Menjaga Jarak

Angin malam yang dingin dan bintang yang bertebaran di langit menemani gadis cantik bernama Bianca itu menyendiri dalam sepi.

Menikmati apa yang dinamakan patah hati mengingat bagaimana Alona dan Keenan di rumah sakit beberapa hari lalu, sungguh..

itu sangat menyesakkan dada Bianca.

Bianca yang malam itu begitu khawatir hingga terus menangis mengkhawatirkan kondisi Keenan yang ditusuk senjata tajam oleh ibu Reno, hingga Bianca memaksa siapa saja untuk mengantarnya ke rumah sakit demi melihat kondisi Keenan secara langsung.

Namun kini, Bianca seolah enggan bertemu dengan Keenan. Sakit hatinya beberapa hari lalu belum sembuh, luka itu masih menganga dan sangat dalam. Bianca belum siap melihat Keenan bermesraan dengan Alona sang tunangan.

Sungguh Bianca tidak ada niat jahat untuk merebut Keenan dari Alona meskipun semua orang tahu Alona bukan wanita baik-baik sebab sudah di jamah oleh banyak lelaki bahkan sampai video syur Alona dengan Reno tersebar di lingkup keluarga. Iya, bisa dibilang Reno dan Alona adalah pasangan demi melampiaskan *****.

Tapi Bianca juga tidak mau terus-terusan menjadi orang munafik yang selalu pura-pura bahagia ketika hatinya terluka.

⏰ FLASHBACK ON

Keenan sudah di pindahkan di ruang perawatan, Kondisinya sangat-sangat stabil hanya tinggal menunggu Keenan siuman.

Dan Bianca benar-benar setia menunggu Keenan dengan di temani Kaisar, adik tiri Keenan.

Bianca ingin menjadi orang pertama yang di lihat Keenan ketika Keenan sadar. Duduk di samping ranjang Keenan, Bianca menggenggam tangan Keenan dengan erat dan menatap wajah tampan nan pucat itu tanpa bosan.

Beberapa kali, Bianca mengusap rahang kokoh itu dengan lembut. Orang yang selalu bawel menanyakan keberadaannya kini diam tidak berdaya diatas ranjang rumah sakit.

"Ca.. elu beneran suka sama kak Keen?" Tanya Kaisar, sepupu sekaligus sahabat Bianca karena usia mereka tidak berjauhan.

Bianca terdiam.

"Gue baru sadar kalau elu punya perasaan lebih sama kak Keen, " Lanjut Kaisar yang sedari tadi memperhatikan Bianca yang menatap Keenan.

"Hmm... hanya elu yang tau Kai." Ucap Bianca tanpa melepaskan pandangannya pada sang kakak sepupu yang teramat ia cintai. Bagi Bianca, percuma berbohong sama Kaisar, pasti kaisar akan tahu, kaisar kan terlalu peka jika menyangkut Bianca, maklum dari bayi sudah bersama.

"Angel Iki.. angel.. angel tenan Iki.." Decak kaisar menggunakan bahasa Jawa ( angel : susah) (angel tenan Iki : susah sekali ini).

"Gue gak bisa memilih mencintai siapa kai, perasaan ini datang dengan sendirinya." Ucap Bianca.

"Tapi se cinta-cintanya juga pakai logika kali Ca.. kita itu saudara.. bapak kita adik kakak... mereka sama-sama anak dari Kakek Rudi meskipun beda ibu. Taubat Ca.. Taubat.. Kamu gak mungkin bisa bersama dengan Kak Keen.. lagi pula, gue gak rela elu yang polos dapat laki model kak Keen.. gue gak mau adik gue yang cantik ini terus-menerus sedih karena perasaannya." Ucap Kaisar yang tidak tega pada Bianca sebab Alona selalu mengumbar kemesraannya bersama Keenan.

Bianca menghela nafasnya dan merebahkan kepalanya di ranjang dengan posisi duduk di kursi. Bianca enggan melepaskan tautan tangannya pada Keenan dan membiarkan Kaisar yang terus memberikan ceramahnya.

"Kak..boleh kah aku meminta pada Tuhan untuk dilahirkan kembali tapi bukan di keluarga Bramantya. Aku sangat mencintai kamu kak.. tapi aku gak mau egois, aku gak mau menyakiti kak Alona karena kita sama-sama wanita." Batin Bianca sebelum terlelap.

...🖤...

Pagi menjelang,

Keenan mulai mengerjapkan matanya. Kepalanya terasa berat dan,

"Ahhh.." Keenan merasakan perutnya terasa sangat perih sekali. Ingatannya kembali pada kejadian semalam dimana Sisil, ibu dari Reno menusuk dirinya saat mencari bukti serta rekaman video yang asli Alona dan Reno saat main gila di hotel.

"Gue kira gue akan mati semalam." Gumam Keenan tersenyum sendiri. Lelaki tampan itu tidak pernah terlihat lemah didepan siapapun. Baginya segala yang dia lewati saat ini, tidak pernah melebihi sakitnya kejadian demi kejadian saat dia kecil.

"Bagaimana wanita iblis itu?" Batin Keenan mencoba untuk bangun sambil mengingat wanita iblis bernama Sisil. Namun dia merasa ada yang menggenggam tangannya dengan sangat kuat.

"Caca.." Gumam Keenan tersenyum, Keenan pun mengusap rambut Caca dengan lembut dengan menggunakan sebelah tangannya yang terdapat jarum infusnya. Posisi Caca yang tidur sedikit mangap membuat Keenan terkekeh. Adik perempuannya satu ini memang selalu menggemaskan.

"Sepertinya kamu udah gak marah sama kakak lagi Gara-gara kakak paksa kamu putusin Reno ya Ca." Ucap Keenan mengusap rambut Bianca.

"Kak.. gak usah dimanis-manisin gitu deh ngomong sama Caca." Protes Kaisar yang sedari tadi memperhatikan sang kakak menatap Bianca.

Kaisar sadar, gadis polos seperti Bianca mana mungkin gak baper dengan segala perhatian Keenan. Sedangkan Kaisar yang melihat tatapan Keenan pada Bianca seolah tidak mengerti tentang bagaimana perasaan sang kakak. Kaisar menganggap segala yang Keenan lakukan pada Bianca adalah sebatas tanggung jawab.

Iya, tanggung jawab Keenan dengan janji yang sudah ia ucapkan pada Papi Gema saat Bianca masih kecil, bahwa Keenan akan menjaga Bianca sampai kapanpun. Karena Papi Gema adalah tipe lelaki yang posesif, sehingga tidak ingin anak kesayangannya itu kenapa-kenapa. Namun kesibukan papi Gema membuatnya hanya memiliki sedikit waktu untuk keluarga.

"Kenapa memang?" Tanya Keenan tanpa dosa.

"Namanya hati kak.. mudah aja baper~" Teriak kaisar yang kesal karena kakaknya terlalu berlebih-lebihan jika menyangkut Bianca dan Kaisar tidak tega jika Bianca terus merasakan patah hati.

"Gak jelas elu." Ucap Keenan sedikit meninggikan volume suaranya meskipun ada sesuatu yang aneh dihatinya.

"Kak.. kak Keen udah bangun." Kata Bianca mengucek matanya.

"Udah.." Jawab Keenan tersenyum memandang Bianca yang terlihat berantakan.

"Kenapa tidur di kursi? pasti badan kamu sakit semua? kenapa mata kamu juga bengkak? semalam seberapa lama nangisnya? ciee sayang banget ya sama kakak.. sini-sini kakak peluk.." Keenan memberondong pertanyaan pada Bianca. Begitulah Keenan, dingin dengan orang luar, tapi selalu hangat jika sama Bianca.

"Harusnya aku yang nanya sama kakak, mana yang sakit?" Tanya Bianca.

"Sini ca... peluk dulu, kakak pengen peluk kamu!" Kata Keenan merentangkan tangannya. Bianca pun memeluk Keenan dengan hati-hati supaya tidak menyakiti Keenan.

Bianca merasa sangat bahagia dan bersyukur karena pagi ini dia bisa melihat senyum Keenan lagi setelah semalam Keenan berjuang untuk bertahan hidup. Kaisar hanya berdecak kesal, lagi-lagi kakaknya tidak peka dan tidak pernah peka.

Setelah acara pelukan yang cukup lama itu, Bianca menawari minum juga sarapan pada kakak tercintanya,

Keenan mau, asal Bianca yang menyuapinya dengan bubur yang ada di nakas itu, baru juga Bianca menyiapkan sarapan Keenan...

eh... pintu ruang rawat Keenan terbuka.

Seorang wanita cantik dengan gaya pakaian nya yang fashionable itu memasuki ruang rawat Keenan. Iya pagi ini Alona sang desainer baju ternama datang menjenguk tunangannya dengan membawakan sarapan sehat untuk sang tunangan.

Bianca tersenyum kecut dan dia mundur perlahan. Dia tahu dan sadar di mana posisinya. Apalagi melihat senyum Keenan yang mengembang melihat kedatangan Alona.

"Keen..." Alona meletakkan rantang yang ia bawa langsung memeluk Keenan. Air mata wanita itu menetes menandakan dia sangat khawatir dengan kondisi Keenan.

"Aku gak apa-apa Al." Ucap Keenan lembut pada tunangannya.

"Kak Al semalam pingsan gara-gara Kak Keen sampai di operasi terus jadinya dia gak bisa nungguin kakak operasi." Kata Adena, adik Alona yang menemani Alona menjenguk Keenan.

"Serius?" Keenan tidak percaya, namun begitu lah Alona. Psikis wanita yang berstatus tunangannya itu memang tidak baik-baik saja dan tidak bisa tertekan. Jika tidak pingsan maka akan menangis histeris.

Keenan mencoba menggoda Alona, Keenan gak mau Alona terlalu berpikir serius mengenai kondisinya yang pagi ini sudah membaik.

"Kamu gak pengen cium aku Al?" Tanya Keenan menunjuk bibirnya saat melihat Alona berubah sendu melihat jarum infus yang menancap di lengan tunangannya.

Dada Bianca sesak, dia memilih keluar dari ruangan karena tidak sanggup melihat itu semua. Kehadiran nya seakan dilupakan oleh Keenan setelah kedatangan Alona. Keenan yang tadi minta dia suapi, mendadak amnesia.

kecupan bertubi-tubi Alona berikan pada bibir Keenan membuat Adena berteriak dan Kaisar mendesah kesal sambil menatap Bianca diambang pintu. Sedangkan dalam hati Alona, Alona tertawa puas melihat wajah kusut Bianca.

Bianca yang sudah diambang pintu untuk keluar itupun tersenyum sambil menghapus air matanya tanpa disadari siapapun kecuali Kaisar.

⏰ FLASHBACK OFF

...🖤...

“Caca…” Panggil wanita paruh baya yang sedang menghampiri Bianca yang melamun di taman belakang.

“ Mami…” Lirih Bianca menengok ke samping, dilihatnya wajah pucat wanita yang tengah melahirkannya itu karena penyakit kanker yang diderita sang mami.

Bianca memasang senyum terbaiknya untuk wanita yang sangat ia sayangi itu, dia gak mau wanita itu tahu bahwa hatinya sedang sedih.

“Apa yang sedang kamu pikirkan sayang?” Tanya Mami Naya mengusap lembut rambut Bianca yang panjang dan hitam.

“Nggak ada mi…” Jawab Bianca dengan menatap langit yang menampilkan bintang-bintang bertebaran tak beraturan di langit namun terlihat begitu indah. Bintang-bintang itu sangatlah bebas, tidak seperti dirinya yang selalu merasa hidup seperti tuan putri di kerjaan besar yang tidak boleh ini dan itu.

“Kamu gak jenguk kak Keen? Sejak kak Keenan pulang dari rumah sakit kenapa kamu tidak pernah mengunjunginya lagi? Biasanya kamu paling perhatian sama kakak kamu satu itu?” Tanya mami Naya melirik si bungsu yang manja itu.

Mami Naya tahu jika anaknya ini sedang bersedih namun berusaha tegar menyembunyikan perasaannya. Makanya Mami Naya mencoba memancing Bianca, apakah benar apa yang Mami Naya rasakan selama ini tentang perasaan Bianca pada Keenan.

“Aku sibuk mi... Aku harus melakukan analisis pada neraca Laba rugi perusahaan AB untuk bahan membuat skripsi.” Bohongnya, padahal analisis itu sudah Bianca selesaikan seminggu lalu.

"Coba tatap mata mami Nak.."

"Mami.." Rengek Bianca justru menunduk menatap air kolam renang yang terkena pantulan sinar bulan juga lampu-lampu taman.

“Jangan bohongi Mami nak… Mami ini yang melahirkan kamu, tentu mami dapat merasakan apa yang kamu rasakan tanpa kamu bercerita.” Dengan percaya dirinya wanita paruh baya itu meyakinkan sang putri.

“Mi..” Rengek Bianca menatap maminya tidak percaya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

“Sini mami peluk..” Ucap Mami Naya merentangkan tangannya, dan benar saat Bianca memeluk Mami Naya, air mata Bianca langsung tumpah begitu saja.

“Mami tahu kamu pasti bisa melewati semua ini sayang... melupakan bukanlah hal yang mudah, seperti dulu mami harus melupakan kekasih hati mami dan cinta pertama mami saat eyang buyut kamu menjodohkan mami dengan papi.. ternyata papi kamu adalah lelaki terbaik yang Tuhan pilihkan melalui eyang buyut kamu. Jadi mami yakin kamu pasti bisa, kamu hanya butuh waktu nak."

"Da.. dari mana mami tau perasaan aku?" Tanya Bianca menatap maminya.

Mami Naya tersenyum,

"Mami tahu semuanya tentang kamu sayang... Gak apa-apa jika memang kamu ingin menjaga jarak dengan kakak kamu, mami pahami tapi jangan sampai membuat hubungan persaudaraan renggang ya.." Ucapnya lembut.

BERSAMBUNG...

note : jangan lupa ya tinggalkan like dan komentar nya. Jika berkenan juga berikan vote dan hadiahnya. Makasih 🙏

Terpopuler

Comments

Kinan Kiy

Kinan Kiy

a

2022-02-27

1

༄༅⃟𝐐•ωαƒєяqυєєη❤💜

༄༅⃟𝐐•ωαƒєяqυєєη❤💜

ihh ada ya cwo mcm Keen yg udah tau tunangannya sering tidur dgn cwo lain,tp msh aja dipertahanin hrsnya Keen mutusin hubungannya dgn Alona 🙄🙄😬😬

2021-12-10

0

Balkis Srikandi Bombay

Balkis Srikandi Bombay

komen dulu baru baca🥰🥰
tq Thor akhirnya up jg...
semangat thor

2021-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bianca dan Keenan
2 Menjaga Jarak
3 Ibu Tiri Vs Anak Tiri
4 Keen dan Alona
5 Otw Mencoba Move On
6 Darah
7 Dua Permintaan
8 Alexandria Night Club
9 Jadi Pacar?
10 Ungkapan
11 Menyakitkan
12 Bersenang-senang
13 Dijemput Alex
14 Satu Hati Dua Cinta
15 Pilihan
16 Telfon Pagi
17 Dua Bulan Lagi
18 Rapuh
19 Berita Pernikahan
20 Raya Tau
21 Merenung
22 Dokter Revan
23 Belajar Tidak Egois~
24 Makan Siang~
25 Menjemput Mas Fahmi
26 Mencoba Tersenyum
27 Tidak Akan Membiarkan
28 Venus
29 Fakta Sesungguhnya
30 Mulut Pedas Bhumi
31 Lelaki Kotor
32 Obrolan kakak dan Adik
33 Pura-pura Bodoh
34 Makan Siang
35 Ke Kediaman Wirahardja
36 Bertemu
37 Kabar
38 Ke Jerman
39 Memundurkan
40 Tante Cengeng
41 Ajakan Fahmi
42 Berenang
43 Penyelamatan
44 Terkunci di Kamar
45 Meminta Kunci
46 Berdebat
47 Kado Ulang Tahun ke-17
48 Kegundahan Keenan
49 Mama Bela Kepo
50 Pilihan dari Papa Genta
51 Teka Teki
52 Menemui Kaisar
53 Tentang yang Rahasia
54 Nikahi Alona!
55 Ke Club
56 Tamu tak di undang
57 Akibat Minuman Dedemit
58 Perintah Papi Gema
59 Ayo Kita Ulangi Lagi..
60 Membulatkan Tekad
61 Bianca Pergi
62 Ancaman
63 Tidak ingin Kembali
64 Kedatangan Alona ke Kantor
65 Pulang
66 Diterima
67 Nikmati Malam Berdua?
68 Memohon
69 Kepergok
70 Tukang Alasan
71 Paginya BiKeen
72 Pendamping Wisuda
73 Wisuda
74 Hubungan Terlarang?
75 Ke Apartemen
76 Lapar
77 Tugas dari Papi Gema
78 Terlalu Besar
79 Papi Gema datang
80 Rekaman CCTV
81 Sarapan Bogem
82 Semakin Tertantang
83 Persetujuan Papi Gema
84 After Sidang
85 Stalking
86 Menyelinap
87 Kebiasaan Keenan
88 Bukan Salah Keen
89 Resiko
90 Menuju Bali
91 Mendarat Sempurna
92 Bertemu Naomi
93 Melilit
94 Tidak Memiliki Kesempatan
95 BUAYA
96 Di Atas Ranjang
97 Misi Terselubung
98 Gak jadi Romantis
99 Berita dari Kaisar
100 Tentang Tembak Ahh
101 Perintah Papi Gema
102 Bertemu Papi Gema
103 Rencana Papi Gema
104 Memohon
105 Ada Apa?
106 Penasaran?
107 Bukan Solusi
108 Drama dari Bianca
109 Namanya juga Anaknya Naya
110 Ikatan Persaudaraan
111 Melanggar Aturan
112 Gara-gara siapa?
113 Otw Tunangan
114 Tunangan
115 Masih Tunangan
116 Pingitan
117 Bicara berdua sama Papi
118 Apa Sah?
119 Bukti
120 Ke Villa
121 Saling Terbuka
122 Sekarang ya, apa boleh?
123 Anak Perawan
124 Patrik di Bikini Battom
125 Nyusu~
126 BAHAGIA
127 Tautan Cinta
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bianca dan Keenan
2
Menjaga Jarak
3
Ibu Tiri Vs Anak Tiri
4
Keen dan Alona
5
Otw Mencoba Move On
6
Darah
7
Dua Permintaan
8
Alexandria Night Club
9
Jadi Pacar?
10
Ungkapan
11
Menyakitkan
12
Bersenang-senang
13
Dijemput Alex
14
Satu Hati Dua Cinta
15
Pilihan
16
Telfon Pagi
17
Dua Bulan Lagi
18
Rapuh
19
Berita Pernikahan
20
Raya Tau
21
Merenung
22
Dokter Revan
23
Belajar Tidak Egois~
24
Makan Siang~
25
Menjemput Mas Fahmi
26
Mencoba Tersenyum
27
Tidak Akan Membiarkan
28
Venus
29
Fakta Sesungguhnya
30
Mulut Pedas Bhumi
31
Lelaki Kotor
32
Obrolan kakak dan Adik
33
Pura-pura Bodoh
34
Makan Siang
35
Ke Kediaman Wirahardja
36
Bertemu
37
Kabar
38
Ke Jerman
39
Memundurkan
40
Tante Cengeng
41
Ajakan Fahmi
42
Berenang
43
Penyelamatan
44
Terkunci di Kamar
45
Meminta Kunci
46
Berdebat
47
Kado Ulang Tahun ke-17
48
Kegundahan Keenan
49
Mama Bela Kepo
50
Pilihan dari Papa Genta
51
Teka Teki
52
Menemui Kaisar
53
Tentang yang Rahasia
54
Nikahi Alona!
55
Ke Club
56
Tamu tak di undang
57
Akibat Minuman Dedemit
58
Perintah Papi Gema
59
Ayo Kita Ulangi Lagi..
60
Membulatkan Tekad
61
Bianca Pergi
62
Ancaman
63
Tidak ingin Kembali
64
Kedatangan Alona ke Kantor
65
Pulang
66
Diterima
67
Nikmati Malam Berdua?
68
Memohon
69
Kepergok
70
Tukang Alasan
71
Paginya BiKeen
72
Pendamping Wisuda
73
Wisuda
74
Hubungan Terlarang?
75
Ke Apartemen
76
Lapar
77
Tugas dari Papi Gema
78
Terlalu Besar
79
Papi Gema datang
80
Rekaman CCTV
81
Sarapan Bogem
82
Semakin Tertantang
83
Persetujuan Papi Gema
84
After Sidang
85
Stalking
86
Menyelinap
87
Kebiasaan Keenan
88
Bukan Salah Keen
89
Resiko
90
Menuju Bali
91
Mendarat Sempurna
92
Bertemu Naomi
93
Melilit
94
Tidak Memiliki Kesempatan
95
BUAYA
96
Di Atas Ranjang
97
Misi Terselubung
98
Gak jadi Romantis
99
Berita dari Kaisar
100
Tentang Tembak Ahh
101
Perintah Papi Gema
102
Bertemu Papi Gema
103
Rencana Papi Gema
104
Memohon
105
Ada Apa?
106
Penasaran?
107
Bukan Solusi
108
Drama dari Bianca
109
Namanya juga Anaknya Naya
110
Ikatan Persaudaraan
111
Melanggar Aturan
112
Gara-gara siapa?
113
Otw Tunangan
114
Tunangan
115
Masih Tunangan
116
Pingitan
117
Bicara berdua sama Papi
118
Apa Sah?
119
Bukti
120
Ke Villa
121
Saling Terbuka
122
Sekarang ya, apa boleh?
123
Anak Perawan
124
Patrik di Bikini Battom
125
Nyusu~
126
BAHAGIA
127
Tautan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!