NovelToon NovelToon
Sah! Hutang Dibayar Menikah

Sah! Hutang Dibayar Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cherryblessem

(Update setiap hari selama ongoing!)

Clara merasa kepalanya pusing tiba-tiba saat ia melihat kekasihnya bercinta dengan sahabatnya sendiri yang sudah ia anggap seperti saudara kandungnya. Mereka berdua tampak terkejut seperti melihat hantu setelah menyadari Clara muncul dari balik pintu kamar dengan cake bertuliskan 'Happy 6th anniversary' yang telah jatuh berantakan di bawah.

"Sa–sayang ...." Kris wang, kekasihnya tampak panik sambil berusaha memakai kembali dalaman miliknya.

Leah Ivanova juga tak kalah terkejut. Ia tampak berantakan dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kain yang kini Tanpa busana.

"Ini bukan seperti yang kamu pikirkan, Clara!" Kris berusaha mengambil alih Clara.

Gadis itu tersenyum kecut. Berani sekali ia bicara begitu padahal segalanya telah keliatan jelas?

*

Baca kelanjutannya hanya di noveltoon! Gratis!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherryblessem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAH| 35

Semua orang terdiam. Tampak sekali penghuni kantor mengerubungi Clara yang tampak membara.

Beberapa waktu lalu, Clara mengkonfrontasi orang-orang yang membicarakannya diam-diam dan sengaja mengatakan hal-hal yang tidak benar tentangnya. Mendengar rumor yang berlebihan itu, Clara lantas saja mengamuk dan langsung menantang orang-orang.

"Aku akan meluruskan satu, hal! Jika kalian ingin membicarakan sesuatu, pastikan untuk bertanya terlebih dahulu perihal kebenarannya! Aku akan menjawab pertanyaan kalian semua segera setelah selesai bekerja!" Kata Clara kemudian lalu berjalan pergi.

Langkahnya yang membakar membuat Julian dan Mr. Jhon memberi jalan tanpa di perintah. Mereka berdua terlihat sama takjubnya dengan orang-orang kantor lainya. Clara tampak berapi-api, sangat berbeda dengan apa yang selama ini ditunjukkan oleh nya.

"Wah ...," Julian terpukau.

Mr. Jhon mengangguk setuju. Tak ada kata yang bisa menggambarkan betapa mempesonanya Clara saat mencari keadilannya sendiri.

Dari antara orang-orang yang memandang kagum Clara, Leah tampak terguncang kesal. Ia mengepalkan tangannya marah karena melihat perubahan sikap Clara yang lebih berani. Ia benci melihat tatapan takjub orang-orang pada Clara. Harusnya, mereka mengutuknya terus! Mereka harus mengutuk Clara!

*

"Sialan!" Leah memandang wajahnya sendiri didepan cermin.

Ia menggigit jarinya sambil memandang kosong ke arah bayangannya di cermin. Apa yang harus dia lakukan untuk menghancurkan Clara? Gadis itu membantah rumor miringnya dan kini beberapa orang mulai meragukan kebenaran rumor tersebut. Leah tak bisa tinggal diam. Ia harus melakukan sesuatu.

Tangannya dengan cepat mengambil ponselnya dan membuka pesan grup chatnya. Tak lama, senyum kembali muncul diwajahnya.

Andini: apa kalian percaya padanya? Aku sih, tidak percaya.

Rasya: dia pikir dia siapa? Hanya wanita penghibur. Hahaha.

Mika: muak sekali aku harus melihatnya. Pak CEO sepertinya tidak sadar. Ah, menyebalkan sekali harus melihatnya setiap hari.

Leah memandang takjub pada pesan teks di grupnya. Astaga! Kenapa dia harus stress ketika ada orang yang membenci Clara juga?

Leah: kalian sudah tahu gosip terbaru?

Dengan semangat, Leah memasukan taburan gosip lain agar kehidupan Clara tak semudah itu. Yah, salah Clara sendiri masih mau bertemu Leah dan Kris. Harusnya, ia menghilang saja dari sini.

*

"Melelahkan ...," keluh Clara setelah ia duduk di sofa, sepulang makan malam dengan Julian.

Akhir-akhir ini, mereka memang sering makan malam bersama. Clara jadi terbiasa dengan Julian dan sudah tidak canggung lagi.

"Baru segitu saja sudah lelah?" Julian meledek sambil melepaskan jasnya laku menggantungnya di pinggir sofa.

Clara memutar bola matanya malas. "Untuk ukuran orang yang lagi viral digosipkan sih, aku merasa lelah, ya."

Julian tersenyum kecil. "Lucu sekali. Apa yang sudah kamu perbuat sampai menjadi topik seseru itu?"

"Seru?" Clara memandang Julian dengan sangsi. "Aku merasa harga diriku di coreng dan kamu bilang itu seru? Wah aku tak percaya padamu." Ia menggeleng kasar.

Julian tidak menjawab namun malah tertawa kecil. Ia sibuk membereskan urusannya sambil mendengarkan Clara yang mengomel dan berkomentar. Ia teringat lagi kejadian di kantor barusan. Sejujurnya, ia bangga dengan sifat Clara yang pantang menyerah dan menerima kalah seperti itu.

"Baguslah. Aku senang kamu bisa menolong dirimu sendiri." kata Julian, terdengar cuek namun menyimpan ketulusan yang serius.

Perut Clara bergejolak mendengar kata-kata dan ketulusan Julian yang tiba-tiba. Wajahnya memerah dan tiba-tiba saja jantungnya berdebar. Apakah ini efek minum kopi? Harusnya dia mengurangi kafeinnya.

"Persiapkan barang-barangmu, Clara. Kita akan segera pergi kerumah orangtuamu." kata Julian tiba-tiba.

"Apa? Kenapa tiba-tiba?" Clara memandang Julian dengan terkejut namun di sisi lain merasa lega karena Julian tidak menyadari efek samping ucapannya tadi.

Julian melirik sebentar lalu bicara. "Ini bukan tiba-tiba. Bukankah kamu yang membuat jadwalku? Dan lagi, orang tuaku meminta kita untuk lebih dekat dengan keluargamu, ingat?" Julian memperingatkan istrinya.

Clara tersadar lalu memandang Julian. "Ah, kau benar." Ia bersandar kembali di sofa.

"Cepatlah! Kita cuti selama beberapa hari. Aku akan bekerja dari rumah dan sesekali pergi kekantor untuk waktu yang berkualitas dengan keluargamu." kata Julian, tampak sibuk membereskan sesuatu.

Clara memandang Julian dari sofa. Ia memperbaiki duduknya dan memperhatikan lelaki itu. Ada sesuatu dalam hatinya yang berteriak menolak ini namun ia juga bingung dengan pikirannya sendiri.

"Mengapa harus begitu?" Ia bergumam namun itu cukup untuk didengar oleh Julian.

Clara memandang Julian dengan perasaan kosong yang membingungkan. Julian mungkin sudah bosan akan protesnya mengenai pernikahan kontrak mereka yang terasa benar-benar seperti sebuah pernikahan sesungguhnya. Keinginan Julian untuk lebih dekat dengan orang tua Clara salah satu contohnya.

Tiba-tiba hati Clara terluka menyadari bahwa pengenalan Julian pada keluarganya mungkin akan melukainya dan keluarganya ketika masa kontrak selesai dan mereka harus bercerai. Mengapa Julian membuat semuanya menjadi seperti ini.

"Tidak usah khawatir." kata Julian seolah membaca pikiran Clara yang memandangnya sendu. "Aku akan bertanggung jawab."

Alis Clara naik sebelah. Apa sih maksud Julian? Ia bertindak seolah-olah membaca pikiran Clara. "Bertanggung jawab atas apa?" Clara mempertanyakannya.

Julian berbalik menghadap Clara lalu berjalan ke arahnya. Ia menundukkan tubuhnya untuk lebih setara dengan gadis itu, wajah mereka nyaris bersentuhan. Clara merasa tiba-tiba saja jantungnya bergetar.

"Bertanggung jawab atas apapun yang kamu pikirkan." kata Julian, perlahan mendekati wajah Clara.

Clara panik merasakan kedekatan Julian yang tiba-tiba. Wajahnya memanas dan jantungnya memompa keras. Makin dekat wajah Julian, dirinya lantas menutup mata untuk mempersiapkan diri menghadapi apapun yang Julian akan lakukan.

1
sjulerjn29
semangat up nya thor😊
Cherryblessem: aaa terima kasih kakak!!! /Kiss//Kiss//Kiss//Rose//Wilt/
total 1 replies
partini
menarik
Cherryblessem: terima kasih sudah mampir kakakk/Rose/
total 1 replies
Y. Kasanova
Semangat
Cherryblessem: aaa terima kasih kakak /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!