Alexandria Night Club

HAPPY READING

...🖤...

Hati Bianca sudah sangat lega setelah melihat video rekaman CCTV apartemen yang menunjukkan bahwa Alona tidak sedang berhubungan intim dengan Keenan setelah acara resepsi pernikahan Bhumi dan Geva beberapa waktu lalu karena nyatanya Keenan justru pergi keluar dari apartemen.

Bianca pun menanyakan kenapa saat di kamar dia mendengar suara Alona mendesah dari ruang TV yang membuat pikirannya terganggu hingga Bianca memilih memakai earphone lalu tidur dengan pikiran yang kacau membayangkan hal menjijikkan yang terjadi antara Alona dan Keenan.

Efek keseringan nonton drakor saat gabut di kamar dan berteman dengan Raya jadi pikiran Bianca sudah sedikit terkontaminasi dengan hal-hal berbau mesum.

Keenan menjelaskan bahwa suara Alona yang Geva dengar waktu itu bukan hasil dari sebuah hubungan intim, melainkan Alona yang tengah bermain sendiri dengan alat bantu se x yang dimasukkan kedalam vagiina.

Mendengar hal itu, Bianca langsung teriak histeris tanpa mau dijelaskan lebih lanjut oleh Keenan mengenai fungsi alat tersebut. Bianca benar-benar merasa jijik, otaknya tidak bisa mencerna informasi itu dengan baik. Membayangkan saja tidak bisa.

Dimasukkan? bagaimana bisa? Astaga, ada-ada saja orang jaman sekarang ya.

Wajah Bianca yang memerah karena malu sendiri menjadi hiburan tersendiri untuk Keenan. Adiknya memang selalu menggemaskan dengan segala tingkah polosnya. Keenan pun terus berusaha menjelaskan tentang alat yang dipakai Alona tanpa mempedulikan jeritan adiknya yang menutup kedua telinganya sampai akhirnya Bianca memilih kabur dengan berlari memasuki kamarnya lalu menguncinya.

Di dalam kamar, Bianca pun mengembangkan senyumnya mendengar fakta malam itu, perasaan Bianca menjadi sedikit menghangat, ternyata Keenan tidak seburuk yang dia pikirkan selama beberapa pekan ini.

Padahal Bianca juga sangat yakin, bahwa meskipun malam itu Keenan dan Alona tidak making love, tetap saja mereka pernah making love mengingat Alona yang sudah pernah begituan dengan lelaki lain, tapi Keenan juga tidak marah dan memutuskan Alona.

Namun Keenan merasakan ada yang berbeda dengan Bianca saat ini, Bianca yang selalu memperhatikan dirinya dari hal besar hingga hal terkecil pun, kini Bianca nampak cuek padanya.

Tidak apa-apa, dari pada sebelumnya Bianca terus menghindarinya kan? bahkan sempat memblokir nomornya kan? Keenan hanya perlu bersikap manis pada adiknya itu, nanti adiknya juga akan kembali seperti semula.

Sebelum pamit keluar bersama Raya sang sahabat gesrek, Bianca hanya menyuruh Keenan makan makanan yang sudah ia pesankan secara online juga mengingatkan Keenan untuk segera meminum obatnya. Sudah, hanya sebatas itu.

Padahal, beberapa bulan lalu saat Keenan demam, Bianca sibuk membuatkan bubur, mengupas kan buah hingga membantu Keenan minum obat bahkan menyuapi Keenan.

Bianca selalu khawatir bahkan rela terjaga untuk mengompres Keenan. Eh tapi bukankah saat di rumah sakit Bianca juga menjaganya sampai tidur sambil duduk dan menggenggam tangannya, tapi setelah itu...

Alona?

Iya, setelah pulang dari rumah sakit dan tidak berpamitan karena ada Alona disana, Bianca seakan semakin menjauh.

Keenan yang terus memikirkan perihal adiknya itu pun teralihkan dengan suara ponsel yang baru saja ia hidupkan sambil melamun.

Keenan terhenyak.

Puluhan panggilan juga pesan dari Alona memenuhi layar ponsel dengan logo apel di gigit tikus keluaran terbaru. Ah Alona lagi ... otak Keenan terlalu malas untuk berdebat lagi dengan Alona dan Keenan mendadak ingin segera tidur. Mungkin juga efek obat yang dokter berikan tadi supaya Keenan bisa istirahat dengan tenang.

...🖤...

Setelah puas berbelanja di Mall yang hasil belanjaan mereka memenuhi jok mobil Raya, Bianca dipaksa Raya untuk berganti baju dengan menggunakan dress pendek tanpa lengan namun tidak menimbulkan kesan nakal. Bianca justru terlihat anggun. Kalau soal sexy, jangan ditanya, Bianca mah sudah sexy dari lahir.

Bianca pikir party yang diadakan Raya dan tunangannya yang bernama Jordi itu akan diadakan di sebuah cafe.

Namun prediksi Bianca salah, nyatanya Raya mengajaknya ke sebuah Club malam nomor satu di ibu kota yang bernama "Alexandria Night Club" .

Jantung Bianca berdegup kencang, selain belum pernah masuk ke tempat haram itu yang katanya banyak cowok dan cewek nakal seperti yang sering dia baca di aplikasi novel online yang tidak sedikit menceritakan seorang gadis kehilangan kehormatannya gara-gara main di club dan di berikan semacam obat.

Selain itu juga Bianca tahu Club malam itu milik siapa. Bahkan Bianca juga cukup dekat dengan pemilik Club tersebut. Ah tau begini mending Bianca gak ikut party Raya. Pasti nanti panjang urusannya.

"Kalau ketemu kak Alex, habis riwayat aku besok pagi! Pasti kak Alex akan bilang sama Kak Bhumi, kak Bhima juga kak Keen dan aku tinggal nama!" Gumam Bianca dalam hati.

Alex adalah lelaki tampan yang dijuluki sebagai sang Cassanova pemilik Alexandria Night Club yang merupakan sahabat Bhima dan Bhumi dari SMP. Hubungan Alex dengan keluarga Bramantya sangat dekat, sebab Alex korban dari broken home kurang perhatian dan kasih sayang karena kedua orang tuanya sudah memiliki hidup masing-masing tanpa mempedulikan dirinya lagi. Oleh sebab itu, Alex paling demen menginap di rumah sahabatnya, Bhima dan Bhumi karena dia disana mendapatkan perhatian dari Mami Naya, Papi Gema, Kedua Oma hits yaitu Oma Intan dan Oma Rani juga Keenan yang seperti kakaknya sendiri lalu Bianca yang merupakan adik kecilnya.

"Ray.. kok ke Club sih? Aku kira kita ke cafe." Protes Bianca yang jantungnya seolah sedang lari maraton.

"Kita itu udah mahasiswa semester akhir Bia.. masak party di Cafe sih.. malu dong, sedangkan anak-anak SMA dan bahkan SMP udah party disini."

"Aku pulang aja deh Ray, serem .." Cicit Bianca.

"Emang kenapa? Takut?" Tanya Raya dengan cueknya menggandeng tangan sahabatnya memasuki Club tersebut. Bianca mengangguk lemah yang tidak Raya lihat karena Raya berjalan di depannya.

Tanpa melihat pun Raya tahu bahwa sahabatnya ini takut, terbukti dengan tangan . Ah...sahabatnya ini emang kelewat polosnya sampai buat Raya gemes sendiri dan geleng-geleng kepala, apalagi mengingat dulu Bianca pernah bertanya,

"Ray, orang berciuman itu bisa hamil ya?" Entah sembunyi dimana Bianca saat pelajaran biologi sampai bisa tanya hal seperti itu.

"Elu tenang aja Bia.. gue akan jaga elu dengan baik sebab gue tahu elu aset paling berharga di keluarga Bramantya. Kalau sampai elu lecet sedikit saja, bisa-bisa investasi Bramantya di perusahaan bokap gue ditarik lagi, dan gue jadi miskin karena perusahaan bokap bangkrut." Kata Raya terkekeh.

Begitulah Raya, katanya bersahabat dengan Bianca karena 'asas manfaat' karena Bianca Putri keluarga Bramantya, padahal dalam lubuk hatinya, Raya sangat tulus menyayangi Bianca. Dan Bianca dapat merasakan ketulusan Raya itu meskipun Raya kalau ngomong kadang sangat pedas dan tingkahnya seperti gadis nakal.

"Bi.. nanti ada mas Fahmi loh. Siapa tahu kalian cocok kan ya. Gue pengen elu gak jomblo lagi."

"Mas Fahmi? Yang sepupunya Jordi yang ketemu kita di restoran waktu itu?" Tanya Bianca dengan suara keras karena dentuman suara musik yang DJ mainkan sudah memenuhi gendang telinga Bianca.

"Iya, sepupunya Jordi yang ganteng dan mukanya sedikit ke arab-araban itu.. elu tenang aja Bia, sepupu tunangan gue itu lelaki baik-baik dia gak pernah macem-macem. Gue jamin!" Ucap Raya memberi kode Bianca bahwa Bianca harus segera move on dengan Fahmi.

Bianca pun tersenyum mengangguk mendengar ucapan Raya, memang kesan pertama Bianca saat bertemu Fahmi, Fahmi adalah lelaki yang baik dan sopan. Selain itu, Fahmi lelaki yang baru menyelesaikan pendidikan S2-nya di Ausie itu juga asik ketika diajak ngobrol.

Mungkin Fahmi hampir seumuran dengan kedua kakaknya Bhima dan Bhumi, pikir Bianca.

Raya tidak melepas genggaman tangannya pada Bianca, dia akan tetap menjaga Bianca dengan baik meskipun mata lelaki-lelaki hidung belang sudah menatap mereka seakan sedang menelanjangi tubuh mereka saat ini juga.

Bianca semakin gugup saat kakinya semakin masuk ke dalam Club malam itu, tangannya jadi dingin. Selain Bianca tidak biasa ditatap lelaki-lelaki hidung belang seperti itu Bianca juga merasa jijik melihat banyak orang berciuman di tempat umum seperti ini. Apalagi asap rokok rasanya cukup membuat nafasnya sesak dan aroma minuman yang membuat kepalanya sedikit pusing.

Tiba-tiba mata Bianca melihat sosok yang ia kenal, wanita yang berstatus sebagai tunangan kakak sepupunya sekaligus tunangan dari lelaki yang ia cintai tengah bercumbu dengan pria lain. Namun Bianca mencoba tidak peduli akan apa yang dia lihat karena itu bukanlah urusannya.

"Rilex bi.. gue akan jaga elu.. ada Jordi dan mas Fahmi juga. elu tenang saja!" Kata Raya.

"Hallo babby.. Hallo Bia." Sapa Jordi tunangan Raya.

"Haii bi.." Sapa Fahmi menatap wajah Bianca dengan berbinar karena Fahmi sudah terpesona pada Bianca saat pertama bertemu. Ciie mas Fahmi terpesona pada pandangan pertama.

Bianca menatap Raya dan Jordi yang langsung berciuman saat bertemu, tidak seperti biasanya.. Mungkin di dalam Club mereka bisa mengekspresikan apa yang mereka mau. Bianca pun mengalihkan pandangannya dari Raya dan Jordi sambil menelan salivanya dan merasa malu sendiri.

Party? Party apaan cuma berempat. Ternyata hanya alibi Raya saja untuk mempertemukan Bianca dan Fahmi karena Fahmi terus menanyakan Bianca.

Dan kenapa di Club? karena Raya dan Jordi iseng aja biar Bianca tahu dunia luar yang luas dan tidak seputar lelaki yang Bianca sebut sebagai cinta pertamanya hingga susah move on sampai saat ini.

"Hai juga.," Jawab Bianca kaku.

"Udah sini duduk!" Raya menarik Bianca untuk duduk disamping Fahmi. Bianca terlihat sangat canggung karena tidak pernah duduk sangat dekat dengan lelaki yang belum ia kenal dengan baik.

Ini adalah pertemuan kedua antara Bianca dan Fahmi. Pertemuan pertama mereka yang secara tidak sengaja itu pun berantakan karena hadirnya Keenan datang dan memaksanya untuk pulang.

Akhirnya,

Empat anak muda itu mengobrol dengan asiknya di pojok ruangan Club malam itu meskipun suara musik memenuhi gendang telinga mereka.

Nyatanya, pergi ke Club tidak seburuk yang Bianca banyangkan sebelumnya jika bersama dengan orang yang tepat. Apalagi sosok Fahmi, kakak sepupunya Jordi yang tidak meminum Alkohol juga tidak merokok. Bianca merasa nyaman ngobrol dengan Fahmi padahal Bianca bukan tipe gadis yang gampang akrab dengan orang baru. Maklum dari kecil pergaulan Bianca dibatasi.

Berbeda dengan Jordi dan Raya, dua manusia itu meminum minuman yang dari aroma nya saja membuat Bianca ingin muntah terlebih pasangan kekasih itu beberapa kali berciuman didepan Bianca dan Fahmi.

Sial, kenapa Bianca melihat orang berciuman terus sih? kan jadi pengen coba. Eh.

Jordi dan Raya minum alkohol dengan kadar rendah sehingga tidak menghilangkan kesadaran mereka sebab mereka memiliki tanggung jawab menjaga Bianca dengan baik. Itu saja membuat Bianca mengomel karena bau alkohol yang menyengat di indera penciumannya.

"Bi, cobain deh jangan protes mulu." Jordi menyodorkan satu sloki untuk Bianca. Bianca langsung menggeleng. Tidak ada niat sedikitpun memasukkan minuman iblis itu ke tubuhnya.

"Jangan macam-macam kamu beb! Bianca gak boleh mencobanya! atau aku cincang kamu!" Raya menatap tajam tunangannya.

"Jangan menjerumuskan temanmu jor!" Kata Fahmi.

Mereka pun kembali mengobrol dengan asiknya.

"Kamu cantik Banget Bi.," Puji Fahmi dengan senyumnya yang memperlihatkan ketampanannya khas timur tengah karena sang ibu adalah orang Arab sedangkan ayahnya orang Indonesia.

Berbeda dengan Jordi yang ibunya orang Amerika. Makanya didikan mereka juga berbeda cukup jauh. Ala Arab vs Ala Amerika.

"Namanya wanita juga cantik mas." Jawab Bianca dengan wajah bersemu merah karena belum pernah ada yang menggombali Bianca secara langsung seperti ini.

Bukan tidak ada, tapi semua lelaki yang suka Bianca tidak ada yang berani mendekat apalagi melemparkan gombalan sebab selalu ada Keenan dibelakang Bianca.

"Makasih ya udah mau ikut, kalau nggak ada kamu, aku paling jadi obat nyamuknya mereka doang." Kata Fahmi terus menatap Bianca namun dalam batas wajar.

"Bianca Putri Bramantya! kenapa kamu ada disini?" seseorang yang di belakang Bianca bertanya tepat di telinga Bianca dengan berteriak hingga sang empu telinga Terperanjat.

"Kak Alex?" Lirih Bianca memejamkan matanya.

"Tamat sudah riwayatku, masuk ke kandang singa sih!" Batin Bianca.

"Ikut aku sekarang!" Ucap Alex memegang pergelangan tangan Bianca.

Udah tahu itu kandang singa, kok berdoa gak ketemu singa sih Bi.. ya tetap saja bertemu lah..

BERSAMBUNG...

TERNYATA GAK KESERINGAN UPDATE KOMENTARNYA LEBIH BANYAK LOH 😂

TERIMA KASIH DUKUNGAN KALIAN...

VOTE, GIFT, LIKA DAN KOMENTAR.

JANGAN LUPA LIKE YAAA :)

Terpopuler

Comments

Moeryathi

Moeryathi

jangankan ciuman bisa hamil
dulu emakku kata dipegang laki bisa hamil makannya anaknya g berani dekat ma cowok pa lagi boro2 pacaran,,ada temen cowok nanya tugas sekolah pa pinjem buku ke rumah ditanya kaya pak polisi tanya tersangka🤣🤣🤣🤣sampai lulus sekolah jomblo akut,,,🤣🤣🤣

2022-02-03

1

Red Wine🍷

Red Wine🍷

bianca m alex aj biar alex tobat jd casanova😂

2022-01-04

1

Red Wine🍷

Red Wine🍷

♥️♥️♥️

2022-01-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bianca dan Keenan
2 Menjaga Jarak
3 Ibu Tiri Vs Anak Tiri
4 Keen dan Alona
5 Otw Mencoba Move On
6 Darah
7 Dua Permintaan
8 Alexandria Night Club
9 Jadi Pacar?
10 Ungkapan
11 Menyakitkan
12 Bersenang-senang
13 Dijemput Alex
14 Satu Hati Dua Cinta
15 Pilihan
16 Telfon Pagi
17 Dua Bulan Lagi
18 Rapuh
19 Berita Pernikahan
20 Raya Tau
21 Merenung
22 Dokter Revan
23 Belajar Tidak Egois~
24 Makan Siang~
25 Menjemput Mas Fahmi
26 Mencoba Tersenyum
27 Tidak Akan Membiarkan
28 Venus
29 Fakta Sesungguhnya
30 Mulut Pedas Bhumi
31 Lelaki Kotor
32 Obrolan kakak dan Adik
33 Pura-pura Bodoh
34 Makan Siang
35 Ke Kediaman Wirahardja
36 Bertemu
37 Kabar
38 Ke Jerman
39 Memundurkan
40 Tante Cengeng
41 Ajakan Fahmi
42 Berenang
43 Penyelamatan
44 Terkunci di Kamar
45 Meminta Kunci
46 Berdebat
47 Kado Ulang Tahun ke-17
48 Kegundahan Keenan
49 Mama Bela Kepo
50 Pilihan dari Papa Genta
51 Teka Teki
52 Menemui Kaisar
53 Tentang yang Rahasia
54 Nikahi Alona!
55 Ke Club
56 Tamu tak di undang
57 Akibat Minuman Dedemit
58 Perintah Papi Gema
59 Ayo Kita Ulangi Lagi..
60 Membulatkan Tekad
61 Bianca Pergi
62 Ancaman
63 Tidak ingin Kembali
64 Kedatangan Alona ke Kantor
65 Pulang
66 Diterima
67 Nikmati Malam Berdua?
68 Memohon
69 Kepergok
70 Tukang Alasan
71 Paginya BiKeen
72 Pendamping Wisuda
73 Wisuda
74 Hubungan Terlarang?
75 Ke Apartemen
76 Lapar
77 Tugas dari Papi Gema
78 Terlalu Besar
79 Papi Gema datang
80 Rekaman CCTV
81 Sarapan Bogem
82 Semakin Tertantang
83 Persetujuan Papi Gema
84 After Sidang
85 Stalking
86 Menyelinap
87 Kebiasaan Keenan
88 Bukan Salah Keen
89 Resiko
90 Menuju Bali
91 Mendarat Sempurna
92 Bertemu Naomi
93 Melilit
94 Tidak Memiliki Kesempatan
95 BUAYA
96 Di Atas Ranjang
97 Misi Terselubung
98 Gak jadi Romantis
99 Berita dari Kaisar
100 Tentang Tembak Ahh
101 Perintah Papi Gema
102 Bertemu Papi Gema
103 Rencana Papi Gema
104 Memohon
105 Ada Apa?
106 Penasaran?
107 Bukan Solusi
108 Drama dari Bianca
109 Namanya juga Anaknya Naya
110 Ikatan Persaudaraan
111 Melanggar Aturan
112 Gara-gara siapa?
113 Otw Tunangan
114 Tunangan
115 Masih Tunangan
116 Pingitan
117 Bicara berdua sama Papi
118 Apa Sah?
119 Bukti
120 Ke Villa
121 Saling Terbuka
122 Sekarang ya, apa boleh?
123 Anak Perawan
124 Patrik di Bikini Battom
125 Nyusu~
126 BAHAGIA
127 Tautan Cinta
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bianca dan Keenan
2
Menjaga Jarak
3
Ibu Tiri Vs Anak Tiri
4
Keen dan Alona
5
Otw Mencoba Move On
6
Darah
7
Dua Permintaan
8
Alexandria Night Club
9
Jadi Pacar?
10
Ungkapan
11
Menyakitkan
12
Bersenang-senang
13
Dijemput Alex
14
Satu Hati Dua Cinta
15
Pilihan
16
Telfon Pagi
17
Dua Bulan Lagi
18
Rapuh
19
Berita Pernikahan
20
Raya Tau
21
Merenung
22
Dokter Revan
23
Belajar Tidak Egois~
24
Makan Siang~
25
Menjemput Mas Fahmi
26
Mencoba Tersenyum
27
Tidak Akan Membiarkan
28
Venus
29
Fakta Sesungguhnya
30
Mulut Pedas Bhumi
31
Lelaki Kotor
32
Obrolan kakak dan Adik
33
Pura-pura Bodoh
34
Makan Siang
35
Ke Kediaman Wirahardja
36
Bertemu
37
Kabar
38
Ke Jerman
39
Memundurkan
40
Tante Cengeng
41
Ajakan Fahmi
42
Berenang
43
Penyelamatan
44
Terkunci di Kamar
45
Meminta Kunci
46
Berdebat
47
Kado Ulang Tahun ke-17
48
Kegundahan Keenan
49
Mama Bela Kepo
50
Pilihan dari Papa Genta
51
Teka Teki
52
Menemui Kaisar
53
Tentang yang Rahasia
54
Nikahi Alona!
55
Ke Club
56
Tamu tak di undang
57
Akibat Minuman Dedemit
58
Perintah Papi Gema
59
Ayo Kita Ulangi Lagi..
60
Membulatkan Tekad
61
Bianca Pergi
62
Ancaman
63
Tidak ingin Kembali
64
Kedatangan Alona ke Kantor
65
Pulang
66
Diterima
67
Nikmati Malam Berdua?
68
Memohon
69
Kepergok
70
Tukang Alasan
71
Paginya BiKeen
72
Pendamping Wisuda
73
Wisuda
74
Hubungan Terlarang?
75
Ke Apartemen
76
Lapar
77
Tugas dari Papi Gema
78
Terlalu Besar
79
Papi Gema datang
80
Rekaman CCTV
81
Sarapan Bogem
82
Semakin Tertantang
83
Persetujuan Papi Gema
84
After Sidang
85
Stalking
86
Menyelinap
87
Kebiasaan Keenan
88
Bukan Salah Keen
89
Resiko
90
Menuju Bali
91
Mendarat Sempurna
92
Bertemu Naomi
93
Melilit
94
Tidak Memiliki Kesempatan
95
BUAYA
96
Di Atas Ranjang
97
Misi Terselubung
98
Gak jadi Romantis
99
Berita dari Kaisar
100
Tentang Tembak Ahh
101
Perintah Papi Gema
102
Bertemu Papi Gema
103
Rencana Papi Gema
104
Memohon
105
Ada Apa?
106
Penasaran?
107
Bukan Solusi
108
Drama dari Bianca
109
Namanya juga Anaknya Naya
110
Ikatan Persaudaraan
111
Melanggar Aturan
112
Gara-gara siapa?
113
Otw Tunangan
114
Tunangan
115
Masih Tunangan
116
Pingitan
117
Bicara berdua sama Papi
118
Apa Sah?
119
Bukti
120
Ke Villa
121
Saling Terbuka
122
Sekarang ya, apa boleh?
123
Anak Perawan
124
Patrik di Bikini Battom
125
Nyusu~
126
BAHAGIA
127
Tautan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!