NovelToon NovelToon
Bulan & Angkasanya

Bulan & Angkasanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama
Popularitas:545
Nilai: 5
Nama Author: Keirina

Sejak bersama dengan Kenneth hidup Bulan semakin dipenuhi dengan warna.

Sejak bersama dengan Bulan hidup Kenneth kembali dihiasi dengan kebahagiaan.

Kenneth selalu berhasil mengukir senyum di wajah Bulan bahkan hanya dengan melihatnya.

Bulan berhasil membuat Kenneth ingin hidup lebih lama.

Seperti tawa yang berdampingan dengan air mata, juga hal baik yang berdampingan dengan hal buruk. Kisah cinta pertama mereka juga begitu.

Bulan berharap mereka selamanya.
Kenneth juga berharap yang sama dalam ketakutannya.

Semua ingin akhir yang bahagia, tapi tidak ada yang benar-benar tau pada akhirnya akan seperti apa.

Kenneth yang selalu membuat Bulan tersenyum kini juga berhasil membuat Bulan sering menangis dalam keheningan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keirina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KENNETH ANGKASA

Kenneth berjalan keluar kamarnya dengan sudah rapi memakai seragam sekolahnya. "RAPI" menurut seorang Kenneth dengan dua kancing paling atas dibiarkan terbuka, baju dikeluarkan serta jaket berwarna abu gelap yang dipakai menutupi seragam sekolahnya dan juga tas yang hanya disampirkan di bahu kanannya.

"Pagi Mah" Kenneth menyapa Revina yang sedang menyiapkan makanan di meja makan.

"Pagi sayang" Sapa Revina mamahnya kenneth dengan senyum lembut melihat Kenneth yang sudah duduk di meja makan.

"Gimana sekolah kamu?kamu nyaman kan di sana?betah kan?" Tanya Revina dengan lembut sambil menyendokkan nasi goreng dan telur ceplok ke atas piring, memberikannya pada Kenneth lalu Revina ikut duduk menemani anaknya itu makan.

"Nyaman Mah. Mamah dari kemarin nanyanya itu terus" Ujar Kenneth sambil memakan nasi gorengnya.

Senyum Revina semakin lebar melihat Kenneth yang terlihat sebal, karena selama seminggu ini Revina terus menanyakan hal yang sama pada Kenneth. Namanya juga seorang Ibu kan Revina hanya takut Kenneth tidak betah di sekolah barunya.

"Itu kenapa sih kancing bajunya dibuka-buka gitu udah kayak preman aja" Revina melihat seragam yang dipakai Kenneth.

"Preman?keren ini namanya mah"

"Mana ada keren-kerennya gak rapi yang ada, kancing itu ah seragamnya!"

Kenneth diam meminum air putih. Dia sudah selesai makan" Gak ah Mah" Ujarnya sambil meletakkan gelasnya.

Revina menatap anaknya yang keras kepala itu.

"Kenneth berangkat dulu ya mah, Bye mah.." Kenneth mengecup pipi kanan Revina, kemudian beranjak dari kursi.

Revina yang diperlakukan manis oleh Kenneth kembali tersenyum dibuatnya.

"Eh obat kamu udah dibawa belum?" Tanya Revina memastikan.

Kenneth mengangguk menjawab Revina, kemudian dia berjalan meninggalkan Revina keluar rumah.

"Jangan lupa diminum!" Ujar Revina sedikit berteriak agar didengar Kenneth.

Revina menghela nafas begitu Kenneth sudah keluar dari pintu rumahnya. Revina masih sangat merasa bersalah kepada anaknya itu, karena dirinya dia harus membuat Kenneth bergantung pada obat-obatan.

Sebelum Revina dan Kenneth memutuskan untuk pindah ke tempat tinggal mereka saat ini. Sebelumnya Revina sudah lama sekali mengidap sakit ginjal kronis yang membuatnya harus segera mendapatkan donor ginjal dan satu tahun yang lalu Revina dan Toni Papahnya Kenneth mengalami kecelakaan mobil saat mereka sedang menuju jalan pulang ke rumah mereka.

Kecelakaan yang mereka alami sangat parah sampai menyebabkan mobil mereka terguling hingga beberapa meter jauhnya dari tempat kejadian. Saat itu juga orang-orang yang ada di tempat kejadian menghubungi ambulance. Toni dan Revina yang mengalami luka yang cukup parah langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan dari dokter.

Kenneth yang mendapatkan kabar tentang kejadian itu dengan kondisi yang panik datang ke rumah sakit tempat Revina dan Toni ditangani. Begitu sampai di rumah sakit Kenneth langsung berlari ke IGD untuk melihat keadaan orangtuanya.

Kenneth bertemu dokter yang menanganinya dan dokter itu memberitahu Kenneth tentang nyawa Papahnya yang ternyata tidak tertolong saat sedang diperjalanan menuju ke rumah sakit. Kabar itu membuat Kenneth tiba-tiba mematung, rasanya sakit sekali mendengarnya sampai-sampai membuat kenneth tidak bisa berkata apa-apa hanya airmatanya yang langsung keluar begitu saja membasahi pipinya.

Dokter yang melihat kondisi Kenneth merasa iba padanya, tapi Dokter itu kembali melanjutkan ucapannya. Dia menjelaskan pada Kenneth tentang kondisi Ibunya yang sekarang sedang kritis dan harus segera mendapat tindakan.

Dokter itu memberitahu Kenneth bahwa ibunya harus segera menjalani operasi donor ginjal, karena benturan yang terjadi saat kecelakaan itu membuat kondisi ginjal Ibunya yang memang sudah harus diangkat sejak lama semakin memburuk dan harus sesegera mungkin mendapat donor ginjal, tapi masalahnya rumah sakit tidak bisa menemukan pendonor ginjal yang cocok dalam waktu yang sesingkat ini.

Saat mendengar hal itu Kenneth menjadi semakin terpukul, dia tidak mau sampai harus kehilangan kedua orangtuanya secara bersamaan, Kenneth belum siap akan hal itu.  Kenneth diam sebentar mencoba mencerna perkataan dokter tersebut dan tanpa pikir panjang lagi Kenneth memberitahu dokter itu bahwa dia akan mendonorkan ginjalnya pada Mamahnya.

Kenneth memberitahu dokter itu bahwa sebelumnya dia pernah menjalani tes dengan dokter yang biasa menangani Mamahnya dan hasilnya Kenneth bisa mendonorkan ginjalnya, namun saat itu Mamahnya tidak setuju akan hal itu dan sekarangpun Kenneth yakin bahwa Mamahnya pasti tidak akan setuju akan keputusannya, tapi Kenneth tidak punya pilihan. Dia tidak keberatan harus hidup dengan satu ginjal yang penting Mamahnya bisa selamat.

Mendengar hal itupun Dokter itu kembali memastikan Kenneth apakah dia benar-benar ingin melakukannya mengingat dampak yang mungkin akan didapatnya setelah mendonorkan ginjalnya, karena memang manusia bisa hidup dengan satu ginjal saja, tapi bukan berarti hal itu selalu berhasil karena ada beberapa pendonor yang ternyata kondisinya menjadi tidak baik begitu mendonorkan ginjal mereka bahkan sampai harus melakukan cuci darah rutin dan ada juga yang tidak selamat karena kondisinya semakin memburuk.

Tetapi dengan tegas Kenneth memberitahu dokter itu kalau dia siap melakukannya dan dia tidak peduli dengan resiko yang akan dia dapat setelah dia mendonorkan ginjalnya bahkan meskipun nanti dia akan mati Kenneth juga tidak keberatan akan hal itu yang penting nyawa Mamahnya saat ini bisa terselamatkan dan setelah mendengar hal itu Dokter tersebut memberitahu bahwa dia akan langsung melakukan operasi dan menyuruh Kenneth untuk mengikuti tes pemeriksaan kesehatan dahulu sesuai prosedur rumah sakit yang sudah ditetapkan.

Dan syukurnya operasinya berjalan dengan lancar, Mamahnya selamat begitu juga Kenneth dan keesokkan harinya pun Kenneth yang duduk di kursi roda karena kondisinya yang masih lemah setelah operasi ikut memakamkan Papahnya sedangkan Revina dia masih belum sadarkan diri di rumah sakit.

Selama hampir dua tahun setelah kejadian itu, Revina dan Kenneth mengalami masa yang cukup berat. Meskipun begitu kondisi Revina perlahan mulai membaik karena operasi transplantasi ginjal yang dilakukannya ternyata berhasil bahkan dia sudah tidak perlu melakukan cuci darah lagi.

Tetapi sebaliknya sayangnya satu tahun setelah operasi pengangkatan satu ginjalnya kondisi kesehatan Kenneth mulai menurun. Dan Kenneth mulai bergantung pada obat-obatan sampai sekarang dan bahkan dokter menyarankannya untuk melakukan cuci darah jika kondisi ginjalnya semakin memburuk, karena hal itu Revina semakin merasa bersalah pada anaknya itu.

Dan satu bulan yang lalu mereka memutuskan untuk pindah ke tempat mereka tinggal saat ini untuk mencoba memulai kehidupan yang baru agar mereka bisa melupakan segala rasa sakit yang mereka alami selama setahun.

***

Kenneth masuk ke dalam kelas XII-3 dan dia duduk satu meja dengan Jono yang sejak awal dia masuk sudah sangat SKSD (Sok Kenal Sok dekat) padanya. Tapi Kenneth tidak keberatan akan hal itu jadi dia tidak perlu capek-capek untuk mulai berkenalan dengan yang lain karena secara otomatis Jono yang memperkenalkannya pada teman sekelasnya yang lain.

***

"Udah ayo Sar, gue tinggal lo ya!" Ujar Bulan dan langsung berjalan meninggalkan mereka.

Kenneth memperhatikan Bulan yang baru saja pergi meninggalkan mereka. Kemudian dia tertawa kecil melihat Jono yang menggerutu karena kakinya yang diinjak oleh Sari.

"Udah ayo pesan makan!" Kata Kenneth, lalu memesan makanan pada bu Sar.

"Tadi yang nabrak gue siapa?" Tanyanya pada Jono yang sedang memesan makanan pada bu Sar.

"Bulan." Ujar Jono singkat, karena dia sedang fokus mengganggu bu Sar yang ternyata orangnya latahan.

Kenneth mengangguk kecil begitu mendengarnya entah apa yang sedang dipikirkannya sekarang, kemudian dia mengajak Jono yang sedang mengganggu bu Sar untuk pergi mencari tempat duduk.

1
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Frontier
Blackrose
Daebak!
Ritsu-4
Bravo thor, teruslah berkarya sampai sukses!
Joko Castro
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
foxy_gamer156
Bikin ketagihan deh.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!