NovelToon NovelToon
Anak Tiri Terbuang Menjadi Istri Tangguh Duda Killer

Anak Tiri Terbuang Menjadi Istri Tangguh Duda Killer

Status: tamat
Genre:Duda / Balas Dendam / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Anak Kembar / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:40k
Nilai: 5
Nama Author: Mom Ilaa

Azura Eliyena, seorang anak tiri terbuang. Ibu dan Ayahnya bercerai saat usia Azura masih tiga tahun. Bukan karena ekonomi, melainkan karena Ibunya tak sudi lagi bersama Ayahnya yang lumpuh. Ibunya tega meninggalkan mereka demi pria lain, hidup mewah di keluarga suami barunya. Menginjak remaja, Azura nekat kabur dari rumah untuk menemui Ibunya. Berharap Ibunya telah berubah, namun dirinya justru tak dianggap anak lagi. Azura dibuang oleh keluarga Ayah tirinya, kehadirannya tak diterima dan tak dihargai. Marah dan kecewa pada Ibunya, Azura kembali ke rumah Ayahnya. Akan tetapi, semua sudah terlambat, ia tak melihat Ayah dan saudaranya lagi. Azura sadar kini hidupnya telah jatuh ke dalam kehancuran. Setelah ia beranjak dewasa, Azura menjadi wanita cantik, baik, kuat, tangguh, dan mandiri. Hidup sendirian tak membuatnya putus asa. Ia memulai dari awal lagi tuk membalas dendam pada keluarga baru Ibunya, hingga takdir mempertemukannya dengan sepasang anak kembar yang kehilangan Ibunya. Tak disangka, anak kembar itu malah melamarnya menjadi Istri kedua Ayah mereka yang Duda, yang merupakan menantu Ayah tirinya.

“Bibi Mackel… mau nda jadi Mama baluna Jilo? Papa Jilo olangna tajil melintil lhoo… Beli helikoptel aja nda pake utang…” ~ Azelio Sayersz Raymond.

“Nama saya Azura, bukan Bibi Masker. Tapi Ayah kalian orangnya seperti apa?” ~ Azura Eliyena.

“Papa ganteng, pintel masak, pintel pukul olang jahat.” ~ Azelia Sayersz Raymond.

“Nama kalian siapa?”

“Ajila Ajilo Sales Lemon, Bibi Mackel.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 2. ANAK TIRI TERBUANG MENJADI ISTRI TANGGUH DUDA KILLER

Dua minggu kemudian, Azura yang seharusnya berada di sekolah, masih mencari alamat rumah ibunya. Seharian penuh ia menjelajahi kota hingga akhirnya berhasil menemukan rumah itu. Wajah Azura berbinar bahagia. Dengan pakaian sederhana, ia memberanikan diri menekan bel.

"Wow, besar sekali rumah Ibu. Pasti Ibu sekarang sudah banyak uang sampai punya rumah sebesar ini. Kalau Ayah dan Kak Sahira pindah ke sini, hidup kami pasti akan lebih baik," gumam Azura, gadis 15 tahun itu, penuh harap.

Bel sudah ditekan beberapa kali, tapi tidak ada yang menyahut. "Kenapa sepi, ya? Apa Ibu lagi tidak di rumah?" Ia menekan bel lagi. Tak lama, pintu terbuka dan seorang wanita paruh baya dengan pakaian sederhana muncul. Ia adalah asisten rumah tangga di sana.

"Hm, siapa?" tanyanya.

"Saya mau bertemu Ibu... eh, maksud saya, Bu Arisha, Bi," jawab Azura sambil memperbaiki maskernya. Ia sengaja menutupi wajahnya, berharap bisa memberikan kejutan pada sang ibu. Jantungnya berdebar kencang, kerinduannya membuncah.

"Dengan tujuan apa?" tanya bibi itu lagi.

"Saya mau menyampaikan sesuatu yang penting. Harus disampaikan langsung pada beliau," jawab Azura sesopan mungkin.

"Ya sudah, duduk di sana. Saya panggilkan Nyonya dulu," kata bibi itu, menunjuk sofa. Azura duduk manis, menunggu dengan gugup.

"Bagaimana ya reaksi Ibu saat melihatku? Apa Ibu senang? Sudah 12 tahun berlalu, pasti Ibu juga merindukanku," batin Azura.

"Hai, kau siapa?" Sebuah suara tajam mengejutkannya. Azura mengalihkan pandangan dan berdiri saat seorang gadis menghampirinya.

"Kau siapa? Mengapa ada di rumahku? Kau pengemis baru, hah?" Gadis itu menatap Azura dari ujung kaki hingga kepala, penuh selidik dan merendahkan.

"Sa-saya pelajar, Kak," jawab Azura, merasa terintimidasi.

"Pelajar? Haha..." Gadis itu tertawa meremehkan. "Mana ada pelajar yang bajunya kotor, dekil, dan bau sepertimu? Jujur saja, kau ke sini mau mengemis, kan?" lanjutnya dengan nada sombong.

"Saya memang pelajar!" sentak Azura kesal.

"Halah, tidak usah mengelak. Sekarang bilang saja berapa yang kau mau? Mau seratus ribu? Lima ratus ribu? Atau lima puluh ribu ini?" Ia menyodorkan selembar uang berwarna biru.

PLAK!

Gadis itu tercengang. Azura berani menepis tangannya. Matanya memancarkan amarah, tapi Azura tak gentar.

"Aku tidak butuh apa-apa. Uangmu tidak ada gunanya bagiku. Sebaiknya kamu pergi," kata Azura, merasa kesal karena direndahkan. Ia sudah lelah dicaci maki di sekolah, dan kini ia tak mau dihina lagi.

"Kau kurang ajar!" Gadis itu, yang wajahnya berbintik merah, hendak menarik ikat rambut Azura, tetapi seorang gadis lain datang memisahkan mereka.

"Berhenti! Kenapa kalian bertengkar? Ini rumah, bukan ring tinju. Kalau mau berkelahi, di luar sana," cerocos gadis berkacamata itu. "Kak Calsa, bukannya tadi mau ke rumah teman?" lanjutnya, menunjuk Calsa, anak tiri Arisha.

"Cih, awas kamu, sialan!" Calsa menunjuk Azura sebelum akhirnya pergi.

Azura menghela napas panjang. Anehnya, gadis berkacamata di depannya terasa berbeda.

"Kamu siapa?" Tiba-tiba, keduanya saling menunjuk satu sama lain dan terkejut.

Gadis berkacamata itu menunduk dan tertawa, Azura juga ikut tertawa. Mereka bertatapan lagi dan merasakan sesuatu yang sama, mata mereka mirip. Azura melepas maskernya, dan gadis itu melepaskan kacamata tebalnya.

"Eh... kok mirip?" ucap mereka serempak.

Azura menggaruk kepala. Seingatnya, ia tak pernah tahu punya saudara kembar. Begitu juga dengan gadis di depannya.

"Nama kamu siapa? Kalau aku, Aina. Sepertinya kita kebetulan mirip ya, haha..." Aina tertawa sambil mengulurkan tangannya.

"Aku Azura. Tapi kayaknya ini bukan kebetulan," jawab Azura, menerima uluran tangan Aina.

"Kenapa bilang begitu?" tanya Aina, memakai kacamatanya lagi.

"Soalnya aku ke sini mau bertemu ibuku," jawab Azura.

"Ibumu? Memang siapa namanya?"

"Arisha Velyna."

"Itu nama ibuku juga!" Aina terlonjak kaget.

"Kalau begitu... kita ini..."

"Kembar?" Azura dan Aina mengucapkan kata itu serempak, tak percaya. Mereka saling mendekat dan mencubit pipi. Tanpa sadar, air mata mereka menetes.

"Astaga... kenapa malah nangis sih, haha..." Aina mencoba menghapus air matanya, tapi air mata terus membasahi pipi. Azura tiba-tiba memeluknya.

"Kakak," bisiknya, membuat hati Aina bergetar. Aina menatap Azura lalu membalas pelukannya. Isak tangisnya pecah. Ia merasakan gejolak di hatinya, sesuatu yang telah lama terkubur dan kini meledak.

Beberapa menit kemudian, keduanya kembali tenang.

"Kalau kita memang kembar, kenapa kita berpisah? Kenapa orang tua kita tidak bersama?" tanya Aina, kepalanya dipenuhi pertanyaan.

Saat Azura hendak bicara, Arisha datang. Perhatian Azura teralih kepadanya.

"Ibu..." lirih Azura, tersenyum bahagia. Namun, wanita itu tidak menunjukkan reaksi yang Azura bayangkan. Ia mendekat tanpa ekspresi. Langkahnya anggun, tetapi auranya terasa sombong.

"Mama?!" Aina berlari, memeluk Arisha.

"Aina, masuk ke kamar, sayang," kata Arisha dengan lembut.

"Tidak, Ma. Aina tidak mau. Sekarang Aina tahu kalau Aina punya saudara..."

"Bukan, dia bukan saudaramu. Mama tidak kenal dia," potong Arisha, membuat kedua gadis itu melongo. Mereka tak menyangka ibu mereka akan mengatakan hal sekejam itu.

"Ibu... ini aku... Azura, anak Ibu. Ibu tidak ingat Azura, Kak Sahira, dan Ayah?" ucap Azura dengan suara bergetar. Hatinya sesak dan napasnya memburu.

"Anak? Kau mungkin salah orang. Saya tidak punya anak lain di luar sana," elak Arisha, lalu menyuruh asistennya mengeluarkan Azura. "Bi! Bawa dia keluar dari rumah ini. Lain kali jangan sembarangan membawa masuk pengemis lagi. Cepat!"

"Tunggu, Ma! Jangan usir dia!" pekik Aina. Ia segera berdiri di depan Azura dan merentangkan tangannya.

"Aina, Mama sudah bilang, masuk kamar!" perintah Arisha lantang.

"Mama yang salah dan membuat Aina kecewa! Mama yang aku kira baik, ternyata tega meninggalkan keluarganya demi harta!" Aina menuntut penjelasan, matanya memerah dan rahangnya mengeras.

"Aina!" bentak Arisha. "Kamu benar-benar membuat Mama kecewa. Tidak sopan memanggil Papa seperti itu. Papa kan Ayah kandungmu, Nak! Masuk kamar sekarang juga!"

"Aina tidak salah. Mama yang salah! Mama yang aku kira baik, ternyata tega ninggalin keluarganya demi harta!"

PLAK!

Tamparan yang seharusnya mendarat di wajah Aina, mendarat di wajah Azura yang mencoba melindunginya. Arisha tak menduga Azura akan membiarkan dirinya dipukul demi Aina.

"Azura..." lirih Aina, dadanya terguncang melihat wajah Azura terluka. Azura berlari pergi tanpa berkata apa-apa.

"AZURA!!!" Aina ingin mengejar, tapi Arisha segera mencekalnya. Asisten rumah tangga itu dengan cepat menutup pintu. Aina menangis kecewa hingga akhirnya jatuh pingsan. Sementara Azura, terus berlari dengan air mata berlinang.

"Kejam... kejam... Ibu kejam!" Azura berhenti di tepi jalan, ia berlutut, menangis sejadi-jadinya, meluapkan semua kekecewaan dan penyesalan di hatinya. Azura bangkit, berlari kembali ke rumah ayahnya. Ia berjanji tidak akan kembali ke sana lagi dan akan meminta maaf pada Ayah dan Kakaknya.

Namun, ia sudah terlambat. Rumah itu kosong, tanpa tanda-tanda kehidupan.

"Ayah... Kakak!! Ayah!!! Kakak! Di mana kalian!" teriak Azura, mencari mereka. Tapi jejak mereka tak ada.

"Kenapa kalian semua pergi tinggalkan aku... Ayah, Kakak... maafkan Azura." Ia berlutut lagi, mencoba menahan tangisnya. "Azura janji tidak akan tinggalkan kakak dan Ayah lagi."

1
awesome moment
👍👍👍
awesome moment
kasihan sahira
Yus Nita
apa yg bisa zander kata kan, saat mengetahui srmua ini...
apakah msh bisa marah sama kang joeson
Yus Nita
anak dan istri mafia di lawan..
nyari mampus nama ny.
gak jera2 nech si Rmes. udah pernah hampir mm ati di tngan Zander.
sekarang benaran mati di tangan Joeson, 😁😁😁
Maizuki Bintang
lagi thor
awesome moment
gubrak
Nyai Sri Rahayu
lanjut thor
Yus Nita
sangmafia tampan yg arrogant, mati
kutu di skak cewek tomboy Azurra 😀😀😀
awesome moment
wkwkkwkw
partini
Weh Weh sehhh dah jadi duda macam perjaka Ting Ting 😂😂
Mom Ilaa: 😆😆🤣🤣🤣 🤣
total 5 replies
partini
aduh sakit gigi bikin seluruh badan sakit semua ,,minum mefenamic Thor
Mom Ilaa: ya kak, efek minum/makan yg dingin² jdi kambuh, terima sarannya kak 🤩
total 1 replies
Iqlima Al Jazira
kopi mendarat thor.
up lagi donk
Iqlima Al Jazira
vote untuk mu thor
Iqlima Al Jazira: kembali kasih thor🤭
total 2 replies
Yus Nita
ternyata sesulit itu yachutk menguca kan cinta, oleh seorang mafia sekelas joeson 😀😀😀
Yus Nita
siapa yg gak bangfa coba...
tapi sayang ny yg satu mulai jatuh cinta, yg satu lagi terobsesi. hingga gak peduli kalau yg xewek udah menikah
partini
lah Mlah seneng jadi rebutan aduhh rada" nich
Yus Nita
maka ny Azura, jangan mudah percaya dengan orang yg terluhat pura22 baik.. 😁😁😁
Yus Nita
boar kan aja wanita sombong itu di enjara
ori setimal drngan petbuatan ny di mada lalu. dan itu lah karma ny. nebedatin anak hatimau atau buaya, udah besat di terkam ny. dan akhor ny minta tolong ss mm a ansk srndiri
Maizuki Bintang
lagi thor
beybi T.Halim
biarkan semua menjalani karma nya br seimbang kehidupan ini🫠
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!