Sinopsis :
Berkisah tentang Berlian yang bucin dengan tunangannya tapi menikah dengan kakak tiri tunangannya.
Seorang wanita bucin bernama Berlian Puspa Lingga mengalami amnesia setelah mencoba bunuh diri. Ketiga kakak Berlian, Miko, Dirli dan Vito sepakat merahasiakan tentang tunangan Berlian yang toxic, Nino Atmaja. Takdir membawa Berlian bertemu kakak tiri mantan tunangannya pada satu malam yang romantis dan panas. Malam itu menjadi awal tumbuhnya benih cinta di hati seorang Saka Cakra Tama yang anti wanita.
Dengan berbagai cara, Saka mengikat Berlian dengan tali pernikahan. Lambat laun hati Berlian pun tertawan, cinta Saka bersambut. Namun, rintangan hubungan mereka datang silih berganti. Berkat itu, ikatan cinta antara mereka malah semakin kuat.
Tak ada yang dapat memisahkan mereka, selain maut. Apakah perasaan Berlian akan berubah jika seandainya ingatan Berlian tentang Nino kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 : Kontrak Perjanjian
Waktu sudah menunjukan pukul 12 malam, tapi Vito masih bergelut dengan pekerjaannya di ruang kerja. Berlian sampai tertidur di sofa menunggu Vito.
Raima baru pulang dari club malam. Dia melihat Berlian tertidur di sofa. Raima yang pulang dalam keadaan setengah mabuk, tidak menghiraukan Berlian. Raima melewati Berlian begitu saja. Dia masuk ke kamarnya.
Buk
Berlian terbangun mendengar Raima menutup pintu kamarnya dengan keras. Kamar Raima di ujung sana. Tidak jauh dari sofa tempat Berlian tidur.
"Suara apa tadi?" Berlian mengusap matanya.
Dia melihat ke arah ruang kerja Vito. Lalu melihat jam di dinding.
"Sampai jam segini kerjaan Kak Vito masih belum selesai?" Lagi-lagi rasa bersalah di hati Berlian menumpuk. Raut wajah Berlian kembali berubah sedih.
Tidak lama kemudian, Vito terlihat hendak menelepon seseorang. "Pasti dia menelepon Kak Miko." Berlian berdiri dengan pelan. Dia berjalan kearah pintu ruang kerja Vito, untuk menguping pembicaraan Vito dan Miko ditelepon.
"Aku sudah menghitung semuanya dengan teliti, cuma ada 10 milyar Kak, kurang 5 milyar," kata Vito dengan lesu.
"Apa? Kak Miko mau pinjam uang ke rentenir? Astaga kak, jangan!"
"Begini saja, kita pikirkan lagi besok. Sekarang pikiran kita sedang tidak jernih. Aku yakin pasti ada jalan keluarnya."
"Aku tau kak waktu kita sudah tidak banyak. Kakak jangan gegabah."
Mata Berlian kembali berkaca-kaca. Gara-gara dirinya, kedua kakaknya sekarang berada dalam kesulitan.
"Aku harus menyelesaikan masalahku sendiri," batin Berlian. "Tapi bagaimana caranya aku mendapat uang 5 milyar dalam waktu semalam?"
Berlian teringat pada Saka. Menurut pencariannya tadi sore di internet, Saka adalah pengusaha terkaya nomor satu di tanah air, otomatis Saka pasti memiliki banyak uang nganggur.
"Apa aku pinjam padanya saja?" Pikir Berlian sesaat. Melihat situasi sekarang, hanya Saka yang bisa membantu Berlian.
Berlian pun memantapkan hatinya untuk meminta bantuan pada Saka. Masalah perusahaan berasal dari dirinya, jadi dia harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah itu. Walau malu, Berlian mau tidak mau harus pergi ke rumah Saka, sekarang juga, agar urusan ini cepat selesai.
Tengah malam, Berlian menaiki taksi kembali ke rumah Saka. Untunglah taksi masih beroperasi meskipun malam sudah sangat larut.
Sesampai di depan gerbang rumah Saka, Berlian baru sadar kalau Saka pasti sudah tidur jam segini. "Kok aku bodoh banget? Dia pasti masih tidur. Tapi kok gerbangnya terbuka?" Berlian ragu-ragu mau masuk.
Berlian tidak tau kalau sebenarnya Saka menunggu dirinya datang.
Beberapa saat lalu, saat Berlian masih di dalam taksi, anak buah Saka yang menjaga Berlian 24 jam menelepon Saka, memberitahukan bahwa Berlian kembali ke rumahnya. Langsung saja Saka menunggu Berlian dengan antusias. Saka sengaja memencet tombol buka gerbang yang ada di depan pintu rumah, agar Berlian dapat masuk dengan mudah.
"Aku masuk saja lah." Berlian pun berjalan masuk. Sesampai di depan pintu rumah, Berlian memberanikan diri memencet bel. Satu kali di pencet, masih belum ada jawaban. Dua kali di pencet, juga belum ada jawaban. Begitu pula dengan ketiga kalinya.
"Sudahlah, besok saja. Hanya orang bodoh yang mau membukakan pintu untuk orang yang bertamu dini hari," ucap Berlian.
Berlian pun hendak pergi. Belum sempat melangkah pergi, pintu pun terbuka. Berlian agak terkejut.
"Dia bangun?" batin Berlian.
"Kamu datang lagi? Aku pikir siapa," ucap Saka.
"Tuan Saka ..."
"Masuklah!" titah Saka.
Berlian pun masuk mengikuti Saka.
"Duduklah! Pembantuku sedang cuti, jadi tidak ada yang membuatkan untukmu minuman." Wajah Saka terlihat garang, Berlian berusaha untuk tidak takut.
"Tidak perlu, Tuan. Saya datang kemari untuk minta maaf. Maaf atas kejadian tadi siang," ucap Berlian, dengan malu.
"Maaf? Tadi siang aku yang memaksa kamu, kenapa kamu yang minta maaf?"
"Itu ... anu ..." Berlian bingung harus menjelaskan bagaimana.
Dalam hatinya Saka tersenyum. Jika tengah malam begini Berlian terpaksa datang padanya, artinya Berlian sedang ada masalah mendesak dan butuh bantuannya. Saka senang, orang pertama yang Berlian pikirkan untuk dimintai bantuan adalah dirinya.
"Katakan, kamu minta bantuan apa?"
"Kenapa Tuan tau aku sedang butuh bantuan?"
"Siapapun pun pasti tau. Tidak mungkin kamu datang kemari dini hari hanya untuk tidur denganku lagi."
"Iya benar. Tidak mungkin." Berlian jadi salah tingkah.
Saka tidak mampu lagi menahan senyumnya. Walau samar, bibir Saka telah mengeluarkan sebuah senyuman.
"Tuan sudah tau kan kalau dulu aku bucin dan bodoh? Ternyata sebelum amnesia, aku korupsi di perusahaan cabang kakakku. Aku korupsi 15 milyar. Dana itu harusnya digunakan untuk proyek besar, tapi malah aku berikan pada Nino. Jika besok proyek besar itu benar-benar batal, maka proyek lain akan ikut berdampak. Lingga group terancam bangkrut," jelas Berlian dengan wajah yang sedih.
"Kamu mau minta 15 milyar padaku?" tebak Saka.
"Sebenarnya saya malu mengatakan ini. Tapi jika tuan mau meminjamkan saya uang, saya berjanji akan menuruti keinginan tuan."
"Bagiku 15 milyar sangat kecil. Aku bisa memberikannya sekarang, tapi aku mau kamu menjadi jaminannya."
Berlian mengangguk dengan cepat. "Kalau begitu aku bersedia menikah dengan tuan," jawab Berlian. "Persetan dengan cinta. Toh aku sudah tidak suci lagi. Tidak ada ruginya kalau aku jadi istrinya," batin Berlian.
"Aku seorang pebisnis. Aku ingin lebih dari itu. Setelah menikah denganku kamu harus berhenti bekerja di perusahaan kakakmu. Kamu harus fokus hanya padaku. Bagaimana?"
"Apapun keinginan tuan, pasti saya penuhi," jawab Berlian lagi dengan yakin.
"Aku tidak bisa percaya begitu saja. Harus ada hitam diatas putih. Aku akan membuat kontrak perjanjian kita. Jika nanti kamu melanggar isi kontrak itu, kamu harus mengganti 10 kali lipat."
Berlian agak takut dengan konsekuensi yang dikatakan Saka, namun dia tidak punya pilihan lain. Berlian pun menyanggupinya.
"Bagiku kontrak itu tidak ada. Tapi untuk berjaga-jaga, aku terpaksa menggunakan sebuah kontrak sebagai tameng. Berlian, aku tidak akan melepasmu. Aku pasti membuatmu bahagia agar kamu tidak menyesal menikah denganku," batin Saka.
"Baik," jawab Berlian.
Saka kemudian menelepon Juan. Tentu saja Juan pasti mengangkat telepon Saka. Kapanpun dan dimanapun.
Saka memerintahkan Juan membuat sebuah surat perjanjian mengenai pernikahan mereka dan membawanya kemari untuk di tanda tangani.
Hanya perlu waktu setengah jam, Juan sudah tiba di rumah Saka.
"Bacalah kontraknya, Nona. Jika sudah, tanda tangani lah," ucap Juan.
"Setelah kamu tanda tangan kontrak ini, aku akan transfer langsung uang yang kamu minta," ucap Saka.
Berlian kemudian membaca dua lembar kontrak perjanjian itu. Di sana tercantum bahwa Berlian tidak punya hak membatalkan surat perjanjian itu. Hanya Saka yang bisa melakukannya. Berlian juga harus menuruti apapun perkataan Saka. Pernikahan akan dilakukan selambatnya bulan depan. Jika melanggar kontrak, Berlian dikenakan dendam 10 kali lipat.
Miko aja la kk Thor,kan dia yang berjumpa di awal
jadi ingat kata suamiku waktu aku op SC darurat,dia bilang istri saya yang utama dok,tanpa dia saya gak akan punya anak ☺️
biar ketahuan biang kerok mu