Sean mengusap kepalanya dengan kasar, orang tuanya tidak merestui hubungannya dengan Vita. Sean harus memutar otak untuk mencari cara agar hubungan dengan Vita direstui orang tuanya.
Sean menyeringai licik, ia sudah mendapatkan sebuah ide. Sean mengambil telpon yang ada di sudut mejanya.
"San, ke ruanganku sekarang!" perintah Sean lalu menutup panggilannya.
Tak lama kemudian asisten pribadinya itu pun datang menghadap. "Anda butuh sesuatu, Tuan?"
"Carikan aku seorang gadis untuk calon istriku, dia harus seorang wanita yang sederhana, tapi seorang janda," perintah Sean.
Sandy menatap Sean penuh telisik, seakan dapat membaca apa yang ada di pikiran Sean. "Maaf Tuan! Mengapa harus seorang janda?"
Sean bingung harus menjawab apa. Apalagi Sandy sedang menatap curiga padanya, ia menyesal karena sudah memerintahkan Sandy untuk menjalan idenya. Sean tahu Sandy bisa mengacaukan idenya, karena meskipun Sandy adalah asistennya, tapi Sandy adalah orang kepercayaan ayahnya.
"Ti-tidak jadi! Lupakan saja, aku hanya bercanda." Sean meraih jas yang ia sangkutkan di sandaran kursi kerjanya, lalu bergegas meninggalkan ruangan tersebut.
Sementara itu Sandy menatap bingung pada Sean. Ia yakin Tuannya itu sedang merencanakan sesuatu.
Sean melajukan mobilnya meninggalkan kantor, Sean memukul kesal kemudi mobilnya, ia menyesali kecerobohannya sendiri.
"Sial! Mengapa aku harus mengatakan ide itu pada Sandy, bajingan sialan itu bisa mengacaukan rencanaku," umpat Sean yang lebih kepada diri Sendiri.
Sepanjang perjalanan Sean terus mengumpat kesal, mobil yang ia kemudikan tiba di sebuah restoran, Sean ingin mengisi perutnya yang mulai keroncongan, kebanyakan berpikir membuat Sean merasa cepat lapar. Berpikir sangat menguras energi bagi Sean.
Sean memasuki restoran dengan langkah cepat. Tiba-tiba ....
Braakkk ....
Seoarang anak kecil menabrak Sean, satu cup Milkshake yang masih terisi penuh tumpah, mebasahi mulai dari jas, kemeja lalu mengalir ke celana panjang Sean.
Sean melotot kesal, anak yang dipelototinya gemetar ketakutan, dan langsung berlari kemudian bersembunyi di belakang mamanya.
"Anak sialan," geram Sean, ia berjalan ke arah anak tersebut dengan langkah panjang.
Sean harus meminta pertanggung jawaban, Sean tidak sepenuhnya menyalahkan anak itu, ini adalah kesalahan orang tuanya, karena telah membiarkan anaknya berlari-lari di dalam restoran.
Sean akan membuat orang tua dari anak itu menyesali kecerobohannya, Sean akan meminta ganti rugi, pakaian yang dikenakan Sean adalah merk mahal dan limited edision.
Sementara itu di sisi lain, tubuh kecil Rio gemetar ketakutan, ia mengintip cemas dari bekalang mamanya, langkah pria yang ditabraknya semakin mendekat, Rio pun semakin ketakutan, sedangkan Diana juga bersembunyi di belakang Rara dengan perasaan bersalah.
"Mama ... Rio takut," ucap Rio gemetar, ia menyesal tidak menghiraukan larangan mamanya.
"Tidak apa-apa Sayang, ada mama di sini! Tapi lain kali janjinya, Rio harus nurut sama mama." Rara menarik Rio ke sampingnya, lalu mengusap lembut puncak kepala putranya itu.
Rio mengangguk penuh sesal, rasa takutnya mulai berkurang, karena ada mamanya di sampingnya.
"Dia anakmu?" tanya Sean dengan nada dingin.
"Iya dia anakku, aku meminta maaf atas kesalahannya, dia masih anak-anak, dan apa yang terjadi juga bukanlah kesengajaan," sahut Rara dengan tenang.
Sean tersenyum sarkastik. "Ya, anak-anak seumurannya memang belum mengerti, tapi kecorobohan orang tuanya yang sudah lalai menjaga anaknya, tetap tidak bisa di maafkan, kau harus bertanggung jawab, pakaian mahalku kotor karena minuman anakmu."
"Baik Tuan, aku akan mengganti rugi, berapa aku harus mengganti kerugian itu?" tanya Rara dengan tenang.
Sean tertawa keras, sombong juga wanita ini. Berani sekali dia menanyakan berapa akan mengganti rugi.
"Kau pikir aku butuh uangmu itu? Ciihh ... sombong sekali, kita lihat apakah kau benar-benar mampu mengganti rugi, pakaianku merk ternama dan limited edision, aku ingin kau menggantinya dengan pakaian yang sama," seru Sean, ia sengaja meminta Rara menganti dengan pakaian baru, karena Sean yakin Rara tidak akan mampu menggantinya.
"Baiklah, aku akan menggantinya dengan pakaian yang baru," jawab Rara dengan seulas senyum yang menyungging di bibirnya.
Sean mengkerutkan dahi, 'tenang sekali sikap wanita ini, apa dia sudah gila,' batin Sean.
Rara tahu pakaian yang dikenakan Sean, adalah limeted edision dan sangat mahal, tapi yang membuat Rara tenang, pakaian itu adalah produk dari perusahaannya sendiri. Rara mengambil kartu nama dari dalam tasnya, lalu memberikannya pada Sean.
"Tuan tinggal mengatakan ke mana aku harus mengantarnya, aku masih mempunyai sedikit stok pakaian itu, yang rencananya akan kami lelang di parade fashion bulan ini," ujar Rara.
Sean membaca kartu nama yang diberikan Rara, Sean tidak menyangka. Wanita yang berpenampilan sederhana ini adalah seorang pengusaha fashion ternama, pemilik paradise fashion, brand yang beberapa tahun ini menjadi merk pavorit Sean.
Sean tertengun sejenak, sesaat kemudian wajah terkejut Sean berubah menjadi seringaian licik. "Baiklah antar pakaian itu kepadaku 2-minggu lagi."
"Mengapa harus 2-minggu lagi?" tanya Rara heran.
"Karena aku baru membutuhkannya 2-minggu lagi," jawab Sean, kemudian berlalu meninggalkan Rara.
Sean keluar dari restoran dengan penuh semangat, ia tidak jadi makan siang di sana. Sean melajukan mobilnya ke kembali ke mansion Richard, Sean sudah menemukan wanita yang akan ia manfaatkan, untuk menjalankan rencananya.
Sean masuk ke dalam mansionnya, ia pura-pura memasang wajah ceria, untuk memancing reaksi orang tuanya, dan tepat seperti yang ia harapkan, ibunya langsung menyapanya.
"Kau kenapa, Nak! Apa harimu sudah lebih baik?" tanya Lidya, sejak Lidya dan Brian menolak merestui hubungannya dengan Vita, Sean terlihat murung, tapi hari ini senyum Sean sudah kembali, dan Lidya sangat senang dengan itu.
"Aku sudah menemukan pengganti Vita, Bu! Dan dia adalah wanita seperti yang ibu idam-idamkan," jawab Sean.
Lidya tersenyum bahagia. "Kemarilah, Nak! Ceritakan pada ibu, siapa wanita itu!"
Sean mendekati Lidya, ia duduk di samping ibunya itu. "2-minggu lagi aku membawanya ke sini, aku akan mengenalkannya pada ibu, kami baru saja berpacaran, terlalu cepat rasanya jika harus mengenalkan sekarang kepada Ibu dan Ayah."
"Ceritakan saja seperti apa wanita itu," desak Lidya.
"Nanti saja, Bu! Aku tidak perlu menceritakannya pada Ibu! Ibu bisa menilainya sendiri, saat nanti aku membawanya ke sini. Dalam waktu 2-minggu ini, aku ingin mengenalnya lebih jauh, jika memang dia wanita yang baik, aku akan membawanya ke sini, dan meminta Ayah dan ibu untuk melamarnya," jawab Sean.
Brian Berdiri lalu mendekati Sean, ia menepuk bahu putranya itu. "Bagus, Nak! Ayah bangga padamu, kau memang harus mengenal betul siapa wanita yang ingin kau jadikan istri, tidak perlu buru-buru, jika dia memang wanita yang baik, ayah dan ibu pasti akan melamarnya untukmu."
Bersambung.
Jangan lupa tinggalkan like, vote, dan komen ya!
Happy reading.
Note : Yang masih tanya kenapa Sean ada di Indo, silahkan baca bab 1 dengan teliti ya.😁😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Latifatul Ainiyah
bukannya Rara di indo, seannya di Milan ya kalau pun urusan kerjaan kok keluarga nya jg di indo
2024-03-24
0
Juan Sastra
sean ggak ngeh sama rio,,
apa ggak ada kemiripan antara sean dan rio hingga sean sama sekali tidak memperhatikan rio..
2023-05-24
1
aruNada💦
lah..sean dimana rara dimana?
kok tau2 ketemu di resto?
2022-08-02
0