Tidak direstui mertua dan dikhianati suami, Latisha tetap berusaha mempertahankan rumah tangganya. Namun, kesabarannya runtuh ketika putra yang selama ini ia perjuangkan justru menolaknya dan lebih memilih mengakui adik tirinya sebagai seorang ibu. Saat itu, Latisha akhirnya memutuskan untuk mundur dari pernikahan yang telah ia jalani selama enam tahun.
Sendiri, tanpa dukungan siapa pun, ia berdiri menata hidupnya kembali. Ayah kandung yang seharusnya menjadi sandaran justru telah lama mengabaikannya. Sementara adik tirinya berhasil merebut kebahagiaan kecil yang selama ini Latisha genggam.
Perih? Tentu saja. Terlebih ketika pria yang pernah berjanji untuk mencintainya seumur hidup hanya terdiam, bahkan saat putra mereka sendiri lebih memilih wanita lain untuk menggantikan sosok ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengakuan
"Katakan apa yang sebenarnya terjadi Mam? Bagaimana bisa Mama menghianati Papa selama ini? lalu apa maksud dari tulisan ini?" Drakara menatap Nurcelia yang terlihat semakin pucat.
"Ini... ini tidak seperti yang kamu pikirkan Drakara, mama hanya khilaf. Tolong jangan katakan ini pada papamu." ujar Nurcelia.
"Bagaimana mungkin Mama mengatakan kalau semua ini adalah khilaf? foto ini sangat banyak dan mama berkencan dengan banyak pria muda. Apa mungkin ini bisa dikatakan khilaf?" Drakara menatap tajam Nurcelia yang semakin terlihat gelisah.
"Jangan bohongi aku lagi mam, aku sudah dewasa dan aku bisa paham dan mengerti dengan apa yang Mama lakukan, sebenarnya apa kurang nya Papa hingga Mama menghianatinya seperti ini?" ujar Drakara lagi.
"Jangan sok suci kamu Drakara, apa yang sudah Mama lakukan, kamu juga melakukannya. Bahkan kamu lebih gila lagi karena kamu selingkuh dengan adik istrimu sendiri." ujar Nurcelia naik pitam dia tak suka jika Drakara mencampuri urusannya. Bahkan sok menasehatinya.
"Astaga Mama, kenapa Mama malah membahas masalahku? Bukankah semua yang terjadi pada hidup ku ada campur tangan mama? semuanya telah mama rencanakan, mama yang menyuruh Radmila menggodaku. Lagi pula aku hanya bermain dengan satu wanita sedangkan Mamah dengan banyak pria, aku yakin kalau Papa mengetahui masalah ini mama bisa langsung ditendang dari rumah." ujar Drakara kesal.
"Jangan pernah lakukan itu Drakara, jangan kamu mengatakan masalah ini pada papamu jika tidak ingin semuanya hancur, kamu bahkan tak akan memiliki apapun lagi jika papa mu tahu masalah ini." ujar Nurcelia.
"Kenapa mama mengatakan hal itu? Aku memiliki lima puluh satu persen saham di perusahaan ku sendiri." ujar Drakara.
"Tapi semua itu bisa dibatalkan Drakara, papa mu bisa membatalkan saham yang kamu terima dari almarhum kakekmu jika papamu tahu hal yang sebenarnya." Nurcelia terlihat cemas.
"Apa maksud Mama? Apa ada sesuatu yang mama sembunyikan dariku?" Drakara semakin penasaran dan tak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh ibunya.
"Dengarkan Mama, jangan pernah membicarakan masalah ini dengan papa mu. Pokoknya jangan sampai masalah ini bocor kepada siapa pun jika kamu tidak ingin kita kehilangan semuanya." tegas Nurcelia.
"Astaga mama, jangan membuatku penasaran. Tolong katakan apa maksud mama sebenarnya?" Drakara menatap tajam Nurcelia yang kini terlihat semakin gelisah.
"Kamu akan kehilangan hak warismu jika pараmu menyelidiki masalah ini." Lirih Nurcelia.
"Maksud mama gimana?"
"Kamu akan kehilangan hak waris kamu karena sebenarnya kamu bukan anak dari Bhaskara." ucap Nurcelia pada akhirnya.
Degh..
Dada Drakara terasa sesak saat mendengar perkataan ibunya.
"Apa maksud Mama? Jangan bercanda ma. Itu gak lucu. Kalau papa Bhaskara bukan papaku, lalu siapa ayah kandungku?" Drakara menatap tajam Nurcelia.
"Jangan mengancamku dengan omong kosong ini ma. Mama jangan mengarang cerita yang tak bermutu seperti ini. Aku janji gak akan memberitahukan masalah ini sama papa asalkan mama segera meninggalkan para pria muda benalu itu." Ujar Drakara lagi.
"Mama tidak mengarang cerita, apa yang mama katakan semuanya adalah fakta yang sebenarnya. kamu memang bukan anak dari Bhaskara karena saat Mama menikah dengan Bhaskara Mama sedang hamil anak pacar Mama tapi pacar mama gak mau tanggungjawab hingga akhirnya mama menjebak Bhaskara yang memang sangat mencintai mama." jelas Nurcelia.
"Karena itulah kenapa Mama menukar putramu dengan Sageon karena Sageon adalah satu-satunya pewaris sah dari perusahaan yang ditinggalkan oleh kedua orang tua Bhaskara. Karena Sageon adalah putra dari Bricio anak kandung mama dan Bhaskara. Maafkan mama karena mama harus melakukan hal itu. Mama sudah menyiapkan semua rencana ini. Andaikan suatu saat nanti Mama ketahuan oleh papamu Mama tetap memiliki ahli waris yaitu Sageon."
Drakara mengusap wajahnya kasar. Pengakuan Nurcelia baru saja membuatnya hancur. Jadi dia bukanlah putra dari Bhaskara, itu artinya dia bukan lah pewaris dari perusahaan yang saat ini ia kelola. Pantas saja si pengirim paket itu mengatakan bahwa apa yang ia miliki sekarang bukan lah miliknya. Lalu siapa dia? Kenapa dia bisa tahu masalah ini?
"Apa mama tahu siapa orang yang mengirimi ku paket ini? Apa ada seseorang yang mengetahui rahasia mama ini?' Tanya Drakara.
Nurcelia pun menggeleng karena ia pun tak tahu siapa yang mengirimkan paket itu padanya dan juga Drakara. Ia yakin jika yng mengirimkan paket padanya dan Drakara adalah orang yang sama.
"Sebenarnya Mamah juga mendapatkan paket itu tadi pagi paket yang sama dengan yang kamu terima. Mama juga bertanya-yanya tentang Siapa orang yang telah mengirimkan paket tersebut karena seingat mama, mama sudah bermain aman tidak ada yang mengetahui rahasia Mama selama ini." jelas Nurcelia.
"Benarkah? apa Mama yakin tidak memiliki musuh yang berusaha balas dendam kepada kita? karena aku yakin yang mengirimkan paket tersebut bukan untuk memeras uang kit. Ia hanya ingin mempermainkan emosi kita membuat kita menjadi cemas dan stres." Tebak Drakara.
"Mama juga berpikiran sama denganmu karena tak ada seorangpun yang menghubungi Mama untuk meminta imbalan agar mereka tutup mulut. Orang yang mengirimkan paket tersebut memang menginginkan kehancuran kita dan mama tidak tahu siapa orangnya Mama tidak pernah berselisih dengan siapapun kecuali dengan keluarga Radmila dan mama yakin keluarga itu sama sekali tidak tahu masa lalu mama." ujar Nurcelia lagi.
"Memangnya mama punya masalah apa dengan keluarga Radmila,?" Drakara mengerutkan keningnya.
"Jangan pura-pura bodoh, semua ini karenamu. Karena kamu telah menghamili wanita itu hingga ia datang untuk meminta tanggung jawab." Nurcelia mendelik ke arah putranya.
"Apa maksud Mama? apa Radmila datang ke rumah?" Drakara menjadi penasaran.
"Iya, dia datang bersama kedua orang tuanya untuk meminta pertanggungjawaban darimu tapi Mama sudah mengatakan pada mereka agar mereka memberikan dulu bukti jika benar bayi yang sedang dikandung Radmila itu adalah anakmu. Bukankah kamu juga pernah mengatakan bahwa Radmila sudah tak suci lagi saat kamu menyentuhnya? itulah yang mama katakan pada Radmila bahwa bayi yang dia kandung belum tentu anak kandung kamu, maka dari itu Mama menyuruhnya untuk melakukan tes DNA." Ujar Nurcelia.
Drakara pun sejenak terdiam Ia tak menyangka jika Radmila dan kedua orang tuanya datang ke kediaman ibunya tapi semuanya itu sudah tak penting lagi baginya karena ia yakin bahwa bayi yang tengah Radmila kandung bukanlah anaknya, yang saat ini harus ia pikirkan adalah siapa orang yang telah mengiriminya foto mesra Nurcelia bersama pria lain? karena mungkin si peneror itu ingin membuatnya dan juga sang Ibu hancur. Tak terbayangkan apa yang akan Bhaskara lakukan pada nya dan sang ibu jika Papanya itu mengetahui masalah ini. Tidak menutup kemungkinan jika Bhaskara akan menendang nya keluar bersama sang ibu.
Drakara menggelengkan kepalanya tak bisa membayangkan apa yang terjadi andai semuanya terungkap.
Sementara itu Latisha terlihat bahagia, Ia tersenyum penuh arti setelah seseorang menghubunginya Latisha yakin saat ini Drakara dan Nurcelia pasti tengah kebakaran jenggot karena rahasia besar mereka ada yang mengetahui.
Sebenarnya Latisha juga tidak sengaja menemukan bukti-bukti yang selama ini disembunyikan Nurcelia. Latisha mendapatkan semua foto-foto itu dari seseorang yang telah Ia sewa untuk mengikuti ke mana pun Nurcelia pergi. Tadinya Latisha pikir dengan mengikuti Marta, ia bisa mengetahui informasi tentang putra nya yang telah Nurcelia buang. Tapi nyatanya ia malah mendapatkan informasi yang tak pernah ia sangka sebelumnya jika selama ini ternyata Nurcelia menghabiskan uangnya untuk bersenang-senang dengan para pria muda. Tadinya Latisha tak akan membuka aib ini. Ia akan menyimpan rahasia Nurcelia dengan aman tapi saat ia mengetahui sang putra sudah tiada, Latisha memutuskan untuk meneror Marta dengan semua foto yang ia dapatkan. Beruntung nya ia juga mengetahui rahasia besar Nurcelia lainnya yaitu tentang status Drakara. Untuk masalah itu, Latisha mendapat informasi tersebut dari sebuah kotak yang ia temukan di gudang kediaman Nurcelia. Saat itu ia tengah mencari sepeda Sageon yang katanya sudah di simpan di gudang. Latisha yang tertarik dengan sebuah kotak kecil yang terkunci gembok itu langsung mengambilnya dan berusaha untuk membuka nya. Dan alangkah kagetnya ia saat mendapati beberapa lembar foto usang Nurcelia dengan seorang pria yang terlihat mesra. Pria dalam foto itu bukan Bhaskara, Latisha pikir mungkin itu adalah mantan pacar Nurcelia. Tak hanya foto yang Latisha lihat dalam kotak itu, melainkan ada beberapa surat yang di kirimkan seseorang untuk Nurcelia. Latisha yang semakin penasaran pun langsung membaca surat itu satu persatu, dari sanalah ia tahu jika Drakara bukan lah putra dari Bhaskara. Latisha pun memutuskan untuk menyimpan semua foto dan sura-surat itu. Ia pikir ia akan membutuhkannya suatu hari nanti dan ternyata ia memang membutuhkannya sekarang untuk membalas Nurcelia yang telah berbuat kejam pada putranya.
"Ini baru permulaan untuk kalian, lihat saja apa yang bisa aku lakukan untuk menghancurkan kalian semua." ujar Latisha dengan tatapan mata yang tajam.
"Aku akan membalas semua kesakitanku selama menjadi istri dan menantu di rumah itu." Latisha tersenyum sinis. Lalu ia kembali membuka laptopnya dan melanjutkan pekerjaannya.
bagaimana respon mu