Yulia Citra Lestari, seorang istri tercinta Rayyan Kahesdra. Jarak diantara mereka sangat berbeda. Yulia, diusianya 24 tahun ini ia masih memikirkan nasib yang sama. Setiap ibunya tinggal bersama dengan anaknya ada yang selalu mencurigakan antar suami dan ibunya.
Entah mengapa, desus kian memarak jika suaminya ada hubungan dengan ibunya. Lantas, bagaimana Yulia bisa diam begitu saja.
Apakah Yulia akan mencari tahu kebenarannya ataukah Yulia diam begitu saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rohima_Cahaya18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di jebak
Amira hanya menginginkan jika Yulia mati, semudah itukah kini Amira yang siap-siap mengantikan posisi sebagai seorang istri untuk suaminya. Jelas karena Amira masih memiliki tubuh yang langsing, cantik. Postur tubuh Amira masih kelihatan muda daripada Yulia.
Tapi masalahnya jika Amira sudah umur puluhan tahun tapi tidak sadarkan diri. Apa yang ia lakukan salah, namun tetap saja kekeh terus ingin memiliki Rayyan.
Kini Rafa mengajak Yulia sekedar menghibur Yulia, Rafa tahu jika Yulia sekarang sedih. Sejak kehilangan bayinya ia hampir putus asa, mengakhiri hidupnya. Dengan siapa lagi nanti Rafa, jika hatinya hanya untuk Yulia seorang.
Bimbang tapi kedekatan dengan Yulia semakin erat, dengan indahnya kini Bik Asih senang bisa diajak oleh Tuanya untuk menjaga Yulia. Kenapa ada penjagaan bukanya Yulia bisa jaga diri sendiri, tetapi ketakutan Rafa jika sampai Yulia harus bersama dengan Rayyan, adik kandung Rafa.
Jadi mereka bersanding untuk mendapatkan cinta Yulia, tapi Rayyan hanya bersikap acuh jika kini istrinya sakit saja Rayyan tak mau datang. Atau sekedar menghibur diri. Namun sebaliknya jika kini Rayyan berada di RS yang sama dengan istrinya.
Rafa akan menyulap Yulia seorang wanita cantik, Rafa yang suka Yulia yang berhijab. Merasa tertutup tapi sopan. Itulah keinginan Rafa, banyak sudah cewek mengantri untuk mendapatkan cintanya Rafa namun di tolak mentah-mentah oleh Rafa.
Hanya keindahan alam yang terpancar dari wajah Yulia membuat kini wajah tampan itu sumringah. Lepas sudah rasanya bisa membuat istri adiknya bahagia. Tapi disisi lain, Yulia masih kepikiran juga tentang istrinya tidak?
Yulia dibawa ke sebuah apartemen yang baginya bisa bertahan untuk hidup, ternyata dibalik sikapnya yang cuek, Rafa sangat baik, pengertian,juga ramah. Terkadang sewot dengan tingkah yang tak di turutin. Yulia yang hanya diam, ia juga rindu dengan seorang suami yang dulunya memperhatikan lebih jauh dari ini.
Hanya sebuah kenangan yang tak terbalaskan, jika kini suaminya lebih memilih hubungan bersama ibunya dibandingkan dengan istri sendiri. Bik Asih melihat sudut pandang jika Yulia baru saja menangis, airmata itu langsung di tampung bahkan menghapus mengunakan kain yang spesial untuk Yulia.
"Ayo! Kamu cantik Yulia, tidak ada satupun yang membuat bahwa kamu lebih dari seorang pengecut. Ingat, kamu wanita tangguh, cantik, percaya diri. Jangan sedih lagi, disini kita bahagia bukan begitu, Bik Asih," ucap Rafa ia menghapus airmata yang keluar dengan deras.
Deras seperti hujan, tetapi hujan yang diberikan Rahmat. Kasih sayang nya Allah kepada makhluknya. Tidaklah bila di timpa ujian, jangan mengeluh selalu berdoa. Memanjatkan doa syukur dan selalu berlindung di naungan Allah. Indahnya yang terciptakan, itulah sebabnya kita wajib bersyukur atas nikmat yang ada.
"Terimakasih Pak, sekali lagi Terimakasih. Karena hanya Bapak yang menyebut ku cantik," ucapnya singkat.
"Saya bukan Bapak mu, panggil saja Rafa. Terserah kamu mau bilang saya apa, tapi jangan Bapak. Cukup Bik Asih, karena Bik Asih pengurus pembantu yang handal."
"Baik, Pak__ eh maksudnya Rafa. Maaf belum terbiasa, sekali lagi aku minta maaf," celoteh Yulia menghindar dari tubuh Rafa sejengkal saja.
Rafa sengaja memilih pakaian tertutup untuk Yulia, kulitnya putih, wajah yang bersih. Membuat siapa saja akan jatuh cinta kepada Yulia, sayangnya Yulia tidak begitu terlalu perduli dengan omongan orang. Fokus diam, sambil duduk baca komik, Alqur'an, cerita kesukaan Yulia pada saat kecil.
Dilihat-lihat jika Yulia begitu manis, tetapi bukan semanis gula bisa-bisa rombongan semut datang dan malah habis di grogoti penuh cacing. Tapi ini bukan tentang soal itu, ini tentang percaya Yulia pada perkataan Rafa.
Yulia tidak tersadar jika ada yang mengikuti dari belakang, siapakah perempuan itu? Dan maunya apa. Bik Asih ingin melaporkan kejadian ini kepada Tuannya, takut Yulia terjadi apa-apa yang tidak di inginkan.
Saat Yulia sedang duduk menikmati keindahan alam, orang tersebut ingin mencekik dan mencari sumber suara Bik Asih. Dengan cepat dan tangkas, pelaku sudah bisa tahu dimana pembantu itu berada.
Rafa yang ingin memangil nama pembantunya, malah dengan cepat pelaku tersebut bersembunyi dibalik sebuah pintu yang hampir mirip dengan jendela. Namun sayang, akalan Rafa tidak bisa tertipu begitu saja. Rafa yang tahu pasti itu ulah yang sudah membuat hura-hura didalam ruangan Yulia.
Pintunya tembus pandang melihat bayangan orang yang berusaha ingin mencelakai pembantunya. Dengan cepat Rafa menyuruh anak buahnya untuk cepat ke atas untuk mencari siapa yang bersalah. Nyatanya dengan sigap, pelaku tersebut tertangkap basah sudah masuk ke kamar disebuah kamar yang diberi racun alami agar pelaku sadar bisa di bawa ke kantor polisi yang bernasib seperti Bunga Citra Lestari.
"Jangan bermain-main dengan Rafa, kalau tidak ingin hukumannya. Cepat bawa dia ke kantor polisi, cepat jangan lolos wanita tua itu," ucap Rafa di telepon, anak buahnya sudah mendapatkan seorang yang ingin melukai pembantunya.
"Lepaskan gue! Woy lepaskan Gue, gue hanya kasih makanan ini untuk Yulia. Jangan sembarangan nuduh kalau gue maling yang mencoba menyakiti, Yulia. Loh berdua bisa di kenai sanksi hukum atas ketidak nyamanan seorang," ujar pelaku tersebut dengan embel-embel yang mencurigakan.
Tak lama kemudian Pelaku nyaris kabur, anak buah Rafa tidak hanya 2 orang saja melainkan 8 anak buah yang memiliki kemampuan bela diri.
Pelaku tersebut ternyata seorang perempuan, saat topengnya dibuka. Tetangga yang sebelah rumah dekat Yulia, Desi ketangkap basah saat dirinya mencoba kabur. Kali ini mungkin Desi tak bisa kabur karena tangannya sudah di ikat ketat oleh anak buah Rafa.
Namun Yulia melihat jika wajah Desi tertangkap basah. Segera dengan entengnya Desi teriak agar Yulia dapat membantu.
"Sialan! kenapa bisa tertangkap sih, gue ga mau di penjara. lagian gue belum bisa bayar hutang Pak Rafa lagi, ini gara-gara Tante itu menyuruhku untuk meminta bantuan, bantuan ini ternyata. Sial, malah kena apes."
"Yulia, tolong gue! Masa, gue yang cantik ini malah ditangkap oleh anak buah Pak Rafa, malah galak lagi. Tolongin gue, Yul. Panggil Pak Rafa, gue ga mau di penjara."
Apa yang sedang terjadi! Yulia yang bingung, ia sudah tak ingin memberitahukan jika ada orang yang sok jual ingin meminta bantuan. Tapi, masalahnya jika Desi adalah tetangga dekat yang bagi Yulia untuk bisa cerita, namun tak lama munculah Rafa dengan senyuman sinis terhadap Desi.
"Jangan kaget, kamu kan yang sudah membuat Yulia celaka. Kamu sengaja juga, yang naruh minyak di kamar mandi. Jawab aku, " selidiki Rafa menemukan cctv yang tak lain adalah karyawan kantornya.
"Tapi, bukan Desi pak! Desi hanya di suruh Pak."
"Non Yulia tidak apa-apa. Non Yulia, maafkan Bibik tadi Bibik lagi mules, entah kenapa Bibik akhir-akhir ini badanya tidak enak."
"Dia Pak, Pembantu Bapak pelakunya. Dia menyuruhku untuk membunuh nyawa Yulia, Pak! Kalau Bapak tak percaya, Desi bisa kasih penjelasannya. Bapak jangan masukan,Desi kedalam penjara."
Kemunculan Bik Asih secara tiba-tiba saja, ada yang tidak beres. Lagi-lagi perkataan Bik Asih selalu di ulang-ulang bahkan pertanyaan itu tidak asing bagi Yulia. Apakah Bik Asih ada kerja sama dengan oranglain, tetapi Desi masih ditangkap sekarang di laporkan di kantor polisi agar semuanya berjalan dengan baik dan laporan itu harus ada pada Rafa.
Sekecil apapun Rafa tidak akan membiarkan Yulia disakiti bahkan Rafa sebenarnya sudah tahu jika rumah tangga dengan Adiknya tidak baik-baik saja.