Sepasang kekasih Hana Aurelia dan Alex Andrian menjalin hubungan selama 3 tahun lamanya. Namun ketika akan bertunangan, ternyata Hana Aurelia selingkuh dengan pria lain.
Selama ini hubungan mereka baik-baik saja. Tidak ada tanda-tanda perselingkuhan, ternyata Si cewe selalu berhubungan back street dengan cowo lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sely muspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24
Angin malam terasa lebih dingin bagi Hana. Boneka doraemon besar pemberian Alex dulu masih terpajang di atas lemari. Seakan mata tak enggan untuk berpaling darinya. Sebagai pertanda boneka doraemon yang telah menjadi saksi bisu hari jadian Hana dan Alex 2 tahun silam.
Hana menjadi teringat akan Cinta pertamanya, namun harapan yang Alex mimpikan telah hancur, Hana yang menghancurkan nya. Tidak ada harapan bagi Alex untuk memasang cincin di jari manisnya karena jari manisnya telah dulu di pasang cincin oleh orang lain.
Setelah sekian lama Hana melupakan Alex, dirinya tak sadar telah menyakitinya. Hubungan LDR yang terdapat janji manis di dalamnya namun telah ia ingkari. Apalagi bukan hanya selingkuh tapi ia telah memberikan tubuhnya untuk orang lain.
Seketika Hana mengambil boneka doraemon yang masih terbungkus plastik dan di peluknya erat.
"Bagaimana aku menjelaskan ke tuanmu tentang semua ini, sedangkan dia telah menyiapkan cincin berlian yang tak pernah ku duga sebelumnya" gerutu Hana dengan boneka doraemon nya.
Malam yang harusnya menjadi mimpi indah untuk Hana karena telah di lamar oleh Ferdian, namun malah menjadi mimpi buruk karena Alex telah menghantui pikiranya.
Jam menunjukkan pukul 01 malam.
"oh Tuhan, aku tetap tidak bisa tidur, setiap mataku terpejam aku dibayang-bayangi oleh rasa bersalah"ucapnya pada dirinya sendiri.
Mata nya dipaksa terpejam, tetap saja tidak bisa hingga suara adzan subuh terdengar.
" sampai pagi aku tidak tidur memikirkan Alex, bagaimana aku akan fokus di butik hari ini? "gumamnya.
Hingga pagi tiba, Hana dengan kelopak mata yang menghitam karena tidak tidur semalaman. Tetap memaksa berangkat ke butik karena dia telah di percaya oleh calon mertuanya untuk menjadi owner butik.
Saat Ferdian menjemputnya, Ferdian memandangi wajah Hana yang pucat, matanya yang sembab tidak seperti biasanya dia terlihat segar.
" kamu yakin mau berangkat ke butik dalam keadaan seperti ini? "Tanya Ferdian.
"aku yakin, kalau aku tidak ke butik, ibumu pasti kecewa denganku" ujarnya.
Ferdian tidak akan membawa Hana ke butik kali ini, dengan kondisi Hana yang seperti itu. Mobilnya berjalan ke suatu tempat yang jauh dari butik.
"Kamu mau kemana mas, kok jalan kita ke arah sini? " Tanya Hana.
"sudah, diam saja. Seperti kerja di orang lain saja kamu, sakit begitu memaksakan berangkat. Biar aku yang bilang ke ibu nanti" gerutu Ferdian sambil menyetir mobil.
Ferdian mengajaknya ke salah satu Villa milik orang tua nya. Jika harus ke hotel, Ferdian malu karena sudah sering check in di hotel. Apalagi suasana Villa di pedesaan yang sejuk, membuat pikiran yang berat terasa plong.
"kok kamu ga bilang kalau punya Villa sejuk di pedesaan seperti ini" Tanya Hana.
"aku tidak mau menyombongkan diri ku dengan semua kekayaan orang tua ku Hana, tapi sekarang kamu harus tau karena sebentar lagi akan jadi istriku kan, jadi tidak ada yang aku sembunyikan darimu" ujarnya.
Menikmati suasana Villa di tepi sawah, jika duduk di depan Villa akan nampak keindahan gunung yang menjulang tinggi. Membuat hati Hana terasa lebih lega dari semalam.
"pintar sekali calon suamiku membuat pikiranku terasa nyaman" gumamnya pelan.
Hana sampai betah di Villa itu dan tidak mau pulang, karena kamarnya akan selalu mengingatkan tentang Alex. Boneka doraemon besar yang selalu menampakan diri, sayang untuk di buang namun tersimpan sebuah kenangan di dalamnya.
Malam itu Hana dan Ferdian menginap di Villa. Hana yang lega karena akhirnya bisa tidur nyenyak di pelukan hangat Ferdian malam itu.