NovelToon NovelToon
Sah! Hutang Dibayar Menikah

Sah! Hutang Dibayar Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Cherryblessem

(Update setiap hari selama ongoing!)

Clara merasa kepalanya pusing tiba-tiba saat ia melihat kekasihnya bercinta dengan sahabatnya sendiri yang sudah ia anggap seperti saudara kandungnya. Mereka berdua tampak terkejut seperti melihat hantu setelah menyadari Clara muncul dari balik pintu kamar dengan cake bertuliskan 'Happy 6th anniversary' yang telah jatuh berantakan di bawah.

"Sa–sayang ...." Kris wang, kekasihnya tampak panik sambil berusaha memakai kembali dalaman miliknya.

Leah Ivanova juga tak kalah terkejut. Ia tampak berantakan dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kain yang kini Tanpa busana.

"Ini bukan seperti yang kamu pikirkan, Clara!" Kris berusaha mengambil alih Clara.

Gadis itu tersenyum kecut. Berani sekali ia bicara begitu padahal segalanya telah keliatan jelas?

*

Baca kelanjutannya hanya di noveltoon! Gratis!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherryblessem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAH| 25

"Apa yang kalian lakukan pada istriku?" Julian tiba-tiba muncul begitu saja entah darimana.

Clara merasa lega karena kemunculan Julian. Ia berharap Julian akan pergi membawanya menjauhi kerumunan para gadis liar ini.

"Kau tak menyapaku, dahulu?" Silvia memandang Julian dengan dingin.

Tampaknya, desas-desus Julian menjadi cucu favorit jonghwa, kakek mereka, membuat Julian secara tiba-tiba menjadi orang yang mendapat banyak perhatian.

"Halo, Tante Silvia." Ia tersenyum sambil menunduk.

"Anak baik." Silvia memuji namun terdengar seperti sebuah cemoohan.

"Aku tak suka kalian menyuruh istriku pergi mengambil minuman. Jika kalian ingin melakukannya, ada banyak sekali pelayan disini. Tolong jangan bersikap seperti perempuan bodoh gila hormat dengan memperlakukan Clara seperti itu. Kalian jadi terlihat rendah dan miskin karena tak pernah dilayani pelayan."

Clara melotot tak percaya mendengar ucapan Julian yang lancar dan terang-terangan seperti itu. Ia tak percaya telinganya bisa mendengarkan suara Julian yang tegas, dalam dan emosional keluar untuknya.

Semua orang tampak terkejut seperti Clara. Silvia dan Sophie sampai kehilangan kata-kata.

"Apa?" Silvia tampak tersinggung.

"Apakah kurang jelas yang kukatakan? Kuharap anda banyak menaruh perhatian saat orang lain bicara agar tidak terlihat bodoh. Juga, tolong pergi ke dokter untuk memeriksa telinga anda. Saya khawatir, umur tua melukai pendengaran anda." Julian kemudian menarik Clara pergi meninggalkan keluarganya segera.

Silvia tampak melongo mendengar ucapan Julian. Apakah ia baru saja direndahkan oleh bocah itu? Berani sekali!

"Sialan!" Ia berteriak kesal karena Julian mengatainya.

Apakah Julian mengira ia akan melewatkan ini begitu saja? Sungguh, Julian tak tahu ia telah memulai perang dengan keluarganya sendiri dan itu bukan hal yang baik untuk dilakukan.

*

"Kau baik-baik saja?" Begitu menjauh, Julian langsung menanyakan kabar Clara.

Clara tampak masih tidak percaya dengan apa yang barusan Julian katakan pada Silvia. Apakah laki-laki itu serius mengatakan hal seperti itu pada tantenya sendiri?

"Apa yang kau lakukan!?" Alih-alih menjawab, Clara malah memandang Julian tak percaya.

"Aku tak melakukan apapun." kata Julian seolah yang terjadi bukanlah apa-apa.

Clara memandang Julian dengan penuh kekhawatiran. Entahlah, tapi melihat reaksi Silvia, sepertinya Julian akan dalam bahaya dan akan menghadapi peperangan keluarga yang tak terduga.

"Kau tak apa-apa?" Alih-alih menjawab pertanyaan Julian, Clara malah balik bertanya.

"Aku yang lebih dahulu bertanya."

Clara terdiam lalu memandang laki-laki itu. Tatapan keduanya terasa tulus untuk satu sama lain dan entah bagaimana menumbuhkan kehangatan tak terduga.

"Aku baik-baik saja." Clara tersipu namun matanya tak bisa beranjak.

"Syukurlah. Maafkan aku karena tidak peka."

Mengapa Julian harus minta maaf soal itu? Tak tahukah Julian bahwa kata-katanya yang manis membuat Clara kesulitan mengontrol otot wajahnya untuk tak tersenyum.

"Tidak masalah. Itu tak penting." Ia membiarkan wajahnya tersenyum, membuat matanya menyaksikan Julian yang ikut tersenyum.

Sesaat, dunia seolah berhenti. Keduanya terus saling menatap tanpa keduanya sadari. Clara memandang mata Julian yang dalam dan entah bagaimana, ada bintang yang bersinar didalamnya. Bagaimana bisa ia terlihat seperti itu tanpa menyadarinya?

"Julian?" Robert, Ayah Julian menghampiri mereka.

Keduanya secara spontan menatap Robert dengan wajah yang penuh salah tingkah karena tertangkap saling memandangi.

"Apakah benar kakek mengurusmu kemari?" Robert mendekati putranya sambil berbisik.

Julian mengangguk dan itu menunjukkan kekhawatiran di wajah Ayahnya.

"Kau baik-baik saja?" Ia terdengar khawatir.

Clara juga menanyakan pertanyaan yang sama namun tak dibalas Julian. Syukurlah sang ayah menanyakannya.

"Aku baik-baik saja. Aku juga sudah bicara dengan petinggi dari Costca. Ini adalah malam memperkenalkan diri untuk menyambungkan kerja sama. Ayah tak perlu khawatir." Julian meyakinkan ayahnya.

"Ayah tahu. Kemarilah!"

Julian ditarik oleh Robert menjauhi Clara, membuat keduanya saling pandang. Clara tampak ingin menahan Julian namun ia tak sempat. Julian memandangnya dan memintanya menunggu sebentar.

Setelah keduanya menghilang, Clara mengevakuasi dirinya agar tak ditangkap oleh Sophie dan kelompoknya. Atau lebih baik, tidak ditemukan oleh keluarga Julian yang lain. Ia sibuk menghindar dan menjauh dan akhirnya ia memilih berdiri di balkon yang terbuka, melihat orang-orang asing lain yang tampak menjauh dan mungkin sedang sibuk membahas hal privat.

"Clara?"

Segera gadis itu menengok khawatir karena terkejut kalau-kalau ia ditemukan oleh orang-orang yang ingin ia hindari. Beruntung, suara itu rupanya milik Cakra. Segera, wajahnya tersenyum lega.

"Oh, rupanya kau." Clara menyambut tersenyum.

"Apakah ada yang kau hindari?" Cakra menengok ke kiri dan kanan untuk memastikan.

Clara tersenyum. "Tidak. Lupakan."

"Baiklah. Apakah kau kesini dengan Julian?" Cakra memandang Clara sambil meneguk minuman yang ia bawa di tangannya.

Clara mengangguk. "Tentu saja. Aku tak mungkin bisa kemari."

Keduanya tersenyum. "Bagaimana menurutmu tentang pestanya?"

"Bagus. Aku suka tempat ini. Makanannya enak-enak!" Clara tersenyum. "Kau datang sendiri kah kesini?"

"Apa?" Cakra tampak terkejut dengan pertanyaan Clara yang clueless. Ia kemudian tersenyum dan menjawabnya. "Aku dengan keluargaku, tentu saja."

Clara mengangguk. "Ooh...," ia tampaknya tak menyadari siapa Cakra sebenarnya. Cakra merasa itu sangat lucu.

"Apakah kamu tahu siapa yang mengadakan acara ini?" Cakra bertanya dengan niat ingin menggoda Clara.

"Costca kan? Ah, aku bukan orang yang suka berinteraksi dan berpesta. Waktu diajak Julian, aku merasa tertekan karena sepertinya aku harus melakukan banyak hal disini." Clara terdengar curhat.

Cakra tersenyum. Bahkan setelah sekian lama, kepolosan Clara masih terasa hingga saat ini. Betapa menggemaskannya Clara sejak dahulu. Apakah ia tahu? Apakah ia sengaja bertindak seperti ini agar Cakra terjebak nostalgia dan menyayangkan segalanya?

"Hahaha. Kamu memang tak tahu apa-apa rupanya." Cakra tersenyum.

"Maaf, tapi itu membuatku tersinggung." Clara menanggapi Cakra dengan tampak kesal.

Cakra makin gemas dan mulai tertawa. Ia memandang Clara dengan baik lalu menangkap sesuatu di balik rambutnya.

"Maaf, ada sesuatu di rambutmu." Cakra langsung mengambil sesuatu yang tersembunyi di rambut Clara dan membuat Clara terkejut.

Jantungnya berdebar karena interaksi yang tak biasa itu. Clara memaki dalam hatinya karena tiba-tiba saja nostalgia akan teman-temannya yang pernah menjodohkan mereka teringat lagi.

Clara merasakan hatinya malu, sedih dan bingung dalam satu waktu. Malu karena telah memikirkan hal yang aneh dan sedih karena tentu, dia hanya gembel miskin yang secara random dapat menikahi Julian. Jika ia pada akhirnya menikahi Cakra pun, ia mungkin akan jauh lebih tersiksa lagi dari ini.

"Nah, ini!" Cakra memberikan sebuah bulu yang entah bagaimana bisa terbang di rambut Clara.

Tak disangka, kejadian barusan tertangkap mata Julian yang kini tampak menyala. Matanya menatap tajam ke arah Julian dengan kesal dan tidak terima dengan apa yang ia lihat.

Apakah Clara orang yang bodoh? Tak sadarkah ia bahwa ia memiliki kontrak dengan Julian yang telah ditandatangani? Ini tentu tak bisa Julian biarkan!

1
partini
menarik
Cherryblessem: terima kasih sudah mampir kakakk/Rose/
total 1 replies
Y. Kasanova
Semangat
Cherryblessem: aaa terima kasih kakak /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!