Lolly Zhang, seorang dokter muda, menikah dengan Chris Zhao karena desakan keluarga demi urusan bisnis. Di balik sikap dingin, Chris sebenarnya berusaha melindungi istrinya. Namun gosip perselingkuhan, jarak, dan keheningan membuat Lolly merasa diabaikan.
Tak pernah diterima keluarga suaminya dan terus disakiti keluarganya sendiri, Lolly akhirnya nekat mengakhiri pernikahan tanpa hati itu.
Akankah cinta mereka bersemi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Sebuah Kafe
Seorang gadis dan pria duduk berhadapan di meja pojok, ditemani aroma kopi yang baru diseduh. Di antara mereka, keheningan terasa menekan.
Pria itu meletakkan sebuah kartu di atas meja, suaranya datar.
“Ambil ini.”
Lolly menatap kartu itu sejenak, lalu menggeleng pelan. “Aku tidak butuh,” ucapnya dingin.
Chris menarik napas, menahan nada suaranya agar tetap tenang. “Kita sudah menikah. Jadi, sudah seharusnya aku memberimu uang. Tapi ingat perjanjian kita—jangan ikut campur dalam urusanku. Baik itu bisnis, pergaulan, atau kebebasanku. Dan aku juga tidak akan mengganggu urusanmu.” Tatapan matanya tajam, nada suaranya tegas tanpa sedikit pun keraguan.
Lolly mengangkat wajahnya, menatap balik pria itu dengan sorot mata yang tak kalah dingin. “Tenang saja. Aku akan menepati janjiku sampai pernikahan ini berakhir. Tiga tahun, bukan?”
“Bagus,” jawab Chris singkat. Ia berdiri, merapikan jasnya. “Dan jangan lupa, di depan keluargaku kita harus terlihat mesra. Mulai besok, kau pindah ke rumah keluarga Zhao.”
Tanpa menunggu tanggapan, Chris Zhao berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan aroma kopi yang kini terasa getir.
Lolly hanya menatap kosong ke arah pintu yang baru saja tertutup. Ia menggenggam cangkir kopinya, uap hangatnya tak mampu menenangkan hatinya yang dingin. Pandangannya kemudian jatuh pada kartu yang masih tergeletak di atas meja.
“Pernikahan tanpa hati…” gumamnya lirih. “Tak akan berakhir baik. Chris Zhao, kita sudah saling kenal begitu lama, tapi kau masih saja dingin terhadapku.”
Ujung bibirnya menegang, menahan getir yang tak bisa diucapkan.
“Aku tahu kau masih menyimpan perasaan untuk mantanmu. Pernikahan ini hanya untuk menyenangkan keluargamu. Setelah mantanmu kembali, maka semuanya berakhir,” batin Lolly.
Sementara itu, di dalam mobil hitam yang melaju pelan di bawah langit senja, Chris Zhao bersandar di kursi belakang. Pandangannya menerobos kaca jendela, menatap samar bayangan dirinya di permukaan kaca yang dibasahi gerimis.
“Tuan, besok malam Anda harus berangkat,” ucap Marco, asisten pribadinya yang juga berperan sebagai sopir, sambil melirik sekilas ke spion.
“Hmm,” jawab Chris singkat, tanpa mengalihkan pandangan.
“Apakah saya perlu memberitahu Nyonya Muda?” tanya Marco hati-hati.
“Aku sendiri yang akan memberitahunya. Besok bantu dia pindah ke kediaman keluarga Zhao,” kata Chris dengan nada tegas.
“Baik, Tuan.”
Hening sejenak. Suara mesin mobil terdengar samar, berpadu dengan bunyi hujan yang menetes di kaca. Chris menatap tangannya—cincin pernikahan yang baru ia kenakan hari ini tampak asing di jari manisnya. Ia memutar cincin itu perlahan, seolah berusaha memahami makna dari ikatan yang baru saja dimulai.
Kemudian ia membuka buku kecil berwarna merah—buku nikah antara dirinya dan Lolly Zhang. Pandangannya tertuju pada foto mereka berdua di halaman pertama. Senyuman Lolly terlihat tipis dan terpaksa, kontras dengan tatapan matanya yang datar.
Keesokan Harinya — Malam Pertama
Kediaman Zhao
Lolly menyusun pakaian di lemari besar dengan rapi. Setiap lipatan terasa berat, seolah menyusun ulang takdir yang tak pernah ia inginkan.
Pintu kamar mandi terbuka, dan Chris keluar dengan rambut masih basah. Jubah tidurnya berwarna coklat, bagian dada terbuka memperlihatkan kulit yang masih berembun air. Tatapannya tajam ketika melihat Lolly berdiri kaku di depan lemari.
Setelah selesai, Lolly berjalan ke sisi tempat tidur, ragu. “Aku akan tidur di luar,” katanya pelan, mengambil bantal.
Chris mendengus. “Kau ingin seluruh keluargaku tahu bahwa pernikahan ini hanyalah kontrak?” suaranya rendah tapi menusuk.
“Kalau begitu, aku tidur di sofa,” jawab Lolly cepat, meletakkan bantalnya di sana lalu membungkus diri dengan selimut.
Chris menatapnya lama. Ia melempar handuk ke kursi dan melangkah mendekat, berhenti di depan sofa. Aura tegang memenuhi ruangan. Tanpa sepatah kata ia langsung mengendong istrinya.
"Aah! Turunkan aku!" jerit Lolly yang dikejutkan dengan aksi suaminya.
Chris menidurkan Lolly ke kasur dengan kasar dan menahan kedua tanganya ke atas. Ia menarik kaki Lolly dan menindihnya.
"Apa yang kau lakukan, cepat lepaskan!" kata Lolly.
"Kita sudah menikah, dan kau berencana pisah ranjang denganku," ujar Chris yang melepaskan ikatan pinggang jubah tidurnya.
"Perjanjian hanya pernikahan kontrak, tidak ada hubungan ranjang," jawab Lolly dengan cemas.
"Surat kontrak tdak tercantum dilarang berhubungan, itu artinya aku berhak mendapatkan hak ku sebagaimu," jawab Chris yang mencium bibir istrinya.
Lolly berusaha melepaskan ciuman pria itu dan berkata,"Jangan!"
"Lolly Zhang, kau ingin keluargamu juga tahu kalau pernikahan hanya pura-pura?" bisik Chris."bagaimana kalau mereka mengetahui putri kesayangan mereka sedang berbohong pada mereka?"
"Keluargaku tidak bisa tahu, kalau mereka tahu aku pasti dipaksa menikah dengan pria lain," batin Lolly.
Chris mencium bibir istrinya dengan dalam dan brutal, tangannya melepaskan pakaian gadis itu. Sementara Lolly hanya bisa pasrah. Dan melayani suaminya.
"Tidak kusangka, malam pertamaku direnggut oleh pria yang tidak mencintaiku," batin Lolly.
Setelah keduanya tanpa sehelai benang, Chris melebarkan kedua kaki gadis itu dan melakukan penyatuan dengan perlahan.
"Aah!" jerit Lolly yang kesakitan sambil mencengkeram lengan suaminya.
"Pertama kali?" tanya Chris yang melihat bercak darah yang keluar dari bagian kewanitaan istrinya.
"Tolong jangan kasar, sakit!" ujar Lolly yang mengeluarkan air matanya.
"Bukankah dia sudah punya pacar selama lima tahun, kenapa masih perawan?" batin Chris.
Chris mengoyangkan pinggulnya dengan perlahan seolah tidak tega melihat istrinya yang sedang menahan sakit. Gerakan lembut dan semakin dalam. Ia mencium bibir istrinya hingga menurun ke lehernya.
Setelah mencapai puncak, Ia menghentikan gerakannya dan melanjutkan ciuman di leher Lolly.
Lolly yang kesakitan, menahan dada suaminya dan berkata,"Tolong hentikan untuk malam ini, sakit sekali."
Chris menatap istrinya sejenak, ia bangkit dan menarik selimut menutupi tubuh istrinya.
Beberapa waktu kemudian, keheningan memenuhi kamar besar itu. Udara terasa berat, seolah menahan sisa emosi yang belum sempat terucap.
Lolly menatap langit-langit dengan mata basah, tubuhnya lelah dan hati terasa hampa. Ia tak mengeluarkan sepatah kata pun, hanya menarik selimut hingga menutupi tubuhnya.
Chris berdiri di depan cermin, mengenakan kemeja dan merapikan dasinya. Gerakannya tenang, seolah tak terjadi apa-apa.
“Sudah malam… kau mau ke mana?” tanya Lolly dengan suara serak, nyaris berbisik.
Chris menatap bayangan dirinya di cermin sebelum menjawab datar, “Aku harus berangkat malam ini. Urusan bisnis di Shanghai. Kalau kau butuh sesuatu, hubungi Marco. Dan ingat, di depan keluargaku, tetaplah berperilaku seperti menantu yang baik.”
Lolly menghela napas dalam. “Tenang saja,” katanya pelan. “Aku masih ingat perjanjian kita. Selama tiga tahun ini, aku akan berusaha memainkan peranku sebaik mungkin.”
Chris menatapnya sebentar, lalu melangkah pergi tanpa kata tambahan. Suara pintu tertutup perlahan mengisi ruangan yang kini kembali sunyi.
Lolly memejamkan mata, mencoba menahan air mata yang mulai mengalir.
“Di malam pernikahan, dia memilih pergi meninggalkanku,” batinnya getir.
“Hubungan ini… hanya hasrat tanpa hati. Pernikahan tanpa cinta—hanya kesepakatan yang menyesakkan.”
saya sudah vote
😄😄