"Sayang, kita hanya dua raga yang Allah takdirkan bersama melalui perjodohan. Kalau saja aku nggak menerima perjodohan dari almarhum Papamu, kau pasti sudah bersama wanita yang sangat kau cintai. Mama mertua pasti juga akan sangat senang mempunyai menantu yang sudah lama ia idam-idamkan. Tidak sepertiku, wanita miskin yang berasal dari pinggiran kota. Aku bahkan tak mampu menandingi kesempurnaan wanita pilihan kalian. Sayang, biarkan aku berada di sisimu sampai nanti rasa lelah menghampiriku. Sayang, aku tulus mencintaimu dan akan selalu mencintaimu, hingga hembusan nafas terakhirku."
Kata hati terdalam Aisyah. Matanya berkaca-kaca memperhatikan suami dan mertuanya yang saat ini tengah bersama seorang wanita cantik yang tak lain adalah Ariella, Cinta pertama suaminya. Akankah Aisyah mampu bertahan dengan cintanya yang tulus, atau justru menyerah pada takdir?
Cerita ini 100% murni fiksi. Jika tidak sesuai selera, silakan di-skip dengan bijak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah sakit
"Fabi ayyi aalaaa'i rabbikumaa tukazzibaan... Maka nikmat tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" gumam Aisyah mengaji lirih dengan suara merdunya.
Di kalah musibah kesedihan menimpanya, Aisyah masih tetap bersyukur dan mengagungkan Allah atas segala nikmat yang telah didapatkannya.
Rasa sakit, lelah, lemah, tak membuatnya berputus asa dari rahmat Allah. Bahkan di saat banyak orang yang melanggar aturan Tuhan gara-gara hidupnya berantakan, Aisyah justru memilih tetap menjadi hamba yang taat dan kuat.
"Alhamdulillah ala kulli hal... Segala puji bagi Allah atas setiap keadaan," gumam Aisyah tak mengalihkan pandangannya dari langit malam. Ia yakin, Allah Tuhannya sedang memperhatikannya saat ini.
Semangat, ambisi, tekad, cinta, kasih sayang, ketulusan, dan iman, berkumpul menjadi satu di akal dan hatinya. Dalam waktu sebentar saja, Aisyah sudah kembali ke dirinya yang tenang dan bahagia.
Ternyata benar, menjadikan shalat dan sabar menjadi penolong di kalah sedih dan hancur dapat mendatangkan ketenangan. Aisyah sangat tahu jika Allah bersama orang-orang yang bersabar. Ia juga tahu Allah adalah sebaik-baiknya tempat bersandar dan sumber ketenangan.
Ya Allah, aku percaya... takdir yang engkau tuliskan untukku adalah baik. Aku sama sekali nggak meragukanmu ya Allah. Aku percaya padamu dan hanya engkaulah yang aku akui sebagai Tuhanku ya Allah... maka ampunilah aku, sayangi aku, cintai aku, dan peliharalah aku di bawah naungan rahmatmu.
Berikanlah jalan keluar atas setiap masalahku. Ampuni semua orang yang menyakitiku dan buatlah aku ridha ya Allah. Jadikanlah aku wanita yang tenang, kuat, sabar, ikhlas dan pemaaf.
Berikan hidayahmu kepada Suami dan Mama mertuaku ya Allah... Hanya engkau yang dapat memberikan mereka hidayah dan hanya engkaulah yang dapat melembutkan hati siapa saja yang engkau kehendaki, termasuk mereka ya Allah. Tunjuki kami jalanmu yang lurus ya Allah, yaitu jalan yang engkau ridhai.
Berikan juga hidayah kepada Ariella ya Allah, lembutkan hati wanita itu dan tolong sadarkan dia ya Allah, bahwa apa yang dia lakukan sangatlah salah. Aamiin ya robbal Alamin.
Allah dan Alam menjadi saksi atas ketulusan wanita malang itu. Bahkan angin yang tadinya sangat kencang, mulai meredup hingga berubah menjadi angin sepoi-sepoi.
Angin seperti memberi isyarat pada Aisyah, jika Allah mendengar rintihannya. Wanita bercadar itu bahkan terlihat jauh lebih tenang dari sebelumnya. Ia menyerahkan semua beban dan rasa sakitnya pada sang pemilik takdir.
"Aku mencintaimu ya Allah. Aku akan melakukan apa pun untukmu. Jangan tinggalkan aku ya Allah, karena... sejatinya aku nggak mempunyai siapa pun selain engkau," gumam Aisyah sembari menatap langit malam dengan mata yang berkaca-kaca.
Bibir mungil merahnya sedikit bergetar beriringan dengan hatinya yang bergetar. Aisyah menegakkan wajahnya lalu menutup matanya sembari menikmati terpaan angin malam di tubuhnya.
Aisyah memegang dadanya dengan satu lengannya. Ia membiarkan air matanya kembali jatuh membasahi pipinya. Kali ini buka air mata kesedihan, namun air mata cinta kepada Allah Tuhannya.
Saat ini, di ruang perawatan vvip yang berada di rumah sakit, terlihat Dokter wanita sedang memeriksa luka Ariella. Dokter itu bernama Hana.
Adam dan Ana, terlihat setia berada di sisi Ariella sembari memperhatikan Dokter Hana yang bekerja.
Ruangan itu tak ada satu orang pun yang berbicara. Hanya suara jam dinding yang memenuhi ruangan itu. Dalam waktu kurang sepuluh menit, Dokter Hana selesai mengobati luka Ariella.
"Pengobatan sudah selesai, Nona. Kurang dari tiga minggu, luka di tangan anda akan sembuh," ucap Dokter Hana dengan ramah sembari tersenyum kecil pada Ariella.
Mendengar penjelasan Dokter Hana, Adam dan Ana merasa sedikit lega, begitu pun dengan Ariella.
"Terima kasih, Dokter," ucap Ariella membalas senyuman Dokter Hana dengan senyum tipisnya.
"Dokter." Panggil Adam sembari menatap Dokter Hana dengan serius.
"Iya Tuan?" sahut Dokter Hana mengalihkan perhatiannya pada Adam.
"Apa luka sayatannya dalam? Apa nanti temanku ini mendapat obat dan perban ganti?" tanya Adam dengan wajah khawatirnya.
Ana dan Ariella saling melirik sesaat, seakan memikirkan hal yang sama. Keduanya tidak suka Adam menganggap Ariella sebagai teman di depan Dokter Hana.
Bukan tanpa alasan, Adam bersikap seperti itu. Rumah sakit ini didirikan oleh almarhum papanya, dan Dokter Hana merupakan anak dari Dokter yang bekerja di keluarganya.
Dokter itu bernama Deni, dia sudah menjadi Dokter di keluarga Alexander dari Adam masih kecil. Posisinya dan Mbok Ima sama-sama berjasa.
Karena Dokter Deni sudah pensiun, maka anak Dokter itulah yang melanjutkan profesinya sebagai Dokter keluarga Alexander. Dan Dokter Hana lah yang terpilih menjadi penggantinya.
"Lukanya nggak terlalu dalam, Tuan... Perbannya, bisa di ganti sehari sekali. Dan ada obat anti nyeri. Untuk semua itu nanti saya minta perawat untuk menyiapkannya," ucap Dokter Hana menjelaskan dengan singkat namun dipahami semuanya.
"Baik Dokter, terima kasih atas bantuannya," ucap Adam begitu rendah hatinya pada semua orang yang berjasa pada keluarganya.
Walau pun dia mempunyai sedikit tempramental, arogan dan cuek, namun dia mengikuti jejak Alex yang sangat pintar, dermawan, jago berbisnis, dan berwibawa.
"Sama-sama Tuan," ucap Dokter Hana tersenyum sembari mengangguk kecil.
Dokter Hana pun menyingkir, membiarkan Adam dan Ana mendekati Ariella. Dokter Hana tersenyum tipis sembari memperhatikan ketiganya dengan tenang.
"Sayang, bagaimana? Apakah masih sakit?" tanya Ana yang kini duduk di sisi ranjang Ariella.
Ariella mengangguk lah dengan senyum tipis yang di paksakan. "Iya Tante," jawab Ariella membuat Ana menatap iba padanya.
"Istrimu itu sudah sangat keterlaluan, Adam. Kamu harus menasehatinya, karena nasehat Mama nggak mempan padanya!" ucap Ana menatap Adam dengan tatapan seriusnya.
Adam tak menjawab perkataan Ana, melainkan hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.
Ada apa sebenarnya, apa hubungannya Nona Aisyah dengan Nona Ariella?
Dokter Hana yang berada tak jauh dari mereka merasa sedikit penasaran dengan apa yang terjadi, namun Dokter Hana tidak bertanya sebab ia tahu akan posisinya.
"Jangan marah Tante, Aisyah hanya khawatir Ariella terluka, makanya dia nggak memberikan Ariella kesempatan untuk membantu," ucap Ariella mencoba meyakinkan Ana dengan tatapan simpatinya.
Pembelaan itu bukannya membuat Ana tenang, namun justru membuatnya semakin marah pada Aisyah. Ia rasanya ingin memberikan pelajaran berharga yang tak dapat dilupakan Aisyah.
Awas saja wanita itu! Liat, apa yang akan aku lakukan kedepannya. Jangan harap semua masalah ini selesai!
Ana melemparkan tatapannya ke sembarang arah dengan pikiran yang dipenuhi oleh Aisyah. Rahangnya sedikit mengeras dengan dada yang naik turun.
Aisyah, kau nggak akan bisa tidur nyenyak sekarang!
Ariella tersenyum sinis dengan mata yang memperhatikan Ana dan Adam. Wanita itu seperti sudah memprediksi apa yang akan terjadi kepada Aisyah.
biasanya kl cerita bgini wanita nya berusaha upgrade dri sendiri jd lbih baik dan gk bucin serta ngemis bnget jd serunya dpt saat peran lelaki jatuh cinta ma wanita nya.
kl sprti aisyah ini jd gk greget, krn wanita nya cm sibuk caper biar diperhatikan tp gk upgrade diri sendiri.
mungkin krn merasa dah dpt laki kaya.
hrse upgrade masak gk punya kemampuan apa apa selain caper ma suaminya. jd model busana muslim kah, ndesain baju khusus busana muslim atau apapun yg bisa buat bisnis.
tp aisyah kn mikirnya dapatin hati suaminya, biar di cintai dan tanpa kerja dah hidup enak selamanya 🤣.
kl gk demi harta pasti aisyah milih pergi dng elegant drpd ngemis cinta.
demi apa coba demi bisa menang biar gk di cerai lah. kl cerai balik miskin lagi.
knp gk mencoba Berubah jd wanita sukses tnp ngemis ke lelaki. gk mandiri blas. hrse Berubah biar bisa di banggakan kl bersanding dng Adam. tp mau Berubah gimana skil gk punya, pendidikan gk mumpuni, walau Dr desa dan pendidikan gk mumpuni kl punya skill dan sukses akn jd kebanggaan juga.
tp aisyah kn gk kerjaane tiap hari cm caper ke Adam biar gk di cerai makane mlh jd ilfil.
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...
terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️
ariella mau sama adAm karena hartanya , jadi gak heran lihat pelakor mana mau dia hidup susah.
coba kl pinter cerai mumpung blm punya anak trus mandiri blas dng kesuksesan tp kl mampu sih 🤣🤣🤣.
pling gk demen karakter cewek yg ngemis cinta, krn yg bucin aisyah si istri bukan si suami.
kl mengandal kan kepintaran dan otak baru bisa.
tp sayang aisyah gk punya keahlian yg memukau jd ya mnding cerai lah drpd mengemis sprti itu.
tp gk tau aisyah bertahan krn apa berharap jd Cinderella 🤣..
jmn sdh Berubah yg mengandal kan kepolosan bisa menang.
coba buktikan kl bisa sukses tanpa harta Bara baru keren dan bisa membungkam mereka yg jahat.
kl wanita pinter walau gk punya harta tunjuk in kl masih punya harga diri yg tak bisa di injak.