Ibu Tiri Vs Anak Tiri

Di tempat lain,

Tepatnya di BA Apartemen, Keenan tengah meringis merasakan perutnya yang terasa sangat perih dan begitu menyiksa karena luka yang belum kering. Dengan duduk di sofa depan TV yang dekat dapur, Keenan berharap sakitnya sedikit berkurang.

Bagaimana gak sakit, baru keluar dari rumah sakit semalam, tapi pagi ini dia sudah mulai banyak gerak, dari ke kamar mandi sendiri, berganti baju sendiri hingga kini hendak ke dapur untuk mengambil minum, padahal luka bekas operasi belum kering sempurna. Belum lagi perutnya keroncongan, ingin memesan makanan secara online tapi ponselnya tertinggal di kamar.

Rasanya untuk jalan nggak sanggup.

Salah Keenan sendiri sih, kenapa memilih pulang ke Apartemennya daripada pulang ke rumah orang tuanya. Egonya masih sangat tinggi jika tinggal satu atap dengan Papa Genta.

Selain karena malas berdebat dengan sang Papa, Keenan juga berharap Bianca segera kembali ke apartemen nya dan mau merawatnya. Tapi entah kenapa sepertinya gadis itu mulai menjaga jarak dengannya.

Saat baru sadar pasca operasi beberapa hari lalu dan Keenan melihat Bianca yang terlelap menjaganya, Keenan berpikir bahwa Bianca sudah tidak marah padanya. Namun... setelah pagi itu, Bianca tidak kembali lagi ke rumah sakit bahkan sekedar menanyakan kabarnya pun tidak.

Se-cinta itukah Bianca pada Reno? Hingga dia marah sama Keenan karena Keenan membongkar siapa Reno sebenarnya hingga berakhir Reno kecelakaan?

Begitulah pikir Keenan~

Keenan memijat pelipisnya, kepalanya mendadak pusing mencoba mengingat kesalahan apa yang dia lakukan pada adik sepupu kesayangannya selain terkait masalah Reno.

Sepertinya tidak ada. Tapi mengapa hingga dia pulang dari rumah sakit pun Bianca seakan tidak peduli padanya?

"Keen.. " Panggil seorang wanita yang baru masuk apartemennya.

Wanita itu membawa banyak sekali paper bag dan menaruhnya di meja depan Keenan.

"Mama kan sudah bilang, pulang ke rumah nak.. Mama akan merawat kamu.. jangan membuat mama khawatir terus dong." Kata wanita paruh baya yang tidak lain adalah ibu tiri Keenan. Ada rasa tidak tega melihat Keenan duduk disofa sambil memejamkan matanya.

Keenan membuka matanya dan tersenyum,

Wajah Keenan masih terlihat pucat.

"Aku gak apa-apa ma.. ini hanya luka kecil ma.." Jawab Keenan lirih penuh kebohongan. Padahal lukanya masih sangat perih ketika buat bergerak sedikit saja.

"Luka kecil kamu bilang? luka kecil yang membuat kamu hampir mati? iya? Wajah kamu masih pucat bilang gak apa-apa! kalau kamu gak mau menganggap aku ini mama kamu ya udah.. mama gak masalah kok.. tapi pulang ke rumah, biar mama merawat kamu dengan baik!" Wanita itu sudah terisak.

Semalaman dia tidak bisa tidur memikirkan Keenan yang sendirian di apartemen, ingin menginap di apartemen Keenan, tapi suaminya melarangnya dan mengajaknya pulang. Emang bapak dan anak satu itu kalau disuruh adu ego, gak ada yang mau mengalah.

Coba ada lomba adu ego dan adu ketidak-pekaan. Pasti mereka juara nasional. Sama-sama juara satu.

"Kamu mau buat mama mati muda! mentang-mentang mama gak melahirkan kamu!" Kata wanita itu lagi sambil mengusap air matanya.

Lemah sudah pendirian Keenan jika dihadapkan dengan ibu tirinya yang mengeluarkan air mata penuh drama seperti Persis dengan Tante kesayangannya yang dia panggil mami Naya, mungkin dulu seperguruan.

Keenan sangat menyayangi ibu tirinya yang bernama Mama Bela ini.

Keenan gak mau membuat wanita paruh baya itu khawatir, tapi luka yang Papa Genta berikan padanya waktu kecil masih membekas begitu dalam dan belum sembuh sampai detik ini.

"Ma.. aku itu sayang sama mama.. gak mungkin aku gak menganggap mama itu mama aku... iya, meskipun mama memang bukan wanita yang melahirkan aku.. tapi setidaknya mama itu sama dengan almarhum mama Lisa."

"Sama?" Mama Bela mengernyit, Lisa adalah ibu kandung Keenan.

"Iya, sama bodohnya karena mencintai lelaki tak berperasaan seperti papa!" Kata Keenan.

Plak!

"Dasar anak kurang ajar!" Kata Mama Bela melempar Keenan dengan bantal sofa.

"Aduh sakit ma.." Rengek Keenan memegang perutnya, padahal juga gak kena.

"Astaga.. kamu gak apa-apa kan Keen." Wanita itu mendadak sangat khawatir, bukan menjawab Keenan justru terkekeh geli.

"Anak tiri kurang ajar!" Umpat mama Bela sadar jika dia dikerjai Keenan.

Tidak sekali dua kali Keenan menyebut ibu sambungnya itu bodoh karena sangat mencintai lelaki tidak peka seperti Genta Bramantya.

Bahkan mama Bela selalu nurut apapun kata suaminya.

Namun Keenan acungi jempol, meskipun begitu.. Papanya adalah lelaki setia. Padahal banyak gadis yang mencoba menggoda Genta dan Gema meskipun usia mereka tak muda lagi. Tapi kakak beradik itu, tidak pernah sekalipun berkhianat dengan pasangannya. Sungguh Keenan juga ingin seperti mereka, menjadi lelaki setia yang teguh pada sebuah komitmen yang bernama pernikahan.

Rasa sakit Keenan sedikit berkurang melihat wanita paruh baya yang selalu berusaha ada disampingnya itu dan berusaha menjadi sosok ibu yang baik buat dia itu kembali tersenyum karena godaan Keenan.

"Ma.. aku laper.. buatin sup dong!" Rengek Keenan seperti anak kecil.

"Nih udah mama bawain.. tinggal mama angetin. Sebentar!" Wanita paruh baya itupun berdiri sambil membawa salah satu paper bag ke arah dapur.

"Makanya pulang ke rumah! kalau papa kamu ngajakin debat kamu, biarin aja kenapa sih! gak usah dianggap! dia itu sayang banget sama kamu, cuma gengsi mengakuinya. Kalian itu sama-sama egois, untung ada Kaisar yang otaknya agak gesrek, jadi Mama gak stress ngadepin kamu dan papa kamu!" Keenan tidak menimpali.

"Coba aja kalau Mami kamu gak sakit, pasti dia paling rempong rawat kamu." Kata Mama Bela sedih mengingat penyakit mami Naya. Mami Naya yang paling rempong jika ada yang sakit, baik itu Keenan maupun Kaisar. Lahir di keluarga Bramantya berasa punya dua ibu dan dua bapak yang menyayangi anak-anaknya tanpa pilih kasih. Yah meskipun ungkapan sayang papa Genta itu berbeda dari bapak-bapak pada umumnya.

"Maa.. Kaisar dimana? kok dari semalam susah banget aku hubungi? ." Tanya Keenan mengalihkan pembicaraan. Keenan gak mau semakin sedih mengingat kondisi mami Naya.

"kamu kayak gak tahu kelakuan adik kamu aja kalau susah dihubungi ya berarti lagi pacaran atau main sama teman-temannya, Pulangnya baru tadi subuh, langsung tidur sampai sekarang." Jawab Mama Bela.

"Kenapa kamu cari adik kamu Keen?" Tanya Mama Bela.

"Mau minta tolong sama dia ma, aku mau dia bantuin Bhumi di kantor, karena aku cuti sekitar seminggu sampai minimal bekas operasi ini kering. Bentar lagi kan pengangkatan Bhumi sebagai Presdir dan aku wakil Presdir Bramantya Corp." Kata Keenan.

"Kamu kan bisa bilang sama papa kamu Keen. Minta tolong sama dia.. pasti dia senang, ngalah dikit lah sama yang udah tua, nanti kalau udah tiada baru berasa bahwa kehadirannya sangat berharga." Keenan memutar bola matanya dengan malas. Selain tukang drama juga mama tirinya itu fans Rhoma irama.

"Malas!" Jawab Keenan. Mama Bela menghela nafasnya,

Mama Bela tahu, jika ada diposisi Keenan pasti tidak mudah. Lahir tanpa sosok papa disampingnya karena sebuah kesalahpahaman orang tuanya juga keegoisan papanya meninggalkan istri yang tengah hamil tua di negara orang hingga Keenan menjadi korbannya.

Saat usia 3 tahun, Keenan dibawa kembali ke tanah air dan dikenalkan dengan keluarga Bramantya oleh Mama Lisa, setelah itu... mama kandungnya, Lalisa meninggalkan dunia.

Keenan kecil yang sangat ingin bertemu dan dekat juga disayang Papanya ternyata mendapat penolakan dari sang Papa bahkan secara langsung papa Genta menyebutnya sebagai anak haram. Hingga hasil test DNA yang Papi Gema lakukan membuat Papa Genta menyesal.

...🖤...

Sup krim jagung kesukaan Keenan sudah tersaji di meja depan sofa, masakan mama Bela selalu menggugah selera makan Keenan.

"Makasih ya ma.. ini enak banget." Kata Keenan pada sang mama sambil menyuapkan sup krim ke mulutnya.

Mama Bela tersenyum, anak kecil yang pertama ia temui saat umur 3 tahunan kini sudah tumbuh menjadi lelaki yang sangat tampan dan juga menyayanginya, padahal dia bukan ibu kandungnya.

"Keen." Panggil Mama Bela terlihat begitu serius, Keenan mengernyit dan menatap sang mama.

Keenan mulai waspada melihat raut wajah Mama Bela.

"Ada apa ma?" Tanya Keenan.

"Kapan kamu menikah nak?" Tanya Mama Bela. Keenan menghela nafasnya. Benarkan.. pasti soal nikah, nikah dan nikah.

"Jika kamu tidak mau menikah dengan Alona, carilah wanita lain. Mama gak akan memaksa." Kata Mama Bela. Mama Bela berpikir Keenan gak mau menikahi Alona karena Alona sudah tidur dengan banyak lelaki yang tidak jelas.

"Ma.. "

"Adik kamu Bhima sudah menantikan kelahiran putri pertamanya, Bhumi sudah menikah dengan Geva dan mereka hidup bahagia, palingan bentar lagi juga Geva hamil karena setiap pagi Geva terlihat kelelahan di gempur terus sama si Bhumi. Usia mereka dibawah kamu loh.. jadi Kamu kapan nak?"

Pasti deh dibanding-bandingkan dengan adik-adik sepupunya yang menikah duluan karena ketidakwajaran itu. Untung semua berakhir bahagia.

"Aku belum siap menikah ma.." Ucap Keenan nampak berpikir. Sepertinya ada sesuatu berat yang dipikirkan lelaki itu.

"Apa kamu gak kasihan sama Alona yang terus kamu gantung sampai bertahun-tahun begini? Lepaskan dia kalau kamu tidak berniat menikahinya."

" Alona belum ingin menikah ma.. dan katanya juga belum siap menjadi seorang ibu ma.. Lagi pula aku juga masih belum yakin akan ikatan itu. Aku juga tidak bisa meninggalkan Alona ma, demi melindungi seseorang." Batin Keenan dalam hati.

Alona masih sibuk dengan dunianya juga sepertinya belum kepikiran untuk menikah. Apalagi memiliki anak. Alona tidak suka anak kecil. Keenan mencintai Alona tapi tidak dengan sifat dan sikap Alona yang menurut Keenan sudah gila.

"Sekarang mama tanya, sudah berapa kali kamu making love sama Alona?" Tanya Mama Bela dengan tajam.

"A.. aku..." Keenan mendadak gugup. Pasti mamanya sudah lama ingin menanyakan ini.

"Berapa kali kamu making love sama Alona Keen? jawab!" Ah semua ini pasti karena video syur Alona hingga semua orang dapat menebak jika dirinya sudah making love juga sama Alona.

Padahal saat didepan Mami Naya, Mama Bela, Bianca juga kedua Oma-nya Keenan terlihat alim dan lugu.

"Masak aku hitung si ma.. "

"Cepat hitung sekarang! Mama tungguin! berapa kali Keenan?" Keenan melotot.

"5 kali kayaknya!" Jawab Keenan singkat lalu membuang mukanya.

"bohong!" Bentak mama Bela. Keenan menyerah, wanita ini selalu tahu kapan dia jujur dan kapan dia bohong.

"Pokoknya gak lebih dari 10 kali deh ma.. serius deh! Udah ya ma.. udah.. jangan dibahas." Kata Keenan lagi.

"Serius?"

"Ta... tapi kalau bantu dia pelepasan gak kehitung sih." Jawab Keenan jujur.

"Siapa yang dapat perjaka kamu?" Tanya Mama Bela tanpa filter.

"Ha?"

"Jawab Keenan! apa mama potong burung kamu biar gak bisa berkicau lagi?" Keenan menelan salivanya.

"Alona ma, siapa lagi.." Jawab Keenan lirih.

"Terus kamu dapat virgin nya?" Mama Bela sangat kepo.

"Ma.."

"Oke, kalau kamu gak mau jujur sama mama, mama akan bilang sama mami Naya kalau kamu udah 10 kali making love sama Alona dan gak kehitung making out-nya. Mama juga akan bilang kalau kamu ternyata juga sering menyewa wanita malam! Kalau kondisi kesehatan mami Naya sampai drop itu salah kamu.."

"Mama kok gitu sih?" Keenan mulai meninggikan suaranya. Mami Naya dan Papi Gema adalah segalanya untuk Keenan, posisinya sama dengan mama Bela, tapi tidak dengan papa Genta.

Mama Bela diam menatap anaknya dengan tajam, benar-benar mencerminkan sosok ibu tiri yang galak dan kejam juga suka mengancam kalau lagi seperti ini.

"Mama dapat info dari mana sih aku sewa wanita malam?" Tanya Keenan frustasi. Sakit bukan dihibur malah diintrogasi dan diancam. Dasar ibu tiri.

"Itu gak penting! sekarang jawab, apa kamu dapat keperawanannya Alona?"

"Jangan bilang siapa-siapa ma.. ini rahasia kita." Mama Bela mengangguk dengan yakin.

"Aku udah dapat bekas ma." Jawab Keenan lirih.

"Syukurin! makanya jangan coba-coba!!"

"Lah siapa juga yang mau coba, aku kan normal ma.. lihat dia telanjangg didepan aku ya secara naluri lelaki aku serang lah..." Kilah Keenan.

"Ck! dapat bekas!" Ejek mama Bela.

"Mama juga dapat bekas kan.. noh papa kan udah bekas!" Balas Keenan.

"Anak kurang ajar! beda lah... kalau papa kamu udah jelas statusnya, duda ditinggal meninggal mama Lisa, lah kamu?"

"Sama aja!" Jawab Keenan.

"Bedalah! awas aja kamu kalau coba coba lagi sama Alona atau wanita manapun! Mama Kebiri kamu!"

"Mati gue! Kalau mami Naya singa betina, ini namanya mah macan Betina." Batin Keenan.

BERSAMBUNG..

LIKE! KOMENTAR! VOTE! HADIAH!

Terpopuler

Comments

Fitri Sitorus

Fitri Sitorus

wah..gk rela juga lah kalau bianca ama keenan..yg suka celap celup😩

2023-01-12

0

Risma Farna

Risma Farna

Ibu tiri yg kejam demi kebaikan sang anak... Mantaap mama Bela

2022-01-08

1

Siti Rohaemy

Siti Rohaemy

🤣🤣🤣🤣🤣 siap2 kau Ken

2022-01-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bianca dan Keenan
2 Menjaga Jarak
3 Ibu Tiri Vs Anak Tiri
4 Keen dan Alona
5 Otw Mencoba Move On
6 Darah
7 Dua Permintaan
8 Alexandria Night Club
9 Jadi Pacar?
10 Ungkapan
11 Menyakitkan
12 Bersenang-senang
13 Dijemput Alex
14 Satu Hati Dua Cinta
15 Pilihan
16 Telfon Pagi
17 Dua Bulan Lagi
18 Rapuh
19 Berita Pernikahan
20 Raya Tau
21 Merenung
22 Dokter Revan
23 Belajar Tidak Egois~
24 Makan Siang~
25 Menjemput Mas Fahmi
26 Mencoba Tersenyum
27 Tidak Akan Membiarkan
28 Venus
29 Fakta Sesungguhnya
30 Mulut Pedas Bhumi
31 Lelaki Kotor
32 Obrolan kakak dan Adik
33 Pura-pura Bodoh
34 Makan Siang
35 Ke Kediaman Wirahardja
36 Bertemu
37 Kabar
38 Ke Jerman
39 Memundurkan
40 Tante Cengeng
41 Ajakan Fahmi
42 Berenang
43 Penyelamatan
44 Terkunci di Kamar
45 Meminta Kunci
46 Berdebat
47 Kado Ulang Tahun ke-17
48 Kegundahan Keenan
49 Mama Bela Kepo
50 Pilihan dari Papa Genta
51 Teka Teki
52 Menemui Kaisar
53 Tentang yang Rahasia
54 Nikahi Alona!
55 Ke Club
56 Tamu tak di undang
57 Akibat Minuman Dedemit
58 Perintah Papi Gema
59 Ayo Kita Ulangi Lagi..
60 Membulatkan Tekad
61 Bianca Pergi
62 Ancaman
63 Tidak ingin Kembali
64 Kedatangan Alona ke Kantor
65 Pulang
66 Diterima
67 Nikmati Malam Berdua?
68 Memohon
69 Kepergok
70 Tukang Alasan
71 Paginya BiKeen
72 Pendamping Wisuda
73 Wisuda
74 Hubungan Terlarang?
75 Ke Apartemen
76 Lapar
77 Tugas dari Papi Gema
78 Terlalu Besar
79 Papi Gema datang
80 Rekaman CCTV
81 Sarapan Bogem
82 Semakin Tertantang
83 Persetujuan Papi Gema
84 After Sidang
85 Stalking
86 Menyelinap
87 Kebiasaan Keenan
88 Bukan Salah Keen
89 Resiko
90 Menuju Bali
91 Mendarat Sempurna
92 Bertemu Naomi
93 Melilit
94 Tidak Memiliki Kesempatan
95 BUAYA
96 Di Atas Ranjang
97 Misi Terselubung
98 Gak jadi Romantis
99 Berita dari Kaisar
100 Tentang Tembak Ahh
101 Perintah Papi Gema
102 Bertemu Papi Gema
103 Rencana Papi Gema
104 Memohon
105 Ada Apa?
106 Penasaran?
107 Bukan Solusi
108 Drama dari Bianca
109 Namanya juga Anaknya Naya
110 Ikatan Persaudaraan
111 Melanggar Aturan
112 Gara-gara siapa?
113 Otw Tunangan
114 Tunangan
115 Masih Tunangan
116 Pingitan
117 Bicara berdua sama Papi
118 Apa Sah?
119 Bukti
120 Ke Villa
121 Saling Terbuka
122 Sekarang ya, apa boleh?
123 Anak Perawan
124 Patrik di Bikini Battom
125 Nyusu~
126 BAHAGIA
127 Tautan Cinta
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bianca dan Keenan
2
Menjaga Jarak
3
Ibu Tiri Vs Anak Tiri
4
Keen dan Alona
5
Otw Mencoba Move On
6
Darah
7
Dua Permintaan
8
Alexandria Night Club
9
Jadi Pacar?
10
Ungkapan
11
Menyakitkan
12
Bersenang-senang
13
Dijemput Alex
14
Satu Hati Dua Cinta
15
Pilihan
16
Telfon Pagi
17
Dua Bulan Lagi
18
Rapuh
19
Berita Pernikahan
20
Raya Tau
21
Merenung
22
Dokter Revan
23
Belajar Tidak Egois~
24
Makan Siang~
25
Menjemput Mas Fahmi
26
Mencoba Tersenyum
27
Tidak Akan Membiarkan
28
Venus
29
Fakta Sesungguhnya
30
Mulut Pedas Bhumi
31
Lelaki Kotor
32
Obrolan kakak dan Adik
33
Pura-pura Bodoh
34
Makan Siang
35
Ke Kediaman Wirahardja
36
Bertemu
37
Kabar
38
Ke Jerman
39
Memundurkan
40
Tante Cengeng
41
Ajakan Fahmi
42
Berenang
43
Penyelamatan
44
Terkunci di Kamar
45
Meminta Kunci
46
Berdebat
47
Kado Ulang Tahun ke-17
48
Kegundahan Keenan
49
Mama Bela Kepo
50
Pilihan dari Papa Genta
51
Teka Teki
52
Menemui Kaisar
53
Tentang yang Rahasia
54
Nikahi Alona!
55
Ke Club
56
Tamu tak di undang
57
Akibat Minuman Dedemit
58
Perintah Papi Gema
59
Ayo Kita Ulangi Lagi..
60
Membulatkan Tekad
61
Bianca Pergi
62
Ancaman
63
Tidak ingin Kembali
64
Kedatangan Alona ke Kantor
65
Pulang
66
Diterima
67
Nikmati Malam Berdua?
68
Memohon
69
Kepergok
70
Tukang Alasan
71
Paginya BiKeen
72
Pendamping Wisuda
73
Wisuda
74
Hubungan Terlarang?
75
Ke Apartemen
76
Lapar
77
Tugas dari Papi Gema
78
Terlalu Besar
79
Papi Gema datang
80
Rekaman CCTV
81
Sarapan Bogem
82
Semakin Tertantang
83
Persetujuan Papi Gema
84
After Sidang
85
Stalking
86
Menyelinap
87
Kebiasaan Keenan
88
Bukan Salah Keen
89
Resiko
90
Menuju Bali
91
Mendarat Sempurna
92
Bertemu Naomi
93
Melilit
94
Tidak Memiliki Kesempatan
95
BUAYA
96
Di Atas Ranjang
97
Misi Terselubung
98
Gak jadi Romantis
99
Berita dari Kaisar
100
Tentang Tembak Ahh
101
Perintah Papi Gema
102
Bertemu Papi Gema
103
Rencana Papi Gema
104
Memohon
105
Ada Apa?
106
Penasaran?
107
Bukan Solusi
108
Drama dari Bianca
109
Namanya juga Anaknya Naya
110
Ikatan Persaudaraan
111
Melanggar Aturan
112
Gara-gara siapa?
113
Otw Tunangan
114
Tunangan
115
Masih Tunangan
116
Pingitan
117
Bicara berdua sama Papi
118
Apa Sah?
119
Bukti
120
Ke Villa
121
Saling Terbuka
122
Sekarang ya, apa boleh?
123
Anak Perawan
124
Patrik di Bikini Battom
125
Nyusu~
126
BAHAGIA
127
Tautan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!