Di cafe hotel, Ryan dan Marvel masih berada disana. Sebagai sahabat dekat Malik, Ryan meminta maaf soal tadi siang. Dua tiket hangus secera percuma setelah Malik memukul habis-habisan wajah Marvel.
"Sebenarnya aku ingin mengatakan pada Malik, kalau mamanya juga ikut andil dalam masalah ini." ucap Marvel yang membuat Ryan tersedak.
Matanya menatap tajam ke arah Marvel. Mencari tau jika yang baru saja dikatakan Marvel tidak berbohong.
"Lalu?"
"Aku tidak tega jika Malik harus tau tentang mamanya. Aku sudah tau jika mamanya Malik tidak suka dengan Bilha sejak awal mereka menikah. Kami mempunyai tujuan yang sama waktu itu. Hingga akhirnya kami melakukan kerja sama." lanjut Marvel. Sudah waktunya jika Marvel mengungkap kebenaran lima tahun yang lalu.
"Darimana mamanya Malik tau dirimu?" tanya Ryan memastikan.
"Waktu itu, Bilha masih menjadi istri Malik. Aku menemuinya secara diam-diam ditaman depan rumah Malik. Tak aku sangka jika mamanya Malik melihat aku dan Bilha bertemu." jawab Marvel.
"Terus?"
"Itu terakhir kali aku bertemu dengan Bilha karena Bilha yang memintanya. Suatu hari aku dengar perceraian antara Bilha dan Malik. Lalu sebulan setelah itu Bilha dinyatakan hamil. Tentu saja mamanya Malik tak akan menerima anak yang dikandung Bilha setelah perceraian anaknya. Kebetulan kami tak sengaja bertemu disebuah mall. Dari situ kami saling kenal dan akhirnya melakukan kerja sama. Dimana aku mengatakan jika anak yang dikandung Bilha adalah anakku." lanjut Marvel. Sesekali menyesap jus digelas yang sekarang tinggal setengah.
"Jadi itu yang membuat Malik tidak percaya dengan ucapan Bilha jika anak yang dikandungnya adalah anak kandung Malik?" tanya Ryan yang mulai paham semua kejadian dimasa lalu.
Marvel membalas dengan anggukan kepala. Ada rasa sedikit lega ketika ia menceritakan semua kejadian di masa lalu.
"Tetapi bukannya mamanya Malik ingin Malik bercerai karena Bilha tidak kunjung hamil setelah tiga tahun pernikahan?" tanya Ryan teringat akan cerita Malik dulu.
"Itu hanya sebuah alasan. Ingat satu hal jika mamanya Malik tidak pernah menyukai Bilha sama sekali. Segala cara ia pakai agar Malik membenci Bilha dan akhirnya mereka bercerai." jawab Marvel. Rahasia mamanya Malik tentang ketidaksukaannya pada Bilha telah diketahui Marvel ketika mereka bertemu di mall.
"Aku tidak menyangka jika bibi sekejam itu..." gumam Ryan merasa tak percaya dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Ryan berpikir jika dirinya tidak percaya, lalu apa Malik akan percaya dengan kenyataan yang lebih pahit?.
***
Di kamarnya Lintang menggambar di buku gambar. Ia menggambar dirinya sedang digandeng oleh dua orang yang ada disampingnya. Ada tulisan yang Lintang buat untuk menandai siapa yang ia gambar. "Ayah, Lintang, Bunda".
Lintang mengalami hasil gambarnya. Ia mengelus gambar sang ayah dan mengecupnya. Ia sangat merindukan sosok ayah seperti yang ia gambar sekarang.
"Ayah, apa ayah tau, jika Lintang merindukan ayah? Kapan ayah datang ke rumah? Ayah aku rindu... Cepat datang ya... Aku selalu menunggu ayah pulang... Lintang sayang ayah..." ucap Lintang lalu memeluk buku gambar itu dengan erat didadanya.
Bilha yang berniat menidurkan Lintang terhenti tatkal mendengar ucapan sang anak. Air matanya turun seketika. Rasanya sakit ketika Lintang mengatakan jika dia akan selalu menunggu sang ayah pulang. Padahal pada kenyataannya sang ayah pun tidak tau jika Lintang adalah anaknya. Lalu bagaiamana dia anak pulang untuk bertemu Lintang?.
"Aku harus kuat. Aku akan menjadi ibu yang baik untuk Lintang. Aku tidak boleh terlihat rapuh didepan Lintang. Aku menjadi sosok yang kuat." ucap Bilha dalam hati.
Tangannya mengusap air mata yang mengalir dipipinya. Lalu ia membuka pintu kamar Lintang dengan pelan. Bilha melihat jika Lintang sedang memeluk buku gambar didadanya dengan erat. Kala itu kaki Bilha terasa lemas seketika. Tetapi Bilha berusaha kuat. Ia mendekat lalu memeluk sang anak.
"Sayang, ayo tidur. Besok kamu harus sekolah. Menggambarnya besok lagi ya?" ucap Bilha dengan lembut.
Lintang meletakkan buku gambarnya dan segera naik ke atas kasur. Bilha ikut menyusul Lintang dan duduk disebelah Lintang yang masih terjaga. Usapan deki usapan lembut membuat Lintang tertidur dengan cepat. Ditambah dengan lagu yang dinyanyikan Bilha dengan suara merdunya membuat suasana menjadi sangat nyaman bagi Lintang untuk segera masuk ke dalam mimpi.
Setelah dirasa cukup, Bilha perlahan bangkit dari kasur. Ia duduk dikursi yang tadi Lintang duduki. Ia membuka buku gambar karena merasa penasaran. Hatinya terenyuh kala melihat gambar Lintang di atas kertas putih itu.
"Ya Allah kuatkan aku dan anakku..." ucap Bilha.
Setetes air mata mengenai gambar yang terdapat kata ayah diatasnya. Bilha semakin terisak dimeja belajar Lintang. Rasanya sangat tidak kuat jika harus memandang gambar itu lagi. Kehidupan yang selalu Lintang impikan hanya sebatas impian. Karena bagi Bilha mereka berkumpul seperti yang Lintang gambar merasa tidak mungkin. Bahkan seperti mustahil untuk terwujud.
°
°
°
°
°
Sampai situ dulu ya gaes. Author ngga kuat nih 😭. Kalau ada waktu luang Author bakal up dua bab. Yuk like dan vote biar Author tambah semangat. Terima kasih ya buat kalian semua😊.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Erna Doank
bacaannya mengandung bawang....
2021-02-08
0
Salma
lanjut
2021-01-30
0
Putri Rahmahani
semoga lintang cepet ktm ayahny thor
2021-01-30
0