Elangga Sky Raymond Wesley, seorang Badboy Tengil yang memiliki tubuh Hot. Dia adalah pemimpin geng motor Black Demon, yang selalu membuat onar di SMA Bintang Alam, masuk bk sudah langganan baginya.
Bagaikan air dan minyak yang tidak pernah bersatu, Elang dan papanya tidak pernah akur karena sebuah masalah. Papanya sudah muak dengan kenakalannya, hingga tiba-tiba menjodohkannya dengan seseorang.
Adzkia Kanaya Smith, anak baru di SMA Bintang Alam. Penampilannya yang culun ternyata menyimpan segudang rahasia. Tujuannya pindah sekolah karena ingin balas dendam pada seseorang. Dan takdir seakan berpihak padanya, ia di nikahkan dengan pria yang di incarnya.
"Ini akan menyenangkan," gumamnya sambil tersenyum smirk.
~HAPPY READING~
UP SEHARI 2X
PUKUL: 00.00 & 01.00
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risma ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
"Lang, bagi dong!"
Juan mencomot bekal milik Elang. Saat ini waktunya istirahat pertama, seperti biasa mereka berkumpul di kantin. Namun, yang biasanya memesan makanan di kantin. Kali ini Elang memakan bekal yang telah di siapkan istrinya. Bohong jika dia bilang tidak suka, Elang sangat menyukainya.
"Gile enak banget, mau lagi dong!"
Juan berniat mencomot kembali makanannya. Namun, dengan cepat Elang menepisnya. Dan meliriknya dengan tatapan horor.
"Yaelah, pelit lo!"
Merasa kesal Juan memilih mengedarkan pandangannya. Tatapannya langsung berbinar saat melihat Kia.
Bruk!
"Ah!"
Saat melewati meja Kathi dan antek-anteknya yang dengan sengaja menaruh kakinya di jalan. Membuat Kia yang tidak melihat akhirnya terjatuh tersungkur dengan wajah menempel pada lantai. Membuat seisi kantin yang melihatnya tergelak.
Kathi beranjak dari duduknya sambil menutup mulutnya berlagak kaget, "Up, sorry," ucapnya dan dengan sengaja menumpahkan air minum yang dipegangnya.
Kia mendongak dengan tatapan sulit di artikan. Tangannya terkepal kuat. Juan yang melihat itu merasa marah. Ia langsung membantunya berdiri.
"Lo gapapa?" tanyanya yang di balas gelengan pelan oleh Kia.
"Diem lo semua anjing!! Orang butuh bantuan bukannya di bantuin malah di ketawain!! Dia juga manusia, sama kek kalian!! Gak usah sok sempurna deh!!" sontak semuanya langsung diam mendengar teriakan Juan.
Kaget? Tentu saja, karena semuanya kenal Juan paling bobrok di pasukan Black Demon. Sekarang tiba-tiba marah dengan wajah datarnya, tentu mereka semua shock. Termasuk teman-temannya juga yang memperhatikan dengan wajah terkejut.
"Dan lo juga Kethiakk! Muka kek pantat panci aja gak usah sok paling queen deh! Jijik gue lihatnya!" ucapnya dengan pedas yang membuat Kathi melototkan matanya.
Juan tak mempedulikan, langsung menarik Kia menghampiri teman-temannya. Dan menyuruh gadis itu untuk duduk di tempatnya, yang kebetulan di samping Elang. Membuat semua isi kantin kembali terkejut, selama ini tidak pernah ada cewe yang di bawa gabung bersama mereka. Ada yang berani mendekati mereka dan meminta gabung pun, selalu di usir oleh Elang.
Seperti saat ini, Elang menghempas kasar tangan Juan yang menggenggam gadis itu. Tatapannya sangat dingin, dan terlihat tak suka. Semuanya mengira pasti akan memarahi dan mengusirnya. Namun ....
"Bukan muhrim!" ketusnya dan kembali memainkan ponselnya.
Juan tak mempedulikan, kembali menyuruh Kia duduk. Lalu berlalu pergi menuju ibu kantin untuk membeli tisu dan beberapa obat merah.
"Ini, bersihin dulu baju lo."
"Makasi," ucapnya sambil tersenyum menatap Juan.
"Itu tangan lo juga luka."
Kia melihat sikutnya yang berdarah karena terbentur keramik. Lalu kembali mendongak sambil tersenyum tipis, "Cuman luka kecil."
"Tapi tetep aja harus di bersihin takut infeksi!" Juan mengambil isu basah dan membantu membersihkannya lukanya.
"Ehem-ehem! Kita hanya ngontrak, dunia serasa milik berdua!" sindir Nathan.
"Gue masih shik shak shok, ternyata lo bisa romantis juga An!" sahut Bima.
"Gue kira lo gak doyan cewe!" timpal Aldo dengan sedikit meledek.
Juan hanya memutar bola matanya dan kembali asik membantu membersihkan luka gadis itu. Sedangkan Elang sedari tadi diam saja fokus pada benda pipih miliknya. Sambil sesekali melirik mereka dengan wajah datar, tangannya diam-diam terkepal.
Kia yang kebetulan juga meliriknya, membuat tatapan mereka bertemu. Dapat di lihat dari mata pria itu terlihat marah. Kia hanya tersenyum tipis lalu kembali mengalihkan pandangannya.
'Ini di luar dugaan. But, menarik."
"Sekali lagi makasih, aku mau ke kelas," ucap Kia sambil beranjak dari duduknya.
"Kenapa gak gabung di sini aja?" tawarnya sambil melirik Elang yang langsung menoleh dengan tatapan tajam.
"Gabung? Mau duduk dimana?" sahut Bima sambil menaikkan kedua alisnya.
"Ya di pangku sama gue lah!"
Brak!
Elang menggebrak meja sambil beranjak dari duduknya, "Lo bikin mata gue perih!" ketusnya sambil berlalu pergi.
"Hayoloh si bos ngambek!"
"Hayooo Juan! Sampe markas di makan hidup-hidup Lo!"
Juan hanya mengusap-usap tengkuknya sambil menatap kepergian Elang. Yang juga di susul oleh Kia yang berniat kembali ke kelas.
...***...
Di tengah keheningan malam. Di salah satu kamar apartemen. Terlihat seorang gadis yang sedang asik telfonan.
"Nay, gue kangen! Malam ini ketemu kuy!" ucap seseorang di sebrang sana.
"Gue usahain!"
Setelah asik mengobrol, mereka pun menyudahi telfonnya. Gadis itu menghela nafas pelan. Lalu mulai beranjak dari ranjangnya keluar dari kamar. Tepat sekali saat membuka pintu, Elang lewat tepat depan kamarnya.
"Udah makan?" tanyanya basa-basi.
Elang hanya menggeleng pelan. Lalu berjalan menuju meja makan berniat mengambil minum. Yang ikuti oleh Kia.
"Ayo makan dulu, tadi aku udah masak," Kia membuka tutup saji yang terdapat beberapa makanan yang sudah di masaknya tadi.
Elang hanya berdehem pelan. Kia dengan telaten mengambilkan makanan untuknya. Suasa sangat hening, selama makan Elang terus memperhatikan gadis itu.
Ia baru sadar dengan penampilan istrinya. Memakai piyama tidur pendek di atas lutut, membuat pahanya terekspos. Sangat putih dan sedikit montok. Bahkan kali ini rambutnya di gelung, memperlihatkan leher mulusnya karena kancing atasnya yang terbuka.
Elang terus memperhatikan sambil sesekali menelan ludahnya. Setelah selesai makan, Elang beranjak dari duduknya. Begitupun Kia yang berniat membereskan piring kotor.
Namun, tiba-tiba Elang berjalan menghampirinya sambil terus menatapnya dalam. Elang semakin maju yang membuat gadis itu ikut mundur hingga ter pentok tembok dapur.
Bruk!
"K-kenapa?" tanya Kia gugup karena terus di tatap dalam.
Elang hanya diam tak menjawab, masih dengan posisinya menghimpit gadis itu. Lalu tangannya tergerak menuju belakang kepalanya. Menekan kepala gadis itu untuk maju dan ....
Rambut Kia tergerai sempurna karena Elang dengan sengaja menarik gelungannya. Dan detik itu juga tangannya beralih menarik kacamata bulat yang di pakainya.
"Lo cantik, tanpa kacamata," ungkapnya sambil menatap Kia lamat-lamat, membuat pipinya sedikit memerah.
"Dan lo ..." Elang menggantung kalimatnya, tangannya kembali turun ke bawah dan menarik dagunya pelan.
"Sebenernya siapa?"
Deg!