Jadi Pacar?

Happy Reading 🖤

"Bianca Putri Bramantya! kenapa kamu ada disini?" seseorang yang di belakang Bianca bertanya tepat di telinga Bianca dengan berteriak hingga sang empu telinga Terperanjat.

"Kak Alex?" Lirih Bianca memejamkan matanya.

"Tamat sudah riwayatku, masuk ke kandang singa sih!" Batin Bianca.

"Ikut aku sekarang!" Ucap Alex memegang pergelangan tangan Bianca.

Bianca mematung, dia bingung harus melakukan apa, bagaimana kalau Alex bilang sama Bhima, Bhumi dan Keenan? Apalagi sampai ke telinga papi Gema, pasti saat itu juga dia tidak bisa bebas lagi karena peraturan-peraturan akan semakin ketat.

"Kak.. " Panggil Bianca dengan tatapan mata mengiba. Otak Bianca benar-benar blank.

"Ikut kakak sekarang juga ca!" Perintah Alex menarik tangan Bianca yang sudah ia genggam.

"Siapa kamu?" Tanya Fahmi menatap mata Alex dengan tajam sambil memegang pergelangan tangan Bianca satunya lagi untuk menahan Bianca agar tetap bersamanya.

Eh.

Bianca jadi bingung. Jadi begini rasanya diperebutkan lelaki?

Astaga Bianca, kepedean sekali dirimu sih.

"Elu yang siapa? Kenapa mengajak Bianca ke tempat ini? elu mau rusak Bianca? Ha?" Bentak Alex menatap Fahmi seakan ingin mengajak berantem.

"Kak.. a.. aku bisa jelasin, please jangan bilang papi ya..." Ucap Bianca dengan wajah yang sudah pucat, untung saja pencahayaan di Club tersebut remang-remang jadi tidak terlihat oleh teman-temannya.

"Bi.. dia siapa?" Tanya Raya terbengong karena Raya tahu itu bukan Bhima atau Bhumi juga Kaisar apalagi Keenan.

Tapi mengapa lelaki itu berani menarik tangan Bianca dengan wajah yang terlihat seperti menahan amarah.

Dan sepertinya hubungan Bianca cukup dekat dengan lelaki itu, karena Bianca membiarkan Alex terus menggenggam pergelangan tangannya, padahal Bianca tipe gadis yang tidak tersentuh sedikitpun.

"Di.. dia..."

"Aku calon suaminya!" Jawab Alex memotong ucapan Bianca dan langsung menarik Bianca begitu saja ketika genggaman tangan Fahmi langsung terlepas mendengar jawaban Alex yang menyebut dirinya calon suami Bianca.

Ada raut kecewa di wajah Fahmi, dia tidak menyangka gadis yang sudah membuatnya jatuh hati ternyata sudah milik orang lain.

Jordi yang sedang meminum alkohol pun langsung menyembur kan alkohol tersebut, sejak kapan sahabat tunangannya yang kelewat polos itu memiliki calon suami?

Eh. Calon suami? ciee Alex ngaku-ngaku...

"Kak lepas.. sakit!"

"Tempat kamu bukan disini Bianca! Apalagi di meja kamu tadi ada Alkohol! Otak kamu dimana sampai minum Alkohol! ha?" Ucap Alex dengan nada meninggi.

"Astaga Bianca, bisa-bisa nya berpakaian seperti ini memasuki Club. Elu pakai celana training aja gue udah tegang biii.. belom lagi kalau Trio kadal tau adiknya disini, bisa-bisa Club gue dibuat bangkrut!" Batin Alex.

"Kak Alex lepas! kenapa kakak ngaku-ngaku sebagai calon suami aku sih?" Tanya Bianca.

"Eh iya ya? kenapa aku tadi ngaku suami kamu ya?" Tanya Alex balik membuat raut wajah Bianca menjadi merah padam antara kesal dan malu.

Belum juga Bianca menimpali ucapan Alex,.

"Katanya ucapan adalah doa bi.. anggap aja itu doa aku, siapa tahu kita berjodoh kan..." Jawab Alex sambil nyengir namun tidak dipedulikan oleh Bianca karena Bianca justru memikirkan apa yang ada dibenak Raya dan Jordi saat ini yang pasti menerka-nerka siapa Alex sebenarnya.

Apalagi Fahmi, Bianca belum menjelaskan pada lelaki yang berdarah Arab itu siapa lelaki yang memaksanya pergi dari Club sang ngaku-ngaku sebagai calon suaminya.

Eh mengapa Bianca repot-repot ingin menjelaskan pada Fahmi?

"Lepas kak ah! Sakit tau kak! kakak kenceng banget narik akunya!" Kata Bianca sinis.

"Jangan protes atau aku telfon kak Keenan sekarang juga biar dia jemput kamu!" Kata Alex yang tahu bahwa dari semua kakaknya, Keenan lah yang paling Bianca takuti dan Keenan lah yang paling overprotektif dengan Bianca sebab dia kakak tertua yang harus selalu melindungi adik-adiknya apalagi Bianca adik perempuan satu-satunya.

Bianca langsung diam dan pasrah mengikuti Alex hingga parkiran VIP mendengar nama Keenan di sebut. Ah mood Bianca langsung berantakan, padahal tadi cukup baik setelah bertemu dan ngobrol dengan Fahmi.

"Masuk mobil! aku antar pulang sekarang!" Ucapnya membuka pintu mobilnya.

Berdebat dengan Alex? Bianca tau itu hanya membuang-buang waktu saja.

"Kamu mikir gak? Club itu bahaya Bianca.. astaga! kalau kamu sampai kenapa-kenapa gimana?" Tanya Alex frustasi sampai menyandarkan kepalanya ke kemudi mobilnya.

"Kan aku gak kenapa-kenapa kak.. emangnya kenapa?" Tanya Bianca dengan wajah polosnya.

"Iya sekarang gak kenapa-kenapa karena ketemu aku, tapi kalau kenapa-kenapa gimana?"

"Tapi aku gak kenapa-kenapa kak, teman-teman aku baik-baik semua!" Jawab Bianca lagi justru membuat Alex emosi. Keras kepalanya Bianca sepertinya udah keturunan, sudah jelas kan gimana keras kepalanya sahabatnya si Bhumi itu?

"Kamu itu gadis baik-baik jangan coba-coba masuk ke dalam sana lagi tanpa pengawasan yang ketat, sedikit saja lengah bahaya Bia, terus siapa tadi lelaki yang kayak onta tadi?" Tanya Alex mengingat sosok Fahmi.

"Enak aja onta-onta, namanya Mas Fahmi, dia baik banget, ganteng lagi!"

"Ck baik? baik apanya. Sebaik-baiknya itu si onta kalau ditaruh di kamar berdua sama kamu, pasti juga bakal nyerang kamu!"

"Nyerang? emang perang?" Tanya Bianca menatap Alex sambil berkedip-kedip seolah meminta penjelasan pada Alex.

Alex menjambak rambutnya sendiri, Ah tau ah gelap.

"Kalau kamu penasaran sama sesuatu, bilang sama aku. Aku anterin dan aku jaga kamu dengan baik! Jangan keluar sama orang gak jelas!"

"Tapi kan..."

"Aku antar pulang sekarang!" Ucap Alex memotong ucapan Bianca lagi. Alex menghidupkan mesin mobilnya sedangkan Bianca sudah menyebikkan bibirnya.

"Astaga Biaaanca.. kepolosan elu itu bener-bener goda iman gue Bii.. sumpah ya! kalau gue gak punya sejarah sebagai Cassanova, udah gue lamar elu dari umur 10 tahun! Cuma gue sadar diri aja, tapi hati gue juga gak bisa bohong seperti junior gue Bi.. Berdebar tiap dekat elu.... Astaga, kenapa gue jadi oleng begini kan gue udah deketin cewek lain." Batin Alex mencoba fokus sama jalanan.

"Eh kak!" Bianca secara spontan memegang lengan Alex.

"Kenapa?" Tanya Alex menatap curiga.

"Astaga,, lembut banget sih Bi telapak tangan elu! Belai dong!" Batin Alex lagi.

"Jangan bilang sama kak Keen, kak Bhim dan kak Bhum ya... please.." Pinta Bianca memasang wajah imut sambil kedip-kedip. Menggemaskan.

"aku bilangin." Jawab Alex singkat tidak tahan dengan godaan indah disampingnya.

"Please aku mohon.. aku bayar kak Alex deh, kak Alex mau aku transfer berapa?." Kata Bianca semakin erat menggenggam lengan Alex.

Eh bayar? di kira Alex gak punya duit apa ya? Club malam terbesar dan nomor satu di ibu kota itu milik siapa Bianca?

"Kamu pikir aku gak punya duit? meskipun gak sekaya keluarga kamu, tapi aku bisa membahagiakan dan memanjakan kamu Bianca! Aku juga bisa memberikan barang-barang branded untukmu." Kata Alex memasang wajah tersinggung.

"Bu.. bukan gitu kak.. aku gak bermaksud menyinggung kak Alex." Bianca mulai kelimpungan.

"A..aku takut kak Alex bakalan bilang hal ini sama kak Keen dan Papi Gema ... pasti hidupku semakin terkekang. Aku hanya ingin tahu dunia luar kak, aku malu bersama teman-temanku dan mereka membicarakan hal-hal yang asik yang tidak aku ketahui sama sekali. Apa salah kalau aku pengen punya teman banyak seperti yang lainnya?" Mata Bianca berkaca-kaca. Sumpah ini anak polos banget, Alex rasanya ingin tersenyum sendiri hingga sebuah ide muncul.

"Kamu jadi pacar aku selama sebulan, maka aku gak akan bilang sama siapapun soal ini!" Kata Alex tersenyum penuh kemenangan membuat Bianca mengerjap-ngerjapkan matanya seolah tidak percaya.

"Ha? ma.. maksud Kak Alex apa?"

"Jadi pacar aku sebulan, tapi jangan sampai ada yang tahu!" Tegas Alex lagi. Kalau sampai Keenan tahu adiknya berpacaran dengan sang Cassanova, habislah riwayat Alex.

"Ta.. tapi.."

"Aku gak akan macam-macam sama kamu, aku janji! Gak akan cium kamu, apalagi ngajak kamu tidur bareng dan olahraga bareng di atas ranjang.. aku pastikan kita tidak akan lebih dari berpegangan tangan. Aku janji! Kecuali kamu meminta aku buat melakukan lebih." Alex mengatakan hal itu sambil cengengesan dan menaik turunkan alisnya.

"Kak Alex ceritanya lagi nembak aku?"

"Iya. Mau nggak?" Bianca terlihat berpikir, genggaman tangannya di lengan Alex pun mulai terlepas.

"Nggak ah! aku gak mau!" Tolak Bianca .

"Kenapa?" Tanya Alex. Ah ternyata ada juga yang menolak sang Cassanova.

"Aku gak mau disebut piala bergilir sama sahabat-sahabat kakakku." Kata Bianca mengingat sosok Reno yang juga menjadi mantannya. Reno, Alex, Deon, Bhumi, Bhima dan Renata bersahabat.

"Nggak ada yang tahu Bia.." Bianca menggeleng.

"Oke aku akan bilang sama Om Gema kalau kamu ke Club malam dan dimeja kamu tadi ada minuman beralkohol." Kata Alex.

"Eh?"

BERSAMBUNG..

BANTU LIKE, KOMENTAR, VOTE DAN HADIAH YA...

BIAR SEMANGAT LAGI 👍

Terpopuler

Comments

kakaika

kakaika

hahaha. ngakak.. pake trening aja cowok" tegang

2022-08-18

0

Moeryathi

Moeryathi

wah maen ancem,,,padahal dia juga demen ma Bia😁😁😁😁

2022-02-03

1

Ria Sufi

Ria Sufi

lanjut

2021-12-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bianca dan Keenan
2 Menjaga Jarak
3 Ibu Tiri Vs Anak Tiri
4 Keen dan Alona
5 Otw Mencoba Move On
6 Darah
7 Dua Permintaan
8 Alexandria Night Club
9 Jadi Pacar?
10 Ungkapan
11 Menyakitkan
12 Bersenang-senang
13 Dijemput Alex
14 Satu Hati Dua Cinta
15 Pilihan
16 Telfon Pagi
17 Dua Bulan Lagi
18 Rapuh
19 Berita Pernikahan
20 Raya Tau
21 Merenung
22 Dokter Revan
23 Belajar Tidak Egois~
24 Makan Siang~
25 Menjemput Mas Fahmi
26 Mencoba Tersenyum
27 Tidak Akan Membiarkan
28 Venus
29 Fakta Sesungguhnya
30 Mulut Pedas Bhumi
31 Lelaki Kotor
32 Obrolan kakak dan Adik
33 Pura-pura Bodoh
34 Makan Siang
35 Ke Kediaman Wirahardja
36 Bertemu
37 Kabar
38 Ke Jerman
39 Memundurkan
40 Tante Cengeng
41 Ajakan Fahmi
42 Berenang
43 Penyelamatan
44 Terkunci di Kamar
45 Meminta Kunci
46 Berdebat
47 Kado Ulang Tahun ke-17
48 Kegundahan Keenan
49 Mama Bela Kepo
50 Pilihan dari Papa Genta
51 Teka Teki
52 Menemui Kaisar
53 Tentang yang Rahasia
54 Nikahi Alona!
55 Ke Club
56 Tamu tak di undang
57 Akibat Minuman Dedemit
58 Perintah Papi Gema
59 Ayo Kita Ulangi Lagi..
60 Membulatkan Tekad
61 Bianca Pergi
62 Ancaman
63 Tidak ingin Kembali
64 Kedatangan Alona ke Kantor
65 Pulang
66 Diterima
67 Nikmati Malam Berdua?
68 Memohon
69 Kepergok
70 Tukang Alasan
71 Paginya BiKeen
72 Pendamping Wisuda
73 Wisuda
74 Hubungan Terlarang?
75 Ke Apartemen
76 Lapar
77 Tugas dari Papi Gema
78 Terlalu Besar
79 Papi Gema datang
80 Rekaman CCTV
81 Sarapan Bogem
82 Semakin Tertantang
83 Persetujuan Papi Gema
84 After Sidang
85 Stalking
86 Menyelinap
87 Kebiasaan Keenan
88 Bukan Salah Keen
89 Resiko
90 Menuju Bali
91 Mendarat Sempurna
92 Bertemu Naomi
93 Melilit
94 Tidak Memiliki Kesempatan
95 BUAYA
96 Di Atas Ranjang
97 Misi Terselubung
98 Gak jadi Romantis
99 Berita dari Kaisar
100 Tentang Tembak Ahh
101 Perintah Papi Gema
102 Bertemu Papi Gema
103 Rencana Papi Gema
104 Memohon
105 Ada Apa?
106 Penasaran?
107 Bukan Solusi
108 Drama dari Bianca
109 Namanya juga Anaknya Naya
110 Ikatan Persaudaraan
111 Melanggar Aturan
112 Gara-gara siapa?
113 Otw Tunangan
114 Tunangan
115 Masih Tunangan
116 Pingitan
117 Bicara berdua sama Papi
118 Apa Sah?
119 Bukti
120 Ke Villa
121 Saling Terbuka
122 Sekarang ya, apa boleh?
123 Anak Perawan
124 Patrik di Bikini Battom
125 Nyusu~
126 BAHAGIA
127 Tautan Cinta
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bianca dan Keenan
2
Menjaga Jarak
3
Ibu Tiri Vs Anak Tiri
4
Keen dan Alona
5
Otw Mencoba Move On
6
Darah
7
Dua Permintaan
8
Alexandria Night Club
9
Jadi Pacar?
10
Ungkapan
11
Menyakitkan
12
Bersenang-senang
13
Dijemput Alex
14
Satu Hati Dua Cinta
15
Pilihan
16
Telfon Pagi
17
Dua Bulan Lagi
18
Rapuh
19
Berita Pernikahan
20
Raya Tau
21
Merenung
22
Dokter Revan
23
Belajar Tidak Egois~
24
Makan Siang~
25
Menjemput Mas Fahmi
26
Mencoba Tersenyum
27
Tidak Akan Membiarkan
28
Venus
29
Fakta Sesungguhnya
30
Mulut Pedas Bhumi
31
Lelaki Kotor
32
Obrolan kakak dan Adik
33
Pura-pura Bodoh
34
Makan Siang
35
Ke Kediaman Wirahardja
36
Bertemu
37
Kabar
38
Ke Jerman
39
Memundurkan
40
Tante Cengeng
41
Ajakan Fahmi
42
Berenang
43
Penyelamatan
44
Terkunci di Kamar
45
Meminta Kunci
46
Berdebat
47
Kado Ulang Tahun ke-17
48
Kegundahan Keenan
49
Mama Bela Kepo
50
Pilihan dari Papa Genta
51
Teka Teki
52
Menemui Kaisar
53
Tentang yang Rahasia
54
Nikahi Alona!
55
Ke Club
56
Tamu tak di undang
57
Akibat Minuman Dedemit
58
Perintah Papi Gema
59
Ayo Kita Ulangi Lagi..
60
Membulatkan Tekad
61
Bianca Pergi
62
Ancaman
63
Tidak ingin Kembali
64
Kedatangan Alona ke Kantor
65
Pulang
66
Diterima
67
Nikmati Malam Berdua?
68
Memohon
69
Kepergok
70
Tukang Alasan
71
Paginya BiKeen
72
Pendamping Wisuda
73
Wisuda
74
Hubungan Terlarang?
75
Ke Apartemen
76
Lapar
77
Tugas dari Papi Gema
78
Terlalu Besar
79
Papi Gema datang
80
Rekaman CCTV
81
Sarapan Bogem
82
Semakin Tertantang
83
Persetujuan Papi Gema
84
After Sidang
85
Stalking
86
Menyelinap
87
Kebiasaan Keenan
88
Bukan Salah Keen
89
Resiko
90
Menuju Bali
91
Mendarat Sempurna
92
Bertemu Naomi
93
Melilit
94
Tidak Memiliki Kesempatan
95
BUAYA
96
Di Atas Ranjang
97
Misi Terselubung
98
Gak jadi Romantis
99
Berita dari Kaisar
100
Tentang Tembak Ahh
101
Perintah Papi Gema
102
Bertemu Papi Gema
103
Rencana Papi Gema
104
Memohon
105
Ada Apa?
106
Penasaran?
107
Bukan Solusi
108
Drama dari Bianca
109
Namanya juga Anaknya Naya
110
Ikatan Persaudaraan
111
Melanggar Aturan
112
Gara-gara siapa?
113
Otw Tunangan
114
Tunangan
115
Masih Tunangan
116
Pingitan
117
Bicara berdua sama Papi
118
Apa Sah?
119
Bukti
120
Ke Villa
121
Saling Terbuka
122
Sekarang ya, apa boleh?
123
Anak Perawan
124
Patrik di Bikini Battom
125
Nyusu~
126
BAHAGIA
127
Tautan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!