Terlihat Ansel sedang terduduk lesu dipojokan ruang latihan yang berada di rumahnya. Sejenak terlintas dipikirannya tentang hal yang terjadi tadi pagi di gedung agensi. Wajahnya pun terlihat sangat tidak bersemangat. Ansel pun mengingat perdebatannya dengan Pak Joseph yang terjadi tadi pagi.
Flashback tadi pagi.
"Pak! Saya tidak mau pura-pura punya hubungan dengan wanita yang tidak saya cintai!" teriak Ansel.
"Apa kamu punya solusi lain, Nak Ansel?" tanya Pak Joseph.
"Kita tetap mengadakan jumpa pers namun bukan untuk mengakui kalau kami adalah suami istri tapi kami bisa menyangkal kalau kami sedang dijebak," jelas Ansel.
"Apa hal tersebut efektif? Masalah ini bukannya selesai malah akan bertambah runyam. Kalian tidak berfikir bagaimana pedasnya mulut para netizen? Apa mereka akan percaya begitu saja dengan penjelasan kalian?" ucap Pak Joseph memberikan penjelasan.
Mulut Ansel seketika terkunci mendengar penjelasan dari Pak Joseph. Dirinya tidak memikirkan bahwa akan ada banyak netizen yang memberikan pendapat tanpa tahu kebenarannya. Dia adalah seorang publik figur yang telah dikenal publik bukan hanya di Indonesia tapi di Mancanegara. Dia bukanlah orang biasa yang walaupun berbuat kesalahan yah paling hanya tetangga atau kenalannya saja yang menggunjingnya, itu pun hanya berlangsung sebentar. Sejenak dia berfikir lagi kalau dia memang tidak bersalah tapi dia berfikir lagi bahwa walaupun dia tidak salah tetap saja nama baiknya sudah tercoreng.
Flashback end.
Ansel masih larut dalam lamunannya. Dia bahkan tidak mendengar Roni yang sedari tadi memanggilnya. Tatapan Ansel terlihat kosong layaknya orang depresi kebanyakan. Roni yang khawatir pun langsung menepuk pundak Ansel hingga dia tersadar dari lamunannya.
"Woy sadar, Sel!" Roni berteriak di telinga Ansel sambil menepuk pundaknya.
"Apa sih Ron? Ngagetin aja lo ini." Ansel terlihat kesal.
"Jangan ngelamun, Sel! Ntar lo kesurupan gimana?"
"Eh lo ini bener-bener ya, Ron! Temen lagi pusing, lo malah bercandaan." Ansel makin terlihat kesal.
"Ya gua takutnya ntar lo bunuh diri kalo ada setan lewat," canda Roni.
"Lo ini kayak gak tau gua aja, Ron! Lo udah kenal gua berapa lama sih? Tiap gua ada masalah gak bakalan gua mikir mau bunuh diri."
"Iya deh percaya gua, hm ... jadi gimana tawaran Pak Joseph tadi pagi?" tanya Roni penasaran.
"Masih gua pikirin," jawab Ansel singkat.
***
Di rumah Angela.
Angela melihat komentar-komentar para netizen yang beredar di dunia maya. Banyak sekali komentar-komentar pedas yang terlihat terutama di akun instagram pribadinya. Tak ada satu pun komentar yang membelanya. Semua komentar berisi hujatan-hujatan yang ditujukan kepadanya.
-Pelac*r mah mati aja sono! Jijik liat mukanya yang sok polos cuiihh NAJIS!!!- @yyy
-Hah tol*l ng*we kok ketauan hahahaha- @qqq
-Dasar cewek jal*ng enak bener ya godain Ansel gue.. B*NGST!- @www
-Berapa coba harga lu ntar gua bayar sini tapi lo bisa gak muasin k*ntl gua yg gede ini hahaha- @ttt
-Peri suci? Hah t*i.. yg bener mah p*rek!- @iii
Angela pun tak dapat membendung tangisannya melihat komentar-komentar jahat itu. Dia terlihat sangat sedih dan depresi karena fitnah yang dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Miranda yang baru datang pun kaget melihat Angela yang sedang menangis. Miranda tahu benar bahwa Angela adalah gadis yang kuat dan tegar namun masalah kali ini sangat serius karena menyangkut harga diri Angela.
"Dek, udah jangan nangis ya? Badai pasti berlalu dek, ini cobaan kamu," Miranda menenangkan Angela sambil memeluknya.
"Tapi Kak ... Angela salah apa sama orang itu? Kenapa jahat sama Angela dan fitnah Angela sampai kayak gini, Kak," tangisan Angela makin menjadi-jadi.
"Sudah jangan nangis lagi, Dek! Satu-satunya jalan ya kita ikutin kata Pak Joseph, menurut kakak itu jalan yang terbaik," ucap Miranda.
Angela hanya menganggukkan kepalanya. Angela tidak dapat memikirkan solusi yang lain karena pikirannya tengah kosong dan depresi.
***
Keesokan paginya di ruang Pak Joseph.
Sudah ada Ansel, Angela dan kedua Manajer mereka yang tengah menunggu Pak Joseph selesai rapat. Tak lama kemudian Pak Joseph pun datang.
"Jadi bagaimana keputusannya? Kalian setuju saran saya?" tanya Pak Joseph.
"Kami setuju, Pak," ucap Roni mewakili Ansel.
"Lalu bagaimana dengan kamu, Angela?"
"Angela juga sudah setuju, Pak," ucap Miranda mewakili Angela.
"Baiklah kalau begitu, besok lusa kita adakan jumpa pers disini," ucap Pak Joseph.
"Tadi saat rapat dengan dewan direksi pun semuanya setuju dengan pendapat saya, saat ini saham perusahaan kita menurun, banyak kontrak yang dibatalkan dan semua itu membuat perusahaan merugi."
"Satu-satunya cara yang efektif memanglah itu, kalau agensi ini bangkrut lagi, saya juga bingung bagaimana dengan nasib para karyawan yang bekerja disini, saya ingin kejadian 13 tahun lalu jangan sampai terulang lagi." Pak Joseph menyambung omongannya dengan wajah yang sedih.
Ansel yang sedari tadi diam pun angkat bicara.
"Pak! Saya bolehkan mengajukan kontrak kepada Angela?" tanya Ansel.
"Kontrak yang seperti apa?"
"Kontrak kalau kami akan diberitakan bercerai saat karir kami sudah membaik dan itu harus disetujui oleh pihak agensi," jelas Ansel.
Pak Joseph berfikir sejenak tentang tawaran Ansel tersebut.
"Hm ... baiklah itu terserah kalian berdua saja, bagaimana, Nak Angela?"
"Saya setuju, Pak," jawab Angela.
Akhirnya kesepakatan sudah ditentukan. Ansel dan Angela harus berpura-pura menjadi sepasang suami istri hingga karir mereka kembali baik.
***
Next Episode>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
epifania rendo
pedas bangat komen deterjen😀😀
2023-08-22
1
Rica Arthur
thor niat banget sih tulis komentar pedas ,, thor trynta bar bar jg wkwkkw
2021-02-07
2
Siti Suprihatin
❤️❤️❤️❤️
2020-12-16
0