NovelToon NovelToon
Pewaris Dewa Perang

Pewaris Dewa Perang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Junot Slengean Scd

Langit di atas Lembah Seribu Pedang selalu berkabut, seolah-olah para roh pedang zaman kuno sengaja menutupinya dari mata dunia luar. Di balik kabut itu, terdapat sebuah lembah yang luas, terjal, dan dipenuhi bangunan megah terbuat dari batu hitam. Di puncak-puncak tebingnya, ratusan pedang kuno tertancap, bersinar samar seperti bintang yang tertidur. Konon, setiap pedang telah menyaksikan darah dan kemenangan yang tak terhitung jumlahnya sepanjang ribuan tahun sejarah klan ini.

Di tempat inilah, klan terbesar dalam benua Timur, Klan Lembah Seribu Pedang, berdiri tegak sebagai simbol kekuatan, kejayaan, dan ketakutan.

Klan ini memiliki struktur kekuasaan yang ketat:

Murid luar, ribuan pemula yang menghabiskan waktunya untuk latihan dasar.

Murid dalam, mereka yang telah membuktikan bakat serta disiplin.

Murid senior, para ahli pedang yang menjadi pilar kekuatan klan.

Murid elit, generasi terpilih yang berhak memegang pedang roh dan mempelajari teknik pamungkas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Junot Slengean Scd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB.17 Tawaran Tiandu

setelah kematian Patriak Hong Ju

Kabut darah masih menggantung di udara.

Tubuh Patriak Hong Ju terkulai, kepala terpisah dari tubuhnya dan berguling perlahan hingga berhenti di genangan darah para tetua sebelumnya. Ekspresi terkejut masih tertinggal di wajahnya—pupil matanya melebar, memancarkan tanya yang tak sempat terjawab:

“Kenapa?”

Tiandu berdiri dengan kedua tangan bersedekap, jubah hitam bersulam lambang bintang bersilang berkibar pelan diterpa angin malam. Setelah menghabisi Hong Ju, ia bahkan tak melihat jasad itu lagi—seolah sang patriak hanyalah sampah yang selesai dipakai.

Tiandu lalu berbalik…

Tatapannya langsung mengarah pada pemuda yang berdiri tegak tanpa setitik goyah pun:

Xio Lun.

Pedang kegelapan di tangan Xio Lun masih mengalirkan aura hitam pekat yang menderu seperti badai kelam yang lapar darah. Namun Xio Lun sendiri berdiri santai—seolah semua pembantaian barusan hanyalah latihan ringan.

Wajahnya datar.

Mata hitamnya dingin bagai jurang tanpa dasar.

Tiandu melangkah maju.

Satu langkah…

BRUUUKK!

Tekanan aura Ranah jiwa ilahi miliknya mendadak menyapu seisi wilayah.

Tanah bergetar.

Bangunan berderak.

Anggota Klan Tengkorak Merah yang tersisa merangkak sambil memegangi dada mereka, muntah darah satu per satu.

Xio Lun?

Ia bahkan tak mengubah posisi kaki.

Tiandu mendecak kecil.

“Menarik.” sangat Menarik,.,.

Ia memicingkan mata, senyumnya miring.

“Bocah… kemampuanmu sungguh luar biasa. Dengan usia semuda ini… dan kekuatanmu yang bahkan bisa membantai empat tetua dan satu patriak…”

Langkah lain…

Aura semakin menekan.

“…kau mungkin yang terkuat di seluruh Benua Selatan.”

Suasana hening mencekam.

Tiandu mengangkat tangan dan mengamati jemarinya seolah sedang menilai sesuatu.

“Tapi itu hanya di benua ini.”

Kemudian ia menunjuk Xio Lun langsung ke wajahnya.

“Di hadapan Klan Bintang Surga, kau tidak lebih dari sebutir pasir di tengah padang gurun tak berujung.”

Xio Lun mengerutkan dahi sedikit, ia bergumam pelan klaan bintang surga....

Tiandu melanjutkan dengan suara rendah namun penuh kesombongan:

“Aku tahu alasanmu datang ke sini.”

Tatapannya menajam.

“Kau mengejar Xin Shi.”

Seketika, aura Xio Lun bergetar halus—kemarahan tertekan.

Tiandu tertawa pelan.

“Kau sudah tahu rahasia yang tersembunyi dalam tubuh gadis itu, bukan?

sebuah peta harta dan artefak kuno… benda berharga yang menjadi rebutan para kekutan besar BENUA.”

Ia mendekat hingga wajah mereka hanya berjarak puluhan langkah,,

dia sudah menjadi milik kami.

Milik Klan Bintang Surga.”

Detik itu juga udara seperti memadat.

Tiandu menyeringai.

“Namun… aku tidak menutup pintu bagimu, Xio Lun.”

Ia menatap Xio Lun tajam.,,

“Bergabunglah denganku.”

“Aku akan memberimu sumber daya yang tidak akan pernah kau bayangkan di tempat busuk ini.”

“Kelak, kau akan berdiri di puncak dunia bersama kami—dan kau bisa memiliki Xin Shi ,

Tiandu mendekat agak lebih jauh dan membisik:

“Dan jika dia tidak mati di jalan menuju takdirnya

Xio Lun akhirnya menggerakkan bibirnya.

“Cukupp

Satu kata—namun penuh tekanan membunuh.

Tiandu terdiam sepersekian detik… lalu tertawa terbahak.

“Hahaha! Kau sungguh bodoh. Penawaran terbaik sepanjang hidupmu, namun kau—”

Xio Lun mengayunkan pedangnya ke samping.

NGGGRRAAAKKK!

Tanah terbelah sepanjang puluhan meter.

Debu hitam menari.

Tatapan Xio Lun kini seperti pisau yang menusuk jiwa.

“Aku tidak butuh tawaranmu.”

Satu langkah ke depan.

Aura Xio Lun mulai merayap ke udara seperti bayangan raksasa.

“Aku akan mengambilnya kembali…”

Step…

“…dan mengubur siapa pun yang mencoba menghalangiku.”

Tiandu berhenti tertawa.

Mata birunya menyala dingin.

“Keputusan yang sangat buruk.”

Ia mengangkat tangannya pelan — seolah memberi tanda pada jagad raya.

“Kalau begitu… aku akan menghancurkanmu hari ini.

Aku akan mencabut nyawamu

Aku… akan menjadikan tempat ini kuburanmu

🚨 DEDAAAR! 🚨

Suara kilat menghantam tanah tepat di antara mereka.

Aura gelap bangkit dari tubuh Xio Lun.

Lebih besar dari sebelumnya.

Lebih menakutkan.

Dewa Perang dalam jiwanya tertawa lirih:

“Bagus, Bocah. Tunjukkan pada bintang-bintang…

bahwa kegelapan selalu berada di balik cahaya.”

Pedang kegelapan bergetar hebat.

Xio Lun mengangkatnya perlahan ke atas.

Jurus Kedua — Seribu Pedang Kegelapan

Tiandu langsung melompat mundur, insting bertahan hidupnya berteriak.

“Mustahil! Kau bahkan belum terkuras sedikit pun? Apa kau monster?!”

Ribuan bilah pedang bayangan muncul mengelilingi Xio Lun.

Langit menjadi hitam.

Bintang-bintang menghilang.

Dunia seperti ditelan malam tanpa harapan.

Tiandu mengertakkan giginya dan mengangkat artefaknya — pedang cahaya bintang merah tua bercorak naga;

Artefak Langit – pedaang cahaya bintang

Ia berteriak lantang:

“Cahaya Bintang Berdarah—

Pemenggal Bintang!

Pedang merah raksasa meluncur memotong udara.

Braaakkk!!!

Benturan kekuatan mengguncang langit dan bumi!

Gelombang kejut meledak seperti badai neraka,.,,

1
Nanik S
di Cerita ini harusnya kata subuh tidak ada Tor
Nanik S
Peta
Nanik S
Siap Balas Dendam
Nanik S
apakah Xiao Lun akan dilenyapkan
Nanik S
Awal yang menarik
Ibad Moulay
Pengawal Timur
Ibad Moulay
Lorong Batu
Ibad Moulay
Formasi Penyegel Darah
Ibad Moulay
Penjaga Kuno
Ibad Moulay
Kuil Bayangan
Ibad Moulay
Menara Langit Ilahi
Ibad Moulay
Uraaa 🐎🐎🐎🐎
Ibad Moulay
Lanjutkan 🔥🔥🔥🔥
Ibad Moulay
Gerbang Bintang
Ibad Moulay
Pusaran
Ibad Moulay
Jalur Utara
Ibad Moulay
Penjaga
Ibad Moulay
Ledakan
Ibad Moulay
Altar
Ibad Moulay
Cahaya Putih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!