kakek dari keluarga kandungnya sendiri...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Call Me Nunna_Re, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Langit penuh bintang, dan angin berembus lembut membawa aroma hujan sisa sore tadi.
“Aku dapet sesuatu,” kata Wilona sambil menyerahkan flashdisk kecil.
“Isinya?”
“Rekaman percakapan Reno sama temannya di kantin. Aku nemu di forum anonim.”
“Kamu nyadap?”
“Nggak. Aku cuma tahu di mana harus mencari bukti yang akurat.”
Galen terkekeh kecil.
“Kamu lumayan berbahaya juga, ya.”
“Kalau nggak gitu, aku udah tenggelam di fitnah mereka.”
Galen memandang gadis itu lama, lalu berkata pelan,
“Kamu kuat banget, Lona.”
“Aku cuma berusaha bertahan.”
“Dan kamu nggak sadar kalau kamu bikin aku kagum.”
Wilona menatap Galen kaget.
“Kamu ngomong apa?”
“Nggak apa-apa.” Galen menoleh ke arah lain, pipinya sedikit memerah.
Keduanya diam beberapa saat. Hanya suara angin yang lewat di antara mereka.
Lalu Wilona berkata,
“Galen, kalau nanti semua ini terbongkar… kamu yakin nggak bakal kena masalah?”
“Aku nggak peduli. Yang penting kamu bersih dari tuduhan.”
Tatapan mereka bertemu, seolah waktu berhenti sesaat memberikan kesempatan untuk mereka.
Untuk pertama kalinya, Wilona merasa tidak sendirian lagi.
Tapi ternyata, dunia tidak pernah tenang untuk Wilona, karena keesokan harinya, seseorang dari ruang administrasi melaporkan bahwa ada “akses ilegal” ke sistem sekolah.
Dan nama pengguna yang terdeteksi di log server adalah Wilona Kusuma.
Wilona terkejut saat dipanggil ke ruang kepala sekolah lagi.
Namun sebelum ia sempat masuk, Galen muncul dan berdiri di sampingnya.
“Kali ini, aku ikut. Aku bakal nemenin kamu.” katanya tenang.
“Tapi....”
“Nggak ada kata tapi. Kita mulai bareng, kita hadapi bareng.”
Ia menatap Wilona dengan tatapan yakin.
Wilona akhirnya mengangguk pelan.
Apa pun yang terjadi nanti,
Aku nggak akan lari lagi, karena aku gak salah.
tok
tok
Tok
"Selamat pagi Pak?."siapa Wilona.
"Selamat pagi Wilona, silakan masuk."ucap pak Arman selaku kepala sekolah.
"Maaf Pak Ada apa ya Pak,kenapa bapak manggil saya?."
"Ini terkait dengan laporan penjaga server kita bahwa kamu sudah mengakses server sekolah kita secara ilegal dan tanpa izin dari siapapun. Bisa kamu jelaskan apa tujuan kamu mengakses CCTV sekolah kita?."
"Sebelumnya saya minta maaf Pak, bukan saya bermaksud untuk lancang, tapi itu satu-satunya cara agar saya membuktikan bahwa kejadian waktu acara perayaan olimpiade bahwa saya sudah dijebak, ada seseorang yang memasukkan obat bius ke dalam minuman saya."
"Apa kamu yakin?, hati-hati Wilona setiap tindakan kamu ini bisa dikenai hukuman."
"Saya siap dihukum kalau memang saya terbukti bersalah Pak."
"Wilona benar Pak, Wilona sudah mendapatkan bukti bahwa kejadian di perayaan olimpiade memang benar bahwa ada orang yang ingin berniat jahat kepada Wilona."ucap galeri yang sedari tadi hanya terdiam dan menyimak.
"Bukti apa yang kamu dapatkan?."
Akhirnya Wilona pun menyerahkan flash disk yang ada di dalam saku bajunya, kemudian kepala sekolah pun memutar flashdisk tersebut di laptop yang ada di hadapannya dan betapa kagetnya Pak Arman ternyata, memang benar ada orang yang sengaja untuk menjebak Wilona dan orang tersebut tak lain dan tak bukan adalah sepupunya sendiri yaitu Tania Kusuma.
"Jadi ini perbuatan Tania?."
"Bener Pak."
"Kalau begitu saya akan memanggil Tania untuk datang ke sini."ucap kepala sekolah kemudian menggunakan microphone dan mengumumkan...
"Mohon perhatiannya, maaf kalau saya sudah mengganggu proses belajar mengajar kalian. Saya minta kepada Tania Kusuma untuk segera datang ke ruangan saya." ucap kepala sekolah tersebut dan tak berselang lama Tania pun datang ke ruangan kepala sekolah.
"Ada apa Bapak mencari saya?."ucapkanya seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Apa-apaan ini Tania, bagaimana bisa kamu bisa melakukan hal selicik ini. Padahal Wilona adalah sepupu kamu sendiri."
"Maksud Bapak apa?, Saya benar-benar tidak mengerti."
"Apa kamu masih mau menyangkal setelah melihat ini?" ucap Arman dengan tatapan tajam sembari memutar arah laptop ke arah Tania dan gadis itu pun membeku ketika melihat rekaman yang ada di layar laptop.
"Sa-saya nggak bersalah Pak, ini pasti Wilona yang mau ngejebak saya." tuduh Tania.
"Kamu masih nyangkal kalau ini adalah perbuatan kamu, apa perlu Reno saya panggil ke sini?."
"Biar saya yang panggil Pak." ucap Galen, Tania pun tampak gelisah dan itu semua tak luput tadi tatapan Wilona.
Tak berselang lama, Reno pun masuk ke dalam ruangan kepala sekolah dengan kepala tertunduk, pemuda itu sudah bisa menebak apa yang akan terjadi.
"Reno saya tegaskan sama kamu Kamu harus mengatakan yang sejujur-jujurnya kalau kamu tidak mau saya keluarkan dari sekolah ini."
"Maksud Bapak apa?."
"Apa benar Tania sudah menyuruh kamu untuk memberikan obat bius kepada Wilona saat acara penghargaan?."
Reno pun menatap ke arah Tania yang sudah melototinya sembari memberikan kode agar Reno tidak mengaku. Namun Reno lebih takut untuk dikeluarkan dari sekolah tersebut karena jika ia keluar dari sekolah itu maka orang tuanya pasti akan membunuhnya.
"B-Bbenar Pak, saya dibayar 5 juta oleh Tania untuk memberikan obat bius ke dalam minuman Kak Wilona, kemudian saya diminta untuk mengambil foto-foto senonon Kak Wilona."
"Bohong!!! lo jangan ngada-ngada, gue nggak pernah nyuruh lo seperti itu."
"Saya masih punya isi chatnya Pak. Sampai sekarang belum saya hapus dan saya juga punya bukti transfer jika Tania sudah membayar saya." ucap Reno sembari menyodorkan ponselnya dan Tania pun tak dapat berkutik lagi.
Keringat dingin sudah mengucur deras di dahinya ia tidak tahu hukuman apa yang akan dia dapatkan setelah ini.
"Kamu benar-benar keterlaluan Tania, kalau saja bukan karena saya memandang orang tua kamu, kamu sudah saya keluarkan dari sekolah ini. Dan untuk hukumannya kamu saya skors selama 3 hari dan setelah kamu masuk nanti, kamu harus membersihkan seluruh toilet selama 3 hari penuh."
"APA????, nggak bisa gitu dong Pak, kok cuma saya yang dihukum, Reno kok nggak dihukum, kan dia yang ngelakuin, Saya cuman bayar kok."
"Dan kamu Reno, kamu juga saya skors selama 2 hari dan keputusan saya tidak bisa diganggu gugat, kalian boleh keluar!!!," ucap pak Arman yang benar-benar tidak menyangka jika Tania akan bersikap selicik ⁰ itu kepada sepupunya sendiri.
Saat Tania keluar dari ruangan kepala sekolah, ia menatap Wilona dengan tatapan tajam, namun bukannya takut Wilona justru tersenyum mengejek sembari menjulurkan lidahnya kepada Tania yang berhasil membuat Tania semakin naik pitam, ternyata dia tidak bisa menganggap remeh Wilona yang hanya berasal dari kampung.
"Awas lo Wilona!!." batin Tania keluar dengan tangan terkepal kuat.
