NovelToon NovelToon
Kembalinya Ratu Gangster

Kembalinya Ratu Gangster

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Pembaca Pikiran / Diam-Diam Cinta / Putri asli/palsu / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Mengubah Takdir
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: Miss_Dew

Nalea, putri bungsu keluarga Hersa, ternyata tertukar. Ia dibesarkan di lingkungan yang keras dan kelam. Setelah 20 tahun, Nalea bersumpah untuk meninggalkan kehidupan lamanya dan berniat menjadi putri keluarga yang baik.

Namun, kepulangan Nalea nyatanya disambut dingin. Di bawah pengaruh sang putri palsu. Keluarga Hersa terus memandang Nalea sebagai anak liar yang tidak berpendidikan. Hingga akhirnya, ia tewas di tangan keluarganya sendiri.

Namun, Tuhan berbelas kasih. Nalea terlahir kembali tepat di hari saat dia menginjakkan kakinya di keluarga Hersa.Suara hatinya mengubah takdir dan membantunya merebut satu persatu yang seharusnya menjadi miliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Dew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

“Nalea, apa kamu yang kamu lakukan, hah! Apa kamu tidak bisa berperilaku normal sehari saja, Lea? Jangan buat keluarga kita yang terhormat, malu karena perilaku kamu yang sangat liar dan tidak tahu aturan!”

Kepala Nalea Sahara berdenyut, bukan karena letih, melainkan karena getaran benci yang mengisi udara ruang keluarga megah Keluarga Hersa. Matanya yang tajam mata yang pernah menatap dingin saat memimpin ratusan anggota Black Rat, kini hanya menunduk pasrah. Setelah dua puluh dua tahun dibesarkan di jalanan sebagai Ratu gangster paling disegani, Nalea berusaha keras menjadi sosok yang 'pantas' untuk keluarga kandungnya, gadis lugu, lemah lembut, dan mudah diatur.

Namun, Sisilia Putri Hersa tidak akan pernah membiarkannya.

Di sofa tunggal, Sisilia duduk sambil menangis terisak. Pakaian kaus mahalnya robek di bagian bahu, memperlihatkan sedikit goresan kemerahan yang jika diperhatikan lebih dekat terlihat sengaja dibuat dangkal.

“Sisilia hanya ingin meminjam buku. Nalea langsung membentak, dan, dan dia mendorongku, Kak! Dia bilang aku anak pungut yang tidak pantas menyentuh barang-barang di rumah ini!” Sisilia terisak, membenamkan wajahnya di dada Azlan Putra Hersa.

Azlan, yang biasanya dikenal humoris dan penyayang, kini berdiri tegang, rahangnya mengeras. Di sebelahnya, Zavian Putra Hersa, si sulung yang dingin dan cuek, menatap Nalea dengan tatapan yang jauh lebih tajam daripada biasanya.

“Nalea,” suara Zavian terdengar berat, mengisi keheningan ruang tamu. “Katakan yang sebenarnya. Apa yang kau lakukan pada Sisilia?”

Nalea mengangkat wajahnya, menatap kedua kakak kandungnya. Harapan tipis agar mereka melihat kejujuran di matanya hancur saat melihat tatapan mereka.

“Aku tidak melakukan apa-apa, Kak. Bahkan aku tidak menyentuhnya seujung rambut pun,” jawab Nalea pelan, suaranya berusaha terdengar lembut. “Aku hanya mengatakan, buku itu bukan milikku, tapi-”

"Cukup!” potong Azlan, suaranya menggema penuh amarah. Azlan melepaskan Sisilia, melangkah mendekat ke Nalea dengan mata memerah.

“Kau dibesarkan di lingkungan yang kotor, tapi setidaknya, tunjukkan sedikit sopan santun! Sisilia adalah adikmu! Berapa kali kami harus memperingatkanmu agar berhenti bersikap seperti anak liar?”

Kata-kata itu menghantam Nalea. Anak liar. Mereka dengan mudah merangkai dua kata itu, mengabaikan perjuangannya selama dua bulan terakhir untuk beradaptasi.

Sisilia mendongak dari bahu Azlan, menyeringai tipis yang hanya bisa dilihat Nalea. Seringai penuh kemenangan.

“Nalea, tolong jujur. Mengakulah, demi kebaikanmu sendiri,” Sisilia merengek. “Kakak Azlan dan Kak Zavian hanya ingin kau menjadi gadis yang baik, seperti mereka ajarkan.”

Nalea menelan ludah. Ia memilih untuk diam. Membela diri hanya akan memperkuat citra 'anak liar' yang mereka percayai.

Zavian menghela napas panjang, kekecewaan tergambar jelas di wajahnya.

“Kami sudah memberimu kesempatan. Tapi kau hanya membalasnya dengan kekerasan.”

Tepat saat itu, Ivander Zyan Hersa, sang Ayah, dan Mutiara Meisya Hadi, sang Ibu, memasuki ruangan. Raut wajah mereka menunjukkan campuran jijik dan rasa bersalah yang disembunyikan.

“Sudah selesai dramanya?” tanya Ivander dingin, tanpa menatap Nalea. “Nalea, kau keterlaluan. Kau melukai Sisilia. Papa tidak suka gadis yang tidak tahu aturan, bertindak kasar seperti preman.”

“Papa, Mama, jangan hukum Nalea terlalu keras! Dia tidak sengaja, mungkin dia hanya cemburu padaku,” Sisilia buru-buru menimpali, air mata buayanya semakin deras, membuat keluarga Hersa semakin yakin betapa baik dan polosnya putri palsu mereka ini.

Mutiara Meisya Hadi, sang Ibu, menatap Nalea dengan kebencian. “Kau tidak pantas disebut putri keluarga Hersa. Zavian, Azlan, bawa dia ke gudang belakang. Aku tidak mau dia merusak citra keluarga ini lagi. Dia butuh pelajaran yang keras.”

Mutiara berbalik, tangannya menarik Sisilia untuk dipeluk.

Gudang belakang itu lembap, berbau apek, dan penuh debu. Inilah 'kamar' tempat Nalea, putri kandung keluarga Hersa, tinggal.

Azlan dan Zavian berdiri di hadapan Nalea. Di tangan Azlan, ada sebatang kayu keras yang biasa dipakai untuk penyangga tanaman.

“Kami tidak ingin melakukan ini, Nalea,” kata Azlan, suaranya sedikit bergetar, namun tatapannya tetap tegas. “Hanya ini cara agar kau mengerti.”

"Aku mohon, Kak. Aku tidak salah," pinta Nalea, untuk pertama kalinya ia memohon di hadapan siapa pun sejak ia meninggalkan dunia geng. Suaranya terdengar seperti bisikan, penuh keputusasaan.

Zavian menggeleng. “Kami percaya pada Sisilia. Berlutut, Nalea. Jangan mempersulit diri.”

Nalea berlutut di lantai semen yang dingin. Ratu Black Rat yang ditakuti, kini tunduk di hadapan dua pria yang seharusnya menjadi pelindungnya.

“Pegang dia,” perintah Zavian.

Azlan mencengkeram bahu Nalea. Cengkeraman itu kasar. Nalea memejamkan mata.

PRANG!

Batang kayu itu menghantam betis Nalea. Rasa sakitnya begitu tajam hingga terasa seperti tulang keringnya retak. Nalea menggigit bibir bawahnya, menahan erangan yang ingin lolos.

“Sakit?” tanya Zavian dingin. “Seharusnya ini setara dengan rasa sakit yang kau berikan pada Sisilia.”

“Aku minta maaf,” bisik Nalea, bibirnya gemetar. "Aku benar-benar minta maaf. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Tolong, Kak, hentikan."

DUGH!

Pukulan kedua menghantam tulang keringnya, kali ini lebih keras, lebih terarah. Nalea tidak bisa menahan diri lagi. Ia tersentak, air matanya menetes.

“Ampun, Kak Azlan… sakit… kumohon,” Nalea akhirnya mengeluarkan suara, memohon ampun, mengabaikan harga dirinya yang selama ini ia jaga.

Azlan melihat air mata dan kesakitan di mata Nalea, tangannya sedikit goyah. Tetapi bayangan wajah Sisilia yang terluka kembali muncul, menguatkan tekadnya.

“Jika kau tidak ingin dipukul, bersikaplah baik!”

Pukulan ketiga dan keempat datang bertubi-tubi.

PLAK!

DUG!

Rasa sakit itu membuat Nalea mual. Betisnya kini terasa mati rasa, diikuti oleh nyeri yang menyayat. Dia tidak bisa lagi menahan tangisannya, meskipun ia berusaha membuatnya tidak bersuara.

“Sudah cukup. Semoga kau belajar, Nalea. Jangan pernah membuat Sisilia menangis lagi,” ucap Zavian dingin, melemparkan kayu itu ke sudut ruangan.

Azlan dan Zavian pergi. Pintu gudang dihempaskan hingga menimbulkan debu.

Nalea ditinggalkan sendirian. Dia merangkak menjauh dari tempatnya berlutut, lalu meringkuk, memeluk lututnya, mencoba mengurangi nyeri yang mendera kakinya. Bau apek gudang, dinginnya lantai semen, dan denyutan di kakinya, semuanya bercampur dengan rasa sakit yang tak terlihat.

Isakannya tidak bersuara, hanya getaran di bahunya, dan air mata panas yang membasahi pipinya.

"Kenapa?" bisiknya pada keheningan. Suaranya serak dan penuh kepedihan. "Kenapa kalian tidak percaya padaku? Aku memang dibesarkan di dunia hitam, di lingkungan yang kejam dan gelap. Tapi aku tidak jahat."

Ia terisak lagi, memeluk dirinya sendiri semakin erat.

"Aku hanya ingin merasakan kasih sayang keluarga. Kasih sayang yang tidak pernah aku dapatkan semasa hidupku," lanjutnya. "Ayah, Ibu, Kak Azlan, Kak Vian... apa kalian tidak sayang sedikit pun kepadaku? Untuk apa aku dibawa ke keluarga ini jika kalian hanya menganggap Sisilia sebagai keluarga kalian?"

Nalea memukul pelan dadanya yang terasa sesak.

"Bukan salahku dan bukan keinginanku untuk dibesarkan di dunia gelap yang kejam itu," suaranya bergetar. "Aku masih punya hati dan perasaan. Dan hatiku… sakit… sakit sekali di sini."

Dia terus menangis dalam diam. Rasa sakit fisik di kakinya kini tidak seberapa dibandingkan dengan luka menganga di jiwanya, akibat penolakan total dari keluarga kandungnya sendiri. Dia telah berusaha, dia telah meninggalkan dirinya yang lama. Tetapi sepertinya, tidak ada tempat baginya di rumah bangsawan ini.

“Jika saja aku tidak kembali….” Pikirannya kacau, diselimuti keputusasaan yang dalam. "Jika saja aku tetap menjadi Ratu Black Rat… setidaknya, aku tidak akan merasakan sakit separah ini.”

Nalea menutup mata, membiarkan tubuhnya yang lelah dan patah terendam dalam kegelapan.

1
❤️⃟Wᵃf Bayu
ratu gangster nggak butuh perlindungan dari kakak kayak zavian
𝄞❤️⃟Wᵃf𝐕⃝⃟🏴‍☠ꪑỉƙꪮ🗡ᄂ⃟ᙚ࿐
seorang Devano takut sama ulat bulu? yang benar sajalah Dev🤣
Grace saja tidak percaya dengan perkataan Madam Lea.. malah mahu mengibul Grace si asisten pribadi yang jenius
❤️⃟Wᵃf Bayu
yang transfer tiga hari yang lalu siapa????
иąв𝖎ƖƖą ≛⃝⃕|ℙ$
penyesalan yang sangat sangat terlambat, setelah Sisil & Lydia terang-terangan dengan menunjukkan sifat aslinya, baru deh seluruh keluarga hersa menyesal telah memperlakukan Lea dengan buruk🙄
иąв𝖎ƖƖą ≛⃝⃕|ℙ$
dititik inilah keluarga hersa mulai menyesal telah menyayangi rubah dan induknya🙄 pada akhirnya seluruh keluarga hersa menjadi korban keserakahan &kekejaman sisil & Lydia 🙄
❤️⃟Wᵃf dsinta🦚➢‮
nah benerkan apa yang di katakan nalea semua sekarang kamu harus waspada
иąв𝖎ƖƖą ≛⃝⃕|ℙ$
ivander kau terlalu sombong, dan merendahkan Lea, padahal situasi sedang mengancammu, akan kebangkrutan dan jatuh miskin, tapi kau menolak bantuan Lea 🙄
❤️⃟Wᵃf dsinta🦚➢‮
sokorrr sekarang kamu gak bisa meminta uang seenaknya pada keluarga bersama sisill
иąв𝖎ƖƖą ≛⃝⃕|ℙ$
akhirnya zavian peduli dengan Lea, walaupun masih dingin setidaknya ada harapan kalo kakaknya itu punya hati
❤️⃟Wᵃf Bayu
Iseng kok sampai berdiri setengah jam, masuk akal nggak?
иąв𝖎ƖƖą ≛⃝⃕|ℙ$
dasar gak sadar diri situ yg putri palsu malah ngatain Lea yg anak liar. sumpah Gedeg Banget dengar aktingnya sisil🙄
🍌 ᷢ ͩ❤️⃟Wᵃfនӈᷭɜͧiͤււͤaᷠᶫᵌᵌ
Semoga saja Mama Nalea bisa sembuh lagi dan bisa menyayangi Nalea sebagai mestinya seorang ibu terhadap anaknya
🍌 ᷢ ͩ❤️⃟Wᵃfនӈᷭɜͧiͤււͤaᷠᶫᵌᵌ
heh dasar anak gak tau diri gak bersyukur banget di besarin di keluarga kaya malah seenaknya sendiri, coba ikut ibu mu sendiri mungkin kehidupanmu gak bakal kek sekarang
❤️⃟Wᵃf dsinta🦚➢‮
kan emang kenyataan nya kamu anak pembantu sisilia
🍌 ᷢ ͩ❤️⃟Wᵃfនӈᷭɜͧiͤււͤaᷠᶫᵌᵌ
bagus Nalea harus tegas sama pembantu kek gitu biar dia gak semena2 udah di tolong kok seenaknya
иąв𝖎ƖƖą ≛⃝⃕|ℙ$
nandes Balong😭😭 kata-kata mu Sisil sungguh kejam dan sadis😭😭
mana ada darah manusia lebih rendah derajatnya daripada seekor anjingg🥹🥹🤬🤬🤬
❤️⃟Wᵃf dsinta🦚➢‮
ya karena nalea sara adalah wanita kesayangan dan yang di cintai kayzo
❤️⃟Wᵃf Bayu
Dari dulu aku heran, bagaimana Sisil bisa dianggap sebagai nona muda di keluarga Harsa, sementara ibunya bekerja sebagai pembantu di sana.
🍌 ᷢ ͩ❤️⃟Wᵃfនӈᷭɜͧiͤււͤaᷠᶫᵌᵌ
Sepertinya kayzo lebih mementingkan Nalea dari pada kedudukannya, bagus setidaknya masih ada orang yang tulus sama Nalea
иąв𝖎ƖƖą ≛⃝⃕|ℙ$
Untung ya di saat terlemahnya Lea masih ada Rey yg sangat peduli dengan Lea 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!