Cerita ini berpusat pada perjalanan Anita, seorang wanita yang dikhianati, dan bahkan dibunuh secara semu oleh suaminya Hendric dan sahabatnya Reina-semua karena hasrat akan harta dan kekayaan. Malam yang mengubah segalanya terjadi di Jakarta, ketika Anita menyaksikan perselingkuhan keduanya dan mendengar rencana mereka untuk mengorbankannya. Dalam kepanikan, dia melarikan diri tapi terjebak di tepi tebing, kemudian dilemparkan ke lautan. Namun, takdir mempertemukannya kembali.
ima tahun kemudian, dia muncul sebagai Natasya, kuat dan penuh tekad untuk membalas dendam dan membongkar kebenaran. Di tengah semua itu, ada Ryujin-seseorang yang mencintainya dengan tulus dan selalu ada di sisinya, menjadi pijakan emosional dan kekuatan dalam perjuangannya menuju keadilan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heryy Heryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Merasakan Napas Rahasia yang Mendekat
Sinar matahari pagi menyinari koridor apartemen, membangunkan Natasya dari tidur yang tidak nyenyak. Malam sebelumnya masih terngiang-ngiang di benaknya: pengakuan Ryujin, penolakan yang ia berikan, dan rasa sakit yang terasa di hati. Ia mengambil jaket dan pergi ke lift, berharap bisa keluar tanpa bertemu siapa pun—terutama Ryujin.
Tapi takdir tampaknya ingin bermain-main. Saat pintu lift terbuka, Ryujin berdiri di luar, tangan memegang tas kerja. Natasya segera mengalihkan pandangannya, wajahnya memerah karena canggung. Ia berusaha keluar dengan cepat, tapi sebelum ia bisa melangkah jauh, Ryujin memanggilnya.
"Natasya!"
Ia berhenti, tubuhnya membeku. Setelah beberapa detik, ia berbalik perlahan, mata hanya melihat lantai. Ryujin mendekat sedikit, suaranya lembut dan penuh rasa malu.
"Natasya, maaf ya kemarin... aku menyatakan perasaanku secara terlalu mendadak. Aku tahu itu membuatmu tidak nyaman."
Natasya mengangguk perlahan, tidak berani melihatnya. "Tidak apa-apa, Ryujin. Kamu tidak perlu minta maaf."
"Tapi tolong jangan menghindari ku," kata Ryujin dengan tegas, tapi penuh kasih. "Aku harap kamu memikirkan kembali. Aku akan menunggumu sampai kapanpun—bahkan jika butuh bertahun-tahun. Hanya itu yang ingin aku sampaikan!"
Setelah itu, ia masuk ke dalam lift, dan pintu menutup perlahan. Natasya hanya terdiam di situ, mendengar suara lift menjauh. Hatinya terasa bingung—antara rasa terharu dengan kesetiaan Ryujin dan rasa takut untuk menjalin hubungan lagi setelah semua yang ia alami. "Aku takut, Ryujin. Aku takut kamu akan kecewa jika tahu siapa aku yang sebenarnya," pikirnya pelan.
Saat sampai di kantor, Natasya terkejut melihat Hendric berdiri di ruangan yang dulu milik Anita—ruangan yang sekarang ia gunakan sebagai ruang kerja pribadi. Dia membawa buket bunga mawar putih yang segar, dan wajahnya tersenyum lembut.
"Selamat Natasya!!!" seru Hendric saat Natasya masuk. "Maaf kemarin aku tidak sempat memberikan selamat langsung—istriku ada saat itu. Ini untuk mu!"
Natasya mengambil buket dengan ragu. "Terima kasih, Pak Hendric. Seharusnya kamu tidak usah repot-repot."
Di luar ruangan, Reina menyaksikan semua itu dengan mata membara kemarahan. Ia sudah mencoba menyingkirkan Natasya secara langsung, tapi gagal. Sekarang, ia berusaha mencari kelemahan Natasya. "Panggil seseorang untuk mengikuti dia," perintahnya kepada orang suruhnya. "Aku ingin tahu semua yang dia lakukan, ke mana dia pergi."
Setelah bekerja beberapa jam, Natasya pergi menjenguk ayahnya—Pak Andra—yang sedang dalam perawatan di tempat rehabilitas. Ia tidak sadar bahwa seseorang mengikutiinya dari jauh, mencatat setiap langkahnya. Orang suruh Reina segera memberitahu Reina: "Bu Reina, dia pergi ke tempat rehabilitas, dan ada pria tua yang dia jenguk sana."
Beberapa menit kemudian, Reina menerima kiriman foto—foto Natasya yang sedang memeluk Pak Andra. Ia terkejut, mata membesar melihat wajah pria tua itu. "Itu ayah mertua Hendric!" bisiknya pelan, penuh keheranan. "Ada hubungan apa antara Natasya dan dia?" Ia segera menyuruh orang suruhnya untuk terus mengikuti Natasya dan melapor setiap hari.
Kemudian, Reina masuk ke ruangan Natasya di kantor, ketika ia tahu Natasya belum pulang. Ia menggeledah seluruh tempat: lemari, meja, bahkan tas Natasya—namun tidak menemukan apa-apa yang berguna. Saat itu, ia mendengar suara langkah kaki dari luar. Ia cepat merapikan kembali semua yang ia kacaukan, dan tepat pada waktunya, Natasya masuk.
"Sedang apa kamu di sini?" tanya Natasya dengan tatapan curiga.
Reina melihat buket bunga yang Hendric berikan, kemudian tersenyum palsu. "Kalau tidak boleh ya sudah, aku cuma melihat-lihat saja. Ruanganmu bagus banget, Natasya."
Ia mendekati Natasya perlahan, seolah ingin melihat desain di mejanya. Tanpa disadari Natasya, Reina mengambil beberapa helai rambut yang terjatuh di pundak Natasya, menyimpannya dengan cepat di saku jaketnya. "Ya sudah, aku pulang dulu ya. Jangan lupa, Natasya—Hendric adalah suami ku." Setelah itu, ia keluar dengan cepat, meninggalkan Natasya yang bingung.
Di luar, Reina menelepon seseorang. "Segera lakukan tes DNA untuk rambut ini," katanya. "Aku ingin tahu hasilnya secepatnya."
Malam hari, Hendric menawarkan untuk mengantar Natasya pulang. Ia merasa bersalah karena Reina selalu membuat keributan, dan ingin membalas kebaikan Natasya yang membantu perusahaan. Natasya ragu, tapi akhirnya menyetujui. Saat mobil mereka berhenti di depan apartemen Natasya, Ryujin yang sedang keluar dari apartemennya melihat mereka.
Ia mendekati dengan langkah cepat, wajahnya terlihat marah dan cemburu. "Pak Hendric, sedang apa anda di sini?" tanyanya dengan nada yang dingin.
Hendric berhenti membuka pintu mobil, melihat Ryujin dengan tatapan curiga. "Dan sedang apa kamu ada di sini?"
"Saya tinggal di sini!" jawab Ryujin dengan tegas. Ia kemudian menatap Hendric dengan pandangan yang menyiratkan. "Pak Hendric mengantar Natasya pulang? Lalu bagaimana dengan istrinya? Tidak khawatir dia marah?"
Natasya merasa tidak nyaman, ia segera turun dari mobil. "Itu cukup, Ryujin! Pak Hendric, silakan pergi saja. Terima kasih sudah mengantar."
Hendric mengangguk, kemudian memandang Ryujin sejenak sebelum mengemudi pergi. Ryujin kemudian masuk ke dalam apartemen bersamaan dengan Natasya. Saat mereka berada di koridor, Natasya berhenti dan menatapnya. "Apa ada dengannya, Ryujin? Kenapa kamu seperti itu?"
Ryujin mendekat, matanya terlihat sedih dan marah. "Ada hubungan apa di antara kamu dan Hendric? Jangan katakan tidak ada—aku melihat bagaimana dia melihatmu."
Natasya marah, wajahnya memerah. "Itu bukan urusan Ryujin! Ini adalah masalah ku sendiri! Kamu tidak usah ikut campur!" Setelah itu, ia berjalan cepat menuju pintu apartemennya, ingin meninggalkan Ryujin.
"Natasya, sampai kapan kamu akan merahasiakan bahwa kamu adalah Anita!" Dalam hati.
Masih eps 1😭😭