Pernikahan paksa yang sama sekali tidak diinginkan oleh Rakha, membuat pria berusia 27th itu membalas kekesalannya pada Elvira sang istri.
Rakha mengira jika wanita 20th itu sengaja mendekati Neneknya hingga berhasil menikah dengannya hanya untuk mengincar harta mereka.
Namun dibalik itu semua, tersimpan rahasia besar di masa lalu yang memaksa Elvira harus melakukan berbagai cara untuk bisa menikah dengan pria yang dianggapnya baj1ngan itu.
Lalu apa rahasia masa lalu itu, dan bagaimana Rakha dan Elvira menjalani pernikahan yang diawali dengan keterpaksaan dan kebencian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Orang Ketiga
Meskipun merasa curiga dengan sikap Rakha, tapi Elvira tidak memiliki pilihan. Dia harus pergi. Selain untuk memenuhi keinginan Nenek, dia juga memiliki misi tersendiri terhadap Rakha.
...----------------...
Begitu pesawat mereka mendarat mulus di Bandara, Bali. Rakha meminta Elvira untuk lebih dulu ke hotel dengan alasan ada sesuatu yang harus dia beli. Dan tanpa membantah, Elvira menututi perintah Rakha, dia sendiri pun sudah ingin segera membaringkan tubuhnya yang sudah terasa lelah. Jadi begitu sampai hotel, Elvira langsung menjatuhkan diri ke ranjang sampai tubuhnya sedikit terbenam ke ranjang empuknya.
Tak terasa, Elvira yang sudah tidur hingga tengah malam, sayup-sayup mendengar suara manja seorang wanita. Semakin lama suara itu kian terdengar jelas, bahkan terdengar semakin menggelikan telinga.
Dengan rasa penasaran, Elvira bergegas bangkit dari posisinya, dia mencoba melihat kearah pintu yang sedikit terbuka. Karena tidak melihat apa-apa, Elvira turun dari ranjang dan melangkah keluar, semakin dia mendekati pintu, suara wanita itu berubah menjadi suara des4han.
BHRAKKK...
Suara pintu yang dibuka dengan kasarnya membuat Rakha dan wanita yang Elvira dengar suaranya menoleh kearah Elvira.
Sementara Elvira yang melihat posisi tubuh Rakha diatas wanita itu dalam kondisi setengah telanj4ng membuat Elvira mematung di tempatnya.
"Oh, kamu sudah bangun," ucap Rakha, santai melanjutkan aksinya, menc1umi wanita yang setengah berbaring dibawahnya. Sementara wanita itu, dengan tatapan dan senyum licik mengalungkan kedua tangannya di leher Rakha, lalu menariknya semakin terbenam di ceruk lehernya.
Sesuai apa yang wanita itu harapkan, Rakha pun melanjutkan dengan gan4s menelusuri area leher, hingga ke dada wanita itu. Rakha sengaja ingin mempertontonkan itu pada Elvira. Rakha ingin membalas Elvira yang dianggapnya telah merampas kebebasannya dengan membuat dirinya menikahinya.
Diluar prediksi Rakha, Elvira hanya menghela nafas kasar sembari menggelengkan kepala, lalu kembali masuk ke kamar dengan santainya.
Melihat tak ada kemarahan apalagi rasa cemburu diwajah Elvira, membuat Rakha seketika kehilangan ga1r4hnya. Dia bergegas bangkit dari atas tubuh wanita itu lalu memakai kaosnya.
"Tuan Rakha mau kemana?" tanya wanita itu, menahan tangan Rakha.
"Tunggulah disini Linda." tegas Rakha, menarik kasar tangannya dari genggaman Linda, sekertarisnya yang sengaja diajak untuk menyakiti Elvira sepanjang bulan madu.
Rakha melangkah pergi meninggalkan Linda tanpa mempedulikan Linda yang mendengus kesal.
Begitu masuk kamar, Rakha melihat Elvira tengah mengenakan blazer hitamnya, bersiap meninggalkan kamar.
"Mau pergi kemana?" tanya Rakha, menatap lekat wajah Elvira, seakan membaca apa yang kini dirasakan Elvira melalui wajahnya.
"Keluar sebentar, cari makan."
"Yang benar saja, ini sudah larut malam."
"Ini Bali, Bali selalu ramai di malam hari, terutama di area-area populer seperti Kuta, Legian, dan Seminyak yang dipenuhi bar, klub malam, kafe, dan restoran. Destinasi lain seperti pasar malam di Denpasar, pantai yang ramai untuk makan malam dan bersantai, serta pertunjukan seni juga diadakan malam hari"
"Kamu terlihat paham sekali dengan pulau ini, apa kamu sering kesini bersama pria-pria hidung belang yang berduit?"
"Terserah saja apa penilaian mu tentang ku, aku tidak peduli." dengan sikap dinginnya, Elvira melangkah keluar, tapi Rakha menariknya kembali hingga tubuhnya berbalik menabraknya.
"Apa kamu ingin pergi karena marah?"
Mendengar itu, Elvira tersenyum, sikapnya benar-benar terlihat santai seperti tak ada beban.
"Kenapa aku harus marah, aku kesini kan hanya mengikuti permintaan Nenek. jadi terserah saja apa yang ingin kamu lakukan."
"Jadi kamu tidak marah aku membawa wanita lain ke kamar kita, ke momen bulan madu kita?"
"Bulan madu kita? Sungguh kamu mengatakan ini?"
"A-eum... m-maksudku...."
"Sudahlah Rakha, aku tidak peduli apa yang ingin kamu lakukan di rumah ini maupun diluar sana, dan aku harap kamu juga tidak mencampuri urusanku." setelah mengatakan itu, Elvira pergi tanpa dihentikan lagi oleh Rakha yang masih terhenyak dengan jawaban Elvira.
Rakha sendiri merasa heran dengan dirinya, bukannya merasa senang dengan kebebasan yang Elvira berikan, seperti keinginannya, justru Rakha merasa semakin penasaran dengan Elvira.
"Sebenarnya apa yang di inginkan wanita ini dariku, dia tidak peduli dengan apa yang ku lakukan tapi dia ingin tetap berada di pernikahan ini."
"Tuan Rakha..."
Lamunan Rakha buyar saat mendengar Linda memanggilnya.
Rakha melihat Linda yang melangkah kearahnya hanya mengenakan lingerie seksi berwarna merah transparan. Dengan senyum menggoda, Linda meletakkan tangannya di bahu Rakha, lalu berputar ke belakang sebelum akhirnya mendaratkan c1umannya di bawah telinga Rakha.
Seketika Rakha merasa bulu kuduknya meremang, Rakha mulai memejamkan mata menikmati jari-jemari lentik Linda yang mulai menelusuri tubuhnya, namun disaat Linda mencoba membuka kaosnya, Rakha membuka mata dan melangkah maju menjauhi Linda.
"Aku harus pergi," ucap Rakha tanpa menoleh kebelakang.
"Kemana?" tanya Linda dengan rasa kecewanya.
"Aku harus mencari Elvira."
"Bukankah Tuan Rakha bilang tidak mencintainya, dan hanya terpaksa menikahinya?"
"Ya, tapi jika sampai terjadi sesuatu padanya, Nenek pasti tidak akan memaafkan ku."
"Siallll!!!!" umpat Linda, begitu Rakha pergi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah mencari Elvira di Restoran dan tak menemukan hasil, dari dalam mobilnya Rakha melihat ke kanan kiri jalan, berharap menemukan Elvira sambil sesekali menelponnya. Tapi berkali-kali Rakha menelponnya, tak sekalipun Elvira menjawab panggilannya.
"Tadi dia bilang ingin mencari makan, tapi di beberapa restoran tidak ada, apa dia pergi ke pantai, seperti yang dia katakan?" Rakha bertanya pada dirinya sendiri. Rakha bukannya merasa khawatir dengan Elvira, tapi seperti yang dikatakan pada Linda, Rakha tidak ingin sesuatu terjadi pada Elvira yang membuat dirinya tidak dimaafkan oleh Neneknya.
"Baiklah, akan ku cari disana."
Setelah beberapa menit perjalanan, Rakha memarkirkan mobilnya di Pantai Jimbaran. Rakha memilih Pantai Jimbaran karena pantai ini terkenal untuk menikmati hidangan laut segar di malam hari. Dan tepat seperti dugaannya, Rakha melihat Elvira berada disana, tapi yang membuat Rakha terkejut adalah Elvira tidak sendiri, melainkan dengan salah seorang pria.
"Jadi ini alasanmu membebaskan ku untuk membawa wanita lain?" batin Rakha, mengeraskan rahangnya. Namun beberapa menit kemudian Rakha memiliki ide untuk mengambil foto mereka untuk ditunjukkan kepada Neneknya.
"Aku ingin lihat, apakah Nenek akan tetap memintaku menjadi suamimu jika mengetahui kamu berjalan dengan pria lain?" batin Rakha, mengambil foto mereka menggunakan kamera ponselnya.
Bersambung...
ini udah happy nanti yg pernah di masukin PD datang minta pertanggungjawaban
lanjut thor makin penasaran
lanjut thor jangan kelamaan
lanjut thor penasaran nih
lanjut thor semangat
menunggu konflik selanjutnya masih hangat" kuku bukan panas membara jadi masih so so only
lanjut thor..