Ganti Cover dari NT yah
Mencintai dengan sepenuh hati ternyata belum tentu membawa kebahagiaan bagi Alia Valerie Putri, gadis yang kurang beruntung dalam hubungan keluarga dan ternyata tak beruntung juga dalam urusan cinta.
Setahun berusaha menjadi kekasih terbaik bagi Devan Bachtiar, berharap mendapatkan kisah romansa bak film Drama Korea, justru berujung duka.
Hubungan penuh tipu daya yang dilakukan Devan, membuat luka di dalam hati Alia. Hingga takdir membawanya bertemu dengan Sam Kawter Bachtiar yang semakin membuat hidupnya porak poranda.
Siapa sebenarnya Sam Kawter Bachtiar? Lalu bagaimana kelanjutan hubungan Alia bersama Devan Bachtiar? Akankah Devan menyesali perbuatannya?
Akankah masih ada kesempatan baginya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 Kabar Mengejutkan
"Alia, Devan masuk rumah sakit," ucap seseorang yang Alia kenal bernama Joe.
Siang itu, tiba-tiba saja Alia mendengar kabar bahwa Devan Bahtiar mengalami kecelakaan mobil yang dikendarainya.
Alia merasa terkejut mendengarnya.
Bagaimana mungkin seorang yang gagah seperti Devan mengalami kekurangan darah seperti ini akibat kecelakaan? Bagaimana hidupnya nanti?
Devan Bahtiar adalah anak seorang pengusaha kaya raya di kotanya. Sedangkan Alia Valeri Putri, adalah putri dari keluarga sederhana yang telah yatim piatu. Ia tinggal bersama paman bibinya sejak kedua orang tuanya meninggal.
Sudah satu tahun belakangan ini, Alia dan Devan menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, dan hari ini adalah tepat satu tahun hubungan mereka.
Setibanya di rumah sakit, Alia melihat semua teman-teman kekasihnya itu telah berkumpul di sana seolah sedang menunggu untuk terakhir kalinya.
Raut wajah kedua laki-laki itu terlihat begitu sedih. Mereka pun menatap Alia yang baru saja tiba di hadapannya. Wajah sedih itu kini berubah menjadi wajah yang penuh harapan seraya menatap Alia.
"Kau sudah siap Al?" tanya Joe.
"Ya."
"Ayo aku antarkan ke ruang donor darah."
Alia pun melangkahkan kakinya mengikuti Joe dengan perasaan yang tak dimengerti. Hawa dingin rumah sakit seolah meleburkan rasa khawatir, rasa sedih dan kepanikannya menjadi satu. Saat ini dalam pikirannya adalah bagaimana caranya Devan bisa selamat.
Alia berbaring di sebuah ranjang dengan jarum dan selang terpasang di tubuhnya. Alia berpikir, setelah ini ia akan melihat kondisi Devan, dan ia berharap kekasihnya itu menjadi lebih baik setelah mendapatkan darahnya.
Alia memejamkan mata, menikmati rasa nyeri yang mengalir di tubuhnya akibat pengambilan darah yang cukup banyak itu. Tapi Alia tak menyesal, karena ia sangat mencintai Devan.
Beberapa menit berlalu, akhirnya proses pengambilan darah itu pun selesai dan mendapatkan empat kantong darah.
"Lumayan banyak juga," gumam Alia sembari beranjak dari ranjang.
Kepalanya terasa sedikit pusing karena memang darah yang diambil tidak sedikit. Setelah diberi makanan untuk asupan penambah darah, Alia pun hendak ke ruang rawat Devan untuk melihat kondisinya.
Namun ternyata Joe dan teman-temannya yang lain meminta Alia pulang agar bisa beristirahat dengan baik. Mereka menyarankan Alia untuk datang kembali esok hari.
Alia pun menurutinya, ia berjalan di lorong rumah sakit dengan sedikit lemah. Namun sebelum benar-benar pergi, Alia bermaksud ingin melihat Devan melalui jendela.
Namun ketika Alia telah tiba di depan jendela ruang Devan, ia melihat Devan dan teman-temannya sedang tertawa bahagia. Alia mengerutkan keningnya, ia pun mencoba untuk lebih dekat dengan ruang itu yang kebetulan pintunya tidak tertutup rapat karena perawat baru saja masuk.
"Hahaha, ide mu memang benar-benar gila Joe," tutur Devan di sela tertawanya.
Wajahnya ceria dengan guratan senyum yang memancarkan kebahagiaan. Tidak terlihat seperti orang yang sakit bahkan kondisinya begitu sehat, tak seperti penuturan Joe beberapa jam lalu kepadanya.
Alia tertegun sejenak, memikirkan apa yang terjadi pada kekasihnya.
'Apa darahku telah masuk ke dalam tubuhnya sehingga membuatnya menjadi begitu sehat? Tapi mengapa cepat sekali?' batin Alia sedikit ragu.
"Kau jahat Devan, kau membuatnya kehilangan banyak darah, padahal darahmu berbeda dengan golongan darahnya, hahaha," tutur Eko.
"Itu mah Alia nya saja yang bodoh, mau saja ditipu oleh kita," sahut Joe menimpali.
Alia tersentak kaget. Jantungnya terasa berdebar begitu hebat dan tiba-tiba rasa sakit menyeruak ke dalam hatinya. Namun Alia segera menutup mulutnya rapat-rapat agar tak mengeluarkan suara.
Jadi mereka menipuku?
"Hahaha iya ya, padahal kita menipunya berkali-kali tapi dia tetap saja bodoh dan percaya," tutur Beri.
Apa??
Hati Alia seketika terasa begitu sesak dengan sesenggukan yang tertahan. Ingin rasanya meluapkan tangisnya saat itu juga, tapi Alia masih ingin mendengarkan apa yang akan dikatakan mreka. Terutama Devan, kekasihnya.
Mereka menipuku berkali-kali?
Menipu apa??? Dan Kenapa??
jangan bertempur dengan masa lalu karena terlalu berat