Menjelajah Dimensi Setelah Reinkarnasi
...Reinkarnasi...
Di suatu tempat yang tidak diketahui lokasinya. Ditempat itu terlihat pemandangan berbagai benda langit, seperti bintang, planet, dan galaksi. Pemandangan di sana tampak sangat jernih sehingga bintang-bintang memancarkan cahaya yang tampak sangat jelas.
Terdapat dua buah sosok yang saling berdiri berhadapan. Keduanya saling menatap seperti akan melakukan percakapan yang sangat serius.
Salah satunya adalah seorang pria yang terlihat berumur 22 tahun dengan rambut pendek yang berwarna hitam dan pupil mata yang berwarna hitam. Pria itu juga memakai sebuah mahkota yang berwarna emas.
(gambar hanya ilustrasi semata dan tidak 100% mirip, gambar juga bukan asli milik saya.)
Terdapat sebuah kubus yang melayang-layang diatas tangan kanan pria itu. Kubus itu memancarkan kabut yang berwarna hijau.
Disisi lain, sosok yang satunya terlihat seorang gadis yang berusia 16 tahun. Gadis itu memakai seragam sekolah SMA lengkap dengan atributnya. Dia tampak kebingungan pada awalnya. Tapi, saat melihat pria didepannya membuatnya menatap pria itu dengan serius hingga ia tampak tegang.
"Tidak perlu tegang, gadis kecil. Aku tidak akan melakukan sesuatu yang jahat kepadamu."
Melihat gadis di depannya tampak tegang, pria itu berusaha menenangkannya. Hanya saja, ia malah menggunakan suara yang tampak mengintimidasi.
"Si-Siapa juga yang tegang!" Gadis itu menjawab dengan lantang.
Namun, terlihat keringat dingin menetes dari pelipis di kepala gadis itu. Ucapan yang terdengar mengintimidasi membuatnya ketakutan. Tapi, dia memberanikan diri.
"Terserah kamu saja, gadis kecil. Tapi, aku memang tidak berniat menyakitimu." Pria itu mengubah nada bicaranya dari mengintimidasi menjadi datar. Dia tidak memperdulikan gadis yang sebenarnya ketakutan di depannya.
"Benarkah?" Gadis itu memelototi pria di depannya. Dia merasa waspada dan masih belum mempercayainya karena di bawa ke tempat yang tidak ia kenal.
"Hah… terserah kau saja. Aku tidak terlalu peduli tentang apa yang akan kamu lakukan." Pria itu hanya menghela nafasnya melihat dia tetap diwaspadai oleh gadis di depannya.
*Tic!*
Pria tersebut menjentikkan jarinya dan sebuah kursi muncul di belakang gadis tadi. Kursi itu terbuat dari kayu dan memiliki bentuk yang sangat sederhana.
"Silahkan duduk, kau ini berdiri terus pasti membuatmu lelah?" Pria itu menawarkan kepada gadis untuk duduk. Nada datar yang ia keluarkan, membuatnya seakan-akan tidak peduli dengan apa yang akan dilakukan gadis di depannya.
"Terima kasih, sebenarnya aku tidak merasa lelah. Tetapi tetap saja, terima kasih untuk tempat duduknya." Gadis itu menduduki kursi yang muncul di belakangnya. Tatapan waspada yang ia keluarkan sebelumnya telah menghilang.
"Apakah memang semudah itu untuk membuatmu menjadi percaya jika aku orang yang tidak berbahaya?" Pria itu bertanya-tanya saat melihat gadis tersebut dengan santainya duduk yang ia keluarkan.
"Ya begitulah, aku rasa jika kamu menawarkan sesuatu yang tidak mencurigakan kepadaku. Aku akan menjadi percaya padaku," ucap gadis itu.
"Lalu kenapa kamu tidak percaya saat aku tadi bilang, aku bukan orang yang berbahaya?" Pria itu menatap tajam kearah gadis yang duduk di kursi dengan santai.
"Mana ada ditengah malam ada maling teriak, aku maling! Agar dikejar para warga yang marah. Mungkin ada, tapi tetap saja cukup unik," Gadis itu memberikan contoh pengandaian terhadap pria di depannya.
"Hmm… ada benarnya juga. Tidak mungkin aku bilang, aku orang yang berbahaya. Jadi karena itu kamu waspada. Baiklah aku paham." Pria itu mengusap dagunya menggunakan tangan kiri karena tangan kanannya terdapat kubus yang melayang-layang.
"Jadi, apa yang terjadi padaku? Apakah aku diculik alien terus dijadikan subjek percobaan lalu kamu muncul sebagai kepribadianku yang lain karena aku menjalani eksperimen?" tebakan asal dari Gadis itu.
"Tidak, sebenarnya kamu mati dan aku mengambil jiwa atau kesadaran mu ke dimensi ku untuk aku jadikan subjek eksperimen,"jelasnya menimpali.
"Jadi benar aku diculik alien dan dijadikan subjek percobaan. Apakah setelah ini aku mendapatkan kekuatan super?"pertanyaan yang terdengar optimis.
"Aku bukan alien." pria itu menyangkal disebut alien. Dia sendiri tidak terlalu peduli karena menggunakan nada datar untuk mengatakan sangkalannya.
"Buktinya aku masih memakai pakaianku. Bukankah baju ini tidak termasuk anggota tubuhku yang berarti tidak termasuk jiwaku. Berarti aku bukan dalam wujud jiwa karena pakaianku masih ada." Gadis itu mengarahkan tangannya pada pakian yang masih ada di tubuhnya.
"Aku ini bukan orang mesum! Tentu saja aku memberikan pakaian pada tubuhmu!" Pria tadi berteriak kepada gadis itu. Kali ini dia benar-benar merespon dengan tegas terhadap ucapan gadis kecil di depannya.
"Tadi, kamu bilang dimensiku Itu berarti kamu tidak berasal dari planet yang sama denganku. Yang artinya, kamu adalah alien bagi makhluk di planet asalku," Gadis itu tetap menganggap pria di depannya adalah alien walau dia telah diberitahu tentang kebenarannya. Sepertinya, dia sangat menyukai alien untuk beberapa alasan.
"Terserah kamu saja, Gadis Kecil. Akan aku jelaskan eksperimen apa yang aku lakukan padamu."
"Mohon bantuannya," Gadis itu menyamankan posisi duduknya dan memperhatikan dengan mata yang berbinar-binar.
"Kamu tidak merasa khawatir?" Tingkah laku gadis itu membuat pria tadi bertanya-tanya.
Seseorang yang normal pasti akan sangat ketakutan jika ada yang mengatakan dia akan dijadikan subjek eksperimen yang masih belum diketahui.
"Tidak, jika eksperimen berbahaya dan mengancam nyawa, kamu pasti sudah melakukannya sejak tadi tanpa persetujuanku. Karena itulah, aku menyimpulkan eksperimennya tidak berbahaya." Mata berbinar-binar gadis itu menandakan tidak ada keraguan pada hatinya.
"Terserah kamu saja, Gadis Kecil. Sekarang penjelasannya, aku adalah seorang spirit bukan alien."
"Tapi, spirit juga tidak berasal dari duniaku. Jadi, kamu alien."
"Hah… sepertinya percuma berdebat denganmu."
"Aku membawamu ke duniaku untuk eksperimen pemindahan jiwa antar dunia menggunakan alat ini yang kudapatkan dari sebuah dimensi lain. Alat ini mampu menyerap dan menyimpan jiwa yang ada di sekitarnya." Pria itu menunjukkan kubus yang ada di tangan kanannya.
"Berarti aku benar-benar diculik dan dijadikan bahan eksperimen." Gadis itu mengabaikan kubus yang ditunjukkan pria tadi dan membenarkan tebakannya tadi.
"Jadi, aku akan melakukan reinkarnasi kepadamu dan membawamu ke dunia asalku." Pria itu mengabaikan perkataan gadis tersebut yang menganggap tebakannya benar.
"Apakah aku akan mendapatkan kekuatan super yang tidak ada didunia asal ku?" Gadis itu mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi sebagai tanda ingin bertanya.
Apa yang dilakukan gadis itu, mirip seperti seorang siswa yang ingin menanyakan sesuatu pada gurunya ketika ada pelajaran.
"Tentu saja. Tapi, lebih tepatnya adalah sihir, bukan kekuatan super."
"Baiklah, aku setuju menjadi subjek eksperimen mu. Sihir itu juga sama dengan kekuatan super, kan?"
"Terserah kamu saja, gadis kecil. Aku tidak peduli kamu menganggapnya sebagai apa."
"Baiklah, jadi bagaimana aku akan bereinkarnasi?"
"...."
Pria itu hanya diam saja. Tak lama kemudian, pandangan gadis itu mulai memudar hingga hanya terlihat kegelapan di depannya. Ia tidak mengetahui apa yang terjadi setelah pandangannya memudar.
'Apa yang terjadi? Dia hanya diam saja jika aku bertanya bagaimana caranya. Dan sekarang aku hanya melihat kegelapan saat ini. Apakah teknologi dunia ini tidak lebih canggih daripada bumi? Kupikir teknologi alien akan lebih bagus,' pikir gadis itu.
'Sudahlah, sebaiknya aku mulai bergerak walaupun tidak mengetahui apa yang terjadi.'
Gadis tadi mencoba untuk menggerakkan badannya.
'Sulit, apakah aku berada di dalam tabung yang berisikan cairan yang tidak diketahui saat aku sedang di eksperimenkan?'
'Sudah aku bilang, aku bukan alien. Melainkan, aku adalah spirit. Dan ini bukan dunia tentang teknologi yang canggih. Ini adalah dunia pedang dan sihir,' suara pria tadi terdengar di dalam pikirannya.
'Berarti aku tidak sedang di eksperimenkan. Tunggu, bagaimana suara milikmu bisa terdengar dalam pikiranku?'
'Itu sebabnya jika ada orang menjelaskan jangan banyak komentar, Gadis Kecil. Aku belum selesai menjelaskan semuanya!'
'Kalau begitu tolong jelaskan. Aku sungguh minta maaf atas tindakanku tadi.'
'Baiklah, gadis kecil. Pertama adalah tentang spirit, itu adalah sebuah kesadaran yang tercipta dari pengumpulan energi alam. Ketika energi alam berkumpul pada satu titik dan terdapat suatu kesadaran, maka suatu spirit akan tercipta.'
'Intinya, spirit terbentuk karena energi alam dan kesadaran. Aku ingin tahu apa bisa membuat spirit buatan yang berbentuk robot raksasa.'
'....'
'Maaf, tolong lanjutkan. Selanjutnya aku akan diam.'
'Spirit pada umumnya berbentuk hewan. Namun ada yang berbentuk menyerupai manusia yang artinya itu adalah spirit tingkat tinggi. Sampai disini paham? '
'Paham.'
'Menggunakan energi alam, spirit mampu menciptakan berbagai fenomena magis. karena mampu menggunakan energi dari alam, maka energi spirit hampir tidak terbatas. Yang membatasi spirit adalah input energi dan output energi.'
'Apakah manusia bisa menggunakan energi alam? Ups, aku bicara lagi.'
'Tidak apa, jika ada hubungannya dengan penjelasan ku, aku tidak keberatan. Untuk pertanyaan mu, manusia bisa menggunakannya. Namun, input energi manusia sangat kecil. Biasanya manusia membuat kontrak dengan spirit untuk meningkatkan input energi alam.'
'Apakah aku perlu mencari spirit untuk dikontrak?'
'Untuk sekarang tidak perlu. Aku sudah membuat kontrak denganmu sebagai ganti persetujuan mu untuk menjadi subjek eksperimenku. Aku adalah spirit tingkat raja, aku sendiri saja cukup kuat untuk menghancurkan sebuah kota jika tidak ada spirit tingkat tinggi atau diatasnya yang menggangguku.'
'Berarti untuk sekarang, bisa dikatakan aku memiliki rekan yang kuat. Sepertinya tingkat raja bisa dikatakan sangat kuat. Bukan kompensasi yang buruk untuk menjadi subjek eksperimenmu....'
'Benar sekali, Gadis Kecil. Asalkan kamu tidak bersikap atau melakukan sesuatu yang keterlaluan, aku akan membantumu. Sekarang, tolong berikan aku nama!'
'Apakah perlu?'
'Biasanya manusia yang membuat kontrak dengan suatu spirit akan menamai spirit mereka.'
'Baiklah, aku akan memberimu memanggilmu Noctis mulai dari sekarang.'
'Aku terima nama pemberianmu. Aku ingatkan, jangan melakukan hal-hal yang keterlaluan.'
'Cukup adil. Kalau begitu, mohon bantuannya mulai dari sekarang.'
'Aku juga, mohon kerjasamanya. Oh… aku menyarankan kamu segera melihat dunia ini. Dan satu lagi, aku sudah memasukkan ingatanku tentang bahasa dunia ini kepadamu. Sekarang kamu bisa mengetahui semua bahasa dunia yang telah aku ketahui.'
'Benar-benar sangat membantu, aku sempat kebingungan jika tidak bisa berkomunikasi di dunia ini. Belajar bahasa baru sangat menyusahkan.'
Suara Noctis dari pikiran gadis itu menghilang. Mengikuti saran Noctis, gadis itu mencoba membuka matanya untuk melihat dunia baru.
Catatan Penulis
Season 2 telah rilis dengan judul "Menjelajah Dimensi Setelah Reinkarnasi: Akademik". Peningkatana dalam penggunaan tata bahasa lebih bagus dari pada season ini. Juga, tidak masalah untuk melewatkan season awal dan langsung melompat ke season 2.
Akhir Catatan Penulis
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Eka Nurmila
kata
'buah'
dihilangkan saja
2023-03-20
0
I Am Win
step mom
2021-12-11
0
pengelana komik
step 1
tetap tenang dan santuy
2021-08-04
2