NovelToon NovelToon
Cinta Dibalik Heroin 2

Cinta Dibalik Heroin 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Obsesi / Mata-mata/Agen / Agen Wanita
Popularitas:280
Nilai: 5
Nama Author: Sabana01

Feni sangat cemas karena menemukan artikel berita terkait kecelakaan orang tuanya dulu. apakah ia dan kekasihnya akan kembali mendapatkan masalah atau keluarganya, karena Rima sang ipar mencoba menyelidiki kasus yang sudah Andre coba kubur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabana01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapkah?

Erlang sedang memotong cabe dengan irisan kecil-kecil, dia sedang mempersiapkan bumbu untuk masakannya.

Sebenarnya 1 jam yang lalu,

Feni sedang memilih beberapa sayuran di rak sayur di sebuah supermarket. Ia berniat memasak hari ini dan meminta Erlang (memaksa) untuk mencicipi.

Bersama Feni wirawan hampir 5 tahun, membuat Erlang sebenarnya tau apa yang akan terjadi nanti. Ia mendorong troli belanja yang di dominasi isi cemilan ke kasir.

"Sayank, bantu potong wortelnya" pinta Erlang.

Feni mengangguk. Sampai di rumah tadi sebenarnya Feni beralasan mulai malas memasak, padahal tadi di supermarket dia semangat kali berbelanja.

Walaupun menatap dengan tatapan kematian sekalianpun Feni tetap tidak mau memasak dan berencana memesan makanan online.

Akhirnya dengan perdebatan yang Erlang paham endingnya, ia memutuskan untuk memasak tapi Feni harus membantu.

"Selesai, apa lagi?" Tanya Feni.

"Udah semua" kata Erlang.

"Oke"

Menu mereka adalah capcai dan ikan pindang goreng. Ikan sudah digoreng dengan cabe hijau. Sekarang hanya tinggal memasak capcai.

Feni berjalan menuju meja makan, di atas meja makan banyak tergeletak cemilan dari Snack sampai coklat.

Feni mengambil sebungkus snack kentang ukuran besar membukanya dan duduk sesaat di kursi meja makan. Matanya menatap pria kesayangannya, seperti apapun bentuk Erlang. Jadi preman, dengan seragam polisi, bahkan memakai celemek pun pria itu tetap tampan.

Feni berjalan berdiri menghampiri Erlang, ia mengulurkan tangannya menyuapi Erlang kripik kentang. Erlang menatap kripik di hadapannya, kemudian menatap Feni.

Erlang membuka mulutnya, tapi matanya masih menatap Feni dengan pandangan intens.

Erlang memakan kripik itu, dan kemudian wajah Feni bersemu karena ditatap seperti itu oleh Erlang.

Erlang tertawa melihat wajah Feni yang bersemu merah. Ia memang paling suka menggoda gadis kesayangan itu.

"Lagi" pinta Erlang membuka mulutnya.

Feni menyodorkan kantong keripik, agar Erlang mengambil sendiri.

"Suapkan" pinta Erlang, suaranya seperti perintah di telinga Feni.

"Nih" Feni terlihat cemberut namun ia tetap menyodorkan keripik itu kemulut Erlang. Erlang memasukan keripik itu ke mulutnya dengan sengaja ia melebihkan jangkauan mulutnya sehingga jari Feni masuk ke mulutnya. Ia kemudian menatap Feni Ia masih terdiam menatap Feni dan tersenyum.

Feni menyipitkan matanya, kemudian melap tangannya ke baju Erlang. Erlang tertawa karena membuat kekasihnya cemberut kesal dan berjalan meninggalkan ia menuju meja makan.

Feni cemberut, memakan keripik dia sendiri.

"Ntar kekenyangan karena makan keripik" kata Erlang mengingatkan.

Gerakan tangan Feni terhenti, kemudian ia menggulung bungkusan Kripik dan berhenti makan.

Erlang hanya tertawa kecil melihat tingkah Feni, handphonenya berbunyi. Karena kerepotan harus memegang spatula dan handphone, maka Erlang pake mode speaker, lagian ia tau siapa yang menelpon.

"Halo"

"loe di rumah" tanya seseorang diseberang. Feni hafal suara siapa itu.

"Ya, loe pulang" tanya Erlang.

"Kayaknya gue ama Rima pulang agak malam hari ini"

Erlang mengangguk, meski ia tau Andre tak akan melihat.

"Lang .."

"Hmmm"

"Pasti yang masak loe kan? Karena gue tau, dalam sejarah kalian bersama, jika ada loe yang ujung-ujungnya akan memasak pasti loe" kata Andre.

Mendengar itu Erlang hanya tergelak dan menatap Feni

"Jangan terlalu di manjakan, nanti kalau kalian menikah gimana?" Lanjut Andre. Mendengar kalimat Andre barusan, Feni bergegas berlari kecil kearah Erlang.

"Menikah? Berarti udah ada restu buat kami menikah nih" goda Feni.

"aisss loe sengaja speaker" gerutu Andre.

"Gue susah pegang hp, makanya gue speaker"

"Kakak, jadi bagaimana?"

Andre terdiam.

"Kamu bantu Erlang tuh masak, aku tutup telponnya ya" kata Andre dan dengan cepat panggilan terputus.

Feni menatap Erlang dengan wajah kecewa.

"Selalu pandai melarikan diri" kata Feni.

"Memang kamu udah siap untuk menikah"

Feni yang tadinya cemberut, akhirnya beralih menatap Erlang.

"Kamu sendiri sudah siap menikah?" Feni menatap pria itu balik bertanya.

"Siap sejak di Bali" kata Erlang

Mata Feni membola, Bali. What the hell? Wajah Feni terlihat bingung.

"Sejak aku memutuskan untuk bersama kamu, aku siap untuk menikah. Siap menerima kamu apa adanya. Siap untuk menatap masa depan bersama" jelas Erlang serius.

Wajah Feni bersemu, bagaimana tidak. Kalimat itu benar-benar sebuah pengakuan dan penuh punya kesungguhan di dalamnya.

"Trus kamu gimana?" Tanya Erlang.

"Jangan tanya" Feni cemberut.

Erlang tertawa, kemudian menarik Feni kedalam pelukannya. Feni melingkarkan tangannya di tubuh pria itu.

"Lang, jangan berubah ya. Walaupun aku udah gak sama seperti yang kamu kenal" pinta Feni.

"Hmmm"

"Emang kamu mau berubah jadi apa? Power ranger" Erlang berniat menjahili pacarnya.

"Erlang" rengek Feni mencubit pinggang Erlang, karena itu tak sengaja tangan Erlang mengenai wajan

" Auuuuu"

"Kan" Feni dengan sigap mematikan kompor. Kemudian menarik tangan Erlang menuju wastafel. Mengaliri luka bakar di telunjuknya dengan air.

"Gak apa-apa kok, luka sedikit" kata Erlang

"aku cari cream luka bakar dulu" kata Feni tak mendengarkan Erlang kemudian segera menuju rak obat di ruang tengah.

****************

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!