NovelToon NovelToon
Nikah Dulu Saja Ya Kan?

Nikah Dulu Saja Ya Kan?

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:485
Nilai: 5
Nama Author: Vismimood_

Pertemuan singkat yang tak disengaja itu yang akhirnya menyatukan Nabilla dan Erik, tanpa rencana apa pun dalam pikiran Nabilla tentang pernikahan namun tiba-tiba saja lelaki asing itu mengajaknya menikah.
Lamaran yang tak pernah dibayangkan, tanpa keramaian apapun, semua serba tiba-tiba namun membawa kebahagiaan.
Pertemuan menyebalkan itu telah membuat Nabilla dan Erik terikat seumur hidup, bahagia hanya itulah yang mereka rasakan.
Merangkai kisah rumah tangga yang bahagia meski selalu ada saja masalah, Erik dan Nabilla menciptakan kisah bahagianya sendiri di tengah gangguan menyebalkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vismimood_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jodoh Di Tangan Tuhan

Hari libur kali ini Nabilla isi dengan pergi jalan bersama dengan Erik, Tyas dan juga Daniel. Mereka memilih Mall untuk lokasi pertama langkah mereka, Nabilla sedang berusaha membiasakan diri untuk bersama dengan Erik agar saat menikah nanti kecanggungannya sudah berkurang.

"Gandeng dong!" Titah Tyas yang menyikut Erik.

"Rangkul kali." Timpal Daniel seraya merangkul Tyas.

Keduanya tersenyum menggoda pada Erik dan Nabilla, tapi dua orang itu hanya sempat saling lirik tanpa melakukan sarannya. Nabilla berjalan mendekati toko sepatu, rasanya sudah sangat lama Nabilla tidak membeli sepatu baru.

Erik mengikutinya juga, memperhatikan Nabilla yang tampak terpukau dengan pajangan sepatu nan cantik itu. Nabilla menunjuk satu sepatu yang langsung diambilkan oleh pelayannya, setelah memastikan ukurannya pas Nabilla langsung mencobanya.

"Bagus." Puji Erik.

"Bagus kan?"

"Baguslah, apa lagi warnanya udah kesukaan banget iya kan?" Timpal Tyas.

Nabilla hanya tersenyum dan mengembalikan sepatunya, Erik mengangguk kecil kini ia tahu warna kesukaan Nabilla adalah coklat muda. Nabilla segera membayarnya dan mengambil barangnya, setelahnya ia mengajak mereka untuk membeli perhiasan.

"Aku dibeliin gak?" Tanya Tyas.

"Itu yang rangkul kamu kan banyak duit, minta saja sama dia!" Sahut Nabilla seraya berlalu.

"Rasain!" Ledek Erik yang menyusul pergi.

"Kamu mau apa, ayo aku yang belikan." Ajak Daniel.

Tyas sedikit cemberut mendengarnya, kenapa Nabilla tidak mau membelikannya padahal dulu sering. Keduanya lantas menyusul menuju toko perhiasan, Nabilla hendak membeli pesanan Salsa yang sempat disebutkan waktu itu.

Daniel sepertinya lebih antusias dibanding Tyas ketika melihat banyak perhiasan disana, modelnya cantik dan elegan rasanya Tyas akan semakin menarik jika memakai salah satunya. Daniel menunjuk satu kalung emas putih yang menarik perhatiannya, Tyas turut menoleh dan ikut menilai pilihan Daniel.

"Bagus kan?"

"Bagus, mau beli buat Mama kamu?"

"Kok buat Mama, ya buat kamu dong."

Kedua alis Tyas terangkat kompak dengan senyuman yang sedikit ditahan, bulan lalu Daniel sudah membelikannya gelang dan sekarang. Ah memang baik sekali kekasihnya itu, Daniel sama sekali tidak pelit untuk apa pun juga.

"Mau?"

Tyas mengangguk semangat, bagaimana bisa Tyas menolak jika diberi hadiah apa lagi itu perhiasan. Tanpa berpikir lagi Daniel langsung meminta hitungannya, dan ternyata harganya bukan main tapi Daniel tetap memberinya.

"Kamu harus selalu pakai!"

"Siap, terimakasih sayangnya aku." Ucap Tyas manja seraya memeluk lengan Daniel.

Nabilla dan Erik yang melihat itu tampak kompak mendelik dan berpaling, apa-apaan dua manusia itu kenapa harus seperti itu di depan mereka. Nabilla menggeleng dan meminta beberapa paket perhiasan dengan model berbeda, Erik tak mengatakan apa pun hanya diam memperhatikan Nabilla.

Tiga kotak besar ditunjukan pada Nabilla, isinya lengkap paket perhiasan dari mulai anting sampai gelang kaki. Mata Nabilla berbinar betapa indah perhiasan di depannya itu, andai uang Nabilla sebanyak itu pasti semua akan dibelinya.

"Yang ini Mba, coba."

Nabilla menunjuk satu kotak dengan isi perhiasan yang bermutiarakan warna biru, warna kesukaan Salsa adalah biru dan seharusnya Salsa suka dengan pilihannya. Setelah mendapatkan harga Nabilla sedikit melongo, ia ingat permintaan Salsa bukan hanya perhiasan tapi juga motor.

Nabilla tersenyum seraya menimang ulang pilihannya, bukan tidak cukup untuk memenuhi keinginan Salsa. Tapi bukanlah Nabilla juga harus sisakan uangnya, untuk pernikahannya dan untuk bekal hidupnya juga.

"Kenapa, uangnya kurang?" Tanya Erik.

"Hem, enggak. Cukup kok."

"Lalu?"

Nabilla tersenyum lalu menggeleng, kemudian menyetujuinya dan meminta agar pilihannya segera disiapkan. Sesaat menunggu akhirnya Nabilla menyelesaikan transaksinya, tidak masalah Nabilla pasti akan mendapatkan gantinya.

Setelah selesai di toko perhiasan Nabilla mengajak mereka makan terlebih dahulu, di rumah Nabilla tidak sempat makan dan sekarang perutnya keroncongan. Mereka ikut saja dan langsung melesat ke lantai atas dimana berbagai menu makanan dijual, mereka memilih tempat yang memang pas dengan kursinya agar mereka tidak terpisah-pisah.

"Pesan apa?" Tanya Tyas.

"Em enaknya apa ya, aku sih lebih ke haus." Sahut Nabilla.

"Mau makan nasi?" Tanya Erik.

"Boleh, apa ajalah. Kalian pesan apa, aku ikut ya."

Daniel berlalu untuk membawa buku menunya, tentu saja Daniel membawa buku meni dari beberapa warung berbeda. Setelahnya ia kembali dan meminta mereka memilih sendiri, tanpa buang waktu mereka segera memilih menunya masing-masing.

Selama menunggu pesanan, Erik mendapati Nabilla yang berulang kali menatap kotak perhiasannya. Erik berpikir jika uang Nabilla mungkin habis, tapi kenapa Nabilla harus memaksakan jika memang perhiasannya terlalu mahal.

"Jadi kalian nikah akhir bulan ini?" Tanya Tyas.

"Tentu saja." Sahut Erik yakin.

"Hem gercep banget sih lu, yakin banget kalau Nabilla jodoh hidup lu?"

"Ya memangnya kenapa, iri kan karena Daniel gak juga ngelamar lu?"

Tyas melirik Daniel sekilas, kenapa jadi Daniel lagi pula Tyas belum minat untuk menikah. Nabilla jadi tertarik untuk menatap Tyas dan Daniel, apa yang dilihatnya malam itu kembali mengusik benak Nabilla, apa yang sudah terjadi pada mereka berdua.

Sejak saat itu Nabilla memang belum berbicara dengan Tyas, hasilnya sampai saat ini Nabilla tidak tahu apa yang terjadi pada sahabatnya itu. Tapi apa berhak Nabilla untuk tahu itu semua, bukankah itu adalah privasi Tyas dan Daniel.

"Silahkan."

Beberapa pelayan datang mengantarkan pesanan mereka, cukup banyak menu yang dipilih oleh keempat orang itu. Perlahan tapi pasti mereka menikmati hidangannya, jarang sekali Nabilla makan ditempat seperti ini dan ternyata lumayan enak dan menyenangkan.

"Kalian kenapa nikahnya buru-buru sih?" Tanya Tyas.

"Apaan sih?" Tanya balik Nabilla.

"Ya kenapa, kan gue juga belum jodohin lu berdua. Gimana bisa sih tiba-tiba nikah, dan lebih kenapa lagi kenapa lu berdua ketemu lebih dulu sebelum gue pertemukan?"

"Gak jelas kamu!"

Tyas mendelik dan meneguk minumannya, itulah Nabilla memang terlalu oon untuk bisa mengerti ucapan Tyas. Erik dan Daniel hanya menggeleng saja melihat wanita mereka yang sepertinya mulai ribut, Erik sendiri tidak sangka jika ia akan lebih dulu bertemu wanita yang selalu diceritakan Tyas itu.

"Billa, aku itu berencana jodohkan kamu sama dia. Tapi kenapa kalian malah ketemu duluan, sekarang malah langsung nikah."

"Lah, kamu jodohin buat apa?"

"Ya buat nikah, tapi kan aku belum beraksi."

"Ya udah ini kan mau nikah, ribet banget sih Tyas. Jodoh itu ditangan Tuhan bukan ditangan kamu, kalau Tuhan sudah memutuskan ya udah, kamu gak usah repot jadinya."

Erik menahan tawa mendengar jawaban Nabilla, jelas saja itu membuat Tyas kesal, kenapa mereka menyebalkan sekali. Kompakan sekali membuat Tyas kesal seperi itu, apa itu satu tanda jika mereka memang berjodoh, karena mereka sama-sama menyebalkan.

Sisa waktu yang ada mereka isi dengan percakapan santai, tanpa membahas pernikahan lagi. Biarkan saja yang penting Tyas tidak salah bercerita, Nabilla memang baik dan cocok untuk Erik, terbukti sekarang Erik juga suka dengan sahabatnya itu.

"Kalian disini juga?"

Keempat orang itu menoleh bersamaan, lihatnya bagaimana bisa tiba-tiba Kia datang ke hadapan mereka. Nabilla sontak memiliki Erik dan ekspresinya masih sama seperti waktu di tempat Daniel, Erik masih malas melihat Kia sama sekali tidak ada yang berubah.

"Ngapain lu?" Tanya Tyas.

"Makan, gak sengaja lihat kalian di sini. Boleh gabung kan?"

Nabilla meraih gelasnya dan meneguknya perlahan, Kia yang melihat itu tersenyum licik. Segera Kia menarik kursi di belakangnya, dan berpura-pura tak sengaja menyenggol tangan Nabilla ketika berbalik.

Jelas saja itu membuat gelas yang digenggam Nabilla tumpah dan isinya mengenai baju Nabilla, Tyas seketika berdiri karena posisinya yang dekat Nabilla juga membuatnya terkena tumpahan air itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!