"Karena tidak mau menatap mataku."

Satu jam kemudian, Nadya dan Chika sudah kembali ke tempat Alfan menunggu. Karena mendengar langkah kaki, Alfan pun menoleh ke sumber suara.

Begitu melihat Chika, Alfan langsung berhenti berkedip, bibirnya sedikit terbuka karena terlalu kagum. Bagaimana tidak, penampilan Chika jauh lebih baik dari sebelumnya.

Jika tadi rambut Chika merah dan lurus karena smoothing, kini rambut itu berwarna hitam dan sedikit bergelombang diujungnya. Kecantikan Chika naik drastis dengan penampilan naturalnya.

"Maaf lama. Soalnya tadi Tante mulihkan rambut yang kering. Dan ternyata rambut asli Chika ini seperti disosage di bagian ujungnya. Tante iri loh," kata Nadya sambil merapikan rambut Chika lagi.

Beberapa detik kemudian Alfan mengambil kesadarannya kembali. "Owh, udah selesai ya? Hasilnya bagus. Berapa, Tan?" Alfan berdiri dan bersiap mengeluarkan dompetnya.

"Gak usah bayar. Tante kan belum sempat ngasih apa-apa untuk Chika. Pas pernikahan kalian aja tante gak bisa datang. Anggap aja ini hadiah pernikahan kalian." Nadya tersenyum.

"Makasih, Tan." Chika tersenyum lebar.

"Jangan lupa dipake terus vitamin rambutnya. Dan jangan dilurus-lurusin lagi rambutnya, rambut kamu udah bagus alami."

"Iya Tante." Chika kembali tersenyum.

"Kalau gitu kami pamit dulu ya, Tan. Semoga semakin sukses." Alfan dan Chika menyalami Nadya.

"Iya. Hati-hati di jalan. Datang lagi ya." Nadya melambaikan tangan oada Alfan dan Chika.

Sepanjang perjalanan, Alfan selalu tersenyum, ia juga selalu melirik Chika. Chika yang merasa dipandangi terus jadi salah tingkah. "Ngapain lo lihatin gue terus?"

Alfan menjawab dengan menggelengkan kepala.

Beberapa menit kemudian, Alfan memasuki garasi mobilnya. Setelah mematikan mesin, ia mengajak Chika untuk keluar mobil.

"Kamu makin cantik dengan gaya natural kayak gini." Alfan berjalan lebih dulu dibandingkan Chika.

Chika menurunkan kedua sudut bibirnya. "Eleh, di mulut doang."

Alfan terkekeh. Mungkin Chika tidak pernah menganggapnya sebagai suami, tapi ia berjanji akan membuat Chika jatuh cinta padanya. Ia percaya bahwa cinta itu akan tumbuh seiring waktu yang dihabiskan bersama.

Alfan dan Chika sudah tiba di kamar. Chika melepaskan high heelsnya, sedangkan Alfan membuka jasnya. Matanya terus mencuri pandang pada Chika. Ia tidak bisa menyangkal bahwa istrinya itu sangat cantik, bahkan melebihi Firly.

"Aduh, kaki gue kok makin sakit ya." Chika langsung terduduk di sofa kamar.

Alfan berdiri di depan cermin sambil melepaskan dasinya. Matanya sekilas melihat Chika yang meringis. "Lain kali aku bakal bawa kamu ke tempat latihan pakai sepatu itu."

Chika tidak menanggapi, ia sibuk memijat kakinya yang terasa sangat sakit dan pegal. Dari sudut matanya ia melihat Alfan keluar kamar, tapi ia sama sekali tidak peduli suaminya itu akan ke mana. Ia pun kembali memijat kakinya yang sakit.

Beberapa menit kemudian, ia mendengar suara pintu kamar terbuka. Ia enggan untuk menoleh karena tahu itu pasti suaminya.

Saat akan memijat lagi, tangannya ditahan oleh seseorang. Sontak saja ia menoleh pada orang itu.

"Ngapain lo nahan gu--" Belum sempat ia melanjutkan ucapannya, ia merasa ada sesuatu yang basah dan hangat di pergelangan kakinya. Saat menunduk, dilihatnya kakinya sudah terendam air hangat di bak kecil.

"Katanya kaki kamu sakit, jadi yang aku lakuin adalah meredakan sakitnya." Kini Alfan berjongkok di depan kaki Chika. Dengan lembut dan pasti, Alfan memijat kaki putih milik Chika.

"Kalau aku mijat bagian yang sakit, bilang sama aku," kata Alfan sambil mendongak untuk melihat wajah cantik Chika.

Chika tidak bicara. Ia terkejut sekaligus tersanjung dengan perlakuan Alfan. Sungguh kali ini ia merasa diperlakukan layaknya putri raja.

Sepuluh menit kemudian, air di dalam bak kecil itu sudah dingin. Alfan menyudahi pijatannya dan mengangkat kaki Chika keluar dari bak tersebut.

"Udah mendingan?" tanya Alfan.

Chika mengangguk. "Ya." Sebenarnya Chika ingin mengucapkan terimakasih, namun rasanya sangat canggung.

"Gak usah berterima kasih. Aku tau kok kalau kamu gengsi." Alfan tertawa kecil.

Chika membulatkan matanya. Ia merasa Alfan bisa membaca isi pikirannya. "Apaan sih lo? Ge-er banget jadi orang. Mau segimana baiknya lo ke gue, ogah banget gue berterima kasih."

Alfan menggelengkan kepala. Ia tahu bahwa Chika masih jual mahal padanya. Mungkin ia harus bersabar untuk saat ini dan juga kedepannya.

Alfan mengambil handuk kecil dari dalam lemari, kemudian kembali lagi pada Chika. Dengan lembut ia mulai mengeringkan kaki Chika.

Chika mencoba mengambil alih handuk itu, tapi Alfan melarangnya. "Gak usah, biar aku aja." Kemudian Alfan meneruskan kegiatannya.

* * * *

Hari sudah sore, Alfan baru selesai mandi setelah berolahraga di ruangan olahraga yang tersedia di rumahnya. Selesai mengeringkan rambut, ia menoleh pada Chika yang sedang tidur siang.

Setelah dipijat oleh Alfan dan selesai mandi, Chika langsung merebahkan diri di atas ranjang dan akhirnya ketiduran. Sampai sekarang ia belum bangun juga.

Alfan menghampiri ranjang dan duduk di tepiannya. Ia menatap wajah Chika dengan dalam. Tak lama setelah itu, ia tersenyum. Tangannya terulur untuk mengusap kepala istrinya.

"Seandainya kamu tau kalau aku lagi berusaha mencintai kamu, aku yakin kamu bakal semakin jual mahal. Tapi kamu tahu? Semakin kamu jual mahal, semakin aku tertarik sama kamu."

Alfan melihat pada jam dinding. Jam menunjukkan pukul 15.45. Chika sudah tidur selama satu jam setengah. Kini waktunya Alfan membangunkan Chika.

"Chik, bangun, udah sore." Alfan menggoyang bahu Chika.

Karena Chika belum merespon, ia kembali mengulanginya lagi. "Chik, bangun. Kamu udah tidur satu jam lebih loh."

"Hmmm?" Chika hanya menggeliatkan badan dan merentangkan seluruh persendiannya.

"Hei, bangun." Alfan mengulangi lagi, tapi tetap saja Chika tidak mau bangun.

"Chik, Rio ngajak balapan. Hadiahnya 200 juta--"

"Ha?" Chika langsung bangun dan bangkit dari tidurnya. Ia mengucek mata berkali-kali. "Mana Rio? Gue mau ikutan."

Alfan mendorong kening Chika dengan telunjuknya. "Kalau bahas balapan langsung semangat. Dari alam mimpi langsung bangun," gerutu Alfan.

Chika celingak-celinguk melihat ke kanan dan ke kiri. "Lo ngibulin gue ya?" kata Chika sambil menyipitkan matanya.

"Kalau memang iya, kenapa?" Alfan menaikkan alisnya.

"Dasar lo ya. Gue udah seneng setengah mati mau dapet 200 juta, ternyata lo cuma nipu gue." Chika mengerucutkan bibirnya.

"Aku bisa ngasih 200 juta bahkan lebih tanpa kamu harus balapan motor. Udah ah, ayo turun, bantu aku masak di dapur." Alfan berdiri dan melangkah satu langkah.

Chika membulatkan matanya. "Masak? Gak salah denger gue?"

Alfan berbalik. "Ya enggaklah. Lagian kalau kamu salah denger, berarti kamu budek."

"Kurang ajar lo ya."

Chika melemparkan bantal, tapi Alfan berhasil menghindar.

Alfan menjulurkan lidahnya. "Wlo-wlo, gak kena, gak kena," ejek Alfan sambil berjoget.

"Lo memang minta dipites." Chika turun dari ranjang dan mencoba memukul Alfan, tapi sayang, Alfan sudah berlari menghindar.

Karena tidak mau kalah, Chika langsung mengejar Alfan. Kini Alfan dan Chika main kejar-kejaran di dalam kamar.

Chika hampir saja mendapatkan Alfan, tapi karena kakinya masih sakit, alhasil ia malah hampir terjatuh. Untung saja Alfan dengan sigap menangkap tubuh Chika.

Karena mereka belum seimbang, akhirnya mereka sama-sama jatuh ke atas tempat tidur dengan posisi Chika yang berada di atas Alfan. Mereka berdua sempat saling menatap cukup lama hingga ada keheningan di sana.

Tak lama kemudian Alfan tersenyum. "Kamu udah gak tahan ya?" kata Alfan sambil mengedipkan sebelah matanya. Tangannya memeluk pinggang Chika.

Chika menjitak kepala Alfan. "Sembarangan kalau ngomong. Gue bilang, gue gak selera sama lo." Chika berusaha bangkit namun Alfan menahannya.

"Tatap mataku," perintah Alfan.

"Ogah," jawab Chika sambil melihat ke arah lain.

Karena Chika lengah, Alfan mengambil sebuah kesempatan. Ia menarik kepala Chika untuk mendekat dan ia pun mendaratkan sebuah ciuman di bibirnya. Chika langsung membulatkan matanya.

"Lo?" Pipi Chika memerah seketika.

"Itu hukuman karena gak mau natap mataku." Alfan tersenyum penuh kemenangan.

Terpopuler

Comments

Amie chie

Amie chie

😚😚😚

2021-05-03

0

Susilawati

Susilawati

sukaaa bngeet

2021-04-13

1

Siti Norma Kamariah

Siti Norma Kamariah

so sweet, next

2021-02-21

1

lihat semua
Episodes
1 Janji
2 Chika pembalap liar
3 Hari Pernikahan
4 Chika menggantikan Firly
5 Malam pertama atau bukan?
6 Kumpul keluarga
7 Chika kabur
8 Alfan penyelamat
9 Antar Chika ke kampus
10 Posesif man
11 "Besok ikut aku ke kantor."
12 CCTV
13 Bisa mengendalikan Chika
14 Pergi ke salon kecantikan
15 "Karena tidak mau menatap mataku."
16 Menendang 'sesuatu' nya Alfan
17 Marah
18 Diam-diam memikirkan Alfan
19 Cemburu tapi gengsi
20 Visual
21 Anggap saja bulan madu
22 Gara-gara cuci mata
23 Pelukan hangat
24 Alfan bilang Fania seksi?
25 Gagal
26 Perdebatan karena 'Jatah'
27 Balas dendam
28 Akhirnya
29 Karena cemburu
30 Cemburu balik
31 Meminta maaf lebih dulu itu lebih baik
32 Rencana bulan madu
33 Ais sekating? Ah bukan, tapi ice skating
34 Cinta pertama Alfan
35 Kejutan yang sangat mengejutkan
36 Selalu ada yang manis setelah pertengkaran
37 Cerita masa lalu Chika
38 Kejutan yang sangat mengejutkan lagi
39 Chika pingsan
40 Cerita angkat rahim yang sebenarnya
41 Siapa pria misterius itu
42 Curiga
43 Tentang Vino
44 Perubahan
45 Ada apa dengan Alfan?
46 Cara membujuk yang sangat jitu
47 Periksa ke rumah sakit
48 Meminta maaf kepada ibu
49 Goreng telur
50 Andara Wiro Sanjaya
51 Kebakaran
52 "Katakan, di mana istriku!"
53 Menyelamatkan diri sendiri
54 "Aku cinta kamu juga, Alfan" (End)
55 Cinta Chika dan Alfan season 2
56 Ibu hamil tidak boleh kelelahan
57 Vitamin suntik
58 Merelakan kepergian nya
59 Berita buruk
60 Bertemu kembali
61 Janji Alfan
62 Menuju bulan Ramadhan
63 Sahur pertama bersama Chika
64 Ngabuburit bersama Alfan
65 Sahur semangat 45
66 "Siapa yang masih tetap menjadi istrimu?"
67 Biyu dan cintanya
68 Persaingan di mulai
69 Rencana yang berjalan lancar
70 Menceritakan Chika di depan Chika
71 Bayangan itu hadir
72 Ingatan yang pulih
73 Malam pertama Chika kembali ke rumah
74 Alfan ngambek
75 Menakut-nakuti
76 Mengakhiri hubungan
77 Akhirnya lagi
78 Kembang api di malam takbiran
79 Chika pingsan lagi
80 Pengen cireng
81 Suapan romantis
82 Gara-gara barang kecil
83 "Tamatlah riwayatku."
84 Minta kerja di kantor
85 Berangkat ke kantor atau konser dangdut?
86 Permintaan aneh dari Chika
87 Rencana Biyu yang berhasil
88 Cara Biyu menempati janjinya
89 Mood yang membaik
90 Nonton film horor di bioskop
91 Belanja ke butik
92 Berangkat ke pesta pernikahan
93 Episode Spesial
94 Acara tujuh bulanan
95 Kembar sepasang
96 Lahir
97 Ending Season 2
98 My Husband Is So Sweet Season 3
99 Pertemuan
100 Menawarkan Biyu
101 Ganti rugi
102 Di Bali
103 Memecahkan guci antik
104 "Sumpah demi lo kesamber geledek."
105 Mengisi apartemen
106 Datang lagi
107 Karena iseng jadi kissing
108 Harus bawa calon istri
109 Syarat
110 Ke Bali lagi
111 Tidak berpengalaman
112 Perdebatan
113 Mencari Noura
114 Jangan bergerak nanti ada yang mematuk mu
115 Masuk rumah sakit
116 Bilqis
117 Adnan
118 Mencari Noura
119 Ternyata Adnan adalah dokter itu
120 Tentang ular
121 Lamaran Biyu
122 7 tahun yang lalu
123 "Tidak akan biarkan laki-laki manapun memeluk mu"
124 Biyu balapan motor
125 Dipenjara
126 Bebas
127 Dokter itu adalah Adnan
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Janji
2
Chika pembalap liar
3
Hari Pernikahan
4
Chika menggantikan Firly
5
Malam pertama atau bukan?
6
Kumpul keluarga
7
Chika kabur
8
Alfan penyelamat
9
Antar Chika ke kampus
10
Posesif man
11
"Besok ikut aku ke kantor."
12
CCTV
13
Bisa mengendalikan Chika
14
Pergi ke salon kecantikan
15
"Karena tidak mau menatap mataku."
16
Menendang 'sesuatu' nya Alfan
17
Marah
18
Diam-diam memikirkan Alfan
19
Cemburu tapi gengsi
20
Visual
21
Anggap saja bulan madu
22
Gara-gara cuci mata
23
Pelukan hangat
24
Alfan bilang Fania seksi?
25
Gagal
26
Perdebatan karena 'Jatah'
27
Balas dendam
28
Akhirnya
29
Karena cemburu
30
Cemburu balik
31
Meminta maaf lebih dulu itu lebih baik
32
Rencana bulan madu
33
Ais sekating? Ah bukan, tapi ice skating
34
Cinta pertama Alfan
35
Kejutan yang sangat mengejutkan
36
Selalu ada yang manis setelah pertengkaran
37
Cerita masa lalu Chika
38
Kejutan yang sangat mengejutkan lagi
39
Chika pingsan
40
Cerita angkat rahim yang sebenarnya
41
Siapa pria misterius itu
42
Curiga
43
Tentang Vino
44
Perubahan
45
Ada apa dengan Alfan?
46
Cara membujuk yang sangat jitu
47
Periksa ke rumah sakit
48
Meminta maaf kepada ibu
49
Goreng telur
50
Andara Wiro Sanjaya
51
Kebakaran
52
"Katakan, di mana istriku!"
53
Menyelamatkan diri sendiri
54
"Aku cinta kamu juga, Alfan" (End)
55
Cinta Chika dan Alfan season 2
56
Ibu hamil tidak boleh kelelahan
57
Vitamin suntik
58
Merelakan kepergian nya
59
Berita buruk
60
Bertemu kembali
61
Janji Alfan
62
Menuju bulan Ramadhan
63
Sahur pertama bersama Chika
64
Ngabuburit bersama Alfan
65
Sahur semangat 45
66
"Siapa yang masih tetap menjadi istrimu?"
67
Biyu dan cintanya
68
Persaingan di mulai
69
Rencana yang berjalan lancar
70
Menceritakan Chika di depan Chika
71
Bayangan itu hadir
72
Ingatan yang pulih
73
Malam pertama Chika kembali ke rumah
74
Alfan ngambek
75
Menakut-nakuti
76
Mengakhiri hubungan
77
Akhirnya lagi
78
Kembang api di malam takbiran
79
Chika pingsan lagi
80
Pengen cireng
81
Suapan romantis
82
Gara-gara barang kecil
83
"Tamatlah riwayatku."
84
Minta kerja di kantor
85
Berangkat ke kantor atau konser dangdut?
86
Permintaan aneh dari Chika
87
Rencana Biyu yang berhasil
88
Cara Biyu menempati janjinya
89
Mood yang membaik
90
Nonton film horor di bioskop
91
Belanja ke butik
92
Berangkat ke pesta pernikahan
93
Episode Spesial
94
Acara tujuh bulanan
95
Kembar sepasang
96
Lahir
97
Ending Season 2
98
My Husband Is So Sweet Season 3
99
Pertemuan
100
Menawarkan Biyu
101
Ganti rugi
102
Di Bali
103
Memecahkan guci antik
104
"Sumpah demi lo kesamber geledek."
105
Mengisi apartemen
106
Datang lagi
107
Karena iseng jadi kissing
108
Harus bawa calon istri
109
Syarat
110
Ke Bali lagi
111
Tidak berpengalaman
112
Perdebatan
113
Mencari Noura
114
Jangan bergerak nanti ada yang mematuk mu
115
Masuk rumah sakit
116
Bilqis
117
Adnan
118
Mencari Noura
119
Ternyata Adnan adalah dokter itu
120
Tentang ular
121
Lamaran Biyu
122
7 tahun yang lalu
123
"Tidak akan biarkan laki-laki manapun memeluk mu"
124
Biyu balapan motor
125
Dipenjara
126
Bebas
127
Dokter itu adalah Adnan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!