Pagi menjelang,
Bianca menggeliat diatas ranjang empuknya yang sudah lama tidak ia tempati karena selama ini dia tidur di apartemen Keenan kalau tidak dia tidur di kediaman orang tuanya. Tapi semalam Bianca memilih pulang ke apartemen pribadinya setelah puas mengabiskan waktu dengan Alex.
Ah Alex.
Bianca tidak menyebut Alex sebagai mantan kekasihnya, sebab Bianca tidak pernah menganggap pernah berpacaran dengan Alex.
Namun Bianca tetap memberikan kesempatan Alex untuk bisa dekat dengannya. Tidak adil menurutnya menolak orang secara mentah-mentah tanpa diberikan kesempatan lebih dulu,
yah.. seperti yang Keenan lakukan padanya. Tapi juga Bianca tidak mau menyalahkan Keenan, sebab status Keenan adalah sebagai tunangan Alona Anindita. Dan Bianca sadar perasaannya itu salah.
Bianca yang baru saja mengumpulkan nyawa itupun terperanjat kala dering ponselnya memenuhi kamar miliknya yang bernuansa Coastal Style dengan dominan warna hijau, biru, putih dan coklat.
Senyum Bianca pagi ini mengembang saat melihat nama siapa yang tertera disana. Sebuah moodboster setelah kejadian menyebalkan kemarin pagi.
"Mamiii..." Teriak Bianca melihat wajah cantik Mami Naya yang berada di layar ponselnya sedang melambaikan tangan ke anak gadis kesayangannya.
"Selamat pagi kesayangannya mami." Sapa mami Naya sambil tersenyum dengan wajah pucat yang membuat Bianca sedih. Ya meskipun pucat tapi mami Naya masih terlihat sangat cantik.
"Caca kangen mi, kenapa mami masih saja pucat sih... cepet sembuh dong mi..." Katanya lirih dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Eits.. pagi-pagi gak boleh nangis nak.." Kata Mami Naya yang tahu jika kondisi hati anaknya sedang tidak baik-baik saja.
"Aku kangen di peluk sama mami." lirih Bianca dibarengi dengan air mata yang sudah terjun bebas. Kalau seperti ini Bianca nampak sangat rapuh. Sebagai ibu, Mami Naya ingin sekali ada disamping anaknya dan memberikan dukungan pada anak perempuannya ini.
Hanya pelukan yang Bianca butuhkan saat ini.
"Sini mami peluk online ya.."
"Emang bisa!" Keluh Bianca.
"Nggak, mami hanya bisa mendoakan kamu dan kakak-kakak kamu supaya kalian disana sehat dan bahagia selalu. Maafkan mami ya sayang yang tidak ada disamping kamu."
"Nggak masalah mi, yang penting mami semangat untuk segera sembuh. Doa mami adalah hal yang paling berharga buat aku dan kakak." Bianca menghapus air matanya dan mencoba untuk tersenyum.
"Nak, Bagaimana rasanya tinggal sendiri di apartemen? ciee yang sekarang mau belajar hidup mandiri." Goda mami Naya.
"Mami ih! baru di mulai hari ini belajar hidup mandiri nya mi, jangan di ledek dong!"
"Habisnya anak mami sedih mulu karena patah hati sih.. gak apa-apa sayang, nikmati saja prosesnya ya, menurut mami semua orang pasti akan pernah merasakan sakitnya patah hati kok. Itu sesuatu yang wajar. Biar apa? Biar kedepannya bisa menghargai cinta yang datang." Bianca mengangguk dan membenarkan ucapan maminya.
"Oh ya mi, gimana dengan papi? pasti papi sebentar lagi akan meminta aku kembali ke apartemen kak Keen." lirih Bianca dengan raut wajah sedih.
"Cih sok tau banget sih anak mami.. padahal papi udah mengizinkan kamu buat tinggal sendiri dan mandiri loh." kalimat Mami Naya membuat wajah Bianca seketika berbinar.
"Kok bisa mi?" Tanya Bianca tidak percaya begitu saja dengan ucapan sang mami karena dia juga cukup tahu siapa papi kesayangannya, Gema Bramantya.
"Selain mami menjelaskan bahwa biar kamu belajar mandiri dengan tinggal sendiri, semalam kak Bhumi juga telfon papi supaya papi tidak mengekang kamu lagi, dan kak Bhumi juga menyakinkan papi bahwa dia bisa menjaga kamu dengan baik."
"Kak Bhumi?" Bianca mendadak bingung, kakaknya yang kaku dan cuek itu ngapain Telfon papi?
" HM.. sepertinya kakak kamu itu sudah tahu soal perasaan kamu ke Keenan sayang." Mata Bianca semakin terbelalak. Dia tidak ingin semakin banyak orang tau tentang perasaannya karena ini akan semakin sulit untuknya segera move on karena akan terus dibahas oleh orang-orang terdekatnya.
Dan Bianca juga cukup sangat malu akan perasannya, tidak seharusnya dia mencintai kakak sepupunya sendiri yang berstatus sebagai tunangan wanita lain. Seandainya cinta dapat memilih, seandainya juga Keenan tidak memberikan kenyamanan yang berlebih dan hati Bianca tidak mudah baper. Karena nyatanya tidak ada yang bisa disalahkan.
"Memang kak Bhumi bilang apa sama papi mi? kenapa papi sampai bisa mengizinkan aku tinggal sendiri?" Tanya Bianca kepo. Tidak mudah membelokkan keputusan seorang Gema Bramantya.
" Bhumi gak mau dengan kamu tinggal bersama Keenan membuat mata dan otak kamu ternodai oleh tingkah Keenan. Katanya kemarin kamu lihat Keenan sedang emmm.."
"Sedang Ciuman?" Sambung Bianca.
"I..iya Keenan sedang ciuman dengan Alona. kamu lihat nak?" Bianca menjawab dengan mengangguk dan tersenyum. Tentu saja senyum penuh luka.
"Ca, lupakan kakak kamu itu ya.. mami ingin yang terbaik untuk kamu sayang... karena kemarin Bhumi dan Kaisar ke apartemen Keenan, dia habis main gila dengan Alona lagi." Kata Mami Naya terpaksa menceritakan pada Bianca soal Keenan kemarin.
"Main gila?" Bianca mengernyit.
"Making love sayang." Bianca langsung termenung. Di depan Mami Naya Bianca tidak bisa menutupi perasaannya lagi. Meskipun tanpa menimpali ucapan maminya, tapi mami Naya tahu bagaimana perasaan putrinya saat ini.
Tidak masalah putrinya sakit hati saat ini, biar sekalian saja. Biar Bianca juga membuka matanya bahwa Keenan bukanlah yang terbaik untuk Bianca. Lagi pula mami Naya gak mau putri kesayangannya disebut sebagai pelakor.
Pelakor adalah sesuatu yang paling mami Naya benci dari dulu.
"Lalu bagaimana respon papi?"
"Papi kamu benar-benar kecewa sama Keenan. Makanya sekarang papi kamu mempercayakan kamu sama Bhumi." Ucap Mami Naya. Padahal papi Gema sudah tahu kelakuan Keenan dengan Alona, hanya saja Papi Gema tidak menyangka pasangan itu berciuman didepan anak gadisnya.
Ada nyeri tersendiri di hati Bianca kala nama Keenan menjadi buruk di mata papi Gema, tapi mau bagaimana lagi, kenyataannya seperti itu dan sepertinya juga Bhumi sengaja menggunakan itu untuk membebaskan Bianca dari sikap overprotektif Papi Gema dan Keenan.
Mami Naya terus mensupport putri kesayangannya untuk segera move on.
"Makasih ya mi, mami terbaik yang selalu bisa menjadi sahabat terbaik aku." Kata Bianca tersenyum.
"Pasti dong.. ingat pesan mami ya sayang, kamu sekarang udah papi bebaskan untuk bergaul dan melakukan apa saja yang kamu inginkan. Tapi kamu harus selalu ingat juga bahwa jangan sampai mengecewakan papi kamu. Jangan melanggar norma-norma yang ada ya... bergaullah dengan baik."
"Iya mi.. sampaikan makasih aku pada papi."
"Siap sayang... sudah mandi sana.. kamu kan harus ke kampus hari ini."
"Nggak kok mi.. dosen pembimbingku lagi ke luar kota. Hari ini aku mau ngemall dan ke salon sama Raya."
"Bagus deh.. biar gak galau Mulu.. ! semangat ya sayang.. udah dulu ya.. papi kamu sepertinya sebentar lagi datang."
"Emang papi dari mana mi?"
"Ketemu sama om Brian dan Tante Dila, sahabat papi dan mami yang tinggal di negara ini. Ingat kan?"
"Oh iya ingat.. ya sudah mami istirahat dan cepat sembuh ya."
"iya sayang. love you!"
"Love you too mami!"
🖤
BERSAMBUNG...
MANA YANG TEAM BIANCA ALEX?
VOTE GAES VOTE.. JANGAN LUPA LIKE NYA JUGA!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Eka Anisa
kesian bangkeen dia rela di pandang buruk untuk melindungi Dia😭😭 lovyu bangkeen fighting😘
2022-10-16
0
Ester_V.
bianca sm fahmi ajah kek nya baik dah wkwkwk...
2022-09-08
0
Vina Rodiana
part ini aku nangis sedih bgt dipikir" jadi Bianca😭😭😭
2021-10-13
1