Kata siapa skripsi membuat mahasiswa stres? Bagi Aluna justru skripsi membawa banyak pelajaran berharga dalam hidup sebelum menjalani kehidupan yang sesungguhnya. Mengambil tema tentang trend childfree membuat Aluna sadar pentingnya financial sebelum menjalankan sebuah pernikahan, dan pada akhirnya hasil penelitian skripsi Aluna mempengaruhi pola pikirnya dalam menentukan siapa calon suaminya nanti. Ikuti kisah Aluna dalam mengerjakan tugas akhir kuliahnya. Semoga suka 🤩🤩🤩.
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KELUARGA BARU
Keseruan KKN semakin berlanjut saat mereka mulai membersihkan base camp KKN, karena dekat dengan kampus, anak cowok banyak yang tak menginap di basecamp ini, begitu juga yang cewek. Sehingga mereka yang tinggal di base camp hanya beberapa. Aluna termasuk yang menginap, ia ogah bolak-balik tiap hari. Dia memutuskan dua atau tiga hari saja pulang, tergantung pada orderan saja. Kalau orderan banyak maka ia akan pulang, tapi kalau sedikit maka akan dikumpulkan dulu, dan pastinya mengirim chat kepada customer untuk sabar menunggu. Ia juga harus memperhatikan kesehatan, tidak ada yang tahu kejadian di jalan, apalagi kalau sudah gupuh.
Ada 8 cewek yang stand by di base camp, sedangkan yang lain pulang selepas ashar, karena tak mungkin DPL datang saat malam bukan. Ada 3 kamar di rumah itu, maka tiap kamar ada yang 3 orang, dan satu kamar 2 orang. Aluna dan Jihan mendapat bagian kamar yang lebih kecil sesuai kocokan. Sedangkan kamar lain menambah kasur busa agar tidak terlalu sempit. Tidur di kasur busa pun digilir agar semua merasakannya.
Sedangkan ruang tengah dan ruang tamu dibuat tempat untuk koordinasi. Bu RT sangat baik, sehingga beliau kalau ada sayur begitu pasti diberikan kepada anak KKN. Kedelapan orang ini benar-benar merasakan hidup ala ibu rumah tangga, membersihkan rumah, mencuci baju, mengepel, masak semua dilakukan secara bergantian. Kadang ada beberapa anak cowok yang ingin menginap juga dipersilahkan, tapi resikonya tidur di ruang tengah, tanpa ada selimut dan bantal.
"Gimana rasanya KKN? Sudah ada yang cinlok belum?" tanya mama Arimbi saat video call dengan putri sulungnya.
"Belum, Ma. Katanya sih pada punya pasangan semua, malah ada yang sudah menikah juga sih," ucap Aluna sembari makan blewah pemberian bu RT, dia bagian mengupas karena kata ketujuh teman lain, Aluna yang paling cekatan urusan dapur. Ya iyalah cekatan, didikan emak ala VOC coba.
"Kamu udah ada yang deketin, Mbak? Anak mama cantik gitu loh," Aluna tertawa ngakak, mamanya ini ada-ada saja. Jangan deketin, melirik aja gak berani. Pertama setelah save nomor, mereka tahu kalau Aluna punya usaha aksesoris, karena Aluna meletakkan IG jualannya di profile WA, sehingga bisa memprediksi pendapatan Aluna. Kedua, dia menjadi bendahara. Hem, untuk sewa ini itu dan kebutuhan KKN tentu dia yang paling getol menarik iuran itu. Kata teman cowok yang mendapat wa Aluna, bukannya seneng malah senep (mules) pasti perkara uang, bukan kalimat sayang.
Arimbi tertawa ngakak mendengar penuturan sang putri. Memang ya, kalau perempuan sudah punya uang, banyak laki-laki yang enggan mendekati. Tapi bukan salah perempuan juga kan sudah punya uang dan usaha sendiri meski belum sarjana? Cowok kalau mau juga bisa kok, jadi yang insecure pada Aluna, mungkin diri mereka sadar bahwa dia harus kerja keras untuk mendekati Aluna.
"Kamu emang sedekat itu sama mama kamu, Lun?" tanya Eriska, salah satu teman Aluna KKN dari jurusan pertanian.
"Iya!"
"Apapun cerita?" tanya Ulin, teman KKN lainnya. Mereka sedang berkumpul makan blewah. Kembali Aluna mengangguk, agak bingung juga dengan pertanyaan Eriska dan Ulin. Bukannya setiap anak bisa leluasa cerita pada orang tuanya ya.
"Gila. Masih ada ya orang tua begitu?"
"Maksudnya?"
"Ya mau dengar cerita anak. Mamaku boro-boro mau dengar cerita, sudah sibuk dengan warung dan pesanan. Setiap aku cerita saat pulang sekolah gitu, aduh nanti saja mama sibuk banyak orderan." Sesi curhat Eriska dimulai.
"Kalau mamaku sih awalnya sering ngajak mengobrol apalagi kalau kegiatan sekolah, nah aku juga terbuka. Begitu saat aku SMP, kan mulai ada moment naksir kakak kelas kan, ya. Begitu aku cerita tentang kakak kelas, mamaku langsung nyahut Kamu itu tugasnya sekolah, gak usah naksir-naksir. Gak penting. Sekarang banyak yang hamil di luar nikah. Yang paling membuatku ogah untuk cerita lagi, setelah kejadian itu setiap aku keluar pasti dicurigai dengan anak cowok. Pulang sekolah ditanya tadi gak keluar dulu sama cowok kan. Jadi aku sudah malas cerita sama mereka, dicurigai mulu," lanjut Ulin.
"Kamu juga cerita tentang cowok?" tanya Jihan pada Aluna, dan sekali lagi Aluna mengangguk. Gadis KKN itu melongo. Sebuah kebiasaan langka.
"Terus responnya mama kamu?"
"Ya cuma mendengarkan saja, sama kasih nasehat kalau menolak yang halus, jangan sampai bikin anak orang sakit hati. Cukup kamu saja yang tahu kalau kamu menolak dia, gak usah diceritakan ke teman lain, karena bisa mempermalukan dirinya. Gitu aja sih?"
Semua melongo, masih ada ya orang tua se open minded begitu. Tapi kalau zaman sekarang harusnya orang tua tidak sestraight zaman dulu sih. Tapi orang tua mereka tidak se open minded mama Aluna.
"Daebak! Bilangin mama kamu dong, Lun. Angkat aku jadi anak beliau," lanjut Eriska melas. Aluna tertawa ngakak. Mana ada kayak gitu. "Aku sampai heran sama mamaku, duit mulu yang dikejar. Padahal anak kan juga butuh didengar, bahkan anak malah dipaksa dengar omelan beliau tiap hari. Kenapa gak adil aja gitu. Anak harus mendengar omelan orang tuanya, tapi orang tua tak mau mendengar keluh kesah anak. Padahal nih, ya. Bukan orang dewasa saja yang punya masalah, anak juga lah. Mereka tidak mengajarkan bagaimana berpikir dewasa, ya kali anak dituntut dewasa doang!" Aluna menepuk paha Eriska.
"Sabar, Buk!" ucap Aluna mengingatkan Eriska tak terpancing emosi saat menceritakan keluarganya.
"Benar sih, dan kebanyakan orang tua seperti itu."
"Mamamu pasti menuruti semua keinginan kamu, Lun?" tanya Ulin. Melihat cerita mama Aluna, bisa ditebak kalau sang mama pasti memanjakan Aluna.
"Enggak!"
"Kok bisa? Bukannya kalau enak diajak cerita, pasti memberikan iming-iming agar kamu nyaman cerita?"
"Enggak sama sekali. Mamaku tegas banget soal karakter anaknya. Aku juga dididik ala VOC, beliau gak menyuruh sih, tapi memberikan contoh. Misalnya nih soal uang, sejak kecil aku sudah diberi uang jatah selama seminggu. Kalau uang habis di tengah jalan, ya aku gak punya uang. Mama gak bakal kasih."
"Hah?" mereka makin kaget di balik keterbukaan Aluna dengan sang mama.
"Saat ARTku mengundurkan diri karena sudah sepuh. Mamaku gak mau pakai ART lagi, anggota keluarga sudah punya tugas masing-masing. Siapa yang menyapu, siapa yang setrika, semua kerja dan tanggung jawab masing-masing. Habis makan terus ditaruh wastafel begitu, hem ngomelnya dari pagi sampai seminggu."
"Pantas kamu cekatan banget, Lun. Emak lo segarang itu."
"Di balik kegarangan mama, pasti ada kelembutan, salah satunya beliau selalu mengajak kedua anaknya untuk mengobrol dua arah. Beliau tidak pernah langsung menghakimi, selalu dikembalikan ke kita. Misalnya nih soal uangku yang habis sebelum waktunya, aku awalnya juga protes, kemudian mamaku bilang kalau mama dan papa menuruti kamu terus, kamu kapan bisa memanage uang. Nanti habis terus, minta, habis minta lagi. Iya kalau mama dan papa uangnya ada, kalau gak ada? Terus kamu gimana kalau uangnya gak ada? Mencuri? takutlah, makanya aku dan adikku sebisa mungkin pintar mengatur uang."
"Kalau ada iuran kas?"
"Ya aku bilang Ma aku tadi ada iuran kas, ada dana sosial saat teman atau keluarga teman sakit, gitu dicover sama mama."
"Aku mau seperti itu kalau punya anak nanti. Tegas tapi yang mendidik, kadang kita sebagai anak butuh orang tua tegas. Bukan orang tua yang dikit-dikit gak tega pada anak," lanjut Ulin bijak.
dipertemukan disaat yg tepat...
balas, "calon suami kamu"...😂
kebanyakan yg diliat orang itu, pas enaknya aja...
mereka ngga tau aja pas lagi nyari2 Customer itu kaya apa.
kadang nawarin saudara atau teman, tapi mintanya harga "saudara" 🤭🤦🏻♀️
bener2 labil 🤦🏻♀️😂🤣🤣...