Cassia adalah seorang gadis periang & cantik, ia disayang oleh semua orang sampai-sampai tak ada rasa sedih & sepi yang pernah hinggap dihatinya..
Sampai suatu ketika matanya tidak dapat melihat, dosa apa yang Ia lakukan sampai mendapatkan cobaan terberat dihidupnya..
Akankah Ia dapat melihat lagi & dapatkah Ia menerima cobaan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chiaro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Samar-samar aku dengar Claudia sedang berbicara dengan seseorang dan ketika Ia merasa aku mendatanginya Ia dan orang tersebut berhenti berbicara.
"Hey, ku kira kamu tidur". Ucap Claudia, lalu Ia pun mendekatkan wajahnya kepadaku.
"Kenapa kamu melamun, ah... Kau tidak sadar ada yang berbeda denganku?"
"Tadi kau berbicara dengan siapa?" tanyaku
Tanpa menjawab pertanyaanku Claudia malah bertanya denganku sekali lagi.
"Ca.... Hello lihat aku, lihat mataku!"
Tanpa aku sadari aku menatap matanya dan ternyata Claudia merubah warna softlensnya, sekarang matanya berwarna gold.
"Wah cantikkkk... ". Kagumku
"Kau beli dimana, keren banget lho...!"
"Makanya aku mau kamu coba juga, aku sudah beliin warna yang sama, biar kita terlihat seperti kembaran, ini juga ada free tetes matanya". Ucap Claudia
"Ayo ca.. Cobalah.. Setelah itu kita langsung ke mall!"
Akhirnya akupun langsung memakai softlens yang baru dibeli Claudia dan wah... Aku sangat kagum dengan warna mataku aku tampak sangat cantik.
"Luar biasa, tak salah aku memilihkanmu warna yang sama denganku, lihat pria mana yang tidak melirikmu, hahaha.... Ayo kita langsung ke mall, aku sudah tidak sabar!"
"Tunggu Claudia, aku mesti kasih tau Pak Idin kita mau ke mall!" teriakku, karena begitu semangatnya, Claudia sudah langsung pergi ke garasi mobil.
"Apa? Kok Pak Idin?", jawab Claudia
" Iya papaku bilang aku harus diantar oleh Pak Idin, aku ga boleh menyetir mobilku sendiri selama papa dan mamaku tidak ada dirumah". Jawabku
"Ya ampun Ca, kamu tuh uda besar dan uda sering setir mobil sendiri kenapa harus bergantung sih sama Pak Idin, aneh-aneh aja orang tua kamu!". ucap Claudia seakan mengejekku
"Koq kamu bilang orang tuaku aneh sih?", ucapku tak terima
"Sorry Ca bukan maksudku seperti itu, hanya saja orangtua kamu terlalu overprotected banget, kalau ga gini aja, aku yang akan setir mobilnya, oke, kan sama aja yang penting kamu ga setir mobil sendirian, ok!"
Tanpa menunggu jawabanku, Claudia langsung duduk di kursi kemudi dan menyalakan mesin mobil.
"Ayo Ca...!"
"Tapi... "
"Ayolah ga ada tapi-tapian!"
Akhirnya aku memutuskan untuk membiarkan Claudia yang menyetir mobilnya.
Tring...
Akhirnya pesan dari papa mama juga.
"Cassia papa dan mama sudah sampai Singapore, kamu baik-baik dirumah, jangan mengkhawatirkan kami, karena kami akan sangat sibuk beberapa hari ini".
"I miss you papa mama, baik-baik yah kalian disana, jangan terlalu mengkhawatirkanku, aku akan baik-baik saja dirumah, karena Claudia juga menginap beberapa hari dirumah untuk menemaniku" balasku.
Aku hanya melamun memikirkan orang tuaku dan Claudia sibuk menyanyi dengan suara speaker yang sangat kencang.
Sesampainya di mall aku melihat Claudia memakai tetes mata free yang diberikan bersamaan dengan softlens yang dia beli.
"Mataku terasa lembap sekarang, wah jadi semakin jernih penglihatanku". Ucapnya seraya melirikku.
"Kamu tidak memakainya? Matamu akan terasa kering lho...". tanya Claudia
Akhirnya aku memakaikan tetes mata itu pada mataku.
"Lebih baik kan?"
Aku hanya mengangguk sebagai jawabanku.
"yuk kita makan dulu, perutku sudah keroncongan nih". Ajak Claudia
Dia menarik tanganku, memang saat itu suasana mall sudah mulai ramai, jadi aku merasa risih karena Claudia menarik tanganku, jadi aku harus berbenturan dengan orang-orang.
"Wah gimana kalau kita makan di foodcourt aja, disana kulihat sedang ramai-ramainya dengan anak band, siapa tau ada yang bisa kita ajak kenalan".
Tanpa menunggu jawabanku, Claudia terus menarikku dan mendudukanku disebuah kursi, padahal aku memang tidak terlalu suka keramaian, tapi karena aku juga tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya memikirkan makanan apa yang mau aku beli.
"Sorry.. gua bisa join duduk disini? soalnya kursi-kursi uda penuh semua dan gua ikut pertunjukan, jadi bisa ga sekalian gua titip tas?". Seorang laki-laki mengajakku bicara.
"Kamu ga kenal sama aku, kamu percaya sama aku buat jaga tas kamu?" jawabku bingung.
"Hi! nama gua Dion, kalau loe?", jawabnya langsung.
" Hi! namaku.. " Saat itu tiba-tiba jantungku berdegup kencang saat melihat senyumannya.