Dia melesat pergi ke depan sambil melirik ke arah jam di pergelangan tangannya, tapi sejurus kemudian mengerutkan dahinya karena gadis disamping kirinya tadi Yang adalah sang adik mengikuti dia sambil sibuk mengetik sesuatu di ponselnya
"Membuat laporan sayang?"
sang adik berhenti, kemudian menaikkan bahunya
"Kamu tahu bukan? siapa lagi yang memberi perintah?"
gadis itu bicara enteng sambil menepuk-nepuk dada kanannya
"Mommy khawatir kamu akan bermain perempuan lagi sayang"
gadis itu berniat beranjak pergi, namun tiba-tiba dia berkata
"I know like father like son, but please... ingat jangan terlalu sering memainkan perasaan perempuan, dan hati-hati something kakak sendiri yang akan terbawa permainan"
setelah berkata begitu sang adik terkekeh, sejenak menatap ke arah belakang menatap sang asisten pribadi kakaknya
"Aku fikir sebaiknya tidak ada perempuan malam ini"
dia bicara menatap tajam ke arah laki-laki yang usianya mungkin tidak jauh berbeda dengan kakak nya itu
"Come sayang, jangan terlalu galak pada Zoe"
Gao bicara sambil menarik tubuh adiknya, mencium keningnya pelan kemudian berkata
"Kamu pasti lelah,pulang dan istirahat lah"
"Ckckck masih memikirkan kondisi adik mu ini?"
dia mengejek, Setelah berkata begitu lantas memutar tubuhnya, berjalan kedepan Kemudian segera naik ke atas mobil yang baru saja berhenti tepat di depan mereka
Gao menyeringai, dia fikir makin hari adik nya yang satu ini kalau bicara semakin menyebalkan saja, berbeda dengan si adik satunya yang begitu lembut dan santai sama seperti mommy nya
Kemudian dia mengeluarkan ponselnya, mencoba mengetik no yang ada di kertas itu dan menghubungi nya
Fuckk you
umpat Gao, Berkali-kali dia menghubungi nomor perempuan itu sama sekali tidak ada jawabnya.
dia kembali melirik ke arah jam tangannya, pukul 22.40 malam
Jangan katakan ada manusia yang sudah tidur tenang di jam begini, karena waktu ini baginya masih terlalu dini
dia kembali menghubungi nomor itu tapi tetap sama sekali tidak di angkat, Seperti kebiasaan nya Gao jelas mengeratkan gigi grahamnya, wajahnya kembali mengeras dengan mata mulai menggelap
"Zoe"
dia berteriak kesal ke arah belakang
Sang asisten pribadi yang wajahnya tidak kalah dinginnya Seperti dia melangkah mendekat
"ya Gao??"
suara nya Terdengar berat, berdiri tegap seakan siap mendengar kan perintah dari sang tuan, bahkan perintah tersulit pun siap dia dengarkan dan lakukan
"Kembali ke apartemen sekarang, dan bawakan aku seorang perempuan"
Zoe menundukkan kepalanya
"Baik"
Dan perintah mutlak yang pastinya dengan tanda titik yang ditekan tidak akan bisa diubah bagaimana pun caranya.
24 tahun lebih mengabdi pada keluarga hillatop dan 10 tahun mengekor serta mengikuti Gao sang pewaris takhta hillatop tentu saja tidak muda, tapi kebaikan madam Nadya dan tuan All serta miss hessa membuat dirinya tidak pernah bisa meninggalkan keluarga hillatop, apalagi tangan pertama yang menyambut hangat diri nya dari keterpurukan dan jatuh luar biasa adalah madam Nadya, wanita luar biasa itu bagaikan ibu kandung untuk nya. tidak ada perbedaan yang terjadi dalam membesarkan dirinya antara memperlakukan Gao, Fry, zeline dan Dirinya.
Bahkan diam-diam allzigra menanamkan modal saham untuk nya, mempersiapkan masa depan untuk dirinya, memberikannya 1 perusahaan anak cabang di uni emirat Arab untuk dirinya dan boleh kapanpun dia ambil ketika dia siap memutuskan tali untuk mengekor mengikuti Gao. Tapi dia belum bisa menerima 1 pun kebaikan itu, baginya di perlakukan bagaikan anak kandung, di sekolahkan setara dengan putra putri mereka itu sudah sangat luar biasa, karena dia hanya perlu mengabdi saat ini dan sisanya akan dia fikirkan nanti.
Gao menghela nafasnya berkali-kali, mood nya yang baik tiba-tiba menghilang karena secarik kertas tidak berguna dan pertemuan yang dibatalkan. Dia memejamkan matanya sejenak di atas mobil, duduk bersandar sambil memijat kepalanya yang sedikit sakit
"Berhenti di Indomaret terdekat, aku butuh minuman dingin"
ucap Gao cepat pada Zoe
kemudian Zoe dengan cepat menepi berniat turun untuk membeli apa yang diminta Gao tadi, namun ternyata Gao dengan gerakan cepat mendahului Dirinya
"Kau tunggu saja disini"
setelah berkata begitu dia melesat turun dari mobil
Jelas saja sosok Gao menarik perhatian semua orang terutama perempuan, melirik sambil berbisik melihat kedatangan laki-laki dengan wajah yang tidak banyak dimiliki oleh orang lain, bahkan wajah asing untuk ukuran gadis Indonesia.
Beberapa teriakan histeris dan bisikan seakan tidak mau berhenti mengelilingi dirinya
Gao seolah menutup telinga, baginya hal seperti itu terlalu lumrah dan sering terjadi setiap kali dia berbaur di dunia luar sejak dulu hingga kini.
"Mbak bisa lebih cepat? teman saya menunggu di mobil, kami mesti buru-buru ke rumah sakit"
terdengar suara lembut namun dengan nada sedikit tergesa-gesa dari arah kasir ketika Gao selesai mengambil minumannya, dia mulai berjalan berlahan ke arah kasir untuk membayar
"Kembaliannya berikan pada antrian berikutnya"
kembali terdengar suara lembut itu
Gao melirik melihat sosok seorang gadis dari arah belakang, sosok itu menggunakan pakaian bertutup rapi menutupi semua lekuk tubuhnya, juga menggunakan penutup kepala yang entahlah apa namanya, biasanya orang-orang muslim menggunakannya fikir Gao, tubuhnya kecil, bahkan untuk ukuran tubuhnya mungkin gadis itu hanya sebatas dadanya, terlihat jelas dari jemari kaki dan tangan nya jika gadis itu pasti punya kulit yang begitu putih terawat, dia cukup penasaran dengan wajahnya, sesaat gadis itu berbalik dia hanya melihat bola mata indahnya dengan bulu mata lentik yang beberapa kali mengerjap membuat dirinya tergoda
Damn it
masker di wajahnya menghalangi Pemandangan
umpat Gao
dia penasaran bagaimana rupa gadis itu fikirnya
tanpa sengaja gadis itu menabraknya, Gao diam terus menatap gadis itu, entah barang apa yang di pegang gadis itu langsung berserakan begitu saja dilantai, dengan hati-hati gadis itu memungutnya, berdiri kemudian gadis itu mendongak kepalanya, menunduk pelan sambil berkata
"Maaf tuan, saya sedikit terburu-buru"
suaranya terdengar mengalun syahdu
"Ayana, cepat"
suara dari arah pintu masuk memekik nyaring
"Darahnya banyak banget, kita harus buru-buru menekan darahnya dan menuju kerumah sakit "
suara itu kembali berteriak melengking
gadis itu refleks menoleh, berlarian kecil meninggalkan dirinya
Ayana? Ayana?
dia fikir pernah mendengar nama itu, dimana?
dan saat dia akan membayar minumannya, sang kasir berkata
"Sudah dibayar mister, oleh gadis sebelumnya"
Gao jelas mengernyitkan dahinya
What ??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
@☠A⏤͟͟͞Rini
gao gak pokus, kan tadi gadia itu bilang kembalianya buat bayar yg anteian belakangnya
2024-01-29
0
HARTIN MARLIN
masih menyimak dulu
2022-12-27
0
Nailott
wow. keren. awallnys gao minta. ducariksn. perempusn untuk menemani gao malsm ini diapartemennnya, mudah2an gagal deh ,jatena bertemu Ayana di indomaret,ingat gao ,ayana yg jirim surat. catatsn kecil untuk mengatur pertemuan kontrak kerja sama.,ingat gao ya,,
2022-10-29
0