Pembalasan Putri Yang Diusir

Selesai sarapan mereka berpindah ke ruang keluarga. Cila yang tadinya ingin membantu membereskan meja makan dilarang mami Ara. Mami Ara malah menggandeng Cila dan mengajak langsung ke ruang keluarga.

"Cila mami pengen kamu ngambil alih butik Mami. Kamu mau kan ?" tanya Mami Ara ke Cila.

Cila terkejut saat mami berbicara seperti itu. Berbeda dengan Alfi dan Zay mereka sudah diberi tahu Mami semalam. Alfi sendiri tidak mempermasalahkan jika Cila mau bekerja. Selagi itu membuat Cila nyaman.

"Mi bukannya Cila ngak mau tapi Cila ngak pernah ngurus butik. Takut nanti nya malah mengecewakan mami. Cila juga orang baru di keluarga mami." jawab Cila sopan.

"Mami yakin kamu pasti bisa. Kamu kan dulu pernah kerja diperusahaan dan buktinya kinerja kamu bagus. Mungkin kamu memang orang baru dikeluarkan mami tapi sekarang kamu udah jadi istri Alfi dan menantu mami." kata Mami Ara.

"Tapi mi itu dulu sebelum Ara jadi istri Mas Alfi." kata Ara lirih.

Cila takut ibu mertuanya tidak menyukainya akibat dia putri yang diusir keluarga. Tapi ternyata Ara salah. Ibu mertuanya sudah mengetahuinya.

Ya Mami Ara sudah menyelidiki juga semua tentang menantunya ini. Mami Ara yakin anaknya tidak salah pilih istri.

"Cila mami udah tau semua tentang kamu. Kamu jangan khawatir mami bakal selalu dukung kamu." jawab mami Ara lembut.

Cila terharu saat ibu mertua nya berbicara seperti itu. Mami Ara langsung memeluk Cila. Mami Ara tau Cila merindukan kasih sayang orang tuanya tapi orang tuanya malah mengusir ya.

"Jadi gimana Cila mau kan gantiin mami di butik. Tenang aja nanti mami tetap bantuin Cila kalo belum paham ?" tanya mami Ara.

"Cila mau kalo Mas Alfi ngasih izin." kata Cila sambil melihat kearah Alfi.

"Sayang aku dukung kamu. Selagi itu bisa buat kamu bahagia aku masalah." kata Alfi tersenyum.

Cila tersenyum merasa senang karena suaminya tidak melarang apapun keinginan nya. Malah suaminya mendukungnya.

"Jadi Cila setuju ya ngambil alih butik mami ?" kata mami Ara

"Iya mi Cila setuju." jawab Cila sambil mengangguk.

Setelah perbincangan itu Alfi dan Zay menuju kantor sedangkan Mami Ara dan Cila menuju Butik.

Mami Ara sangat bahagia karena memiliki menantu seperti Cila. Dia tidak sabar membawa Cila ke kumpulan sosialitanya.

Sedangkan di rumah keluarga Andara, Vely meminta orang tuanya mempercepat pernikahannya dengan Dika.

"Pa ada yang mau Vely omongin." kata Vely.

"Iya ada apa sayang ?" tanya papanya.

"Vely mau pernikahan Vely sama Dika dipercepat Pa" kata Vely.

"Loh sayang bukanya pernikahan kalian tinggal 3 bulan lagi kan itu termasuk bentar lagi." kata mamanya.

"Iya kenapa tiba-tiba kamu minta pernikahan kamu sama Dika dipercepat ?" tanya papanya penasaran.

"Gini Ma Pa, Vely mikir semakin dipercepat pernikahannya malah semakin baik buat perusahaan kita. Karena Vely sama Dika kan sama-sama pemimpin perusahaan pasti bisa buat perusahaan semakin besar." jawab Vely dengan meyakinkan.

"Emm masuk akan juga. Nanti biar papa bicarakan dengan papa Dika." jawab papanya.

Vely pun tersenyum bahagia mendengar ucapan papanya. Jika benar pernikahannya dengan Dika dipercepat maka rencananya akan berjalan dengan baik.

"Tapi sayang apa kamu udah siap jadi istri Dika ?" tanya Mamanya khawatir.

"Tenang aja Ma. Vely udah siap100% buat jadi istrinya Dika." jawab Vely yakin.

Orang tuunya pun menyetujui permintaan Vely tapi masih perlu dibahas dengan keluarga Dika.

Vely pun berangkat ke perusahaan. Dijalan menelpon seseorang.

"Halo sayang." sapa Vely manja.

"Halo juga. Bagaimana apa Papa mu setuju ?" tanya pria ditelpon itu.

"Nanti papa akan urus. Tinggal menunggu kabar baiknya." jawab Vely yakin.

"Baguslah. Aku sangat menantikan kabar baik itu sayang." kata pria itu.

"Tenang saja pasti rencana kali ini berhasil lagi." jawab Vely.

"Harus berhasil." kata pria itu.

"Ya sudah aku sedang dalam perjalanan ke kantor. Nanti aku kabarin lagi. Dah sayang.. " ucap Vely.

"Baiklah Hati-hati" balas pria itu.

Tidak terasa Vely sudah sampai dikantor. Dia langsung menuju keruangan nya. Vely terkenal dikenal orang yang baik hati dikantor nya. Tanpa ada yang tahu bahwa selama ini sikap baiknya hanya sebuah kedok untuk menutupi sikap jahatnya.

"Selamat pgi Nona Vely." sapa sekretarisnya.

"Selamat pagi juga. Apa jadwal hari ini ?" kata Vely.

"Nanti jam 9 ada bertemu dengan Tuan Toni dari perusahaan X di Cafe Indah." jawab sekretarisnya.

"Hanya itu saja ?" tanya Vely.

"Benar Nona." jawab sekretaris itu.

"Ya sudah. Terimakasih."

Setelah itu Vely masuk keruangan nya. Ruangan yang seharusnya milik Cila. Tapi karena trik kotornya ruangan itu sekarang menjadi miliknya.

30 menit berlalu Vely meminta sekretaris nya untuk memanggil Pras orang bagian keuangan untuk keruangannya.

Tidak lama kemudian Pras masuk keruangan Vely dan menyerahkan sebuah berkas.

Vely membaca berkas itu dengan teliti dan tersenyum.

"Kerja bagus Pras. Nanti aku transfer jatah mu. Ingat jangan sampai ada yang curiga dengan mu." kata Vely.

"Tenang saja. Aku bekerja perlahan tapi pasti. Oh yaa aku minta bayaran lebih kali ini. Karena perkerjaan ini cukup berbahaya." jawab Pras.

"Okee aku bayar 2 kali lipat dari kemarin." jawab Vely.

Pras ternyata orang suruhan Vely. Tidak ada yang mencurigai Pras saat keluar dari ruangan Vely karena jika ada yang bertanya Pras akan menjawab bahwa dia baru saja melaporkan pengeluaran bulanan perusahaan.

Setelah Pras keluar Vely menghubungi pria yang tadi dia telpon.

"Sayang bagaimana apakah sudah masuk ?" tanya Vely.

"Sudah sayang. Ternyata kali ini lebih besar dari yang kemarin yaa." jawab pria ditelpon itu.

"Tentu saja. Aku juga membayar mahal atas pendapat kali ini. " jawab Vely.

"Pastikan tidak ada yang curiga dengan tindakan yang kamu lakukan. Apa lagi kedua orang tau mu itu." kata pria itu.

"Tenang saja. Aku sudah memanipulasi data yang akan aku serahkan mereka. Dan aku pastikan mereka tidak akan curiga." kata Vely.

"Baguslah jika begitu. Ya sudah aku akan menyelesaikan perkerjaan ku terlebih dahulu. Jangan lupa nanti malam kita bertemu ditempat biasa. Aku merindukan mu." kata pria itu.

"Tentu saja. Aku juga merindukan mu." jawab Vely.

Setelah telpon itu dimatikan Vely memandang sebuah foto dihandphonenya.

Secepatnya kita akan berjumpa dan kita akan hidup bersama tanpa ada gangguan dari siapapun.

Maaf jika saat ini aku masih belum bisa membahagiakan mu.

Tunggu rencana ini berhasil lalu kita pergi jauh dari mereka. Jika sampai mereka mengetahui mu sekarang rencana ku tidak akan berjalan dengan lancar.