NovelToon NovelToon
CUP OF TEA

CUP OF TEA

Status: tamat
Genre:One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Tamat
Popularitas:240
Nilai: 5
Nama Author: Tilia

Di balik hutan Alaska, Rowan menikahi cinta pertamanya, Anna. Mereka tinggal di rumah yang ia bangun dengan harapan suatu hari akan di penuhi tawa anak-anak. Tapi Anna belum siap menjadi ibu dan Rowan menghargainya.

-
Kabar tak terduga tiba “Rowan, Anna mengalami pendarahan di Prancis”.

-
Pria muncul di tengah penantian Rowan, Anna tengah mengandung.
“Aku ingin melakukan Tes DNA pada bayi kembar itu!!”

-
Kesetian, Kepercayaan, Penghianatan serta Penantian.
Segelas teh hangat di tengah hutan gelap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tembok yang runtuh terbawa arus

“Selamat pagi, pamannnnn”

“Pagi, Andrew” Rowan membuka matanya mendengar suara ceria keponakannya.

“Cepat pama, ibu membuat waffle pagi ini” Andrew menggodanya.

“Dan nenek membuat Roasted turkey, aku sudah mencium aromanyaaa” ia mengusap mulutnya yang mulai berair.

“Baiklah, cepat pergi sebelum kakek memakan kalkun itu” Rowan mengacak-acak rambutnya, ia tersenyum ibunya membuat makanan favoritnya hari ini.

“Ibu, paman bangunnn” Rowan berlari membuat gerakan pesawat menuju meja makan.

“Selamat pagi, Rowan” sapa ibunya.

“Selamat pagi, ibu” Rowan mengecup wajahnya dan membuka kulkas.

“Waffle akan datang!!” Velma meletakan piring penuh dengan waffle, Andrew segera mengambil wafflenya, Daisy membuka panggangan dan aroma segera menyebar di ruangan.

“Biar ku bantu” Rowan memindahkan pan ke meja makan, semua orang segera ingin memakanya. Sarapan yang cukup berat hari ini, di piring Rowan potongan daging kalkun, salad serta waffle.

“Ini diaa” Velma meletkan gelas kopi untuk Rowan, Rowan tersenyum padanya dan mereka pun sarapan bersama. Suasana yang tidak berubah dari keluarganya hangat, ceria dan sederhana membuat hati Rowan ragu untuk membicarakan apa yang dia lihat tentang Anna, ia tidak ingin keluarga hangatnya kembali merasakan kepahitan setelah insiden kolam itu.

Melihat kedua orang tuanya yang berbicara saat sarapan pagi, Rowan tersenyum masam untuk pertama kalinya ia merasa iri melihat mereka tetap bersama hingga saat ini, Velma yang sangat perhatian dengan Andrew ia berhasil bangkit kembali dan mencurahkan hidupnya untuk buah hatinya serta keluarga ini.

Rowan menatap makanan di piringnya.

“Anna, apa yang salah denganku?” pertanyaan yang menghantui hatinya.

......................

“Selamat pagi, Mrs.Anna. ini kunci mobil Rowan” Max mengantarkan mobil Rowan di pagi dengan temanya.

“Rowan, tidak membawa mobilnya sendiri?” Anna bingung.

“Kami langsung pergi..” Max tidak ingin menjelaskan dan segera pergi setelah menyerahkan kunci itu, Anna menatap heran dengan sikap keduanya yang terburu.

Rowan belum kembali hingga sore hari, Anna tengah membalas pesan Orlando di handponenya sambil menikmati ice cream di tanganya. Menjelang malam hari, pintu terbuka Rowan memasuki rumah dan melihat Anna duduk di sofa tersenyum menatap handponenya.

Dada Rowan sesak melihat ini, ia tidak ingin melihatnya, berjalan menuju dapur tanpa berbiacara dengan Anna. Anna mendengar kulkas yang terbuka sedikit terkejut meliha Rowan tengah memindah kotak makanan ke dalamnya.

“Kau sudah pulang?” tanya Anna menyembunyikan handponenya.

“Yaa” jawab singkat Rowan.

“Max, mengantarkan mobil mu kemari. Bagaimana kau bisa pergi ke rumah ibu?” tanya Anna.

“Max yang mengantarkan ku” Rowan menutup kulkas dan berjalan menaiki tangga, Anna melihatnya pergi tidak berpikir panjang dengan perubahan kecil pada Rowan.

Matahari menyinari bumi seperti biasa dan bulan menerangi bumi di malam hari, Rowan lebih sering pulang larut malam dan menghabiskan waktunya di kantor, jika akhir pekan tiba ia akan keluar dan bermain dengan keponakannya dan menghabiskan waktu dengan keluarganya.

Malam itu Rowan tidur lebih dulu dari Anna, melihat punggung Rowan yang telah tertidur Anna mengambil handponenya berjalan keluar kamar menuju kamar kosong dan mulai mengirim pesan dengan Orlando. Rowan bangun, ia menyentuh tempat tidur Anna yang masih dingin. Setiap malam Rowan akan tidur di ruang kerjanya, melihat wajah istrinya yang tertidur nyenyak di sebelahnya mengingatkannya pada hari itu.

Rowan berjalan keluar kamarnya melihat celah pintu di kamar itu kosong ia mendekat dan melihat Anna nampak bahagia memegang handponenya. Rowan menghela napas berat, ia berjalan menuju kantornya dan tidur di sana.

......................

Akhir pekan tiba, di halaman belakang rumah Daisy. Rowan duduk menatap ke arah hutan.

“Apa karena kehilangan bayinya Anna melakukan itu?”

“Aku gagal mendukungnya?”

“Semua yang telah ku berikan, itu belum cukup untuknya?”

“Apa Anna sudah tidak menyukai ku lagi?”

“Anna, apa yang salah dengan ku?”

“Rowan, kau sedang memikirkan sesuatu?” Velma menepuk pundaknya.

“Tidak, hanya mengenang masa lalu saat bermain di hutan itu” Rowan tersenyum tipis dan meminum kopinya.

“Anna tidak mencari mu? Akhir-akhir ini kau lebih sering di sini” tanya Velma.

“Tidak, kelasnya makin sibuk. Aku bosan dirumah” Jawabnya dengan santai.

“Baiklah, jika begitu aku senang kau menghabiskan waktu di sini Andrew membicarakan mu saat ia memancing dengan mu”

“Tapi aku tidak ingin Anna merasa tersisihkan, mendengar dia tengah sibuk aku merasa lega” ujar Velma.

“Ya, dia sangat sibuk” tambah Rowan.

......................

Udara semakin dingin, kabut telah menyelimuti hutan di dekat pabrik kayu Rowan. Di balkon kantornya Rowan menatap barisan pohon-pohon itu terlihat sunyi dan tenang. Beberapa pekerja keluar dari hutan dan menyapanya, Rowan membalas mereka dengan sopan.

“Bos, kau sedang memikirkan untuk memperluas penjualan kita?” tanya Max dari belakang.

“Tidak” jawab Rowan dengan singkat.

“Bos, kita telah bersama saat kau merintis perusahaan ini. Di luar pekerjaan kau bisa berbicara dengan ku?” Max berdiri di sebelahnya dengan santai.

“Aku baik-baik saja, kembalilah berkerja” Rowan masih menatap kabut yang pelan menyatu degan hutan, Max melihat bosnya tidak ingin berbagi beban denganya ia pun tersenyum masam.

“Baiklah, Bos. Jika kau membutuhkan seseorang untuk biacara, aku ada di bawah” Max menepuk pundaknya dan pergi.

Rowan menghela napasnya, melihat ke dalam kantornya terdapat fotonya bersama Max dan beberapa pekerja yang bergabung saat ia baru merintis perusahaan ini. Namun ia masih merasa hatinya tetap berlubang. Melihat jam tanganya menunjukan pukul tiga sore, satu jam lagi semua pekerja akan pulang Rowan memakai jaketnya dan menuruni tangga.

Max yang tengah berbicara dengan seseorang melihat Rowan berjalan menuju hutan ia berpikir Rowan akan memeriksa para pekerja di sana, ia pun melanjutkan pekerjaanya.

Rowan melangkah kakinya memasuki hutan lebih dalam tanpa arah tujuan, di tengah pepohonan dan hutan yang semakin gelap seseorang berjalan di sana dengan jiwa yang semakin menghilang setiap langkahnya memasuki hutan.

Tetesan air menetes dari rambutnya, hembusan udara dari mulutnya, tatapan mata yang kosong menggambarkan jiwanya yang hancur pernikahan yang di jaganya hancur karena wanita yang sangat di cintainya.

Tembok kesetiaannya bertahun-tahun runtuh hari itu.

Pagar kejujuran yang melindungi rumah mereka telah hancur hari itu.

Wanita yang menjadi hidupnya, cintanya, raganya, warnanya, jiwanya telah menghancurkan semua yang ia bangun.

Tiba-tiba Rowan mendengar suara deras aliran sungai ia pun menghentikan langkahnya dan menuju ke arah sungai itu. Melihat aliran sungai yang cukup deras Rowan keluar dari barisan pepohonan mendekat ke jalan kecil di dekat sungai itu dan mengikuti kemana perginya air-air ini.

Saat ini hanya dapat mendengar suara derasnya aliran sungai di sampingnya, pikiranya menjadi tenang menghentikan langkah kakinya melihat pada sungai itu Rowan perlahan menuruni jalan menuju sungai.

Kini ia berasa di pinggiran sungai, matanya memandang aliran sungai itu beberapa langkah lagi ia akan benar-benar memasuki sungai itu, sepatunya kini sudah terendam air menyentuh pinggiran sungai saat akan melangkah kakinya memasuki derasnya sungai.

“Permisi!!” suara seorang wanita memecahkan pikiranya, Rowan melihat ke arah jalan di atas sungai tempat ia memasuki sungai ini.

“Anda ingin mencoba teh hangat?!!” kembali suara wanita itu terdengar, Rowan tidak dapat melihat sosoknya dengan jelas karena kabut dari hutan.

“Kabin ku tak jauh dari sini!!” tambahnya lagi sambil menunjuk ke arah yang berlawan dengan aliran sungai.

...----------------...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!