Sebuah menu sederhana yang sudah berpindah ke dalam perut Akash dan Bumi setidaknya sudah mengembalikan energi mereka akibat drama kecil tadi.
"Enak nggak ayam gorengnya?" tanya Akash saat meja dan piring kotor sudah kembali dibersihkan. Kini hanya terdapat sepiring buah melon yang sudah dipotong-potong sebagai hidangan pencuci mulutnya.
"Eehm enak, sih. Tapi, lebih enak buatan Uti." Jawab Bumi, tiba-tiba jadi rindu Uti.
"Kamu bisa membuat ayam goreng seenak buatan Uti?" Akash mengambil melon dengan sebuah garfu lalu menyodorkannya pada Bumi. Bumi yang sedikit kaget terdiam sejenak lalu membuka mulutnya. Potongan melon itu lolos dalam kunyahan Bumi. Rasanya manis dan harum.
"Bisa dong, gampang." Jawab Bumi setelah menelan kunyahan melonnya.
"Coba praktekkan, kalau benar nanti Aku bisa bayar resepnya." Akash kembali menyauapkan melon ke dalam mulut Bumi. Bumi dengan pipinya yang mengembung karena Akash memberinya potongan melon yang agak besar. Pipinya terlihat sangat lucu. Kulitnya memang tidak seputih Akash, namun mulus dan halus. Warna kuning langsat yang dimiliki tubuh sintalnya justru menjadi pesonanya sendiri. Kecantikan khas gadis Indonesia.
"Nggak mau lah, ra-ha-si-a." Bumi sengaja mengeja setuap suku kata dengan penuh penekanan.
"Pelit!" Akash kembali menyuapi bumi sekaligus dua potong melon. Membuat pipi Bumi kembali mengembung dengan gerakkan mengunyahnya. Akash tertawa geli, lucu sekali Bumi.
"Huh apaan, sayur asem aja di restoran Kakak dijual dengan harga 24.000 satu porsinya. Bikin jiwa misqueenku meronta-ronta."
Bumi menepis gerakkan tangan Akash yang akan kembali menyuapinya, lalu dialihkan melon yang menancap pada garpu itu ke mulut Akash.
"Aku sudah kenyang, sekarang gantian Kakak yang makan."
"Kenapa harga menu-menunya mahal sekali, sih?" tanya Bumi, merebut garpu yang dipegang Akash.
"Kan harus bayar pegawai juga, harus bayar pajak, daaan...." Akash menggantung kalimatnya.
"Dan apa?" Bumi penasaran.
"Nabung buat halalin Kamu," jawab Akash lalu melahap sendiri melon dari garpu yang dipegang oleh Bumi karena kaget dengan jawaban Akash membuat Bumi lupa menyuapkannya ke mulut pria di hadapannya itu.
"Makasih Kak udah mau memperjuangkan Aku. Apapun akhirnya yang terjadi dengan kisah Kita Aku siap menerima," entah mengapa Bumi selalu pesimis saat Akash dengan yakin mengatakan hal-hal manis.
"Lho koq jadi mellow lagi, sih?" Akash menyadari raut wajah Bumi yang berubah.
Bumi tak menjawab, Dia hanya menunduk sambil memainkan kuku-kukunya. Akash jadi gemas sendiri melihat tingkah gadis di hadapannya itu.
"Melamun lagi, kan?" Akash menyentil pelan dahi Bumi.
"Aku tuh cuma takut saat Aku sedang terbang tiba-tiba dijatuhkan. Itu rasanya pasti sakit dan hancur sekali." Bumi memasang wajah memelas sambil mengusap-usap dadanya.
"Gak akan Aku biarkan jatuh," ucap Akash seraya mengambil garpu lalu menusukkannya pelan pada pipi Bumi.
"Iih Kak, sakit tahu!" Bumi mengusap-usap pipinya yang sama sekali tidak sakit itu.
"Salah siapa bikin gemas,"
"Hihihi udah bisa gombal," Bumi cekikikan.
"Kamu yang ngajarin, kan?"
Ck. Bumi mendecak kesal.
*******
Sudah pukul 17:00 saat Akash mengantar kembali Bumu pulang. Dalam perjalanan Mereka menyempatkan diri shalat ashar di mesjid. Dan sempat-sempatnya Akash merekam beberapa surat-surat pendek pada ponsel Bumi.
"Daripada Kamu dengarkan lagu-lagu nggak jelas lebih baik dengar rekaman ini biar cepat hapal. Nanti Allah senang kalau kamu datangnya bawa surat baru," Begitu kata Akash saat Bumi protes lagunya bukan lagu tidak jelas. Melainkan lagu favoritnya dari sebuah soundtrack drama korea kesayangannya.
Bumi merasakan kakinya sangat pegal dan tangannya sedikit kebas serta kesemutan. Membuatnya kesusahan saat membuka pengait helm. Jadilah Akash yang membukakan helmya. Di saat seperti itu datanglah rombongan Laut bersama Ayesha, Rere, Lila dan juga Aldric. Mereka baru saja pulang dari kantor dan langsung menuju rumah sakit.
Rere yang melihay kejadian itu sontak saja langsung emosi. Darahnya mendidih hingga ke ubun-ubun. Terdengar dari ketukkan heelnya yang menyeramkan gadis cantik tinggi semampai itu memandang Bumi penuh amarah dan langsung melakukan gerakan hendak menampar Bumi. Tapi, belum sampai tamparan itu mendarat di pipi Bumi. Akash lebih dulu mencengkram pergelangan tangannya.
"Pukul Gue, Bumi gak salah," cengkraman akas pada lengan Rere semakin kuat.
"Kamu nyakitin Aku cuma buat belain Dia?" Rere berusaha menarik tangannya dari cengkraman Akash.
"Bumi bukan sekedar cuma, Dia spesial!"
Ucapan Akash sontak membuat mereka semua membulatkan mata. Laut berusaha melerai keributan dan menyuruh mereka semua masuk. Beruntung mereka semua menurut dan lebih beruntung lagi sang Mama sedang tidak ada di rumah.
Mereka duduk memenuhi kursi ruang tamu dengan Akash sebagai terdakwa. Rere masih mengusap-usap pergelangan tangannya yang tadi dicengkram kuat oleh Akash.
"Jelaskan maksud dari semua ini, Kash!" pinta Rere suaranya kini melemah tidak seemosi tadi.
"Semuanya sudah jelas, Re. Dari awal juga Gue udah bilang kalau Gue nggak mau pernikahan itu terjadi. Gue nggak cinta sama Lo." Jawab Akash berusaha menghindari pandangannya dari Rere.
Rere berdecak kesal, Dia dengan gaya anggunya menyibakkan rambut. Membuat Lila dan Ayesha yang melihatnya seketika insecure dengan kecantikan Rere. Rambutnya yang selalu wangi aroma shampo mahal. Wajahnya yang mulus dan bersinar sudah bisa dipastikan mendapat perawatan teratur. Bahkan Rere mempunyai dokter kecantikan pribadi. Lihatlah pakaian yang Dia kenakan, simpel tapi membuatnya anggun. Rok span dibawah lutut dia padukam dengan kemeja berwarna lilac yang sengaja dia buka dua kancingnya untuk memperlihatkan leher jenjangnya yang putih.
Lengan kemejanya Dia gulung dan menampakkan sebuah jam tangan bermerk harga puluhan juta. Jari-jari lentik yang selalu mendapat polesan cat pada kukunya selalu tampak cantik. Sungguh melihat Rere akan membuat gadis seperti Ayesha dan Lila merasa insecure.
"Kurangnya Aku tuh apa sih, Kash? Aku cantik. Aku kaya. Aku terkenal dan keluarga kita sudah klop. Nggak ada alasan untuk membatalkan pernikahan ini," dengan sangat percaya dirinya Rere berbicara membuat Lila dan Ayesha mengedip-ngedipkan mata.
"Kurangnya Lo itu ya karena Lo cantik, kaya dan terkenal." jawab Akash kesal.
"Buta Kamu Kash, maksudnya Aku harus jelek seperti Bumi supaya Kamu cinta sama Aku?" tanya Rere menyilangkan kedua kakinya lalu melipat kedua tangannya di depan dada. Lagi-lagi Ayesha dan Lila berdecak kagum, angkuh tapi anggun.
Laut sebenarnya geram, tak terima adiknya dihina seperti itu. Dia mengepalkan tangannya. Ingin sekali mengumpat gadis yang duduk di hadapannya itu.
"Bumi cantik. Perlu Gue ulang. Bumi C-a-n-t-i-k." Akash sengaja mengeja kata cantik, dan hatinya puas membuat Rere bungkam.
Rere merasa kesal, Dia menghentakkan kakinya lalu pergi tanpa berkata-kata lagi. Namun, baru beberapa langkah Dia sudah berbalik.
"Al, anterin Gue balik. Gue mau laporin perbuatan Akash hari ini juga sama bokap Gue!" ancam Rere seraya menunjuk Akash. Akash hanya memutar bola mata dan tertawa meremehkan.
Mau tak mau Aldric menurut saja, pria berwajah oriental itu segera berdiri dan berpamitan pada teman-temannya. Keduanya melenggang keluar dan membuat semua yang ada di ruang tamu menghela nafas lega.
.
.
.
Minta vote dan likenya Kakak. Boleh komen juga dong. Kasih aku kritik dan saran. Ditunggu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Ersa
baru nemu cerita bagus. baca marathon dulu. kirim bunga buat authornya juga
2022-12-27
1
~Burberry
re loe sama aldrich aja lah
2022-12-02
0
gorheen_1607
kak akash bisa aja😌
2022-10-15
0