NovelToon NovelToon
Cinta Setelah Luka

Cinta Setelah Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Nikah Kontrak / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Obsesi
Popularitas:10k
Nilai: 5
Nama Author: Shann29

Aliya harus menelan pil pahit saat tunangannya ingin membatalkan pernikahan lalu menikahi Lisa yang tak lain adalah adik kandung Aliya sendiri. Demi mengobati rasa sedih dan kecewa, Aliya memutuskan merantau ke Kota, namun siapa sangka dirinya malah terjerat dengan pernikahan kontrak dengan suami majikannya sendiri. “Lahirkan anak untuk suamiku, setelahnya kamu bebas.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2-Restu yang Dipaksakan

Malam itu seisi rumah keluarga Rudi masih diselimuti suasana tegang. Setelah pertengkaran besar yang pecah beberapa jam lalu, masing-masing orang memilih diam di kamar mereka. Hanya suara jam dinding yang terdengar, berdetak pelan memecah keheningan.

Aliya masih terisak di balik pintu kamarnya. Mata bengkaknya menatap langit-langit dengan kosong. Sementara itu, di kamar lain, Lisa berbaring gelisah. Pipinya masih perih bekas tamparan Aliya, tetapi hatinya lebih perih lagi membayangkan kemungkinan berpisah dari Haris.

Waktu terus berjalan. Jarum jam menunjuk pukul sebelas malam ketika Lisa tiba-tiba duduk tegak di ranjangnya. Ia tidak tahan lagi. Rasa takut, sesal, dan cinta bercampur menjadi satu, membuatnya memberanikan diri untuk keluar diam-diam.

Dengan langkah perlahan agar tidak terdengar, Lisa membuka pintu kamarnya. Koridor rumah gelap, hanya diterangi cahaya redup dari lampu taman yang masuk melalui jendela. Ia menahan napas setiap kali lantai kayu berderit. Setelah memastikan aman, Lisa segera keluar rumah dan menutup pintu pelan-pelan.

Udara malam terasa dingin menusuk, tapi Lisa tidak peduli. Ia melangkah cepat menuju tikungan jalan, tempat Haris sudah menunggu dengan mobilnya.

“Haris…” panggil Lisa lirih saat pintu mobil terbuka.

Haris segera berdiri, lalu memegang tangan Lisa erat-erat. “Kamu baik-baik saja, kan? Aku khawatir sekali.”

Begitu melihat wajah Haris, tangis Lisa pecah. Ia langsung memeluk pria itu, membiarkan air matanya jatuh di bahu yang selama ini selalu ia idamkan. “Kamu tahu nggak, Mas… semua orang marah sama aku. Kak Aliya, Ayah, Kak Bimo… bahkan Ibu pun kecewa. Semua karena kita.”

Haris mengusap punggung Lisa dengan lembut. “Tenang, Lis… jangan takut. Aku di sini buat kamu. Aku nggak akan mundur. Aku akan tetap perjuangkan cinta kita.”

Lisa menggeleng dengan wajah basah. “Tapi Kak Aliya sakit hati banget. Ayah juga murka. Mereka nggak akan pernah setuju, Mas. Aku takut kehilangan kamu.”

Haris menangkup wajah Lisa dengan kedua tangannya, menatapnya dalam-dalam. “Dengar aku baik-baik. Kita sudah sejauh ini. Aku nggak peduli omongan orang, aku nggak peduli penolakan siapa pun. Satu yang aku tahu, aku cinta sama kamu. Jadi, kamu jangan pernah lepasin aku, ya.”

Lisa menatap mata Haris yang penuh keyakinan. Meski hatinya goyah, kata-kata pria itu seperti suntikan keberanian. Ia mengangguk kecil, masih terisak.

“Aku bakal bujuk Ayah dan Ibu kamu,” lanjut Haris. “Kalau perlu, aku temui mereka langsung. Tapi kamu juga harus berani bicara. Tunjukin kalau perasaanmu tulus. Jangan biarkan mereka memutuskan hidupmu.”

Lisa menarik napas panjang, mencoba menguatkan diri. “Baik, Mas. Aku akan bicara sama mereka besok. Tapi kalau mereka tetap nggak setuju… aku rela pergi dari rumah.”

Haris terdiam sesaat, menatap Lisa penuh kebanggaan sekaligus khawatir. Ia kemudian menarik Lisa ke dalam pelukan hangatnya. “Aku janji, Lis… apa pun yang terjadi, aku nggak akan ninggalin kamu.”

Keesokan harinya, pagi rumah keluarga Rudi tidak lagi sama. Aliya duduk termenung di meja makan, wajahnya pucat dan lelah. Ia hampir tidak tidur semalaman, terlalu sibuk memikirkan penghianatan yang menyesakkan.

Ibu Dini mencoba bersikap biasa saja, menyiapkan sarapan seperti biasanya. Namun tangannya gemetar ketika menyendok sup ke mangkuk. Ayah Rudi membaca koran, meski jelas matanya tidak benar-benar fokus. Sementara Bimo duduk dengan wajah kaku, suasana hatinya masih gelap.

Lisa baru turun dari kamarnya, melangkah dengan wajah tegang. Semua mata langsung tertuju padanya. Aliya menunduk, menolak melihat adiknya.

“Ayah, Ibu…” suara Lisa terdengar pelan, namun tegas. Ia berdiri di ujung meja, kedua tangannya saling menggenggam. “Aku mau bicara sesuatu.”

Ayah Rudi menurunkan koran, menatap tajam pada putrinya. “Apa lagi yang mau kamu katakan, Lisa?”

Lisa menelan ludah, lalu memberanikan diri. “Aku… aku mencintai Mas Haris. Dan aku ingin kalian merestui hubungan kami.”

Suasana meja makan langsung menegang. Sendok di tangan Ibu Dini jatuh menimbulkan bunyi keras. Aliya menegang, lalu menatap Lisa dengan mata penuh amarah.

“Kamu gila, Lis!” bentak Aliya. “Setelah semua yang kamu lakuin, kamu masih berani minta restu?”

Lisa menatap balik kakaknya dengan mata berkaca-kaca. “Aku tahu aku salah, Kak. Tapi aku nggak bisa hidup tanpa dia. Aku mencintainya. Aku serius. Aku mohon, jangan halangi aku.”

“Cukup, Lisa!” potong Bimo dengan suara keras. “Kamu sadar nggak, apa yang kamu bilang ini? Kamu tega hancurin hidup kakakmu sendiri demi ego kamu?”

Lisa menggertakkan gigi, suaranya meninggi. “Kalau Ayah, Ibu, Kakak, bahkan Kak Aliya sekalipun nggak bisa mengerti, maka… aku lebih baik pergi dari rumah!”

Semua orang membelalak kaget.

“Lisa!” seru Ibu Dini. “Kamu bicara apa, Nak?”

“Aku serius, Bu.” Air mata jatuh di pipi Lisa, tetapi suaranya mantap. “Kalau aku nggak diizinkan bersama Mas Haris, aku akan pergi. Aku akan hidup dengan pilihanku sendiri.”

Hening. Tidak ada yang bersuara. Ancaman itu mengguncang hati semua orang, terutama Ibu Dini. Ia menatap putrinya dengan wajah sedih.

“Jangan begitu, Lis…” ucapnya lirih. “Ibu nggak sanggup kehilangan kamu. Kamu anak bungsu Ibu… kalau kamu pergi, bagaimana Ibu bisa tenang?”

Ayah Rudi menatap istrinya, lalu menutup mata sejenak. Wajahnya penuh dilema. Ia tahu memberi restu berarti menyakiti Aliya, tetapi menolak berarti mempertaruhkan Lisa pergi dari rumah.

Akhirnya ia menghela napas panjang. “Baiklah. Kalau itu yang kamu mau, Lisa… Ayah dan Ibu merestui hubunganmu dengan Haris.”

“Yah!” Bimo terkejut, nadanya penuh protes.

Aliya menoleh dengan mata membelalak, hatinya serasa ditikam berkali-kali. “Jadi… begitu mudahnya Ayah dan Ibu menyerah pada ancaman Lisa? Bagaimana dengan aku? Aku ini anak kalian juga!”

Air matanya jatuh deras. “Sejak dulu, aku selalu dipaksa mengalah. Waktu Kak Bimo butuh biaya kuliah, aku rela nggak masuk organisasi kampus. Waktu Lisa minta main ke luar kota, aku yang disuruh menjaga rumah. Dan sekarang? Sekarang aku harus mengalah lagi… bahkan untuk calon suamiku sendiri!”

Suasana meja makan pecah. Isak tangis Aliya menggema, membuat semua orang terdiam. Tidak ada yang mampu menjawab tuduhannya, karena memang itulah kenyataan yang selama ini terjadi.

Aliya berdiri, menatap orang tuanya dengan tatapan penuh luka. “Kalian nggak pernah adil. Seumur hidupku, aku selalu jadi bayangan. Anak tengah yang harus mengalah, anak tengah yang harus paham. Dan sekarang… aku bukan hanya kehilangan Haris, tapi juga kehilangan rasa percaya pada kalian.”

Ia berlari menuju kamarnya, membanting pintu dengan keras.

Di kamar, Aliya terisak tak terkendali. Hatinya hancur berkeping-keping. Bukan hanya dikhianati oleh tunangan dan adiknya, tetapi juga oleh kedua orang tuanya sendiri. Restu yang mereka berikan pada Lisa adalah pukulan terbesar bagi dirinya.

Sementara itu, di ruang makan, Lisa masih berdiri dengan air mata yang terus jatuh. Meski sudah mendapatkan restu, wajahnya tidak memancarkan kebahagiaan. Ada rasa bersalah yang menekan dadanya, tetapi ia memilih menutup mata.

Ayah Rudi menunduk, merasa gagal sebagai kepala keluarga. Ibu Dini terisak, memeluk Lisa sambil berkata lirih, “Ibu hanya ingin kamu tetap di sisi Ibu…”

Namun mereka lupa, di kamar ada seorang anak perempuan yang hatinya remuk karena selalu dijadikan pilihan terakhir.

Dan malam itu, Aliya bersumpah dalam hati:

Jika cinta dan keluarga hanya membuatnya hancur, ia akan berdiri sendiri, tanpa siapa pun.

1
sunshine wings
Aku menangis terharu dengan berakhirnya perpisahan selama 4 bulan Angkasa dan Aliya.. Pertemuan kembali dengan rasa kegembiraan menyatu dua hati menjadi satu.. ❤️❤️❤️❤️❤️
tiara
Bahagianya angkasa dan Aliya,A nya apa ya apakah Nama galaksi
Kim nara
aku juga senyum 2 kasa liat kebahagiaan kalian
sunshine wings
❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
😭😭😭😭😭❤️❤️❤️❤️❤️
Mawar
semoga ja niat hatimu terkabulkan angkasa untuk melindungi keluargamu,ne keluarga aliya dikampung apa kabarnya ya..😕
Miss. Shann (IG: miss.shann29): Next kak beresin kluarga aliya dl baru tania
total 1 replies
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
😢😢😢😢😢
sunshine wings
❤️❤️❤️❤️❤️😍😍😍😍😍
sunshine wings
❤️❤️❤️❤️❤️
Felycia R. Fernandez
tapi kamu juga perlu waspada Angkasa,masih ada Tania si mantan mu yang bisa saja ingin menghancurkan hidup kalian...
jangan lengah,ntar kejadian lagi Aliya hilang
Felycia R. Fernandez
siapa Nii...
gak jauh jauh dari semesta kan kk Thor 😆...
Miss. Shann (IG: miss.shann29): Apa hayoo
total 4 replies
Mawar
terbayar sudah ya deddy angkasa..😊😁😁
Felycia R. Fernandez
Daddy angkasa langsung gass poll...
udah 4 bulan ya dad 🤣🤣🤣
lungkioshop 2
🤭🤭
Diah Hanjayani
Update lagi thor 🤍
Miss. Shann (IG: miss.shann29): Sore ya😁
total 1 replies
Yuni Aini
gak dikasih nafas dulu tu aliya langsung digempur 🤣🤣
tiara
Akhirnya Kasa bertemu Alya yang dirindukanya, duuh bahagianya mereka
Kim nara
uh sweet 😍
Mawar
kejutan untuk angkasa,😙kira2 gimana ya reaksi angkasa ketika lihat aliya😕
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!