...Dunia Baru...
Secara perlahan, gadis itu membuka matanya. Langit-langit kayu adalah pemandangan yang dilihatnya. Itu hanyalah langit-langit kayu biasa yang berwarna coklat, tidak ada yang spesial darinya.
Gadis itu mencoba menggerakkan tubuhnya. Namun, ia sangat kesulitan melakukannya.
'Fumu, seperti itu, ya. Sekarang, aku telah menjadi bayi. Setidaknya aku ingin tubuh anak berusia satu tahun. Menggunakan tubuh seperti ini sangat tidak menyenangkan.'
Gadis itu mengangguk-angguk dalam pikirannya. Seandainya dia bisa menggerakkan badannya, maka anggukan itu tidak hanya terjadi dalam pikirannya saja. Dia akan benar-benar akan mengangguk-anggukkan kepalanya jika dia bisa menggerakkan tubuhnya dengan mudah.
Siluet bayangan yang muncul membentuk wajah seorang perempuan menutupi sebagian langit-langit dalam penglihatannya. Perempuan itu menatap ke arah gadis yang baru saja direinkarnasikan menjadi bayi.
Perempuan yang menatapnya memiliki rambut panjang berwarna hijau seperti giok dan warna mata abu-abu. Dia mulai mengulurkan tangannya dan mengangkat bayi yang berada di dalam ranjang bayi.
'Siapa dia? Apakah dia ibuku? Seharusnya aku bertanya di mana aku direinkarnasikan dan bagaimana status sosial di dunia baru ini. Lain kali aku akan menanyakan hal itu kepada Noctis.'
Perempuan itu menimang-nimang bayi itu dengan perasaan senang serta penuh kasih sayang. Tentu saja, itu karena yang ia timang adalah anaknya sendiri.
"Kamu sudah bangun, Elenaku sayang~," Perempuan itu mengeluarkan suara yang lembut dan penuh kasih sayang.
'Benar-benar bahasa yang tidak aku ketahui, tapi aku bisa memahaminya. Terima kasih banyak, Noctis. Kemampuan berbahasa milikmu sangat berguna,' Dia merasa bersyukur atas pemberian Noctis.
Tak lama kemudian, dia memikirkan hal lain, 'Hmm… Elena? Itukah namaku sekarang? Akhirnya aku mengetahui namaku. Selanjutnya aku akan meminta Noctis untuk mencari tahu kondisi keluargaku.'
"Ada apa? Apakah kamu takut kepada orang-orang? Tenang saja, ibu akan selalu menjagamu. Walaupun, banyak yang akan membencimu," Perempuan itu menghibur Elena. Dia tidak mengetahui apa yang dipikirkan Elena yang masih bayi, jadi wajar jika terjadi miss komunikasi.
'Dibenci orang-orang kah? Apakah ada sesuatu yang salah denganku? Apakah aku memiliki tentakel seperti makhluk luar angkasa?'
'Harus aku bilang berapa kali agar kamu mengerti jika ini dunia pedang dan sihir, bukan dunia tentang alien atau robot dan teknologi yang maju.'
'Noctis! Kamu berada disini?'
'Pikiran kita saling terhubung setelah membuat kontrak. Aku mengetahui apa yang kamu pikirkan.'
'Kenapa kamu tidak menjawab ketika aku berpikir mencari tahu kondisi keluarga ini atau sekitar?'
'Bukankah kamu bilang "lain kali"? Tentu saja aku akan mencarikan informasi tentang sekitar sini jika kamu minta "sekarang".'
'Benar juga. Kalau begitu, Carikan informasi sekitar tempat ini "sekarang"!'
'Baiklah, Gadis Kecil. Ini akan menjadi tugas pertamaku sejak menjadi spirit kontrak milikmu. Tidak buruk untuk memiliki pekerjaan yang tidak merepotkan. Oh, aku juga akan sedikit merengganggkan punggunggku setelah sekian lama melakukan penelitian.'
---
'Noctis, kamu masih disini?'
'Aku sudah pergi mencarikan informasi.'
'Eh, tapi, suaramu masih terdengar.'
'Walaupun kita terpisahkan jarak, pikiran kita masih bisa saling terhubung.'
'Begitu ya, apakah kamu bisa membagikan penglihatanmu? Apa yang kamu lihat otomatis akan masuk ke pikiranmu, 'kan?'
'Bisa saja, tapi kamu akan sedikit merasa aneh karena melihat beberapa pemandangan berbeda.'
Apa yang dimaksud Noctis adalah ketika Elena melihat melalui pandangannya, maka pemandangan yang dilihat Elena melalui matanya sendiri juga akan bertumpuk dengan itu. Ini tentu saja akan menjadi aneh kalau melakukannya. Pada dasarnya, otak manusia tidak dirancang untuk melakukan sesuatu yang berada di luar kesanggupannya.
Ini akan menjadi seperti memiliki tambahan lengan atau anggota tubuh lainnya. Manusia awan akan kesulitan melakukannya dan malah akan membuat gerakan aneh. Yang dilakukan Elena memang jauh lebih sederhana hanya dengan menampilkan gambar lainnya dalam penglihatannya, tetapi ini tetap akan memberikan pengaruh padanya.
'Tenang saja, aku akan menutup mataku. Dengan begitu, apa yang aku lihat adalah apa yang kamu lihat,' saran Elena.
'Cukup masuk akal. Aku akan segera membagikan penglihatanku.'
'Oke!'
Elena kembali menutup matanya. Ibunya yang melihat hal itu menaruh kembali Elena ke ranjang bayi.
"Kamu ingin tidur lagi, ya, Sayang. Tidak apa-apa, bermimpi lah dengan indah."
*Cup!*
Ibu Elena mencium dahi Elena dan pergi meninggalkan ruangan Elena.
Sementara itu, Elena melihat apa yang Noctis lihat. Karena Noctis adalah sebuah/secangkir/seorang/seekor atau seapalah tingkat tinggi, dia tidak terpengaruh oleh gravitasi. Noctis mampu melayang-layang di udara memperlihatkan berbagai pemandangan, ia juga mampu membuat dirinya tidak dapat dilihat oleh manusia.
Disebut sebuah, bukan buah. Disebut secangkir, bukan cairan. Disebut seekor, tidak punya ekor. Saya sendiri juga bingung mau disebut seapa?
'Jadi inikah pemandangan dunia ini? Cukup asri dengan berbagai pepohonan yang lebat. Sayang sekali tidak ada sebuah robot raksasa.'
Elena melihat pemandangan dari langit yang mana merupakan apa yang dilihat Noctis saat ini. Noctis pergi ke langit untuk meningkatkan jangkauan penglihatannya.
Di bawah sana, terdapat berbagai bangunan kuno yang sama sekali tidak mengejar perkembangan zaman modern. Jika kalian bertanya pada cara kasarnya, itu akan terlihat seperti abad pertengahan Eropa. Kenapa memilih latar ini yang merupakan latar fantasi? Karena Penulis sendiri terlalu malas melakukan riset sehingga pada akhirnya memilih latar fantasi.
Keunggulan latar fantasi dari latar realita adalah latar fantasi itu dibuat berdasarkan terserah pengarang. Dengan kata lain, mau pengarang membuat sebuah dunia hancur lah, kekuatan tidak masuk akal lah, hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan dunia nyata lah, itu semua akan tetap dapat dianggap masuk akal, tergantung cara bagaimana Penulis memasukakalkan sesuati yang tidak masuk akal.
'Mau sampai kapan kamu menganggap kita berada didunia yang dipenuhi teknologi?'
'Terserah aku, 'kan!' kalimat ini menjadi penegasan pada Noctis.
Melalui penglihatan Noctis, Elena melihat berbagai pemandangan, seperti hutan, gunung, desa, sungai, dan kota yang berada cukup jauh dari tempat mansion Elena berada saat ini.
'Hmm… tempat ini cukup jauh dari kota.'
'Ada apa gadis kecil? Apa kamu tidak menyukainya?'
'Tidak juga, aku menyukai tempat yang tidak terlalu ramai. Aku bahkan selalu menjadi solo player saat bermain sebuah game.'
'Sepertinya kita sepemikiran. Aku juga lebih suka meneliti item di dalam ruangan daripada harus melakukan sesuatu bersama orang lain.'
Elena mengamati pemandangan yang diperlihatkan penglihatan Noctis bagaikan melihat sesuatu melalui drone. Elena melihat sekelompok orang yang membawa senjata, seperti pedang, panah, tombak, dll. Namun, mereka tidak mengenakan pakaian seragam, hal ini membuat Elena menganggap mereka bukanlah kelompok prajurit.
'Noctis, bolehkah aku tahu, apa yang dilakukan orang-orang itu?'
'Sekelompok orang itu, ya,' Noctis mengetahui maksud Elena.
'Manusia biasanya menyebut mereka sebagai "Petualang". Mereka adalah sekelompok orang yang bekerja memburu monster dan mengerjakan permintaan lainnya.'
'Monster? Apakah itu hewan liar?'
'Hampir benar, lebih tepatnya suatu hewan yang menjadi sangat buas karena pengaruh dari energi alam yang berlebihan.'
'Seperti terkena rabies.'
'Kamu bisa menganggapnya seperti itu. Namun, monster jauh lebih kuat dari pada itu karena energi alam yang mereka dapatkan memperkuat fisik mereka.'
Noctis lanjut berkeliling di atas udara. Dia memperlihatkan berbagai pemandangan di sekeliling tempat tinggal Elena.
Elena mengetahui jika dia saat ini berada dalam sebuah Mansion yang terlihat mewah. Mansion itu terbuat dari kayu dan batu, sangat wajar untuk sebuah dunia dimana teknologi masih rendah.
Mengelilingi mansion tersebut, Noctis melihat berbagai orang yang melakukan pekerjaan yang berbeda-beda, mulai dari berkebun, memasak, bersih-bersih, dan lain lain. Elena yang melihat apa yang dilihat Noctis cukup penasaran dengan dunia yang memiliki teknologi yang rendah.
Perhatian Elena teralihkan oleh ibunya. Melalui penglihatan Noctis, dia melihat ibunya sedang berjalan melalui lorong-lorong mansion.
'Noctis, ikuti dia. Aku cukup penasaran dengan pekerjaannya.'
'Baiklah.'
Mengikuti perintah Elena, Noctis mengikuti perempuan itu. Perempuan itu memasuki sebuah ruangan yang didalam terdapat meja dan kursi serta berbagai lembaran-lembaran kertas yang terlihat menumpuk.
'Noctis, coba kamu lihat apa yang tertulis di kertas itu.'
Noctis melihat-lihat lembaran-lembaran kertas yang ada di ruangan itu. Dia hanya melihat tanpa menyentuhnya. Jika dia menyentuh kertas itu, maka Ibu Elena akan menyadari adanya keanehan.
'Sebuah dokumen? Sepertinya aku lahir kembali ke sebuah keluarga yang merepotkan.'
Elena memperhatikan lembaran kertas itu yang berisikan berbagai perihal penting, mulai dari perdagangan, hingga berbagai persetujuan pembangunan. Dari ini, Elena menyadari jika keluarga barunya adalah sebuah bangsawan.
"Permisi nyonya, aku membawakan teh dan camilan untuk anda." Terdengar sebuah suara dari balik pintu.
'Jadi bukan hanya penglihatan, aku juga bisa mengetahui pendengaran.'
'Sebenarnya, jika kamu mau, aku bisa saja menyampaikan perasaan kelima indra milikku padamu. Namun, saat ini sebaiknya tidak karena akan terlalu membingungkan bagimu untuk merasakan berbagai hal sekaligus.'
'Aku merasa jika kamu adalah peralatan mata-mata yang sangat hebat.'
'Aku ini bukan alat, Aku adalah makhluk hidup.'
'Maaf karena memanggilmu alat. Tapi jujur, kamu memang sangat mirip denan itu.'
"Silahkan masuk!" Ibu Elena yang sedang mengisi dokumen mempersilahkannya masuk.
Pintu pun terbuka, terlihat sebuah seseorang yang cukup tua dengan rambut dan janggut berwarna putih karena beruban. Tetapi, tubuhnya masih sangat gagah dan tegap. Dia membawa nampan yang diatasnya terdapat teh dan cemilan berupa kue.
"Nyonya Yovanca, saya akan menaruh camilan ini disini." Orang itu menaruh nampan tersebut ke atas meja.
'Jadi nama ibuku adalah Yovanca. Informasi yang lumayan berguna.'
"Nyonya, apakah anda masih mengkhawatirkan putri anda?" Pelayan itu memperhatikan lembaran dokumen yang menumpuk.
Mendengar ucapan pelayan itu, tangan Yovanca yang sibuk mengisi dokumen berhenti. Lalu, Yovanca menatap kearah pelayan yang baru masuk tersebut.
"Tidak apa, aku akan mengurus putriku sendiri, Sebas," Yovanca hanya mengatakan itu sebagai penegasan. Dia tidak merasa ragu-ragu akan perkataannya.
'Sebas. Nama yang pasaran.'
'Gadis kecil, sebaiknya kamu jangan menghina nama seseorang. Namun, aku setuju denganmu.'
"Tapi, nyonya. Jika anda mengurus putri anda, maka pekerjaan anda akan menumpuk."
"Apakah menurutmu ada pelayan lain, selain kamu yang merupakan kepala pelayan berani mendekati putriku!" Yovanca membentak pelayan tersebut, kelakuannya ini menunjukkan jika Elena cukup ditakuti oleh orang sekitarnya.
Pelayan itu terkejut karena nyonya yang ia layani bisa membentaknya seperti itu, dia terdiam beberapa saat karenanya. Ini adalah pertama kalinya dia dibentak sampai seperti itu.
'Noctis, memangnya ada apa denganku sampai pelayan lain takut padaku?'
'Akan aku ceritakan lain waktu. Sekarang nikmati saja siaran live ini.'
"Maaf atas perkataan saya yang tidak sopan," Perkataan Sebas disertai oleh kesopanan pada Nyonya-nya.
"Hah… aku tidak bisa menyerahkan urusan menjadi pendamping putriku kepada sembarang orang. Jika aku melakukan hal itu, aku sendiri tidak dapat memastikan orang yang mengurus putriku mengurusnya dengan benar atau mempengaruhinya hingga membuatnya melakukan hal buruk," Yovanca tampak lebih santai dari sikapnya yang sebelumnya.
"Aku punya ide, bagaimana jika kamu aku jadikan pendamping Putriku saja!" Yovanca menunjuk Sebas yang berdiri di depannya menggunakan tangan kanannya.
Sebas terdiam sesaat ketika Yovanca menunjuknya. Tapi itu tidak bertahan lama dan dia segera menjawab, "Maafkan saya, nyonya. Bukan maksud saya menolak perintah nyonya. Namun, saya memiliki pekerjaan yang padat di kediaman ini," jawaban itu juga disertai oleh nada bicara yang sopan.
"Benar juga, sih." Tangan Yovanca yang menunjuk Sebas diturunkan dan dia melanjutkan, "Sebagai seorang kepala pelayan dan kepala keamanan kamu memiliki pekerjaan yang sangat padat. Kamu hanya bisa sesekali mendatanginya," Yovanca menjadi kecewa karena pelayan yang dapat dipercaya menolak perintahnya.
"Aku punya ide yang jauh lebih bagus, bagaimana kalau kita pindahkan saja ruang kerjaku di kamar putriku. Dengan cara ini, aku juga bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan putriku." Yovanca menjadi bersemangat, matanya berbinar-binar dengan ide baru yang ia dapatkan.
'Ini hanya pendapat pribadiku, gadis kecil. Sepertinya semangatmu telah ditularkan pada orang-orang sekitarmu. Aku bisa merasakan semangat yang sama, seperti saat kamu membahas Alien atau makhluk asing.'
'Terima kasih atas pujiannya.'
'Itu sindiran'
'oh, oke…,' Elena merasa jika jawabannya ini kurang cocok untuk menjawab sindiran Noctis.
"Nyonya, jika anda melakukan itu, dan ada tamu yang datang maka saya rasa tamu itu akan segera pergi."
"Tidak apa-apa, jika ada tamu yang penting aku akan menunjuk sebuah pelayan untuk memberitahukanku sehingga aku akan berpindah ruangan."
"Baiklah nyonya, akan saya sampaikan hal ini kepada suami nyonya."
Pelayan itu pergi meninggalkan ruangan Yovanca. Yovanca melanjutkan pekerjaannya mengurus berbagai dokumen yang berhubungan dengan pengembangan wilayah.
'Noctis, ikuti dia!'
'Baiklah.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
MD Pets
hapus kata "sebuah" karena itu aneh u/ dibaca, lebih aneh dari pada Elena dgn Spiritnya.. 🤣
2022-10-07
0
ANM (PENGAMAT)
menarik menarik
2021-07-25
0
Astraloud
Semangat
2021-07-21
1