*Important*
novel ini ekslusif ada hanya di NovelToon,bila ada di platform lain, bearti plagiat
tolong bantu report
"Ketika dunia mengandalkan pedang dan sihir, aku membawa napalm dan artileri. Oh, dan saldoku? Error Tak Terbatas." Rian, seorang buruh pabrik yang mati karena kelelahan, mengira hidupnya berakhir. Namun, dia membuka mata sebagai Zephyrion IV, Kaisar boneka di dunia Terra Vasta—sebuah planet yang 1.000 kali lebih luas dari Bumi. Nasibnya buruk: Negaranya di ambang kebangkrutan, dikelilingi musuh, dan nyawanya diincar oleh menterinya sendiri. Tapi, Rian tidak datang dengan tangan kosong. Dia membawa "Omni-Store System"—sebuah toko antardimensi yang mengalami ERROR fatal. Saldo Poin: UNLIMITED (∞).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukma Firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2: "Guntur dalam Genggaman"
Debu kayu beterbangan di udara saat pintu ek tebal itu hancur berkeping-keping.
Kapten Goran melangkah masuk dengan seringai meremehkan, di belakangnya dua prajurit garda siap dengan tombak terhunus. Tubuh Goran besar, dilapisi zirah pelat dada besi yang biasa menahan tebasan pedang. Dia merasa tak terkalahkan di hadapan kaisar remaja yang sakit-sakitan itu.
"Maafkan kekasaran hamba, Yang Mulia," nada bicaranya penuh ejekan. "Tapi Menteri Valdus tidak suka menunggu. Tanda tangani surat penyerahan itu sekarang, atau tangan Anda akan 'tidak sengaja' patah karena terjepit pintu."
Zephyr masih duduk di tepi ranjang. Wajahnya tertunduk, rambut hitamnya menutupi mata. Di tangan kanannya, benda logam perak mengkilap itu tampak asing, berkilau di bawah cahaya obor lorong.
"Goran," suara Zephyr pelan, tapi anehnya stabil. "Kau tahu apa masalah utama ksatria sepertimu?"
Goran mengerutkan kening, bingung dengan ketenangan bocah itu. "Apa bualanmu—"
"Kalian terlalu percaya pada besi setebal dua inci di dada kalian."
Zephyr mengangkat Desert Eagle .50 AE itu.
Goran tidak mengenali benda itu. Bentuknya aneh, tidak seperti flintlock (pistol bubuk mesiu) kuno yang butuh waktu satu menit untuk diisi ulang. Tidak ada sumbu api.
"Pistol mainan apa itu?" Goran mendengus, melangkah maju. "Tangkap dia!"
Zephyr tidak ragu. Dia tidak mengincar kepala. Dia butuh informasi.
Moncong pistol turun sedikit ke arah paha kanan Goran yang tidak terlindungi pelat besi.
Dia menarik pelatuk.
BLAAR!
Suaranya bukan letusan. Itu suara petir yang meledak di dalam ruangan tertutup. Gema ledakan itu begitu keras hingga membuat telinga berdengung menyakitkan.
"ARGHHHH!"
Jeritan Goran memecah malam. Kaki kanannya tidak sekadar berlubang; peluru kaliber .50 Action Express—yang dirancang untuk menghentikan truk kecil—menghancurkan tulang pahanya menjadi serpihan. Kaki itu hampir putus, hanya tersisa daging yang terkoyak mengerikan.
Darah menyembur membasahi karpet mahal kekaisaran.
Dua prajurit di belakangnya terpaku, wajah mereka pucat pasi. Mereka belum pernah melihat atau mendengar senjata sekuat itu. Asap tipis mengepul dari ujung pistol Zephyr, membawa bau belerang yang tajam.
"Sihir..." bisik salah satu prajurit, tangannya gemetar memegang tombak. "Dia menggunakan sihir iblis!"
"Bukan sihir," koreksi Zephyr sambil berdiri. Kakinya yang tadinya lemah kini terasa kokoh berkat adrenalin. Dia menodongkan moncong pistol yang masih panas itu ke arah dua prajurit yang tersisa. "Ini Sains. Namanya Kinetic Energy."
"Jatuhkan tombak. Berlutut. Atau kalian mau mencoba sains ini di kepala kalian?"
KLANG! KLANG!
Dua tombak jatuh ke lantai. Para prajurit itu langsung bersujud, tubuh mereka gemetar hebat. Kekuatan yang tidak bisa dipahami adalah ketakutan terbesar manusia zaman ini.
Zephyr mengabaikan mereka dan berjalan tertatih ke arah Goran yang sedang meraung-raung memegangi sisa kakinya. Wajah Kapten yang sombong itu kini basah oleh air mata dan ingus.
Zephyr menempelkan laras pistol yang panas ke pipi Goran. Kulitnya mendesis. Goran langsung diam, menahan napas dalam teror murni.
"Dengar baik-baik, Sampah," bisik Zephyr dingin. Tatapannya bukan tatapan anak 18 tahun, tapi tatapan seorang pria dewasa yang sudah mati rasa oleh kerasnya kehidupan pabrik. "Aku punya pertanyaan. Dan setiap kali kau berbohong atau lambat menjawab, aku akan menembak bagian tubuhmu yang lain. Kita mulai dari jari kelingking."
Goran mengangguk panik, rasa sakitnya kalah oleh rasa takut mati.
"Berapa banyak orang Valdus di istana malam ini?"
"Li-lima puluh..." Goran tergagap. "Lima puluh pasukan bayaran dari Red Scorpions. Mereka... mereka berjaga di setiap pintu keluar. Valdus ada di Aula Takhta... sedang pesta minum dengan duta Vexia."
"Pesta minum?" Zephyr tersenyum miring. "Merayakan penjualan negaraku, ya?"
Zephyr berdiri. Informasi sudah didapat. 50 pasukan bayaran profesional. Pistol ini hanya punya 7 peluru di magasin. Dia butuh lebih dari sekadar pistol.
Dia melirik layar hologram di udara yang hanya bisa dilihat olehnya.
[Misi Tersembunyi Selesai: First Blood]
[Hadiah: Tidak Ada (Saldo Anda sudah tak terbatas, Bung)]
"Sistem," perintah Zephyr dalam hati. "Buka kategori Perlengkapan Taktis. Aku butuh Rompi Kevlar Level IV, Helm Balistik dengan Night Vision Goggles, dua buah Flashbang, dan..."
Mata Zephyr tertuju pada satu senjata di daftar Sub-Machine Gun. Sesuatu yang ringan, cepat, dan ikonik.
"...satu unit HK MP5 dengan suppressor (peredam suara). Dan 1000 butir amunisi 9mm."
Cahaya partikel kembali berkumpul di udara. Di depan mata para prajurit yang bersujud ketakutan, helm hitam legam dengan "mata" hijau menyala (NVG) muncul entah dari mana.
Zephyr mengenakan helm itu. Dunia gelap di matanya berubah menjadi hijau terang yang jelas.
"Waktunya bersih-bersih," gumamnya.
Jadinya seperti pertarungan Fantasy sihir dengan teknologi modern/militer keren banget
Semoga semakin ramai pembacanya ya kakak author tetap semangat berkarya
Tetap semangat thor 💪
tetap semangat thor 💪
sudah di riview
Keren thor lanjutkan 💪💪