NovelToon NovelToon
Bintang Untuk Angkasa

Bintang Untuk Angkasa

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Balas dendam pengganti
Popularitas:885
Nilai: 5
Nama Author: Intro_12

Malam itu menghancurkan segalanya bagi Talita —keluarga, masa depan, dan harga dirinya. Tragedi kelam itu menumbuhkan bara dendam yang ia simpan rapat-rapat, menunggu waktu untuk membalas lelaki keji yang telah merenggut segalanya.

Namun takdir mempermainkannya. Sebuah kecelakaan hampir merenggut nyawanya dan putranya— Bintang, jika saja Langit tak datang menyelamatkan mereka.

Pertolongan itu membawa Talita pada sebuah pertemuan tak terduga dengan Angkasa, lelaki dari masa lalunya yang menjadi sumber luka terdalamnya.Talita pun menyiapkan jaring balas dendam, namun langkahnya selalu terhenti oleh campur tangan takdir… dan oleh Bintang. Namun siapa sangka, hati Talita telah tertambat pada Langit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Intro_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Efervesen

Ia menatap ngeri pada sosok yang terbaring miring di sampingnya. Bibirnya bergetar, jemarinya meremas ujung sprei. Bulir-bulir air mata terus jatuh, dan isak tertahan memecah sunyi. Ia tidak mengenal pria itu, dan ia bahkan tidak mengerti mengapa semua ini bisa terjadi. Satu hal yang pasti, malam ini telah merampas sesuatu yang ia jaga seumur hidupnya.

Wajahnya mendongak, menatap jam dinding yang menunjuk pukul dua pagi. Dengan gerakan terburu-buru, ia menyambar pakaian yang tercecer di lantai, mengenakannya sembari menahan gemetar. Air mata tetap mengalir ketika kakinya melangkah setengah berlari keluar dari kamar itu. Satu-satunya yang ia inginkan hanyalah pulang, bersembunyi di rumahnya, jauh dari semua ini.

Talita meringkuk di sudut kamarnya. Hanya cahaya bulan penuh yang masuk dari jendela, memantul di lantai dekat kakinya yang rapat dan kaku. Air mata tak kunjung berhenti. Ia mengutuk malam itu sebagai malam sial, dan mengutuk pria itu sebagai pembawa petaka. Namun, ia tidak tahu harus berbuat apa.

Memorinya memaksa untuk kembali pada awal kejadian.

Saat itu...

Hawa dingin menyelimuti ruang temaram yang dipenuhi gemerlap lampu warna-warni diskotik. Hentakan musik DJ mengguncang lantai, memaksa setiap tubuh bergerak mengikuti irama. Talita menarik resleting jaketnya lebih rapat. Ia tidak terbiasa berada di tempat seperti ini. Jika bukan karena Nia—sahabat yang memaksa datang dengan alasan ingin bertemu kenalan dari media sosial, ia tak akan pernah menginjakkan kaki di sini.

Pertemuan itu membuatnya sendirian. Nia dan pria kenalannya asyik bercakap, sementara Talita hanya duduk di sudut sofa, matanya kosong menyapu kerumunan yang menari dan bersorak. Bosan. Menyebalkan.

Tanpa ia sadari, sepasang mata mengawasinya dari kejauhan, bersembunyi di balik remang mini bar eksklusif. Di sana, seorang pria meneguk alkohol, kerongkongannya bergerak naik-turun. Asap rokok mengepul dari bibirnya. Ia memiringkan tubuh, mendekat pada telinga seorang rekan, berbisik pelan namun penuh siasat.

“Kamu lihat wanita itu? Dia pewaris Diamond Up,” ucapnya sambil mengalihkan pandangan pada seorang pria lain yang duduk sendirian di sofa VVIP. “Dan itu… Angkasa, owner e-commerce. Bukankah kamu ingin menghancurkan dua perusahaan itu? Menurutku, ini kesempatan bagus.”

“Ya, kau benar. Sekali mendayung, dua pulau hancur.” Senyum sinis merekah di bibir pria berkumis tipis itu. Namanya Heksa—pewaris perusahaan skincare ternama pada masanya, sebelum Diamond Up merilis formula baru yang menguasai pasar. Kesuksesan Diamond Up makin tak tergoyahkan setelah mereka bekerja sama dengan e-commerce. Heksa iri, bukan hanya pada keberhasilan itu, tapi juga pada sinergi yang membuat keduanya nyaris menjadi raja di dunia bisnis.

Di atas nampan yang bergoyang lembut di tangan seorang pelayan, dua gelas bening berisi air tampak tenang. Saat pelayan berbalik, Heksa menjatuhkan masing-masing kapsul ke dalamnya. Kapsul itu tenggelam perlahan, lalu melepaskan gelembung-gelembung mungil yang menari naik ke permukaan, efervesen. Sebuah reaksi singkat, sebelum akhirnya buih itu lenyap, menyisakan air yang tampak biasa saja.

Ketika gelas itu sampai di meja Talita dan Angkasa pelayan membual, “Minuman gratis untuk tamu spesial kami.” Senyumnya hangat, namun matanya dingin.

Tak ada kecurigaan. Talita dan Angkasa, yang duduk terpisah beberapa meter, meneguk habis minuman mereka. Perlahan, hawa panas merambat di tubuh keduanya. Talita yang sedari tadi mengeluh kedinginan, kini melepas jaketnya.

“Talita, ayo pulang,” ajak Nia yang sudah selesai berbincang.

Talita merasakan sesuatu yang janggal dalam tubuhnya. Ia menolak halus, tak sanggup berkata jujur. “Mobilku ada masalah. Supir sedang ke sini buat benerin. Aku pulang nanti. Kamu pulang aja dulu.”

“Beneran nggak mau ditemenin? Ini diskotik, Ta…” Nada Nia terdengar cemas.

“Nggak usah khawatir, lima menit lagi dia datang.”

“Yakin?”

“Heem,” Talita mengangguk pelan.

Nia berlalu bersama kenalannya. Talita bersandar, tubuhnya lemas. Ia hanya ingin merebah sebentar, berharap tenaganya pulih. Namun beberapa detik kemudian, ponselnya terlepas dari genggaman dan jatuh ke lantai. Dalam keadaan setengah sadar, ia merasakan tubuhnya terangkat oleh sepasang tangan yang membopongnya. Lalu, gelap.

Talita tak sadar saat tubuhnya dibawa menembus lorong sempit menuju sebuah kamar. Bau campuran parfum murah dan asap rokok memenuhi udara. Di sana, di atas ranjang dengan sprei kusut, seorang pria sudah terbaring tak berdaya.

Klik.

Suara nyaring dari iPhone memecah kesunyian, tanda perekaman video telah dimulai. Beberapa langkah menjauh terdengar, berat dan lambat, diikuti bunyi pintu yang menutup rapat.

Ruangan itu pun terkurung dalam sunyi, hanya menyisakan napas pelan dan hawa panas yang terasa janggal. Hawa yang kemudian membangunkan mereka berdua. Lampu kuning redup menggantung di langit-langit, menciptakan bayangan panjang di dinding. Bayangan mereka yang telah dikuasai oleh sesuatu yang mereka tak dapat tolak. Dan sunyi kini terisi oleh deru nafas mereka.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^

Di kamarnya sendiri, Talita berdiri kaku di bawah shower, masih dengan pakaian lengkap. Aroma tubuh pria itu seakan menempel di kulitnya, membuatnya mual dan gelisah. Air hangat mengguyur dari kepala hingga kakinya, namun gemericiknya tak mampu meredam tangis yang pecah. Ia menggosok kulitnya dengan kasar, seolah ingin menghapus setiap jejak dari malam itu.

Kepalanya menunduk. Rasa malu, marah, dan takut bercampur menjadi satu. Tak ada jawaban untuk pertanyaan “kenapa ini bisa terjadi?” yang terus berputar di kepalanya. Yang ia tahu, malam ini telah mengubah segalanya. Dan mulai saat ini, satu hal yang akan ia genggam erat adalah, dendam.

1
Asih S Yekti
lanjut , cerotanya bagus aku suka
Asih S Yekti
penulis baru tp bagus kok g banyak tipo penyusunan bahasanya juga bagus
Intro: Trimakasiih.. /Smile/
total 1 replies
Ceyra Heelshire
kasian banget /Whimper/
Intro
Hai, ini karya pertama ku..
makasih sudah mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!