Dan siapa sangka rencana kadang tidak sejalan dengan realita
"Ayana... dimana kamu?"
Gadis itu tengah sibuk memainkan hape saat sebuah panggilan mengusiknya, dengan terburu-buru dia mengangkat nya
"Akhhhhh"
"Dyah, Ayana...Dyah..."
Sebuah lengkingan memekakkan telinga dan tangisan histeris terdengar dari balik ponselnya, Ayana jelas-jelas mengerutkan dahinya sambil bertanya panik
"Dyah kenapa? Dyah?"
tanya ayana bingung
"Astagfirullahhul'adzim, balik Aya, balik Aya, putar balik aya...."
mendengar jawaban seperti itu jelas secara spontan memberi inisiatif agar Aya meminta sang supir taxi memutar balik mobilnya tanpa fikir panjang
Dan ketika dia tiba di apartemen sang sahabatnya Dyah, pemandangan mengerikan tampak didepan matanya. otak nya buntu, tanpa fikir panjang dia melesat menyeruak di antara semua orang mencari tahu apa yang terjadi. Tampak sang sahabat tergeletak tidak berdaya bercucuran darah, wajahnya pucat pasi tanpa ada pergerakan sedikit pun dan dia seakan tahu apa yang terjadi
"Erika?"
dia bertanya panik pada satu sahabatnya yang menangis histeris
"Dimana ambulance nya?"
teriak ayana panik
"Dalam perjalanan, dalam perjalanan"
temannya terisak panik
"Dalam perjalanan Miss"
"Dalam perjalanan"
hanya jawaban seperti itu yang dia dengar, sangat tidak memuaskan. matanya menggelap, tanpa fikir panjang mengangkat tubuh sang sahabat nya begitu saja
"Angkat erika, angkat......"
teriaknya panik, beberapa orang mencoba mengangkat tubuh itu,matanya mencari mobil siapapun yang ada didepan mata.
Bukankah secara logika, berapa lama mereka harus menunggu? 2 menit, 5 menit? 10 menit? 1 jam atau bahkan berapa jam?sedangkan darah segar terus keluar dari bawah sana, otaknya mungkin tidak berfungsi dengan baik, namun intuisi jelas jelas berkata kita nyaris tidak punya waktu lagi, apa mesti menunggu mati lebih dulu baru melakukan penyelamatan?
Saat sebuah mobil berhenti di hadapan mereka jelas tanpa fikir panjang dia meminta orang-orang mengangkat tubuh indah berlumuran darah itu kedalam mobil yang entah milik siapa, sang sopir jelas terkejut, tidak marah namun pasrah, tampak tidak bergeming dari tempatnya berdiri.
Dan dalam hitungan detik dia merogoh tas nya menyerahkan sebuah kartu nama pada sang sopir
"Maafkan saya"
Ayana bicara cepat setelah itu dalam gerakan spontan naik kedepan kemudi membawa mobil itu melaju ke rumah sakit terdekat
dia marah, sangat marah sambil menangis tanpa bisa berhenti, otak nya kalut setengah mati, masih ingat peringatan yang dia berikan pada gadis itu beberapa bulan yang lalu
"Dyah, kalau dia benar-benar mencintai mu, dia tidak akan memilih tidur dengan mu lebih dulu"
"sayang kau tahu semua orang melakukan hal itu, dia tidak se ba..jingan itu"
"Seharusnya dia menikahi mu bukan meniduri mu, itu bukan cinta melainkan nafsu"
"Apa kamu cemburu?"
gadis itu tampak marah
"Karena kamu pernah menolaknya dulu, jadi sekarang baru merasa kehilangan?"
Gadis itu bicara sedikit mengejek
"Dyah itu semua tidak seperti yang kamu fikirkan, aku takut ini semua rencana jahatnya"
gadis itu terkekeh, menatap tidak suka ke arahnya
"InsyaAllah kami akan menikah tahun depan"
Dia menahan amarahnya,menahan semua gejolak ketidaksukaan atas hubungan yang di anggapnya sudah melampaui batasan, dia tahu betul siapa laki-laki itu, image buruk soal pacar sahabat nya itu terlanjur buruk di matanya, bahkan laki-laki itu pernah melamar dirinya melalui sang papa, pernah di tolak dan pernah hampir... melecehkan diri nya.
"Aya"
sang teman Erika masih menangis sesenggukan di belakang, seakan menyadari sesuatu jika ada seseorang di sampingnya, laki-laki berwajah malaikat tampak duduk disampingnya.
laki-laki yang dia lihat secara spontan meletakkan jemari nya ke depan bibirnya, berkata seolah-olah tidak apa-apa.
"Dia benar-benar melakukannya ka, dia benar-benar melakukannya"
tangis Ayana pecah,dia terisak sejak tadi sambil memukul stir mobil beberapa kali.
"Aku sudah bilang jangan percaya pada laki-laki itu ka, aku sudah bilang semua laki-laki punya syahwat, aku sudah bilang semua laki-laki buaya"
dia terus terisak,.menangis histeris sambil terus berusaha menyetir mobilnya dengan baik
"Seharusnya aku memperingati Dirinya lebih baik lagi"
kemudian dia menghapus air matanya dengan punggung tangannya, berbelok ke depan ke sebuah rumah sakit.
seketika tiba,beberapa perawat berseragam putih meraih tubuh Dyah sang sahabat dan dia dengan gerakan refleks mengikuti kemanapun arah para perawat membawanya dengan gerakan refleks dan panik.
Sejak awal dia gelisah, terus menatap ruang operasi yang terdapat sang sahabat, dia bergerak hilir mudik Seperti gosokan dengan rasa panik. Bahkan dia tidak menyadari siapapun yang ada disekitar nya. entah berapa jam berlalu dia tidak tahu, begitu pintu terbuka dan dokter keluar tanpa aba-aba dia bertanya dengan panik
"Om?"
seakan hapal betul siapa yang menjadi dokternya, dia bertanya dengan sejuta kepanikan yang terpatri di wajahnya
"Aya, dia mengalami masa kritis, kita hanya bisa menunggu, jika beruntung mungkin masih ada harapan, jika tidak..."
Pria itu menggantung kalimatnya, sedangkan Beberapa dokter lainnya melesat keluar meninggalkan dirinya.
seketika dia membeku, air matanya kembali menetes
"Katakan pada ku bagaimana cara membuatnya bangun dengan cepat?"
"aya..."
"Dia pasti bangun om, dia pasti bangun, dia masih punya banyak cita-cita, dia masih punya banyak harapan..."
Ayana berteriak histeris, air matanya tumpah, dia memukul dada oom nya itu beberapa kali, pria itu adalah anak oom rudinya, sepupu dari sang mama.
"Lakukan sesuatu om, bukankah om bisa menyelamatkan jutaan nyawa sebelum nya? kenapa harus bilang Dyah dalam keadaan kritis?"
"Aya, dia kehilangan banyak darah, bahkan dia tidak punya semangat hidup yang besar untuk bertahan, semua orang tahu aborsi punya resiko yang begitu tinggi"
"Perdarahan hebat, infeksi parah, emboli paru, anestesi yang gagal"
"teman mu menyadari resiko nya, tapi masih nekat melakukan nya"
saat pria itu berkata seperti itu dihadapan nya, secara spontan tubuhnya jatuh, iya dia tahu kalau aborsi beresiko tinggi,lalu apa yang bisa dilakukan seorang perempuan Setelah laki-laki yang dia cintai pergi meninggalkan dirinya?
Ayana menyentuh keningnya, dia tampak bingung
"Aya, jangan begini"
Erika bicara sambil memegang erat tubuh ayana
"Aku harus menemui sandi"
"No..no.. Ayana itu sama saja kamu masuk ke dalam kandang singa"
Erika jelas marah, dia mengguncang tubuh sahabat nya
"Dia pernah ingin melecehkan mu, dia menunggu waktu kedatangan mu"
"Lalu aku bagaimana? diam saja? dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya"
seketika Ayana berdiri dengan fikiran kalut, menyentuh keningnya dengan perasaan bingung, dia meraih ponselnya mencoba menghubungi seseorang
"Kau dimana?"
"Ayana.."
Erika tampak marah, sang sahabat benar-benar menghubungi laki-laki bajingan itu
"no..no.."
erika jelas menolaknya
tapi fikiran Ayana sudah tidak bisa berfungsi dengan sempurna, melesat pergi meninggalkan Erika dengan kebimbangan, antara mengejar Ayana atau menunggu Dyah
dengan gerakan refleks dia mencoba menghubungi seseorang, tapi selalu gagal
"Abang... angkat"
teriaknya panik, Seketika bola matanya menatap laki-laki berwajah malaikat yang ada didalam mobil tadi
"Mister, bantu saya... dia akan menemui seseorang yang cukup berbahaya... tolong ikuti dia dan selamatkan dia"
yang dia ajak bicara tampak diam, dia hanya menyaksikan semua nya sejak tadi namun sama sekali tidak punya waktu untuk bicara.
seketika telpon Erika tersambung pada seseorang
"Ical dimana kamu? Ayana akan menemui sandi, ini soal Diah,aku takut ini memang rencana awal sandi untuk mendapatkan Ayana, jika dia menemuinya ini artinya Ayana masuk ke dalam jebakan"
"Sandi sudah lama menunggu saat ini tiba"
"Dia benar-benar seorang bajingan"
"Aku tidak bisa mengikuti nya, Dyah dalam masa kritis disini"
"Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi?"
"Hubungi Abang Hanif"
"Dulu dia pernah melecehkan nya, aku takut ini akan lebih daripada itu"
Erika berteriak panik melalui handphone nya
"Laki-laki bajingan itu kemungkinan sudah merencanakan nya lewat Dyah, Ayana benar-benar akan masuk ke dalam jebakan"
sang laki-laki yang ada dihadapan Erika tampak diam, sejenak bola matanya menggelap, rahangnya mengerat dan tangannya mengepal secara sempurna, dalam hitungan detik laki-laki itu melesat keluar mengejar langkah gadis cantik berhijab itu
Oh fu..ck..
umpatnya dalam hati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
@☠Arina
semoga semua baek2 aja
2024-02-09
0
@☠A⏤͟͟͞Rini
ayana emang baik hatiii
2024-02-07
0
Budiwati
👍👍👍👍
2023-03-25
0