NovelToon NovelToon
Kekasih Cadangan

Kekasih Cadangan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: ScorpioGirls

Aleena seorang gadis muda yang ceria dan penuh warna. Dia memiliki kepribadian yang positif dan selalu mencoba melihat sisi baik dari setiap situasi. Namun, hidupnya berubah drastis setelah ibunya meninggal. Ayahnya, yang seharusnya menjadi sandaran dan sumber kekuatan, menikah lagi dengan wanita lain, membuat Aleena merasa kehilangan, kesepian, dan tidak dihargai.

Pertemuan dengan Axel membawa perubahan besar dalam hidup Aleena. Axel adalah seorang pria yang tampaknya bisa mengerti dan memahami Aleena, membuatnya merasa nyaman dan bahagia. Namun, di balik hubungan yang semakin dekat, Aleena menemukan kenyataan pahit bahwa Axel sudah menikah. Ini membuat Aleena harus menghadapi konflik batin dan memilih antara mengikuti hatinya atau menghadapi kenyataan yang tidak diinginkan.

Yuk simak kisah mereka....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ScorpioGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjalankan Misi

Aleena mengendarai motor sportnya dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan ibukota yang mulai gelap, sementara amarah dan kekecewaan masih membara di dalam hatinya. Pertengkaran dengan ayahnya beberapa jam yang lalu masih terngiang di telinganya. El merasa seperti tidak ada tempat untuk berlari, tidak ada tempat untuk mencari perlindungan dari kekesalan dan kekecewaan yang menghantuinya. Bar adalah satu-satunya tempat yang bisa memberinya sedikit pelarian, walaupun hanya sementara.

Tidak membutuhkan waktu lama, Aleena sudah tiba di tempat tujuan. Dia pun memilih duduk di tempat yang ada di pojok. Sambil menunggu temannya datang, dia memesan beberapa botol minum keras. Ini bukan pertama kalinya dia mendatangi tempat seperti ini. Namun, ini sudah menjadi tempat pelariannya setelah Ayahnya menikah lagi.

"Al... Aleeeenaaaa....!" teriak Chika dengan suara cemprengnya. Sedangkan Aleena hanya tersenyum tipis melihat tingkahnya.

Chika tanpa basa-basi lansung merebut gelas yang di genggang Aleena dan meminumnya hinda tandas.

"Al, sebenarnya pakaian kamu ini, tidak layak ada disini." komplain Chika sambil memandangi penampilan Aleena yang mengenakan celana jeans hitam panjang dan kaos putih dibalut dengan jaket kulit hitam. "Lihatlah mereka berpakaian minim dan cantik begitu. Seharusnya kita seperti itu juga " tunjuknya pada pengunjung yang mengenakan dress dress body dengan lengan spaghetti.

"Chik, kita itu berbeda dengan mereka. Kita kesini memiliki tujuan yang berbeda." jawab Aleena dengan santai.

"Tapi, Al. Menurutku tidak ada salahnya. Kalau kita mempunyai tujuan yang sama dengan mereka." Chika memberi isyarat dengan ekor matanya menunjuk pada lelaki tampan yang berada di tidak jauh dari mereka.

"Maksud kamu? Kita juga bisa menggoda pria tampan dan kaya?" tanya Aleena memastikan.

"Na, itu kamu pintar."

"Dasar, otak udang," hina Aleena sambil terkekeh.

"Tidak ada salahnya kan? Kalau kamu mencari kebahagiaan dengan berpacaran dengan pria tampan yang dewasa. Pasti dia lebih penyayang, dompet tebal dan yang utama udah lihai di ranjang," canda Chika sambil terbahak-bahak.

"Kamu pikir aku ini apaan. Aku masih mau kuliah dan kerja tau. Bukan mau menjadi nyonya. Karna kita tidak selama bisa bergantung pada laki-laki. Sekalipun itu Ayah kandung kita sendiri." Aleena yang tadi udah ceria kini kembali sedih.

"Udah, Al. Tidak usah di pikirkan. Sekarang saatnya kamu. Eh maksudku kita. Saatnya kita berjuang mencari bukti kebusukan Ibu tiri kamu. Agar Ayah kamu bisa berpaling lagi sama kamu. Dan tidak di setir terus sama ular piton itu."

"Iya, kamu benar, Chik. Makasih, ya, Chik." ujar Aleena sambil memeluk sahabatnya.

"Na, saatnya malam ini kita bermain-main," seru Chika antusias. Membuat Aleena menautkan kedua alisnya bertanya.

"Gini, ya. Coba kamu lihat pria tampan yang ada di dalam ruangan itu. Dia tampaknya dingin tidak tersentuh wanita. Karna semua wanita yang ada di dalam ruangan itu di usir pas dia datang. Kalau kamu bisa menaklukan dia malam ini. Aku bisa mengakui jika kamu gadis sejati." jelas Chika dengan alis baik turun menggoda Aleena.

Aleena terkekeh menanggapi. "Dasar otak udang. Pikiranmu tidak pernah jauh dari sana." ledek Aleena.

"Aku serius, Aleena sayang. Kalau kamu bisa masuk dan tidak di usir di sana. Aku bakalan traktir kamu shoping di mall." Goda Chika.

Aleena yang memang pada dasarnya suka berfoya-foya. Tanpa memikirkan konsekuensinya, lansung meng'iyakan.

"Tapi, bagaimana kalau dia punya istri?" ragu Aleena.

"Kamu kan tidak mau ngapai-ngapain. Hanya masuk dan minum gratis."

"Tapi, biar dia punya istri sekalipun. Tidak jadi masalah."

"Kamu ini,"

"Ayo, tunggu apalagi." seru Chika mendorong tubuh Aleena.

Sedangkan di dalam ruangan. Axel dan temannya sedang serius mengobrol hal serius. Namun, Asisten Axel yang bernama Marcel melihat Aleena dan Chika yang sedang ber'argumen dan terus menatap ke arah mereka. Ya, ruangan yang mereka tempati hanya di batasi dinding kaca yang transparan.

Marcel yang melihatnya tentu saja melapor pada tuannya. Namun, Axel tidak menanggapi.

Krek!

Pintu terbuka. Masuklah Aleena tanpa di persilahkan. Dengan melangkah percaya diri tidak merasa takut sedikitpun. Meskipun Salah seorang dari mereka yang ada di dalam ruangan. Menatap tajam padanya. Semua yang ada di dalam ruangan. Menatap aneh Aleena. Mau apa gadis itu pikir mereka. Terlebih lagi pakaian yang di kenakan Aleena yang berbeda dari wanita kebanyakan yang berkunjung ke Bar itu.

"Halo, Om," sapa Aleena dengan mesra pada Axel yang duduk di tengah-tengah antara Marcel dan Rey. Aleena pun lansung duduk di samping kanan Axel. Membuat Marcel terpaksa bergeser memberi ruang.

Aleena duduk dengan bergelut manja di lengan Axel. Membuat teman dan asistennya bertanya-tanya. Siapa gadis ini yang berani seperti itu. Apakah keluarga Axel yang mereka tidak ketahui.

Rey memberi kode pada Marcel untuk bertanya. Namun, Marcel hanya acuh tak acuh.

"Om, mau saya temani minum?" tawar Aleena sambil menuang wine pada gelas yang ada di depan Axel. Sedangkan Axel tidak menjawab. Aleena pun ber'inisiatif duduk di pangkuannya. Namun Axel, tidak menolak semua perlakuan Aleena.

Axel menatap intens Aleena mulai dari wajah hingga pakaian yang dia kenakan. Membuat Rey dan Marcel saling memberi isyarat tidak jelas. Tidak biasanya Axel mau meladeni wanita. Bahkan tidak ingin dekat-dekat. Tapi, ini apa. Gadis ini bahkan berani duduk di pangkuannya.

'Gadis ini sungguh pemberani,' gumam Marcel.

"Nona, berapa dia bayar? Hmm," tanya Axel menunjuk Chika yang ada di balik kaca. Sedangkan Axel dan Marcel hanya melongo.

"Dia?" tunjuk Aleena pada Chika. Ingin memastikan.

"Hmm," sahut Axel.

Hehehe, Aleena terkekeh. "Dia mau mentraktirku shoping di mall," Aleena berterus terang. Tanpa rasa takut atau malu sedikitpun.

"Pergi! Dan bilang padanya misi'mu berhasil," titah Axel dengan tegas. Namun, Aleena tidak bergerak.

"Nona, sebaiknya anda pergi sendiri. Sebelum kami menyeretmu," saran Marcel, takut Axel akan bertindak yang tidak seharusnya.

"Om tampan ke-dua. Tidak perlu repot-repot mengantarku. Aku masuk kesini kan membawa diri. Tidak perlu di kawal bagai putri. Meskipun saya memang paling cantik diantara kita." ujarnya lalu terkekeh.

"Nona bisa aja." sahut Rey.

Bught! Axel meletakkan tubuh Aleena secara kasar di sampingnya. "Auw," ringis Aleena spontan. Bibirnya mengerucut karna kesal.

"Nona, bolehkan kita berkenalan? Nama Nona siapa?" tanya Rey dengan ramah.

"Om, mau tau nama saya siapa? Memangnya Om tertarik padaku? Hmm, bo...."

"Keluar," bisik Axel di telinga Aleena.

"Lah, Om. Kenapa cemburu. Dia kan hanya ingin kenalan denganku." Aleena kembali berbisik pada Axel. Namun, masih bisa di dengar dua orang lain di antara mereka. Sedangkan Axel melotot'kan mata. Sungguh percaya diri Nona ini menurutnya.

Aleena pun menemani mereka minum hingga beberapa saat. Setelah mendapatkan panggilan telpon, dia baru meninggalkan ruangan itu.

"Aku berhasil!" seru Aleena membanggakan diri.

"Iya, de. Kamu berhasil," jawab Chika dengan lesu. Dia tidak pernah membayangkan Aleena akan diterima di ruangan itu.

"Jangan lesu gitu, dong! Chika sayang, nanti cantiknya ilang, loh!" goda Aleena dengan menampilkan senyum lebarnya.

Chika pun tersenyum dipaksakan. "Aku tidak lesu, kok,"

"Ingat janji ya. Besok kita ketemu di mall," kata Aleena dengan semangat.

"Iya, iya," jawab Chika dengan nada yang masih lesu.

Mereka pun memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing, mengingat sudah larut malam dan udara mulai terasa dingin. Saat berjalan, Aleena masih tersenyum lebar, sementara Chika terlihat lebih tenang, memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

1
iqbal nasution
oke
§𝆺𝅥⃝©_𝐕ɪᴏʟᴇᴛ27💜: Terima kasih, Kak, sudah mampir.🤩
total 1 replies
Merica Bubuk
Hadir thor...
Gaskeun 🔥🔥
🎧✏📖: semangat
§𝆺𝅥⃝©_𝐕ɪᴏʟᴇᴛ27💜: Makasih, Kak...
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!