NovelToon NovelToon
MR.A Sang Pembalap

MR.A Sang Pembalap

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:95.7k
Nilai: 5
Nama Author: Pa'tam

Merasa bosan hidup di lingkungan istana. Alaric, putra tertua dari pasangan raja Carlos dan ratu Sofia, memutuskan untuk hidup mandiri di luar.

Alaric lebih memilih tinggal di Indonesia ketimbang hidup di istana bersama kedua orang tuanya.

Tanpa bantuan keluarganya, Alaric menjalani kehidupan dan menyembunyikan identitasnya sebagai seorang pangeran dan juga seorang pembalap.

Sementara sang ayah ingin Alaric menjadi penerus sebagai raja berikutnya. Namun, Alaric yang lebih suka balapan tidak ingin terkekang dan tidak punya ambisi untuk menjadi seorang raja.

Justru, Alaric malah meminta sang ayah untuk melantik adiknya, yaitu Alberich sebagai raja.

Penasaran? Baca yuk! Siapa tahu suka dengan cerita ini.

Ingat! Cerita keseluruhan dalam cerita ini hanyalah fiktif alias tidak nyata. Karena ini hasil karangan semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 25

Alaric masih bersikap tenang. Menurutnya, orang-orang di depannya ini bukanlah apa-apa baginya.

Justru Boni lah yang mencemaskan Alaric. Karena Alaric hanya sendirian sementara mereka ada lima orang.

Boni sendiri tidak bisa membantu. Dia tidak bisa berkelahi walau hanya sekedar untuk membela diri.

"Boni, sebaiknya kamu masuk ke dalam," kata Alaric sambil menyerahkan kunci.

Dengan tangan gemetar Boni meraih kunci dari tangan Alaric. Mungkin karena takut, hingga kuncinya pun terlepas dan jatuh ke lantai.

Alaric membantu mengambilkan nya, lalu menyerahkan nya kembali kepada Boni. Boni segera berlari kecil untuk membuka pintu. Setelah itu dia masuk dan menutup pintu kembali.

"Aku tidak tahu mau nya kalian apa? Tapi, sebaiknya kita selesaikan sekarang juga. Dan aku minta jangan di sini," ujar Alaric.

"Bacot!" Pria itu langsung berlari menghampiri Alaric dan mengayunkan tongkat baseball ke arah Alaric.

Alaric menghindar dengan memiringkan tubuhnya. Kemudian pria itu kembali mengayunkan tongkat baseball.

Alaric menghindar lagi, sehingga pukulan itu hanya mengenai angin. Boni melongo melihat Alaric bisa dengan mudah menghindari serangan lawan.

Kemudian maju lagi yang lain dan melakukan hal yang sama. Kali ini Alaric memutar tubuhnya sambil mengangkat kakinya.

Alaric menendang tangan pria itu yang tadi menyerangnya. Sehingga tongkat baseball yang di pegang nya terlepas.

"Aaaah...!" Pria itu memekik kesakitan sambil memegang pergelangan tangannya yang terasa patah.

Boni melototkan matanya melihat aksi Alaric yang menurutnya sangat keren. Alaric hanya tersenyum tipis tanpa di sadari oleh siapapun.

Sementara Miranda yang melihat kejadian itu dari dalam mobil pun tidak berani mendekat. Miranda lalu menghubungi polisi.

Tadinya dia ingin langsung ke salon mobil miliknya. Namun, saat melihat ada perkelahian, Miranda pun memilih untuk berdiam diri di dalam mobil dan memperhatikan dari kejauhan.

"Kalian semua, kalian akan tahu akibatnya jika berurusan denganku!" tegas Alaric.

"Persetan dengan semua itu. Serang!" Mereka secara bersamaan menyerang Alaric.

Alaric pun tidak tinggal diam, ia melayani mereka dengan baik. Walaupun sendirian, bagi Alaric ini bukan apa-apa.

Satu persatu mereka terjatuh akibat tendangan dari Alaric. Mereka memegangi perutnya yang terasa sakit.

"Ternyata bocah itu bukan bocah sembarangan," kata salah satu dari mereka.

"Benar, ternyata kita sudah salah cari lawan," timpal yang lain.

Mereka ingin kabur, namun Alaric dengan cepat mencegahnya. Alaric kembali menghajar mereka dengan tongkat baseball.

"Ampun, ampun. Kami hanya di suruh. Kami hanya di minta untuk membuat mu cacat, agar kamu tidak bisa bekerja lagi di sini," kata salah satu dari mereka.

"Siapa yang menyuruh kalian?" tanya Alaric.

"Itu, a-anu ...." Pria itu sepertinya ragu untuk memberitahu orang yang menyuruh mereka.

"Katakan!" Alaric membentak pria itu.

"Heri, namanya Heri," ucapnya.

Alaric tersenyum, dugaan nya benar. Kemudian Alaric mengayunkan tongkat baseball lagi. Pria itu memekik meminta ampun.

"Alaric cukup!" Miranda segera berlari menghampiri Alaric. "Cukup! Saya sudah menghubungi polisi," tambahnya.

"Jangan, jangan hubungi polisi," ucap pria itu memohon.

"Kalian sudah berbuat jahat. Ini sudah termasuk tindakan kriminal. Jadi kalian harus terima akibatnya," kata Miranda.

"Mereka sudah mengaku, mereka di suruh oleh Heri untuk mencelakai ku," kata Alaric.

"Iya, saya juga mendengarnya," ujar Miranda.

Sungguh. Miranda tidak menyangka jika Heri bisa bertindak sejauh ini. Miranda tidak memecatnya karena Heri pekerja terbaiknya. Tapi kalau sudah seperti ini, biar kuasa hukum yang bertindak.

Miranda mengambil ponselnya lalu menghubungi Heri. Karena sudah jam segini Heri belum juga datang.

"Nomornya tidak aktif," kata Miranda setelah mencoba menghubunginya. Miranda kembali mencoba, namun nomor telepon Heri tetap tidak aktif.

"Biarkan saja, yang penting kita sudah tahu pelakunya. Biarkan pak polisi yang mengurusnya," kata Alaric.

"Ya, kamu benar. Terima kasih," ucap Miranda. Alaric hanya mengangguk.

Tidak berapa lama mobil polisi pun datang. Mereka langsung di masukkan ke dalam mobil dan akan di bawa ke kantor polisi.

"Terima kasih Bu Miranda. Maaf, kami sedikit terlambat," ucap polisi.

"Iya Pak, tidak apa-apa." ucap Miranda.

Lalu polisi menoleh ke Alaric. Polisi pun berjabat tangan dengan Alaric dan Miranda. Kemudian polisi pun pamit.

"Al, saya tidak tahu kalau kamu jago beladiri," kata Miranda.

"Iya Bu boss, dari kecil sudah di ajarkan untuk belajar beladiri. Karena kami dari keturunan ...." Alaric menghentikan ucapannya. "Maksudku, belajar beladiri untuk menjaga diri dan menolong orang lain," sambungnya.

Hampir saja Alaric keceplosan. Untung saja ia cepat sadar dan membetulkan kalimat ucapannya.

"Wih keren. Aku juga mau belajar beladiri," kata Boni yang baru keluar dari dalam.

"Boleh, nanti ada waktu kamu bisa masuk kelas beladiri," ujar Alaric.

"Tapi harus pakai uang, kan?" bisik nya.

"Aku bayarin," balas Alaric berbisik pula. Boni tersenyum senang mendengarnya.

Para pekerja yang lain pun mulai berdatangan. Seperti biasa mereka selalu datang sedikit terlambat. Karena jika datang cepat sekalipun masih tetap menunggu mobil yang datang.

"Boni, bagaimana kabar orang tua mu?" tanya Miranda. Miranda juga baru tahu kalau ayahnya Boni sakit.

Karena Boni memang tidak pernah cerita tentang keluarganya. Namun, saat bersama Alaric, Boni mau cerita.

"Alhamdulillah Bu boss sudah baikkan. Kabarnya hari ini akan pulang dari rumah sakit," jawab Boni.

Miranda pun berencana untuk menaikkan gaji Boni. Dari yang biasa dua juta, menjadi dua setengah juta. Namun, Miranda akan memberitahukan nya saat terima gaji nanti.

Mereka pun mulai bekerja, karena mobil yang akan di cuci sudah datang. Tugas Heri Miranda serahkan kepada Alaric.

Dengan di bantu yang lain tentunya. Miranda mengumumkan, bahwa mulai sekarang Alaric menjadi ketua mereka dalam memperbaiki mobil.

"Ada yang tidak setuju silakan angkat tangan," kata Miranda.

Mereka semua setuju. Apalagi setelah melihat keahlian Alaric melebihi keahlian Heri.

"Bagaimana dengan Heri, Bu boss?" tanya Kamal.

"Kalian belum tahu ya? Heri kemungkinan tidak bekerja di sini lagi," jawab Miranda.

Mereka saling pandang, mereka memang tidak tahu kejadian tadi. Mereka memang berselisih dengan mobil polisi saat di jalan. Tapi mereka tidak berpikir kalau mobil polisi baru dari sini.

Miranda masuk ke dalam ruangannya. Dia duduk di kursi menyandarkan tubuhnya. Miranda merasa jika Alaric bukan orang sembarangan.

"Siapa dia sebenarnya? Auranya begitu kuat saat bertaruh. Bahkan, kasus kematian suami ku yang sudah bertahun-tahun pun dengan mudah dia mengungkapkan nya," batin Miranda.

Tapi Miranda tidak terpikirkan kalau Alaric adalah bagian dari keluarga Henderson. Karena menurutnya tidak mungkin, seorang tuan muda keluarga Henderson mau bekerja seperti ini.

Tidak terasa waktu berlalu. Miranda menerima telepon dari pihak kepolisian yang mengatakan jika Heri sudah tertangkap.

1
Nanin Rahayu
jgn pingin nnt mlh ga JD lamaran 🤭🤣🤣 satu kelurahan datang 😂😂
StAr 1086
Next
kaylla salsabella
nah kan terkaget-kaget ya 🤭🤭🤭
StAr 1086
next
Astuti tutik2022
Akhirnya bisa ketemu besan jga, daaaaannn kaget ortu Indah😄😄
StAr 1086
serem euy
Puspa Dewi kusumaningrum
jngn sampai pingsan y thooor
Leny Wijaya
terkaget yg dtg klurga handerson😄miranda pasti juga kagetlah slma ini dia penasaran dgn alaric
Healer
pasti ada yg mau pingsan ni .... Miranda/Dedi/Alia 🤣🤣👍👍...s tunggu up nya thor 👍👍
Zea Rahmat
mato berdiri tuh emak nya indah🤣🤣🤣

dobel ka
White Fire
lanjut kak👍
Astuti tutik2022
Cieeee yg mau dilamar cieeee
Sani Srimulyani
ayo Arsy kasi pelajaran berharga untuk dokter gadungan itu.
Sani Srimulyani
wiiihhhh keluarga Henderson emang ga kaleng2.
Leny Wijaya
Akhirnya perang selesai😄Indah akan dilamar oleh Alaric
semngat thor💪terimakasih hari ini 2bab bisa di baca😄🤭🤭
Rohana Omar: terima kasih thor 2 bab.....💪💪💪💪💪💪💪
total 1 replies
Soraya
lanjut
kaylla salsabella
lanjut Thor
Nanin Rahayu
hati indah berbunga"
Astuti tutik2022
Kenapa bilang "JANGAN" harusny kau berterima kasih dan bersyukur karena kau jga akan merasakan di bedah tanpa obat bius, seperti para korbanmu yg sdah meninggal karena perbuatanmu.
Karsa Sanjaya
ternyata anak mafia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!