Ayana menunggu dengan gelisah sejak tadi di lobby hotel, menatap tajam ke arah dalam tepat menembus ke arah tangga menuju ke lantai atas, disamping kiri tangga terdapat kamar lift. dia menunggu laki-laki penghancur masa depan Dyah, entah keluar lewat lift atau tangga yang ada dihadapannya itu.
seketika dia menarik dalam nafasnya, laki-laki yang ditunggu turun dari tangga atas seperti tanpa dosa, seakan sadar dengan sosok Ayana dia mendekati nya dengan gaya santai sambil tersenyum senang
seketika wajah tampan itu menjadi terlihat mengerikan untuk ayana
dia bersiul, duduk tepat di kursi sofa yang ada dihadapan Ayana, bersandar sambil menatap dalam wajah gadis itu
"So?"
itu adalah kalimat paling mengerikan yang pernah Ayana dengar,bertanya seakan-akan dirinya bukan tersangka utama
"Kamu sama sekali tidak merasa berdosa Setelah melakukan itu pada Dyah?"
laki-laki itu tersenyum sinis
"Bukan aku yang tergila-gila padanya, tapi dia yang tergila-gila pada ku"
"Kau hanya memanfaatkan nya"
"Lebih kurang, aku hanya ingin kamu berkata iya, pilihan nya di tangan mu, jika iya urusan Dyah akan aku selesaikan semua saat ini juga"
Ayana menatap nanar wajah sandi, dia tahu sandi punya segala-galanya nya, punya kuasa dan kemampuan untuk hal itu.
Dia menghela nafasnya berat
"Selama diperjalanan aku sudah bisa menebak kemana arah pembicaraan yang akan kamu katakan, tawaran seperti apa yang akan kamu berikan"
"Kau tahu? aku hanya kecewa pada mu"
"Pria baik yang aku kenal dulu sudah banyak berubah"
"Itu bukan cinta melainkan obsesi"
sandi kembali mendengus
"kau mulai berceramah"
"Tidak, aku tidak sedang berceramah, tapi aku membenarkan soal fikiran hati mu,Saat mencintai seseorang, kamu akan lebih mementingkan kebutuhan orang lain. Sedangkan bagi seorang yang obsesif, kebutuhan dirinya lah yang paling penting dan wajib dipenuhi"
"Dan itu ada pada diri mu, tidak kah kau menyadari nya?"
"Bukankah setelah menikah semua perasaan akan berubah cinta, kau hanya belum jatuh cinta pada ku"
sandi mencoba membenarkan
Ayana tersenyum getir
"tidak semudah itu,Ingat kehidupan kita bukan film, Kalau salah bisa retake scene yang gagal. Hidup kita akan terus berjalan, takkan ada pengulangan yang sama persis sesuai dengan keinginan kita"
"Dan aku tidak sedang ingin bertarung dengan masa depan ku"
"Karena Cinta Itu Bukan Hanya Masalah Hati, tapi Juga Logika dan Intuisi, dan Masalah hati itu tak sesederhana yang kamu kira"
"Ya, logika memang mengajarkan kita untuk berpikir lurus, tepat dan teratur. Namun demikian, berpikir lurus, tepat dan teratur juga tidaklah bisa dibenarkan ketika menghadapi beberapa kenyataan hidup yang membutuhkan rasa, hati dan intuisi. Karena menjalani kehidupan dengan percaya secara utuh pada logika tanpa mempertimbangkan aspek lainnya, akan cenderung membuat kita lupa bahwa perjalanan kehidupan yang sebenarnya selalu penuh dengan rangkaian scene kehidupan yang tak pernah seindah dan semulus bayangan yang hadir karena logika berpikir kita"
sandi diam, menatap bola mata Ayana dalam
"Menuruti semua keinginan hati, membiarkan perasaan menjadi pengendali, dan akhirnya kita buta pada logika. Karena jika ini dilakukan sebagai bentuk melegalkan intuisi hati untuk sebuah hubungan, hubungan yang dibangun pun takkan pernah sempurna, karena akan banyak orang yang terluka"
"Kita juga harus pahami bahwa kesempurnaan hubungan yang dibangun atas dasar cinta adalah gabungan antara logika, intuisi dan hati di dalamnya. Hanya saja, kita harus tau meramunya. Kapan saatnya untuk menggunakan logika atau intuisi hati, atau malah gabungan keduanya ketika dihadapkan pada satu atau banyaknya problematika cinta yang hadir pada dua insan manusia yang sedang berjuang untuk bisa bersama ke pelaminan hingga menua bersama sampai tutup usia"
"Aku tidak menerima tawaran mu san, ini bukan drama Korea atau China, ini realita. kau hanya harus bertanggung jawab soal Dyah tidak lebih, jika dia sadar nanti nihaki dia kemudian boleh kau ceraikan dia hari itu juga Setelah statusnya menjadi lebih jelas"
"Semua orang pernah membuat kesalahan, sebab tidak ada manusia yang sempurna. Yang membedakan adalah, respons setelah membuat kesalahan itu, apakah mau mengaku salah atau malah tidak mengakuinya, sehingga lari dari tanggung jawab"
"karena jika kamu lari dari tanggung jawab setelah membuat kesalahan menandakan adanya konstitusi psikologi, dan kamu benar-benar butuh seorang dokter saat ini juga"
"Dan jika Dyah tidak dapat diselamatkan"
suara ayana menjadi serak, dadanya terasa sesak,seketika air mata ayana tumpah
"Jangan lupa karma, hukum sebab akibat yang akan kamu terima dikemudian hari"
Ayana berdiri dari duduknya, merapatkan kedua telapak tangannya
"Wassalamu'alaikum"
Sandi kehilangan kata-kata, dia hanya mampu menatapi punggung gadis itu yang semakin menjauh. pada dasarnya dia tahu, semakin dia menerobos paksa masuk ke dalam kehidupan gadis itu, semakin gadis itu pergi menjauhi nya.
Gao yang sejak tadi duduk di kursi belakang memunggungi Ayana tampak terdiam, dia Tampak kehilangan kata-kata , berjalan berlahan mengikuti langkah Ayana dari belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
@☠A⏤͟͟͞Rini
bab ini aku agak susah memahami
2024-02-10
2
Budiwati
lanjut
2023-03-25
0
Novie Achadini
auana kebanyakan ceramah buang2 waktu. langsung seret aja sandi
2023-02-12
0