Eva Calista, seorang siswa jenius berusia 17 tahun, terjebak dalam sebuah cerita novel yang membuatnya tertarik. Saat membaca tentang penindasan yang dilakukan protagonis terhadap antagonis, Eva merasa tidak tahan dan tertidur karena kelelahan.
Namun, saat terbangun, Eva menemukan dirinya berada di tubuh antagonis saat masih bayi. Ia tidak mengerti apa yang terjadi, tetapi ada sebuah sistem yang muncul dan menjelaskan bahwa Eva telah bereinkarnasi ke dalam cerita novel.
Sistem tersebut memberitahu Eva bahwa ia harus mengarungi peran sebagai antagonis dan mengubah jalannya cerita. Eva harus menggunakan kecerdasan dan kemampuan analitisnya untuk memahami sistem dan mengubah nasibnya sebagai antagonis.
Dengan sistem yang menemani dan membantu, Eva mulai menjelajahi dunia cerita novel dan menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Apakah Eva bisa mengubah jalannya cerita dan menjadi antagonis sejati? Cerita ini akan membawa Anda ke dalam petualangan yang menarik dan penuh kejutan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
12 tahun kemudian
Saat ini Reva bersiap memasuki tahun kedua masuk. Hari ini adalah awal masuk sekolah setelah libur panjang. Memeriksa penampilannya, Reva merasa cukup puas. Memakai sepatu dan mengambil tasnya.
"Oke, siap!" riang Reva setelah kembali memeriksa penampilannya.
"Reva, ayo cepat sarapan. Di tunggu Mason loh itu!" teriak Astrid yang memanggil Reva
"Iya, ma!" balas Reva.
Saat di bawah, Reva melihat Mason. Mereka telah bertunangan saat mereka awal masuk SMA. Sesuai dalam isi novel, mereka dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Lebih tepatnya sang mama ingin dirinya bertunangan dengan Mason.
Sebenarnya, Reva sangat malas dengan Mason. Apalagi mengingat sikap Mason terhadap Reva, sangatlah membuatnya muak.
"Sayang, ayo kita sarapan. Lihat, Mason udah nungguin kamu dari tadi," ujar Astrid sambil menuntun Reva ke ruang makan.
Suasana ruang makan sangatlah mengerikan. Dapat dilihatnya sang papa menatap tajam Mason dan kakak kembarnya yang menatap tak suka kehadiran Mason di rumah.
Astrid menuntun Reva untuk duduk di samping Mason. Astrid senang saat melihat anaknya duduk di samping Mason.
Berbeda dengan Astrid, Ronan semakin menatap tajam Mason. Melihat istrinya sangat senang mendekatkan putrinya dengan Mason membuat jengkel. Namun, dirinya tak bisa berbuat apa-apa untuk melawan keinginan sang nyonya. Bahkan si kembar pun ikut tak berkutik.
Selama makan, Mason selalu memberi perhatian pada Reva. Tentu Reva menerimanya dengan setengah hati.
"Re, nanti jangan lupa bawa biola milikku. Aku ada les nanti!" peringat Reva pada Re yang berdiri di belakangnya bersama dengan Lala.
"Baik, nona!" ujar Re
"Loh kenapa nggak sama Mason aja?" ujar Astrid yang terkejut melihat putrinya meminta asistennya untuk menjemputnya.
"Ma, Mason ada basket nanti. Mana mungkin harus antar Reva dulu. Kasihan lah!" ujar Reva
"Iya ma, biarin aja Reva sama asisten Re." ujar Kassius yang mendukung keputusan Reva
"Gapapa kalau harus antar kamu dulu ke tempat les,"
"Jangan dong, nanti kamu nya telat. Kasihan anggota tim nanti kalau nunggu lama, kan," bujuk Reva
Asisten Re yang sejak tadi berada di belakang Reva hanya diam. Dirinya sangat tahu bahwa nona yang ia layani sangat ingin menghindari Mason. Namun, dirinya memilih mengikuti alur novel untuk sementara waktu.
...****************...
Di sekolah, seperti biasa mereka menjadi pusat perhatian semua orang. Mobil yang dibawa Mason memasuki area parkir sekolah. Semua siswa sudah berhenti dan memperhatikan area parkir.
"Reva, nanti aku bisa minta tolong pesankan aku makan siang. Sepertinya nanti agak sedikit terlambat karena nanti sebelum jam istirahat aku ada praktikum,"
"Bisa, kau ingin makan apa?"
"Samakan saja denganmu,"
Reva hanya mengangguk saja. Kemudian merapikan penampilannya sekali lagi sebelum keluar
"Kau sudah terlihat cantik, Reva!" puji Mason yang kemudian keluar dari mobil.
"Ayo keluar!" ajak Mason saat membukakan pintu mobil Reva. Mason mengulurkan tangannya pada Reva. Melihat itu, tentu saja akan diterima dengan baik oleh Reva.
"Lihat, mereka memang pasangan yang serasi ya!"
"Kau benar, yang satu cantik yang satu tampan,"
"Sama-sama dari keluarga ternama lagi!"
Itulah bisikan yang dapat Reva dengar. Seperti biasa, mereka menjadi pasangan terfavorit di sekolah.
"Revaaa!!!!" teriak seseorang yang baru saja datang dan berlari menghampiri Reva
Reva yang melihat kehadiran teman-temannya merasa senang. Tak lupa ia memberikan senyuman saat melihat mereka.
Mereka adalah teman-teman Reva sejak memasuki SMP. Dalam cerita sebenarnya, mereka seharusnya adalah teman-teman dari tokoh protagonis yaitu Ellie. Demi merubah alur, Reva memilih sekolah yang sama dengan mereka agar terjalin dnegan baik. Dan sesuai dugaan, mereka menjadi sangat akrab sekarang.
Alicia Hermawan, seorang model yang cukup terkenal. Memiliki wajah cantik dan manis, membuatnya memiliki banyak penggemar. Selain menjadi model, Alicia sangat pandai bermain piano dan bernyanyi.
Laila Arnia Fernandes, seorang siswi yang terlihat dingin dan tegas, namun yang sebenarnya dia adalah seorang yang penyayang. Laila yang saat ini menjabat sebagai ketua OSIS sedang memeriksa keadaan kelengkapan siswa.
Aura Jingga Haber, seorang siswi yang cantik namun terlihat tomboi. Pembawaan sikap yang ceria, membuat siapapun akan ikut bahagia saat bersamanya. Selalu membela apa yang dianggapnya benar.
Reva senang saat melihat ketiga teman yang seharusnya menjadi teman baik milik gadis itu menjadi miliknya.
"Kita lihat apa yang dilakukan Ellie nantinya. Apakah kau akan melakukan hal yang sama seperti dalam novel?" batin Reva
"Aku pergi dengan temanku, tak masalahkan?" tanya Reva.
Ya, seperti inilah Reva. Meskipun dalam hati tak menyukai Mason, namun dia akan tetap menunjukkan cinta untuk Mason. Memakai topeng penyayang agar Mason luluh dengannya dan tak akan berpaling seperti dalam novel. Namun, jika Mason masih saja berpaling meskipun dirinya sudah memberikan cinta maka itu akan menjadi hal yang berbeda.
"Baiklah, hati-hati ya. Sampai jumpa saat istirahat nanti," ujar Mason yang kemudian mencium kening Reva.
"Tentu!" ujar Reva dengan senyuman.
Setelah kepergian Mason, Cia segera mendekati Reva. Kemudian dia memeluk lengan Reva dengan erat.
"Reva, kenapa kau sangat cantik sih!" puji Cia yang melihat kecantikan Reva.
Sejak bertemu, memang Cia sangat iri dengan kecantikan Reva. Hanya sebatas itu, tidak lebih.
"Kau juga cantik Cia. Kita semua cantik sesuai versi kita sendiri," ujar tenang Reva
"Tuh dengerin. Masa anak pemilik rumah sakit sekaligus dokter ternama iri dengan kecantikan orang lain," ejek Aura
"Apaan sih Aura. Bisa diam aja nggak sih!" kesal Cia yang melihat tatapan mengejek Aura
"Laila masih jaga gerbang ya?" ujar Reva yang melihat Laila masih memantau anggota OSIS yang sedang bertugas.
"Dia terpilih sejak kelas satu. Apa nggak mau berhenti aja gitu?" tanya Cia yang sebenarnya kasihan dengan Laila. Laila di tunjuk sebagai ketua karena ketua yang terpilih melakukan pelanggaran besar yang membuatnya harus lengser secara tidak terhormat dan keluar dari sekolah.
"Putri dari seorang diplomat memang bukan main ya," ujar Aura
"Tapi, lihat dia kelihatan enjoy," ujar Reva yang melihat Laila seperti menikmati kegiatannya saat ini.
"Oh iya, gue denger akhir bulan ini kita bakalan camping loh!" ujar riang Cia
Mendengar itu Reva terdiam sejenak. Kemudian tersenyum sambil menyembunyikan seringai senangnya.
"Benarkah?" Reva menatap tak percaya Cia
"Beneran! kita bakalan kemah setelah sekian lama!"
Agenda perkemahan ini selalu ada di setiap tahunnya. Hanya saja, saat kelas 1 ada sesuatu yang terjadi sehingga membuat agenda perkemahan ditiadakan sejenak.
"Kita harus bersiap-siap untuk kemah nanti!"
"Terserah lo aja lah, Cia!" Aura pasrah melihat keceriaan Cia dalam mode on.
Reva yang berjalan di belakang mereka memandang mereka dengan diam. Alur novel akan segera dimulai. Dirinya ingin tau, apakah semua perubahan kecil yang ia buat akan berdampak besar bagi jalannya alur novel ini. Diam-diam, Reva menyeringai. Dia ingin tau apa yang akan Ellie lakukan sesuai dengan alurnya.
"Reva, ayo cepat. Keburu masuk nih!" teriak Aura yang melihat Reva jauh di belakangnya