NovelToon NovelToon
Pernikahan Kontrak CEO Dingin

Pernikahan Kontrak CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Romansa
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: lala_syalala

Rania Kirana seorang penjual cilok berprinsip dari kontrakan sederhana, terpaksa menerima tawaran pernikahan kontrak dari Abimana Sanjaya seorang CEO S.T.G. Group yang dingin dan sangat logis.

Syarat Rania hanya satu jaminan perawatan ibunya yang sakit.

Abimana, yang ingin menghindari pernikahan yang diatur keluarganya dan ancaman bisnis, menjadikan Rania 'istri kontrak' dengan batasan ketat, terutama Pasal 7 yaitu tidak ada hubungan fisik atau emosional.

Bagaimana kelanjutannya yukkk Kepoin!!!!

FOLLOW ME :
IG : Lala_Syalala13
FB : Lala Syalala13
FN : Lala_Syalala

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PKCD BAB 21_Tatapan Sinis

Pukul 03.00 pagi, Abimana terbangun dia merasa jauh lebih baik, demamnya sudah turun.

Ia melihat ke bawah dan Rania tertidur di lantai, kepalanya bersandar di sisi sofa dengan memeluk lututnya.

Abimana menatap wajah Rania yang tertidur, Ia melihat ketenangan yang ia cari.

Ia melihat kesederhanaan yang menolak jutaan dolar dan ia melihat kehangatan yang baru saja ia rasakan.

Ia perlahan bangkit dan memastikan tidak membangunkan Rania, ia mengambil bantal besar dari kasur, meletakkannya dengan lembut di bawah kepala Rania.

Lalu ia mengangkat tubuh Rania yang sangat ringan itu dan memindahkannya ke kasur yang empuk kemudian dia menyelimuti Rania dan memastikan ia nyaman.

Abimana kembali ke sofanya, tetapi ia tidak bisa tidur lagi dia pun menatap Rania.

Abimana menyadari sandiwara ini tidak hanya melindungi dirinya dari ancaman keluarga, tetapi juga telah membawa kehangatan dan perhatian yang selama ini hilang dari hidupnya yang steril.

'Dia bukan hanya mitra kontrak mami. ia adalah orang baik,' pikir Abimana di dalam hatinya.

Ia menyentuh sudut bibirnya, tempat ia mencium Rania di depan Amelia.

Ciuman itu adalah senjata tetapi sentuhan tangan Rania, kepeduliannya di tengah malam itu adalah anugerah yang tidak ia minta.

Keesokan paginya, Rania bangun di kasur, bingung karena dia ingat tidur di lantai.

Ia melihat ke sofa dan Abimana sudah rapi dengan jasnya sambil membaca laporan.

"Selamat pagi nyonya Sanjaya," sapa Abimana suaranya kembali normal.

"Pagi Abi, kamu sudah sembuh?" tanya Rania.

"Ya dan kamu merawat ku dengan baik, terima kasih. Itu bukan bagian dari perjanjian Rania tapi tu adalah kebaikan pribadi kamu," kata Abimana ada nada hormat yang mendalam dalam suaranya.

"Itu adalah kewajiban ku sebagai manusia, Abi," jawab Rania tersipu.

'Dan kewajiban ku sebagai seorang istri.' lanjutnya dalam hati.

Abimana bangkit dan berjalan mendekat, dia mengambil tangan Rania dan kali ini ia tidak menyentuhnya dengan formal, namun dia menggenggamnya sebentar tetapi begitu hangat.

"Mulai hari ini mari kita ubah aturannya Rania, Kita harus bekerja sama lebih dekat karena Amelia tidak akan menyerah dan aku membutuhkan kepedulian mu," kata Abimana, serius.

Rania mengangguk Karena sandiwara mereka telah berubah menjadi kemitraan yang membutuhkan lebih dari sekadar akting.

Setelah insiden demam Abimana hubungan mereka memasuki fase baru yang lebih erat, meskipun tetap terikat oleh batasan.

Abimana menepati janjinya untuk lebih menghargai Rania, namun ia juga menuntut Rania untuk benar-benar menguasai perannya.

Jadwal Rania kini sangat padat, setiap pagi ia menerima pelajaran etiket dari instruktur profesional yang dikirim oleh Ny. Widiastuti.

Ia belajar bahasa asing, sejarah keluarga Sanjaya, cara berbicara di depan umum dan yang paling sulit adalah cara menjadi elegan tanpa kehilangan jati dirinya.

"Nyonya Sanjaya, Anda harus memegang cangkir teh seperti ini, jari kelingking sedikit terangkat karena ini menunjukkan kelas," ujar sang instruktur seorang wanita tua yang sangat kaku.

Rania melakukannya, tetapi ia merindukan cangkir kopi robusta sederhana milik Bang Jaelani.

Di sela-sela jadwal padat itu Rania merasa semakin jauh dari dirinya yang dulu, gaun-gaun sutra dan perhiasan yang ia kenakan kini terasa seperti topeng yang menempel erat.

Ia rindu aroma adonan cilok dan tawa lepas tanpa harus khawatir dengan angle foto atau gosip media.

Sore itu, Rania meminta izin kepada Abimana untuk menjenguk ibunya.

Abimana tidak menolak, tetapi ia mengirim Rendra dan seorang pengawal untuk menemani Rania memastikan status barunya terlindungi.

Rania tiba di Rumah Sakit Medika tempat ibunya dirawat, dia mengenakan gaun simpel berwarna maroon dan sepatu hak rendah.

Penampilannya sangat berbeda dengan Rania yang dulu datang dengan kaus lusuh.

Bu Rahmi yang sudah jauh lebih baik dan kini bisa duduk di kursi roda dan sangat terkejut melihat penampilan putrinya.

"Rania, nak kamu... ini kamu? Kamu cantik sekali, api ini baju dari mana? Mahal sekali, Nak," tanya Bu Rahmi matanya dipenuhi keraguan.

Rania segera memeluk ibunya dia mencium kening ibunya, mencoba menyalurkan semua kerinduan dan beban yang ia rasakan.

"Ini dari kantor tempat Rania bekerja, Bu. Mereka sangat menghargai Rania, jadi mereka memberi seragam baru, jangan khawatir Ibu hanya perlu fokus pada kesembuhan," jawab Rania berbohong dengan senyum palsu.

Bu Rahmi menatap mata Rania lekat-lekat, seolah mencari kebenaran.

"Kamu tidak sedang menipu Ibu, kan, Nak? Pekerjaan apa yang membuatmu jadi secantik ini dalam waktu sekejap?" tanya bu Rahmi.

"Ibu percaya sama Rania, ini pekerjaan yang sangat baik Rania aman dan Ibu juga aman di sini, coba lihat kamar ini bu ada televisi, kamar mandi pribadi dan semuanya gratis, Bu," kata Rania memalingkan wajah agar ibunya tidak melihat kesedihan di matanya.

Saat Rania sedang menyuapi ibunya, beberapa perawat dan dokter yang lewat di luar kamar VVIP itu mulai berbisik-bisik.

"Itu dia istrinya tuan Abimana, dulu cuma tukang jualan tapi sekarang jadi nyonya besar," bisik seorang perawat kepada rekannya, sambil melirik sinis.

"Katanya sih dia cuma tamatan SMK, pasti pakai pelet atau semacamnya sampai Abimana mau," timpal dokter muda di sebelahnya.

Rania mendengar bisikan itu, namun dia menahan napas, berusaha tetap tenang, dia sudah tahu konsekuensi dari status barunya ia akan selalu menjadi bahan gosip dan cemoohan.

Yang lebih menyakitkan, seorang pegawai rumah sakit yang mungkin pernah melihat Rania berjualan cilok di depan klinik kecil dulu kini menatap Rania dengan ekspresi kasihan yang meremehkan.

"Permisi, Nyonya Sanjaya. Anda perlu bantuan, Nyonya?" tanya perawat itu dengan nadanya terlalu formal dan jelas-jelas mengolok-olok.

"Tidak, terima kasih. Saya bisa mengurus Ibu saya sendiri," jawab Rania suaranya dingin, membalas tatapan itu dengan martabat yang ia pelajari dari Abimana.

Rania kembali ke ibunya hatinya sakit, ia merasa dikelilingi oleh tatapan yang menghakimi yang selalu meragukan keberadaannya.

Di mata orang lain ia hanyalah seorang wanita miskin yang beruntung, atau lebih buruk, seorang wanita yang menjual diri.

Kunjungan itu berakhir dengan Bu Rahmi yang merasa lega karena melihat putrinya tampak makmur, tetapi juga khawatir karena Rania terlihat kurus dan tegang.

Saat kembali ke mobil Rania mengeluarkan pena kayu pemberian Abimana, dia meraih buku catatannya dan menulis "Aku adalah Nyonya Sanjaya yang berintegritas, aku melakukan ini untuk Ibu dan jangan hiraukan tatapan mereka."

Rendra yang duduk di depan pun melihat Rania yang murung sejak keluar dari rumah sakit.

"Nyonya saya tahu ini sulit tapi tuan Abimana telah meramalkan hal ini, dunia ini tidak suka melihat orang miskin menjadi kaya mendadak, anda akan selalu diuji." kata Rendra menunjukkan empati yang langka.

.

.

Cerita Belum Selesai.....

1
Sweet Girl
Naaaah, bahagia Ndak...???
Sweet Girl
Bukannya di lantai 45 ya...🤔
Sweet Girl
Emang kenapa...???
Sweet Girl
Taktik apa tiktok...
Sweet Girl
Emang njaluk di cabut gigine, Bu Wati ini ya...
Sweet Girl
Bwahahaha sing gak betah itu saat jadi tetangga mu, Bu Wati...
ayak ayak wae...
Sweet Girl
👏👏👏👏👏👏👏
Ariany Sudjana
puji Tuhan, Rania dan Abimana sudah bisa saling menerima, tetap jadi pribadi yang jujur dan berintegritas Rania
Sweet Girl
Meyakinkan dengan pelanggaran Pasal 7.
Sweet Girl
Lho lho lho ... Pelanggan Pasal 7 ini...🤪
Sweet Girl
Formal banget deh...
Lusi Hariyani
nah gitu dong adem...sm2 cinta tp gengsi
Sweet Girl
Good job...
Sweet Girl
Menggigil 🤣
Sweet Girl
Aamiin
Sweet Girl
Good, harus ada perlindungan
Sweet Girl
Demi Ibu, kendurkan sedikit idealisme mu Ran...
Mar lina
akhirnya Abi mencurahkan isi Hatinya ke Rania, cinta Rania tidak bertepuk sebelah tangan... lanjut Thor ceritanya
di tunggu updatenya
Sweet Girl
Otor tau, klo kamu lagi sangat butuh²nya Ran...
Sweet Girl
Ndak usah terkejut Bu Wati... anda memang sesekali mesti di pertegas.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!