Malam pertama atau bukan?

Para tamu undangan sudah pergi meninggalkan tempat halaman. Semuanya berjalan lancar tanpa ada gosip di sana-sini. Mereka mengira memang Chika lah yang akan dinikahi oleh Alfan.

Alfan dan Chika masuk ke dalam kamar pengantin yang seharusnya menjadi kamar Alfan dan Firly. Namun, sekarang kamar itu menjadi milik Chika. Chika masuk lebih dulu, sedangkan Alfan mengikuti daru belakang dan ia juga yang menutup pintu. Alfan duduk di tepi ranjang, sedangkan Chika langsung berjalan menuju lemari.

"Mau ngapain?" tanya Alfan ketika melihat Chika membuka lemari.

"Nyari baju. Gue pengen ganti baju. Risih banget gue pake baju beginian." Chika sibuk mencari baju di antara kado yang menumpuk di lemari itu. Tadi semua kado dari para tamu disimpan di lemari itu.

"Mana ada baju di sana." Alfan melonggarkan dasi.

"Terus gue harus pake baju apa?" tanya Chika lalu berbalik dan berkacak pinggang.

Alfan mengangkat bahu. "Mana aku tau. Mana mungkin orang itu nyediain pakaian. Pengantin baru kan biasanya ...." Alfan tidak meneruskan ucapannya.

Chika tertawa terbahak-bahak. "Eh lo, jangan pernah mikir ke arah sana ya. Gue ogah sama lo."

Alfan hanya tersenyum. "Siapa juga yang mau sama kamu. Tapi inget ya, aku jamin kamu duluan yang menginginkan aku."

Chika berjalan ke arah Alfan. "Oh ya?" Chika semakin dekat, kini ia berdiri tepat di hadapan Alfan yang sedang duduk di tepi ranjang. "Kita lihat aja," bisik Chika di telinga Alfan.

Alfan terkekeh setelah Chika berbalik dan menjauhinya. Siapa sih laki-laki yang tidak berdebar jantungnya saat berada satu kamar dengan seorang wanita. Apalagi wanita itu secantik Chika. Namun Alfan berusaha menyembunyikan debaran itu. Ia belum mencintai Chika, maka dari itu ia tidak ingin menyentuhnya dulu.

Mengingat kata 'Cinta', betapa menyakitkannya cinta itu kabur dari pernikahan. Padahal ia sudah bersusah payah menyiapkan hatinya untuk Firly. Alfan sangat bersyukur Chika bersedia menggantikan Firly. Jika tidak, mungkin keluarganya sudah menanggung malu yang teramat sangat besar.

"Woy! Ngapain melamun."

Suara Chika membuyarkan lamunannya. Alfan melihat ke arah Chika yang sedang duduk di depan cermin. Gadis yang kini sudah menjadi istrinya tengah melepas semua riasan dan menghapus makeup.

"Suara kamu kayak preman jalanan tau gak."

Chika hanya meliriknya sekilas. "Suka-suka gue dong. Memang begini cara ngomong gue. Terus lo mau apa?" Chika bersikap sangat jutek.

"Terserah kamu aja lah." Alfan berdiri lalu berjalan menuju koper yang berada di samping lemari. "Aku mau mandi. Kamu jangan ngintip."

Chika memutar bola mata dengan jengah. "Idih, amit-amit gue ngintip. Kurang kerjaan apa gue. Lagian kalau gue lihat langsung pun, gue gak akan selera," kata Chika lalu kembali menghapus makeupnya.

"Owh..gak selera nih?" Alfan tersenyum miring. "Aku buka di sini ya," goda Alfan.

"Coba aja kalau berani." Chika malah menantang.

"Chika, kenapa sikap cuek kamu sangat menarik? Aku tau kamu bukan perempuan baik-baik, tapi kamu juga bukan perempuan gak bener. Kamu bukan perempuan murahan."

"Gak berani, kan?"

Pertanyaan Chika membawa Alfan kepikiran sadarnya. "Aku berani."

Dengan cepat Alfan membuka jasnya, lalu membuka kancing atas kemejanya. Begitu seluruh kancing terbuka, Alfan langsung melepaskan kemejanya. "Ya ampun, Chika. Bilang 'stop' sekarang juga. Gak mungkin aku sanggup buka seluruh pakaianku di depan kamu. Kalau aku gak bergaya ngelepas pakian, pasti kamu bakal kira aku laki-laki yang gak serius sama ucapan."

Kini Alfan sudah bertelanjang dada. Chika melirik sedikit. Gadis itu hanya tersenyum, kemudian kembali menghadap cermin. Dari cermin itu Chika juga bisa melihat pantulan diri Alfan. Chika melihat Alfan melepaskan sabuk. "Apa dia bener-bener nekad mau buka semuanya di sini?"

Chika membelalakkan matanya ketika Alfan sudah melepaskan kancing pengait celana. Sebelum Alfan menurunkan resleting, Chika buru-buru menutup mata dengan tangan.

"Stop!" Chika berteriak. "Tolong jangan buka itu di depan mata gue!"

"Kenapa? Kamu malu?" tanya Alfan menggoda.

Pada saat yang bersamaan, Tia dan Kirana melewati pintu kamar pengantin. Mereka langsung saling berpandangan. Pikiran mereka melayang ke mana-mana. Tia dan Kirana yang kini berbesananpun terkikik pelan. "Ternyata anakmu ganas juga ya," bisik Tia.

"Huss, udah ah. Gak boleh nguping pengantin baru," balas Kirana sambil berbisik juga.

Mereka berdua berjalan meninggalkan lantai atas sambil terus terkikik pelan.

"Lo gak punya malu apa?" gerutu Chika.

"Ngapain harus malu sama istri sendiri," jawab Alfan sambil tertawa. Ia kembali mengaitkan pengait celananya. Kemudian mengambil kemeja dan jas yang berserakan di lantai.

Mendengar kata 'istri', Chika kembali sadar bahwa sekarang ia telah menjadi seorang istri. Yang paling tidak menyangka lagi adalah, ia menikah dengan pria yang seharusnya menjadi adik iparnya. Namun apa daya, Firly kabur karena tidak menginginkan pernikahan itu. Akhirnya ia yang harus menggantikan posisi adiknya. Anggap saja pengantin yang tertukar. Ia bertukar tempat dengan adiknya, ya walaupun adiknya itu tidak mengambil posisinya.

"Melamun?" Alfan melambaikan tangan di depan wajah Chika.

"E-e-enggak kok, gue gak melamun." Chika menepis tangan Alfan.

"Lo mau mandi, kan? Sana mandi." Chika mendorong tubuh Alfan menjauh.

"Iya juga ya. Kenapa aku malah di sini terus? Ok aku mandi dulu. Habis aku mandi, kamu harus mandi juga." Setelah mengatakan itu, Alfan pergi ke kamar mandi.

* * * *

Alfan bangun pagi-pagi sekali. Saat membuka mata, ia sangat terkejut. Bagaimana tidak, begitu membuka mata, ia melihat wajah seorang wanita. Hampir saja ia berteriak jika tidak ingat apa yang terjadi sebelumnya.

Alfan mengatur nafas. Jika saja yang tidur di sampingnya adalah Firly, mungkin ia tidak akan kaget, tapi akan tersenyum dan mengecup pipinya. Alfan kembali memandangi wajah Chika yang masih tertidur lelap.

Tiba-tiba ia menggelengkan kepalanya. "Gak, aku gak boleh mikirin Firly lagi. Sekarang Chika adalah istriku. Hanya Chika yang pantes ada di dalam hatiku. Ya walaupun aku tahu itu akan lebih susah dari pada nempatin Firly di hati ini."

Alfan tersenyum ketika melihat wajah Chika. Gadis yang kini telah menjadi istri sahnya ternyata memiliki wajah yang sangat cantik. Jika sedang tertidur, Chika memiliki wajah yang sangat imut. Tidak terlihat bahwa sebenarnya gadis itu adalah pembalap liar.

"Ngapain lihatin gue kayak gitu?"

Alfan terkejut, ternyata ia sedang melamun dan tidak menyadari bahwa Chika sudah membuka matanya. Segera Alfan mengubah posisi tidurnya. Kini ia terlentang sambil memandangi langit-langit kamar.

"Gue tau gue cantik, makanya lo diem-diem ngelihatin gue pas lagi tidur." Chika menyipitkan matanya, mencurigai Alfan.

Alfan tidak memandang Chika, ia sibuk memandangi langit-langit kamar. "Idih, ge-er kamu."

Chika menyingkap selimut lalu duduk bersandar pada kepala ranjang. "Mulai besok malem, aku tidur di sofa itu aja. Ogah gue tidur satu ranjang sama lo, entar lo ngapa-ngapain gue lagi."

Alfan yang masih berbaring langsung menoleh ke samping dan sedikit mendongak untuk melihat wajah Chika. "Gak boleh."

Chika menunduk untuk melihat wajah Alfan. "Kenapa?"

"Pokoknya gak boleh. Gak ada yang tidur di sofa. Nanti kamu sakit," kata Alfan lalu beringsut duduk. "Mandi sana. Habis itu masakin makanan untuk aku," kata Alfan lagi.

"Apa? Masak? Ogah. Lagian gue gak bisa masak." Chika membuang muka lalu melipat tangan di depan dada.

Alfan mendekatkan wajah pada Chika. Seketika tubuh Chika menegang. Ia takut Alfan berani berbuat macam-macam.

"Aku berusaha jadi suami yang baik untuk kamu, dan kamu harus berusaha jadi istri yang baik untuk aku. Paham?" Alfan mengatakan itu dengan penuh penekanan.

Chika tidak berbicara lagi. Sepertinya Alfan memang sangat serius sekarang.

"Cepet mandi. Jangan lupa keramas," kata Alfan sambil mundur kembali.

"Ngapain keramas pagi-pagi begini? Lo tau ini jam berapa? Lo lihat tuh." Chika menunjuk pada jam dinding yang masih dihiasi oleh bunga-bunga. "Masih jam 5.05 pagi."

Alfan berdecak. "Kamu gak ngerti? Kamu pembalap motor jalanan kok gak ngerti hal beginian?"

"Masalah apa? Masalah rumah tangga gue gak ngerti," kata Chika. Kali ini ia menatap Alfan.

"Pengantin yang baru ngabiskan malam pertama, pasti pagi-pagi keramas karena mandi wajib. Jadi supaya keluarga ngira kita udah lakuin 'itu', kita harus keramas." Alfan menjelaskan maksudnya menyuruh Chika keramas.

"Hah, terserah lo aja deh. Kalau gue demam, lo harus tanggung jawab." Chika berdiri dan berjalan mengambil handuk.

Terpopuler

Comments

FitriYani🌞

FitriYani🌞

Awww seru banget 🤭

2021-01-31

1

lihat semua
Episodes
1 Janji
2 Chika pembalap liar
3 Hari Pernikahan
4 Chika menggantikan Firly
5 Malam pertama atau bukan?
6 Kumpul keluarga
7 Chika kabur
8 Alfan penyelamat
9 Antar Chika ke kampus
10 Posesif man
11 "Besok ikut aku ke kantor."
12 CCTV
13 Bisa mengendalikan Chika
14 Pergi ke salon kecantikan
15 "Karena tidak mau menatap mataku."
16 Menendang 'sesuatu' nya Alfan
17 Marah
18 Diam-diam memikirkan Alfan
19 Cemburu tapi gengsi
20 Visual
21 Anggap saja bulan madu
22 Gara-gara cuci mata
23 Pelukan hangat
24 Alfan bilang Fania seksi?
25 Gagal
26 Perdebatan karena 'Jatah'
27 Balas dendam
28 Akhirnya
29 Karena cemburu
30 Cemburu balik
31 Meminta maaf lebih dulu itu lebih baik
32 Rencana bulan madu
33 Ais sekating? Ah bukan, tapi ice skating
34 Cinta pertama Alfan
35 Kejutan yang sangat mengejutkan
36 Selalu ada yang manis setelah pertengkaran
37 Cerita masa lalu Chika
38 Kejutan yang sangat mengejutkan lagi
39 Chika pingsan
40 Cerita angkat rahim yang sebenarnya
41 Siapa pria misterius itu
42 Curiga
43 Tentang Vino
44 Perubahan
45 Ada apa dengan Alfan?
46 Cara membujuk yang sangat jitu
47 Periksa ke rumah sakit
48 Meminta maaf kepada ibu
49 Goreng telur
50 Andara Wiro Sanjaya
51 Kebakaran
52 "Katakan, di mana istriku!"
53 Menyelamatkan diri sendiri
54 "Aku cinta kamu juga, Alfan" (End)
55 Cinta Chika dan Alfan season 2
56 Ibu hamil tidak boleh kelelahan
57 Vitamin suntik
58 Merelakan kepergian nya
59 Berita buruk
60 Bertemu kembali
61 Janji Alfan
62 Menuju bulan Ramadhan
63 Sahur pertama bersama Chika
64 Ngabuburit bersama Alfan
65 Sahur semangat 45
66 "Siapa yang masih tetap menjadi istrimu?"
67 Biyu dan cintanya
68 Persaingan di mulai
69 Rencana yang berjalan lancar
70 Menceritakan Chika di depan Chika
71 Bayangan itu hadir
72 Ingatan yang pulih
73 Malam pertama Chika kembali ke rumah
74 Alfan ngambek
75 Menakut-nakuti
76 Mengakhiri hubungan
77 Akhirnya lagi
78 Kembang api di malam takbiran
79 Chika pingsan lagi
80 Pengen cireng
81 Suapan romantis
82 Gara-gara barang kecil
83 "Tamatlah riwayatku."
84 Minta kerja di kantor
85 Berangkat ke kantor atau konser dangdut?
86 Permintaan aneh dari Chika
87 Rencana Biyu yang berhasil
88 Cara Biyu menempati janjinya
89 Mood yang membaik
90 Nonton film horor di bioskop
91 Belanja ke butik
92 Berangkat ke pesta pernikahan
93 Episode Spesial
94 Acara tujuh bulanan
95 Kembar sepasang
96 Lahir
97 Ending Season 2
98 My Husband Is So Sweet Season 3
99 Pertemuan
100 Menawarkan Biyu
101 Ganti rugi
102 Di Bali
103 Memecahkan guci antik
104 "Sumpah demi lo kesamber geledek."
105 Mengisi apartemen
106 Datang lagi
107 Karena iseng jadi kissing
108 Harus bawa calon istri
109 Syarat
110 Ke Bali lagi
111 Tidak berpengalaman
112 Perdebatan
113 Mencari Noura
114 Jangan bergerak nanti ada yang mematuk mu
115 Masuk rumah sakit
116 Bilqis
117 Adnan
118 Mencari Noura
119 Ternyata Adnan adalah dokter itu
120 Tentang ular
121 Lamaran Biyu
122 7 tahun yang lalu
123 "Tidak akan biarkan laki-laki manapun memeluk mu"
124 Biyu balapan motor
125 Dipenjara
126 Bebas
127 Dokter itu adalah Adnan
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Janji
2
Chika pembalap liar
3
Hari Pernikahan
4
Chika menggantikan Firly
5
Malam pertama atau bukan?
6
Kumpul keluarga
7
Chika kabur
8
Alfan penyelamat
9
Antar Chika ke kampus
10
Posesif man
11
"Besok ikut aku ke kantor."
12
CCTV
13
Bisa mengendalikan Chika
14
Pergi ke salon kecantikan
15
"Karena tidak mau menatap mataku."
16
Menendang 'sesuatu' nya Alfan
17
Marah
18
Diam-diam memikirkan Alfan
19
Cemburu tapi gengsi
20
Visual
21
Anggap saja bulan madu
22
Gara-gara cuci mata
23
Pelukan hangat
24
Alfan bilang Fania seksi?
25
Gagal
26
Perdebatan karena 'Jatah'
27
Balas dendam
28
Akhirnya
29
Karena cemburu
30
Cemburu balik
31
Meminta maaf lebih dulu itu lebih baik
32
Rencana bulan madu
33
Ais sekating? Ah bukan, tapi ice skating
34
Cinta pertama Alfan
35
Kejutan yang sangat mengejutkan
36
Selalu ada yang manis setelah pertengkaran
37
Cerita masa lalu Chika
38
Kejutan yang sangat mengejutkan lagi
39
Chika pingsan
40
Cerita angkat rahim yang sebenarnya
41
Siapa pria misterius itu
42
Curiga
43
Tentang Vino
44
Perubahan
45
Ada apa dengan Alfan?
46
Cara membujuk yang sangat jitu
47
Periksa ke rumah sakit
48
Meminta maaf kepada ibu
49
Goreng telur
50
Andara Wiro Sanjaya
51
Kebakaran
52
"Katakan, di mana istriku!"
53
Menyelamatkan diri sendiri
54
"Aku cinta kamu juga, Alfan" (End)
55
Cinta Chika dan Alfan season 2
56
Ibu hamil tidak boleh kelelahan
57
Vitamin suntik
58
Merelakan kepergian nya
59
Berita buruk
60
Bertemu kembali
61
Janji Alfan
62
Menuju bulan Ramadhan
63
Sahur pertama bersama Chika
64
Ngabuburit bersama Alfan
65
Sahur semangat 45
66
"Siapa yang masih tetap menjadi istrimu?"
67
Biyu dan cintanya
68
Persaingan di mulai
69
Rencana yang berjalan lancar
70
Menceritakan Chika di depan Chika
71
Bayangan itu hadir
72
Ingatan yang pulih
73
Malam pertama Chika kembali ke rumah
74
Alfan ngambek
75
Menakut-nakuti
76
Mengakhiri hubungan
77
Akhirnya lagi
78
Kembang api di malam takbiran
79
Chika pingsan lagi
80
Pengen cireng
81
Suapan romantis
82
Gara-gara barang kecil
83
"Tamatlah riwayatku."
84
Minta kerja di kantor
85
Berangkat ke kantor atau konser dangdut?
86
Permintaan aneh dari Chika
87
Rencana Biyu yang berhasil
88
Cara Biyu menempati janjinya
89
Mood yang membaik
90
Nonton film horor di bioskop
91
Belanja ke butik
92
Berangkat ke pesta pernikahan
93
Episode Spesial
94
Acara tujuh bulanan
95
Kembar sepasang
96
Lahir
97
Ending Season 2
98
My Husband Is So Sweet Season 3
99
Pertemuan
100
Menawarkan Biyu
101
Ganti rugi
102
Di Bali
103
Memecahkan guci antik
104
"Sumpah demi lo kesamber geledek."
105
Mengisi apartemen
106
Datang lagi
107
Karena iseng jadi kissing
108
Harus bawa calon istri
109
Syarat
110
Ke Bali lagi
111
Tidak berpengalaman
112
Perdebatan
113
Mencari Noura
114
Jangan bergerak nanti ada yang mematuk mu
115
Masuk rumah sakit
116
Bilqis
117
Adnan
118
Mencari Noura
119
Ternyata Adnan adalah dokter itu
120
Tentang ular
121
Lamaran Biyu
122
7 tahun yang lalu
123
"Tidak akan biarkan laki-laki manapun memeluk mu"
124
Biyu balapan motor
125
Dipenjara
126
Bebas
127
Dokter itu adalah Adnan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!