Teringat kamu

Terlihat begitu rapi dan gagah dari pantulan kaca cermin. Mengenakan baju putih dasi berwarna hitam ditambah atribut lengkap. Captain. Pekerjaan yang terlihat begitu mudah namun pada kenyataannya sulit. Banyak nyawa yang harus dijaga ketika sudah mengudara. Bukanlah hal sulit jika sudah profesional. Namun, ketika sudah takdir untuk kembali seorang pilot yang profesional pun tak akan dapat mengelak.

Seorang wanita cantik menghampiri sang captain. Tersenyum manis. Menyemangati sang captain untuk mengais rezeki.

"Jaga diri kamu ya. Jangan dimasukkan ke hati ucapan mama." ucapnya dengan lembut.

"Iya. Hati-hati. Aku selalu menunggu kamu disini." balas wanita cantik itu dengan anggukan kepala.

Captain meraih koper hitam. Menariknya dan membawanya keluar kamar menuju teras rumah. Lalu mencium kening sang istri. Lambaian tangan didapat sang istri sesudah masuk ke dalam mobil.

"Aku mencintaimu mas."

***

Bilha teringat dengan mantan suaminya. Kehangatan rumah tangga mereka, kecupan sebelum pergi dan kata sayang dengan lembut. Membuat air mata Bilha mengalir. Wajah anaknya sangat mirip dengan mantan suaminya yaitu Malik.

Sekarang Bilha sudah dipindah ke ruang rawat inap. Bayi mungil itu berada di gendongannya. Tertidur pulas disana.

Perlahan pintu terbuka. Menampilkan seorang pria bertubuh tinggi dengan tangan membawa selembar kertas. Senyum simpul terukir ketika melihat Bilha dan anaknya yang sedang duduk diatas ranjang dengan baju pasien.

"Mas Barra." ucap Bilha setelah melihat siapa yang baru datang.

Pria tampan itu adalah kakak kandung Bilha. Barra Maulana. Barra melangkah menghampiri sang adik dan keponakannya yang baru lahir. Mengecup kening dua orang itu dengan penuh kasih sayang.

"Siapa namanya, Bil?" tanya Barra. Menatap bayi mungil yang sedang tertidur pulas.

"Lintang Cleo Wardana. Mas bisa panggil anak ku dengan nama Lintang." jawab Bilha.

Barra mengangguk paham. Matanya tak teralihkan sama sekali dari wajah mungil Lintang. Sangat mirip dengan ayah kandungnya. Batin Barra.

"Dia sangat mirip dengan mas Malik." ucap Bilha. Seakan tau apa yang sedang Barra pikirkan.

"Iya."

"Boleh aku gendong?" meminta izin terlebih dahulu supaya tidak mengejutkan Bilha.

"Boleh." Bilha dengan hati-hati membantu Barra menggendong Lintang.

Di hati Bilha ingin sekali melihat Malik lah yang sedang menggendong Lintang. Tapi apa daya. Perpisahan itu sudah terjadi. Bahkan Malik tak menganggap Lintang adalah anak kandungnya. Sungguh menyakitkan ketika diingat.

Impian bersama hingga tua pun sirna. Hanya ada kata perpisahan. Tak lagi bersama. Membangun masa depan yang indah hanya angan-angan saja.

"Lupakan dia, Bil." ucap Barra.

Barra tau apa yang sedang adiknya pikirkan. Kalau bukan Malik siapa lagi.

"Sulit. Bayangan mas Malik terus berputar dipikiranku mas. Aku selalu teringat dengan dia." balas Bilha dengan jujur.

Tujuh bulan perpisahan, Bilha sama sekali belum bisa melupakan sosok Malik dihidupnya. Walau terasa sakit ketika diingat, tetapi itulah kenyataannya. Akan selalu melekat dihati dan pikiran.

"Kamu harus berjanji sama mas Barra, Bil. Kamu harus lupain Malik dan fokus sama hidupmu yang baru. Mas ngga tega melihat kamu menderita kaya gini terus. Ada Lintang yang lebih butuh kamu."

Mata Barra dan Bilha saling bertatapan. Barra berkata dengan penuh penekanan. Berharap adiknya bisa memahami.

Mungkin dengan kehidupan yang baru akan dengan mudah mengubah segalanya. Tapi pada kenyataannya tidak. Sulit untuk melupakan memori dimasa lalu. Apalagi bersama dengan orang yang kita cintai.

°

°

°

°

°

Segitu dulu ya. Sedikit tapi sering. Soalnya bagi waktu juga buat novel yang lain. Semoga terhibur. Jangan lupa like dan vote. Terima kasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!