NovelToon NovelToon
Bukan Kamu Boss...Tapi Barista Berotot Itu

Bukan Kamu Boss...Tapi Barista Berotot Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Persahabatan / Romansa / Satu wanita banyak pria
Popularitas:774
Nilai: 5
Nama Author: whatdhupbaby

Vivian Shining seorang gadis dengan aura female lead yang sangat kuat: cantik, baik, pintar dan super positif. Dia tipe sunny girl yang mudah menyentuh hati semua orang yang melihatnya khusunya pria. Bahkan senyuman dan vibe positif nya mampu menyentuh hati sang bos, Nathanael Adrian CEO muda yang dingin dengan penampilan serta wajah yang melampaui aktor drama korea plus kaya raya. Tapi sayangnya Vivian gak sadar dengan perasaan Nathaniel karena Vivi lebih tertarik dengan Zeke Lewis seorang barista dan pemilik coffee shop yang tak jauh dari apartemen Vivi, mantan atlet rugbi dengan postur badan bak gladiator dan wajah yang menyamai dewa dewa yunani, juga suara dalam menggoda yang bisa bikin kaki Vivi lemas sekita saat memanggil namanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon whatdhupbaby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 11 Lembur Kerja, Makanan Penyelamat, Kopi Penyemangat.

Pagi Hari, Depan Kantor.

Mia menyipitkan matanya dari balik jendela lobby saat melihat Vivian turun dari motor, pipi masih merah dengan senyum cerah yang tidak biasa.

" Vi, siapa itu tadi?!" Mia langsung menyambar Vivian begitu dia masuk ke dalam kantor. "Cowok tukang antar kamu tadi? Yang badannya kayak di-print dari Pinterest itu?!"

Vivian tersipu."Dia Zeke, teman ku. Kamu udah pernah ketemu dia kok." Jelas Vivian tapi sayang penjelasannya itu gak didengar sebagian sama Mia.

"Teman?!" Mia memotong, tangan di pinggang. "Since when teman bisa bikin kamu senyum-senyum kayak habis minum 10 shots espresso?!"

" Dia pernah delevery kopi buat kamu." Vivi masih berusaha menjelaskan.

Mini-Vivi muncul di bahu Vivian, memakai kaos #TEAMZEKE. "SORRY MIA, TAPI BADAN ZEKE ITU MEMANG KARYA SENI YANG TAK TERBANTAHKAN."

Mia terus menggeleng."Nggak. Nggak mungkin. Kamu itu endgame-nya Nathanael! Aku sudah baca aura kalian di meeting kemarin!"

Mata Vivian terbelalak. "Mia, itu cuma meeting biasa..."

"Meeting biasa?!" Mia mendesah dramatis. "Dia bilang 'presentasimu menarik' dengan nada yang bikin AC kantor mati seketika!"

Vivian menghela napas. " Kenapa di kepalamu hanya ada skenario K-drama sih..."

Sementara Mini-Vivi melompat ke kepala Mia:

"ZEKE BISA BIKIN FOAM ART BERBENTUK HATI, MIA! HATI!. JUGA BINTANG DENGAN MATA MENGERLING!!."

Vivi yang terlanjur putus asa. "Astaga ada apa dengan kalian berdua."

______

Kantor – Siang Hari

Sejak pagi Vivian seperti tornado kecil.

Pekerjaan terus menumpuk seolah tak ada selesai nya.

Meeting pagi dengan tim kreatif (sambil nahan menguap karena semalam mikirin meluk pinggang Zeke).

Presentasi ke klien baru (di mana Nathanael duduk di belakang, tatapannya membakar tengkuknya).

Revisi desain dadakan (sambil gigit pulpen sampai penyok).

Mini-Vivi terkapar di keyboard laptop.

"KAPAN KITA SELESAI NYA VI?!. TANGANKU UDAH KRITING VI!!. BAHKAN AKU GAK BISA NGETIK 'ZEKE' DI GOOGLE SEARCH LAGI?!"

" Aku juga berusaha bertahan ini Mini..." Keluh Vivian yang sudah hampir pingsan.

Saat jam menunjukkan pukul 20.30, kantor sudah sepi. Vivian sendirian di meja, mata berkunang-kunang menatap layar.

"Aku harus minta Zeke jemput nanti..." gumamnya sambil buka aplikasi chat.

Tapi tiba-tiba...

"Sudah makan?"

Suara itu membuatnya nyaris terjatuh dari kursi.

Nathanael berdiri di depan mejanya, tanpa jas, lengan baju digulung hingga memperlihatkan urat tangan yang aesthetic. Di tangannya, paper bag dari restoran Prancis terkenal.

"Aku tahu kamu belum pulang," Ujarnya, meletakkan makanan di meja. "Makan dulu."

Vivian membelalak. "P-Pak Nathanael, ini..."

" Ambil," Potongnya dengan nada memerintah, matanya berbinar di kegelapan kantor. "Kalau kamu kolaps, proyek bakal telat."

Vivi dengan tangan gemetar meraih boks makanan itu dari uluran tangan Nathanael. " Te.. terimakasih pak..."

Mini-Vivi nyaris pingsan. "DIA... DIA TAU KITA BELUM MAKAN?! INI..INI ROMANTISME LEVEL DEWA!"

" Berhenti nge-halu kayak Mia!." Desis Vivi diam diam dari sela giginya.

Mata tajam Nathanael mengamati Vivian. Lalu berkata, " Sampai kapan kamu bisa berhenti gugup kalau didekat ku Vi?." Tanya Nathanael tiba-tiba.

Seketika membuat Vivi mengangkat wajahnya untuk melihat Nathanael yang berdiri di sampingnya. " Eh?!."

" Apa buat kamu aku semenakutkan itu?. Kamu tahu aku gak bakal gigit kan?." Dengan ujung alis terangkat dan smirking smile terpampang.

Vivian seketika tersedak.

Mini-Vivi teriak panik. " ITU JOKE KAN!!. ITU CUMA JOKE KAN!!. CEO DINGIN INI TERNYATA BISA NGE JOKE, HAHA!!."

 ______

Setelah Nathanael pergi meninggalkan aroma parfum yang tertinggal di ujung hidung Vivi dan joke yang mampu bikin jantung meledak, Vivian perlahan membuka boks makanannya.

Salmon truffle dengan dessert chocolate lava cake.

Mini-Vivi seketika menangis haru melihat makanan mewah didepannya." MAKANAN MEWAH VI!!. DIA PESENIN KITA MAKANAN MEWAH...!!"

Vivian perlahan, masih tangan gemetar mengambil sesuap makanan itu dan memasukkan nya kedalam mulut dan menangis terharu akhirnya perut nya dapat asupan makanan.

Belum menghabiskan separuh makanan nya terdengar suara notifikasi masuk dari HP nya.

Ding!

DARI ZEKE!!

[ZEKE]: "Masih di kantor? Aku bikin kopi spesial, nih. Kalau mau, aku anterin."

Tapi belum sempat Vivian Merakan kebahagiaan dapat chat dari Zeke, terdengar lagi notifikasi chat masuk.

DARI NATHANAEL!!.

Vivi hampir menjatuhkan HP nya, lalu panik menoleh kanan kiri mencari sosok Nathanael tapi tidak dia temukan.

" Di...dia udah pulang kan?." Gumamnya dengan HP dia peluk di dada kemudian dia membaca Chat dari Nathanael.

[NATHANAEL]: "Jangan tidur di kantor. Jam 11 aku antar kamu pulang."

Vivian menatap dua pesan itu, hati bergemuruh kencang di dalam ruang kantor yang sepi.

"A..pa?...Kenapa?. Gimana aku membalas mereka...??"

Mini-Vivi yang gak peduli dengan kebingungan Vivian mengibarkan dua bendera sekaligus: "ZEKE BIKIN KOPI! NATHANAEL KASIH MAKANAN MEWAH! KITA HARUS PILIH SIA... TUNGGU!!. KENAPA GAK DUA-DUANYA?!"

" KAMU GILA YA!!. HALU MU UDAH MASUK ANOTHER DIMENSION MINI !!. " Teriak batin Vivian.

_______

Lorong kantor yang sepi tiba-tiba bergema dengan suara langkah. Zeke muncul dari balik pintu lift, tangan penuh dengan tote bag berisi kopi tumbler spesial dan paper bag croissant hangat. Matanya langsung menemukan Vivian yang masih serius menatap layar komputer nya

Zeke perlahan mendekat, "Vi," bisiknya lembut, menyentuh bahunya.

Vivian yang konsentrasi penuh dengan pekerjaan di depannya terbangun kaget, cepat menoleh dan menemukan Zeke berdiri belakangnya.

Entah kenapa tiba tiba mata berkaca-kaca. "Z-Zeke?. Ka...kamu... Disini. Aku... aku belum selesai..."

"Shh, gak usah buru-buru," Zeke tersenyum menenangkan. Meletakkan kopi hangat di tangan Vivian. "Ini latte extra shot, kayak yang kamu suka. Plus croissant almond."

Vivian nyaris menangis. "Aku minta maaf... udah janji mau pulang bareng, tapi aku malah lupa chat kamu..."

Zeke mengusap kepalanya dengan lembut, seperti menenangkan anak kecil. " Gak masalah. Yang penting kamu gak kerja sambil kelaparan."

Tanpa mereka sadari dari balik kaca kantor, Nathanael berdiri di ruang kerjanya. Matanya tajam mengamati:

Senyum Vivian yang tiba-tiba cerah.

Tangan yang terlalu nyaman menyentuh rambut Vivian.

Cangkir kopi yang persis seperti yang selalu Vivian bawa setiap pagi.

Nathanael mengatupkan tirai kaca.

"Aku tunggu di sini ya...," Ujar Zeke dan duduk di kursi sebelah Vivian sambil mengeluarkan sandwich dari tas. "Kamu kerja aja. Aku temenin. Kalau sudah selesai, kita pulang bareng."

"Tapi..."

"Gak ada tapi." Zeke menyodorkan satu gigitan croissant ke mulut Vivian. "Makan dulu. Kalau udah kenyang, lanjutin kerjanya."

Vivian malu malu menerima suapan itu, tapi patuh mengunyah.

Nathanael yang mengintip lagi dari balik tirai.

Tangannya mengetuk-ngetuk meja. Hatinya terasa berat dengan pemandangan yang dia lihat.

Malam pukul 22.55. Akhirnya semua pekerjaan Vivian selesai.

Saat Zeke membantu Vivian mengumpulkan dokumen, Nathanael akhirnya keluar.

Dia berdiri di ujung lorong, jas tergantung sempurna di bahu, wajah dingin tapi mata menyala.

"Vivian." Suaranya memecah kehangatan.

Vivian langsung menegak. "P-Pak Nathanael?."

"Meeting jam 8 besok. Jangan telat."

Lalu, tanpa melihat Zeke, dia berbalik dan menghilang di lift.

Mini-Vivi yang sedari tadi diam, teriak Panik. " LHO!!.LHO!!. VI, TERNYATA NATHANAEL DARI TADI MASIH DISINI?!. DIA NUNGGUIN KITA VI!!. DIA MAU ANTAR KITA PULANG!!. TAPI ZEKE JUGA ADA DISINI !!"

Vivian yang teringat isi chat Nathanael yang akan mengantarkan pulang jam 11 langsung lemas dan dipenuhi rasa bersalah melihat punggung Nathanael yang menghilang di dalam lift.

Zeke mengernyit, lalu tersenyum ke Vivian. " Itu bos kamu Vi?."

Vivian diam mengangguk.

Mini-Vivi yang baru sadar kembali berteriak.

" DIA DARI TADI NGELIATIN KITA SAMA ZEKE DONG?!."

Vivian ." ?!?!". Dan tanpa sadar matanya menatap pintu lift yang sudah tertutup, rasa bersalah menggerogoti hatinya. Nathanael tungguin dia sampai jam 11 malam, tapi dia gak sadar karena ada Zeke bersamanya.

"Aku harus minta maaf ke dia..." Gumamnya pelan.

Mini-Vivi yang tadi panik sekarang merosot lesu di bahunya: "DIA NGAMBEK, VI. KITA UDAH DI HATE. KAPAN LAGI CEO TAMPAN NUNGGUIN SAMPE MALEM BUAT NGANTAR KITA?!"

Zeke yang memperhatikan ekspresi Vivian menghela napas."Kamu kenapa? Masih ada kerjaan lagi?"

"Ah, enggak! Ayo kita pulang," Vivian memaksakan senyum, tapi matanya masih melirik ke arah lift.

______

1
Naurila Putri
kereenn lanjutt terussssss kakkk
ethereal: terimakasih kak🙇🙇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!